Anda di halaman 1dari 6

TABEL FREKUENSI

Pengertian tabel frekuensi


Berikut ini beberapa pengertian tabel frekuensi atau distribus frekuensi

Distribusi

Frekuensi

adalah

penyusunan

data

dalam

kelas-kelas

interval.

(Kuswanto,2006).

Distribusi Frekuensi adalah membuat uraian dari suatu hasil penelitian dan
menyajikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk yang baik, yakni bentuk stastistik
popular yang sederhana sehingga kita dapat lebih mudah mendapat gambaran tentang
situasi hasil penelitian. (Djarwanto,1982).

Distribusi Frekuensi atau Tabel Frekuensi adalah suatu tabel yang banyaknya kejadian
atau frekuensi (cases) didistribusikan ke dalam kelompok-kelompok (kelas-kelas)
yang berbeda. (Budiyuwono,1987)

Distribusi frekuensi umumnya disajikan dalam daftar yang berisi kelas interval dan
jumlah objek (frekuensi) yang termasuk dalam kelas interval tersebut. Sebelumnya
akan dijelaskan beberapa istilah yang dipakai untuk membuat daftar distribusi
frekuensi.

Pengelompokkan data menjadi tabulasi data dengan memakai kelas-kelas data dan
dikaitkan dengan masing-masing frekuensinya. (Supranto,1996)

Adalah pengelompokan data ke dalam beberapa kategori yang menunjukkan


banyaknya data dalam setiap kategori. Setiap data tidak dapat dimasukkan ke dalam
dua atau lebih kategori.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi frekuensi
mencakup penyajian data, pengelompokan data kedalam suatu daftar atau tabel, kelas
interval dari hasil penelitian.
Pengelompokkan data ke dalam beberapa kelas dimaksudkan agar ciri-ciri penting
data tersebut dapat segera terlihat. Distribusi frekuensi ini akan memberikan
gambaran yang khas tentang bagaimana keragaman data. Sifat keragaman data sangat
penting untuk diketahui, karena dalam pengujian-pengujian statistik selanjutnya kita

harus memperhatikan sifat dari keragaman data. Tanpa memperhatikan sifat


keragaman data, penarikan suatu kesimpulan tidaklah sah.

Macam-macam tabel distribusi frekuensi


tabel distribusi ferekuensi berdasarkan kuantitatif ini dapat di bedakan menjadi dua
yaitu :
Tabel distribusi frekuensi tunggal
Data tunggal seringkali dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan, namun
kadang kala dinyatakan dalam bentuk distribusi tabel frekuensi Tabel distribusi
frekuensi tunggal merupakan cara untuk menyusun data yang relatif sedikit.
Perhatikan contoh data berikut ini
5, 4, 6, 7, 8, 8, 6, 4, 8, 6, 4, 6, 6, 7, 5, 5, 3, 4, 6, 6
8, 7, 8, 7, 5, 4, 9, 10, 5, 6, 7, 6, 4, 5, 7, 7, 4, 8, 7, 6

Tabel distribusi kelompok


Tabel distribusi frekuensi bergolong biasa digunakan untuk menyusun data
yang memiliki kuantitas yang besar dengan mengelompokkan ke dalam
interval-interval kelas yang sama panjang.
Perhatikan contoh data hasil nilai pengerjaan tugas Matematika dari 40 siswa
kelas.
66

75

74

72

79

78

75

75

79

71

75

76

74

73

71

72

74

74

71

70

74

77

73

73

70

74

72

72

80

70

73

67

72

72

75

74

74

68

69

80

Apabila data di atas dibuat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi


tunggal, maka penyelesaiannya akan panjang sekali..

Berdasarkan distribusi frekuensi berdasarkan kualitatif di bagi menjadi dua :


Frekuensi relatif
Sebuah distribusi frekuensi ralatif mencakup batas-batas kelas yang sama
seperti TDF tetapi frekuensi yang digunakan bukan frekuensi aktual melainkan
frekuensi relatif. Frekuensi relatif kadang-kadang dinyatakan sebagai persen.
Frekuensi relatif biasa disingkat dengan frel atau f (%). Frekuensi relatif
diperoleh menggunakan rumus :

f rel=

f abs
n

Tabel distribusi frekuensi kumulatif diperoleh dari tabel distribusi frekuensi


biasa, yaitu dengan menjumlahkan frekuensi demi frekuensi :
Ada dua macam tabel distribusi frekuensi kumulatif, yaitu :
Lebih dari (menggunakan tepi bawah) atau kurang dari (menggunakan tepi
atas). Frekuensi kumulatif relatif disertakan juga dan dapat dihitung dengan
rumus
Untuk membuat tabel distributif frekuensi kurang dari digunakan tepi atas
sama dengan batas atas + 0,5 , sedangkan yang lebih dari di gunakan tepi
bawah 0,5.

Istilah-istilah yang banyak digunakan dalam pembahasan distribusi frekuensi


bergolong atau distribusi frekuensi berkelompok antara lain sebagai berikut.
Interval Kelas
Tiap-tiap kelompok disebut interval kelas atau sering disebut interval atau kelas saja.
Dalam contoh sebelumnya memuat enam interval ini.
65 67 --> Interval kelas pertama
68 70 --> Interval kelas kedua

71 73 --> Interval kelas ketiga


74 76 --> Interval kelas keempat
77 79 --> Interval kelas kelima
80 82 --> Interval kelas keenam
Batas Kelas
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, angka 65, 68, 71, 74, 77, dan 80
merupakan batas bawah dari tiap-tiap kelas, sedangkan angka 67, 70, 73, 76, 79, dan
82 merupakan batas atas dari tiap-tiap kelas.
Tepi Kelas (Batas Nyata Kelas)
Untuk mencari tepi kelas dapat dipakai rumus berikut ini.
Tepi bawah = batas bawah 0,5
Tepi atas = batas atas + 0,5
Dari tabel di atas maka tepi bawah kelas pertama 64,5 dan tepi atasnya 67,5, tepi
bawah kelas kedua 67,5 dan tepi atasnya 70,5 dan seterusnya.
Lebar kelas
Untuk mencari lebar kelas dapat dipakai rumus:
Lebar kelas = tepi atas tepi bawah
Jadi, lebar kelas dari tabel diatas adalah 67,5 64,5 = 3.
Titik Tengah
Untuk mencari titik tengah dapat dipakai rumus:
Titik tengah = 1/21 (batas atas + batas bawah)
Dari tabel di atas:
titik tengah kelas pertama = 1/2 (67 + 65) = 66
titik tengah kedua = 1/2 (70 + 68) = 69
dan seterusnya.

Langkah-langkah membuat daftar distribusi frekuensi kelompok


Langkah 1
: jangkauan data (j) ditentukan, yaitu datum terebesar datum
terkecil .

Langkah 2

j=Xmak-Xmin
:banyaknya kelas interval (k) ditentukan .kelas interval adalah

selang interval tertentu yang mebagi data menjadi beberapa kelompok. Ada

suatu cara yang di temukan oleh H.A Ssturgespada tahun 1926, yaitu dengan
rumus
k= 1 + 3,3 log n
dengan k= bilengan bulat dan n= ukuran data.
Misalnya , n= 90 maka banyaknya kelas
k = 1+3,3 log 9
= 1 + 3,3{1,9542}
= 7,449
Oleh karena k harus bilangan bulat, banyaknya kelas adalah 7 atau 8.urutan

kelas interval dimulai dari data terkecil yang disusun hingga data terbesar.
Langkah 3
: panjang kelas interfal (p) ditentukan dengan persamaan
p=

jangkauan( j)
banyaknya kelas

Nilai p harus disesuaikan dengan ketelitian data.jika data teliti sampai


satuan, nilai p juga harus satuan.untuk data yang ketelitiannya hingga satu
tempat desimal, p juga harus teliti sampai satu desimal.

Langkah 4

batas kelas interfal ( batas bawah dan batas atas )

ditentukan.batas bawah kelas pertama bisa di ambil sama dengan nilai


datum terkecil atau nilai yang lebih kecil dari datum terkecil. Akan tetapi,
selisi batas bawah dan batas atas harus kurang dari batas kelas.secara
umum, bilangan di sebelah kiri dari bentuk a-b , yaitu a di sebut batas

bawah dan bilangan disebelah kanannya yaitu b disebut batas atas.


Langkah 5 :
batas bawah nyata dan batas atas nyata ditentukan. Batas
bawah nyata disebut juga tepi bawah dan batas atas nyata disebut juga tepi
atas. Devinisi tepi bawah dan tepi atas adalah sebagai berikut.
Jika data teliti hingga satuan maka

Tepi bawah ( batas bawah nyata ) = batas bawah - 0,5 dan


Tepi atas ( batas atas nyata) = batas atas + 0,5
Jika data teliti hingga satu tempat desimal maka
- Tepi bawah ( batas bawah nyata = batas bawah 0,05 dan
- Tepi atas ( batas atas nyata )= batas atas + 0,05
Jika data teliti hingga dua tempat desimal maka
- Tepi bawah = batas bawah 0,005 dan
- Tepi atas = batas atas + 0,005
Langkah 6
: frekuensi dari masing-masing kelas interfal ditentukan. Dalam hal

ini turusnya ditentukan terlebih dahulu.


Langkah 7
: titik tengah interfal ( mid poin ) ditentukan. Titik tengah atau nilai
tengah disebut juga dengan istilah tanda kelas ( class mark ) , yaiti nilai rataan

antara batas ats dan batas atas pada suatu kelas interfal. Titik tengah dianggap
sebagai wakil dari nilai-nilai datum yang termasuk dalam sutu kelas interval. Titik
tengah dirumuskan oleh
Titik tengah=

1
2

[batas bawah + batas atas]

Anda mungkin juga menyukai