TALENTA YANG ADA PADA DIRIMU TIDAK AKAN BERARTI APA- APA, SA MPAI ANDA
MENGEMBANGKANNYA
Home
About
Archive
Comments
IMUNOMODULATOR
TUTORIAL
IMUNOMODULATOR
PENDAHULUAN
Seiring dengan makin berkembangnya pemahaman mengenai respon imun tubuh dalam menghadapi infeksi
maupun penyakit lain, makin berkembang pula penelitian mengenai komponen yang dapat mempengaruhi respon
imun tersebut. Adanya pengetahuan mengenai bagaimana sel berkomunikasi (berinteraksi) memungkinkan kita untuk
mengembangkan cara memanipulasi jalur komunikasi tersebut.1 Bahan-bahan yang dapat memodulasi sistim imun
tubuh dikenal sebagai imunomodulator.
Imunomodulator ini terdiri atas imunostimulator, imunorestorasi, dan imunosupresi. Secara klinis
imunomodulator digunakan pada pasien dengan gangguan imunitas, antara lain pada kasus keganasan, HIV/AIDS,
malnutrisi, alergi, dan lain-lain.
Saat ini kita mengenal berbagai bahan yang dinyatakan dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit yang disebut sebagai imunostimulator. Bahan-bahan herbal yang digunakan sebagai imunostimulator antara
lain Morinda citrifolia, Centella asiatica, jamur Maitake,
Echinacea dan Phyllanthus sp. Bahan-bahan tersebut dipercaya memiliki berbagai khasiat yang
menguntungkan bagi kesehatan. Ekstrak Echinacea dinyatakan memiliki efek stimulasi sistim imun, antiinflamasi dan
antiinfeksi, Phyllanthus sp. dipercaya memiliki efek antivirus, antiinflamasi, analgetik dan masih banyak lagi,
sedangkan jamur Maitake sejak dahulu dipercaya sebagai bahan makanan yang bernilai gizi sangat tinggi dan dapat
mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit. Selain bahan-bahan herbal di atas, terdapat pula bahan-bahan
imunostimulator lain seperti interferon, lamivudin yang telah diakui kegunaannya dan digunakan secara luas dalam
pengobatan hepatitis B dan C, infeksi HIV/AIDS.
Sejalan dengan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan, produksi dan
konsumsi berbagai bahan ini juga meningkat. Saat ini di Indonesia beredar ratusan produk berbahan herbal baik dari
dalam maupun luar negeri. Produk-produk tersebut terdaftar sebagai obat tradisional dan suplemen makanan.
Sistim imun dibagi atas dua jenis, yaitu sistim imun kongenital atau nonspesifik dan sistim imun didapat
atau adaptive atau spesifik. Mekanisme pertahanan tubuh oleh sistim imun kongenital bersifat spontan, tidak spesifik,
dan tidak berubah baik secara kualitas maupun kuantitas bahkan setelah paparan berulang dengan patogen yang sama.
Sedangkan sistim imun didapat muncul setelah proses mengenal oleh limfosit (clonal selection), yang tergantung pada
paparan terhadap patogen sebelumnya. Adanya sistim imun kongenital memungkinkan respon imun dini untuk
melindungi tubuh selama 4-5 hari, yang merupakan waktu yang diperlukan untuk mengaktivasai limfosit (imunitas
didapat). Mekanisme pertahanan tubuh ini dibagi atas 3 fase 4:
1. Immediate phase, ditandai oleh terdapatnya komponen sistim imun kongenital (makrofag dan neutrofil), yang beraksi
langsung terhadap pathogen tanpa diinduksi. Jika mikroorganisme (m.o) memiliki molekul permukaan yang dikenali
oleh fagosit (makrofag dan neutrofil) sebagai benda asing, akan diserang atau dihancurkan secara langsung. Bila m.o
dikenali sebagai antibodi, maka protein komplemen yang sesuai yang berada diplasma akan berikatan dengan m.o,
kompleks ini kemudian dikenal sebagai benda asing oleh fagosit dan kemudian diserang atau dihancurkan.
2. Acute-phase proteins atau early phase, muncul beberapa jam kemudian, diinduksi, tetapi masih bersifat nonspesifik,
timbul bila fagosit gagal mengenal m.o melalui jalur diatas. M.o akan terpapar terhadap acute-phase proteins (APPs)
yang diproduksi oleh hepatosit dan kemudian dikenali oleh protein komplemen. Kompleks m.o, APPs, dan protein
komplemen kemudian dikenali oleh fagosit dan diserang serta dihancurkan.
3. Late phase, merupakan respon imun didapat timbul 4 hari setelah infeksi pertama, ditandai oleh clonal
selection limfosit spesifik. Pada fase ini dibentuk molekul dan sel efektor pertama.
LEMBAR KERJA
1. KLARIFIKASI KATA SULIT DAN KATA-KATA KUNCI
KS : Immunomodulator, Imunosupressive, Alergi, Antigen, Adjuvan
KK : Immunomudulator, sistem imun, alergi
2. KATA/ PROBLEM KUNCI
a. Sistem imun
b. Imunomodulator
c. Imunorestorasi
d. Imunostimulasi
e.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
4.
a.
b.
1)
2)
a)
b)
c)
d)
c.
Imunosupresi
PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
Jelaskan defenisi dari imunomodulator!
Sebutkan penggolonganimunomodulator!
Sebutkan tujuan dan manfaat dari pemberian imunomodulator!
Bagaimanakah bentuk sediaan dan dosis dari imunomodulator?
Bagaimanakah prinsip kerja dari imunomodulator?
Sebutkan defenisi alergi?
Bagaimanakah patofisiologi alergi?
Bagaimana mengetahui tanda dan gejala alergi?
Bagaimana cara mendiagnosa alergi?
Apakah faktor yang menyebabkanalergi?
Bagaimanakah pencegahanalergi?
JAWABAN
Imunodulator adalah obat yang dapat mengembalikan dan memperbaiki sistem imun yang fungsinya terganggu atau
untuk menekan yang fungsinya berlebihan. (Gemy Nastiti H.2010: 152)
Penggolongan obat-obat imunodulator, yaitu:
Imunomodulator alamiah(Ginseng,chamomile tea, minuman lemon atau zaitun, ekstrak jamur resihi dan ekstrak daun
zaitun
Imunomodulator sintetis
Kortikosteroid (Glukokortikoid)
Penghambat kalsineurin (Siklosporin dan Takrolimus)
Sitotoksik (Azatioprin, mikofenolat mofetil, Siklosfosfamid)
Antibodi (antibodi poliklonal dan monoklonal)
Tujuan dan Manfaat imunomodulator
1) Tujuan imunomodulator
Untuk meningkatkan fungsi dan aktivitas komponen system imun penderita terutama kearah penyembuhan.
2) Manfaat imunomodulator
a) Pertahanan Tubuh
Menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika sel imun yang bertugas untuk pertahanan ini
mendapatkan gangguan atau tidak bekerja dengan baik, maka orang akan mudah terkena sakit.
b) Keseimbangan/Fungsi Homeostatik
Menjaga keseimbangan dari komponen tubuh.
c) Perondaan
Sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuan untuk meronda ke seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang
mengalami mutasi maka sel peronda tersebut akan membinasakannya.
d. Bentuk sediaan dan dosis dari imunomodulator
Siklosporin
Sediaan intravena dalam bentuk larutan 50 mg/ml, sediaan oral berupa kapsul lunak 25-100 mg.
Takrolimus
Sediaan oral untuk dewasa 150-200 mg/kg BB/hari, dosis intravena 25-50 mg/kg BB/hari.
Siklofosfamid
Tablet 2,2 mg
e. Prinsip kerja dari imunomodulator bekerja dengan cara menstimulasi system pertahanan natural atau adaptif, seperti
contohnya mengaktifkan sitokin yang secara alamiah akan membantu tubuh dalam memperbaiki system kekebalan
tubuh.
f. Alergi adalah gangguan yang disebabkan oleh penglepasan IgE dari sel mast T dan basofil yang terpapar antigen
(allergen). Gangguan ini meliputi anafilaksis, alergi rhinitis, urtikaria, asma dan dermatitis eksimatous (atopic).
g. Patofisiologi alergi
IgE berikatan dengan permukaan sel mast dan basofil melalui reseptor yang berafinitas tinggi. Ikatan
tersebut mengaktifkan sel, kemudian melepaskan dan membentuk mediator-mediator baru meliputi histamine,
prostaglandin, leukotriene(termasuk C4, D4,dan E4,yang secara keseluruhan dikenal sebagai slow-reactin substance
of anaphylaxis-SRS-A). acyd hydrolases,neutral proteases,reteoglicans,dan cytokines.mediator-mediator tersebut
menimbulkan kondisi patofisiologi yang terkait dengan hipersensitivitas seperti vasodilatasi, peningkatan
permeabilitas pembuluh darah, kontraksi otot polos, kemotaksis yang menarik neutrophil dan sel-sel penyebab
inflamasi lainnya.
h. Tanda dan Gejala Alergi
Sistem Pernapasan
Sistem Pencernaan
Kulit
bawah)
Nyeri perut, sering diare, kembung, muntah, sulit
berak (konstippasi), sering buang angin (flatus),
mulut berbau, kelaparan, haus, saliva meningkat,
canker sores, sariawan, metallic taste in mouth,
stinging tongue, nyeri gigi, burping
(glegekan/sendawa), retasting foods, ulcer
symptoms, nyeri ulu hati, indigestion, mual,
muntah, perut terasa penuh, gangguan
mengunyah dan menelan, perut keroncongan,
spastic colitis, emotional colitis, kolik kandung
empedu gall bladder colic, cramps, diare (mudah
buang air besar cair dan sering), sering buang
angin dan besar-besar dan panjang, timbul lendir
atau darah dari rektum, anus gatal atau panas.
Sering gatal, dermatitis, urticaria, bengkak di
bibir, lebam biru (seperti bekas terbentur) bekas
hitam seperti digigit nyamuk. Kulit kaki dan
tangan kering tapi wajah berminyak.Sering
berkeringat.
Hidung : Hidung buntu, bersin, hidung gatal,
pilek, post nasal drip, epitaksis, tidur
mendengkur, mendengusTenggorok :
tenggorokan nyeri/kering/gatal, palatum gatal,
suara parau/serak, batuk pendek
(berdehem),Telinga : telinga terasa penuh/
bergemuruh / berdenging, telinga bagian dalam
gatal, nyeri telinga dengan gendang telinga
kemerahan atau normal, gangguan pendengaran
hilang timbul, terdengar suara lebih keras,
akumulasi cairan di telinga tengah, pusing,
gangguan keseimbangan. Pembesaran kelenjar di
sekitar leher dan kepala belakang bawah
Sering kencing, nyeri kencing; tidak bisa
mengontrol kandung kemih, bedwetting; vaginal
discharge; genitalia
gatal/bengkak/kemerahan/nyeri; nyeri bila
berhubungan kelamin
Sering sakit kepala, migrain, short lost
memory (lupa nama orang, barang
sesaat), floating (melayang), kepala terasa penuh
atau membesar. Perilaku : Therapy terapi:
impulsif, sering Marah, buruknya perubahan
suasana hati (gangguan mood), kompulsif
mengantuk, mengantuk, pusing, bingung, pusing,
ketidakseimbangan, jalannya sempoyongan,
lambat, lambat, membosankan, kurang
konsentrasi, depresi, menangis, tegang, marah,
i.
Sistem Hormonal
10
11
Mata
Diagnosa Alergi
Setiap reaksi alergi dipicu oleh suatu alergen tertentu, karena itu tujuan utama dari diagnosis adalah
mengenali alergen. Alergen bisa berupa tumbuhan musim tertentu (misalnya serbuk rumput atau rumput liar) atau
bahan tertentu (misalnya bulu kucing, obat atau makanan). Jika bersentuhan dengan kulit atau masuk ke dalam mata,
terhirup,
termakan
atau
disuntikkan,
alergen
bisa
menyebabkan
reaksi
alergi
Pemeriksaan bisa membantu menentukan apakah gejalanya berhubungan dengan alergi dan menentukan
alergen penyebabnya. Pemeriksaan darah bisa menunjukkan banyak eosinofil (sejenis sel darah putih yang seringkali
meningkat selama terjadinya reaksi alergi). Tes RAS (radioallergosorbent) dilakukan untuk mengukur kadar antibodi
IgE dalam darah yang spesifik untuk alergen individual. Hal ini bisa membantu mendiagnosis reaksi alerki kulit,
rinitis
alergika
musiman
atau
asma
alergika.
Tes kulit sangat bermanfaat untuk menentukan alergen penyebab terjadinya reaksi alergi. Larutan encer yang terbuat
dari saripati pohon, rumput, rumput liar, serbuk tanaman, debu, bulu binatang, racun serangga, makanan dan beberapa
jenis obat secara terpisah disuntikkan pada kulit dalam jumlah yang sangat kecil. Jika terdapat alergi terhadap satu
atau beberapa bahan tersebut, maka pada tempat penyuntikkan akan terbentuk bentol (pembengkakan seperti kaligata
yang sekelilingnya merah) dalam waktu 15-20menit.
Jika tes kulit tidak dapat dilakukan atau keamanannya diragukan, maka bisa digunakan tes RAS. Kedua tes
ini sangat spesifik dan akurat, tetapi tes kulit biasanya sedikit lebih akurat dan lebih murah serta hasilnya bisa
diperoleh dengan segera.
j. Faktor yang menyebabkan alergi, yaitu:
1) Keturunan
Apabila orang tua memiliki alergi terhadap sesuatu maka berhati-hatilah karena anda memilki 60% resiko untuk
mewarisi penyakit alergi kulit tersebut.
2) Fisik
Akibat kelelahan menjadi salah satu akibat munculnya alergi.
3) Makanan
Alergi terhadap suatu makanan seringkali terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa.
4) Lingkungan sekitar
Faktor lingkungan dapat mengakibatkan alergi terhadap anda yang mudah terkena alergi. Seseorang dapat mengalami
alergi yang ada di sekitar lingkungan seperti debu, bau cat yang masih basah, asap rokok orang-orang sekitar anda,
asap kendaraan.
5) Cuaca ekstrim
6) Spikis (stress)
k. Pencegahan alergi, yaitu:
Jagalah kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun diluar rumah. Hal ini termasuk tidak menumpuk banyak barang
di dalam rumah ataupun kamar tidur yang dapat menjadi sarang bertumpuknya debu sebagai rangsangan timbulnya
reaksi alergi.Usahakan jangan memelihara binatang di dalam rumah ataupun meletakkan kandang hewan peliharaan di
sekitar rumah anda.
Kebersihan diri juga harus diperhatikan, untuk menghindari tertumpuknya daki yang dapat pula menjadi sumber
rangsangan terjadinya reaksi alergi.Untuk mandi, haruslah menggunakan air hangat seumur hidup, dan usahakan
mandi sore sebelum PK.17.00. Sabun dan shampoo yang digunakan sebaiknya adalah sabun dan shampoo untuk
bayi.Dilarang menggunakan cat rambut.
Jangan menggunakan pewangi ruangan ataupun parfum, obat-obat anti nyamuk. Jika di rumah anda terdapat banyak
manakan, minuman, maupun obat-obatan tersebut. Anda harus mematuhi aturan diet alergi anda.
Temui ahli. Konsultasikan dengan spesialis. Alergi yang muncul membutuhkan perawatan yang berbeda-beda pada
masing-masing penderita alergi. Mintalah dokter anda untuk melakukan imunoterapi untuk menurunkan kepekaan
anda terhadap bahan-bahan pemicu reaksi alergi, misalnya: dengan melakukan suntikan menggunakan ekstrak debu
rumah atau dengan melakukan imunisasi Baccillus Calmette Guirine (BCG) minimal sebanyak 3 kali (1 kali sebulan)
berturut-turut.
5.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
6.
7. KLARIFIKASI INFROMASI
a.
1.
2.
3.
c.
d.
1)
2)
3)
e.
1)
2)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
keganasan.
Klebsiella dan Brucella, diduga memiliki efek yang sama dengan BCG.
Bordetella pertusis, memproduksi Lymphocytosis Promoting Factor (LPF) yang merupakan
9. DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Gemmy Nastity. 2010. Imunodulator. UIN Alauddin Makassar. pdf
J Peny Dalam, 2007. Chronic Hepatitis B And C Case With Mutation Of Gene P53 Codone 249 In The Liver Tissue Volume 8
Nomor 2. Pdf
Pangkalan ide. 2008. Dark chocolate healing. Jakarta : PT Elex Media .
Rino A Gani, Dr, SpPD-KGEH Divisi Hepatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo. Pdf
Anonim.2007.Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapi , Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Hal 757-766.
Mohamed Labib Salem.2005.Review: Immunomodulatory and therapeutic properties of the Nigella sativa L. seed. International
Immunopharmacology 5 (2005) 17491770
Swamy S.M.K dan B.K.H. Tan. 2000.Immunomodulatory and therapeutic properties of the Nigella sativa L. seed. Journal of
Ethnopharmacology 70 (2000) 17
Widianto B Matildha. 1987. Immnomodulator. Jurusan Farmasi Institute Teknologi Bandung. Majalah Cermin Dunia
Kedokteran. Halaman 44-46
Varalakshmi Ch,et al. 2008. Immunomodulatory effects of curcumin: In-vivo. International Immunopharmacology (2008) 8,
688700.
Charul., Praptiwi. 2012. Uji Efektivitas ImunomodulatorTiga Jenis Zingiberaceae Secara In-Vitromelalui Pengukuran Aktivitas
Sel Makrofage dan Kapasitas Fagositosis. Jurnal Pusat Biologi LIPI, 2012.
Fraudenstein, J., Teuscher, E., Lindequst, U., Bodinet, C. 2002. Effect Of An Orally Applied Herbal Immunomodulator On
Cytokine Induction And Antibody Response In Normal And Immunosuppressed Mice. Phytomedicine. Volume 9,
Nomor 7.
Hadisaputro, S. 2001. Managemen Penyakit Infeksi Perkembangan Baru Antibiotika dan Imunostimulan. Simposium Mini
Managemen Infeksi. Semarang, 10 Maret 2001.
Heinrich, Michael., 2009.Farmakognosi dan Fitoterapi. Jakarta. EGC.
asis
n
masis
asis
James B. Hudson, 2012, Applications of the Phytomedicine Echinacea purpurea (Purple Coneower) In Infectious
Diseases. Journal Of Biomedicine and Biotechnology Volume 16, 2012.
Roy, Anitha., R.V. Geetha., T, Lakshmi. 2012. A Review On Natures Immune Booster. Review Artikel. Volume 13, Nomor1,
March April 2012.
Zhong, Xiuhui., Wang, Men., MA, Aituan., Niu, Xiaoei., Shi, Wahyu. 2009. Effects Of Echinaceapurpurea Extract On The
Immunological Response To Infectious Bursal Disease Vaccine In Broilers. Research Article. Volume 3, Nomor 4
ROLE PLAY
Pasien
: Assalamualaikum, Selamat Siang
Farmasis
: Walaikum salam, silahkan masuk Pak, ada yang bisa saya
bantu?
: Begini Pak, saya punya masalah mengenai gatal di daerah
tangan saya seperti ini. (sambil memperlihatkan tangan)
Farmasis
: ApakahBapak sudah memperiksakannya ke dokter?
: belum pak, saya kemari mau konsultasi masalah
pengobatannya karena saya pikir akan membaik sendiri
namun 2 hari ini tidak ada perubahan dan saya rasa belum
belum merasa perlu ke dokter.
Farmasis
: kalau boleh saya tau, apakah Bapak alergi sesuatu?
Pasien
: saya rasa tidak, tapi 3 hari yang lalu, saat saya melakukan
perjalanan dinas saya mengkonsumsi kepiting saus tiram
saat jamuan makan.
: terus apakah itu saja Pak?
: Saat saya naik kendaraan saya meminum antimo karena
saya adalah orang yang sering mabok perjalanan.
: oh, baiklah Pak. Kalau boleh saya sarankan anda perlu untuk meminum obat ini (sambil memperlihatkan Cetirizine)
Pasien
: Kalau saya boleh tahu, ini obat apa?
: oh, ini obat alergi. Ini dapat menyembuhkan alergi atau
ruam di tangan anda. Karena ini bisa saja disebabkan oleh
alergi makanan, terutama makanan laut yang berprotein
tinggi seperti kepiting.
: Bagaimana cara meminum obat ini?
Farmasis
: caranya yaitu, dengan dosis 1 kali sehari sebelum makan
sekitar siang dan malam. Tetapi bapak tidak boleh
membawa kendaraan saat setelah meminum obat ini,
dikarenakan obat ini dapat menyebabkan rasa kantuk.
: bagaimana kalau saya akan melakukan perjalanan dinas
lagi?
Farmasis
: Bapak tetap boleh meminum antimo, tetapi obat ini
diminum sekitar 5 jam setelah bapak meminum antimo.
Tapi setelah ruam di kulit Bapak telah sembuh, Bapak
harus menghentikan penggunaan obat ini. Dan jika masih
terjadi ruam, saya sarankan untuk segera ke dokter
mengkonsultasikan penyakitr anda.
Pasien
: Terima Kasih atas bantuan bapak. Ini pembayaran
obatnya.
: Baik, sama-sama Pak senang bisa membantu.
: Wassalamu Aalaikum.
Farmasis
: Waalaikum Salam
asis
n
KASUS
Bapak Reno umur 28 tahun mengeluhkan timbulnya rash pada kulit dibeberapa tempat dan rasa gatal yang tidak
sembuh jika digaruk. Karena pasien belum perlu ke dokter maka dia kemudian memutuskan untuk berkonsultasi
mengenai hal ini di apotek. Dari hasil wawancara singkat antara Farmasis dan pasien diketahui bahwa pasien
sebelumnya mengkonsumsi kepiting saus tiram pada acara jamuan. Beliau akan bepergian ke luar kota dan baru saja
mengkonsumsi antimo sebelum naik kendaraan sebagai rekomendasi. Kemudian, pasien diberi Cetirizine 10 mg 1x1
sebagai obat dari rasa gatal yang diderita.
1. Klarifikasi Kata Sulit dan Kata Kunci
Rash adalah ruam pada kulit yang ditandai dengan timbulnya bercak-bercak merah di kulit.
2.
3. Pertanyaan-Pertanyaan Penting
1. Apa-apa saja yang menjadi gambaran klinis bahwa pasien menderita alergi?
2. Bagaimana patofisiologi dari alergi?
3. Bagaimana cara penatalaksanaan alergi?
4. Jawaban
1. Gambaran klinis
Timbulnya rush (ruam) pada kulit
Rasa gatal yang tidak sembuh jika digaruk
Sebelumnya mengkonsumsi kepiting saus tiram
2.
Patofisiologi alergi
IgE berikatan dengan permukaan sel mast dan basofil melalui reseptor yang berafinitas tinggi. Ikatan tersebut
mengaktifkan sel, kemudian melepaskan dan membentuk mediator-mediator baru meliputi histamine, prostaglandin,
leukotriene(termasuk C4, D4,dan E4,yang secara keseluruhan dikenal sebagai slow-reactin substance of anaphylaxisSRS-A). acyd hydrolases,neutral proteases,reteoglicans,dan cytokines.mediator-mediator tersebut menimbulkan
kondisi patofisiologi yang terkait dengan hipersensitivitas seperti vasodilatasi, peningkatan permeabilitas pembuluh
darah, kontraksi otot polos, kemotaksis yang menarik neutrophil dan sel-sel penyebab inflamasi lainnya.
3. Penatalaksanaan
Obat-obatan
Antihistamin dapat dipakai Chlortrimetan 2-4 mg/hari atau antihistamin lain.
Obat-obatan golongan adrenergik/ epinephrine 1/1000 0,3 cc/ subkutan : bila timbul reaksi anafilaktik.
Dapat diberi kortikosteroid, prednisone 5 mg 3x1-2 tablet/ hari, kemudian dosis diturunkan.
5. Tujuan Pembelajaran Selanjutnya
a. Untuk mengetahui gambaran klinis alergi
b. Untuk mengetahui patofisiologi dari alergi
c. Untuk mengetahui penatalaksanaan alergi
6. Informasi Tambahan
Penggunaan obat sudah rasional karena Cetirizine merupakan golongan antihistamin 1 generasi baru yng
efektivitasnya sebanding dengan generasi lama serta efek mengantuknya lebih ringan dan juga obat ini tidak memiliki
interaksi dengan Antimo (Dimenhidrat).
a.
b.
c.
d.
e.
f.
7. Klarifikasi Informasi
R/
Cetirizine 10 mg 1x1 hari
8. Analisa dan Sintesis Informasi
Ada beberapa laporan terjadinya efek samping ringan dan sementara, misalnya:
Kekeringan pada mulut, hidung dan tenggorokan
Pusing
Penglihatan kabur
Mimpi buruk
Sakit perut
Penelitian dengan ukuran objektif tidak menunjukkan adanya pada fungsi kognitif, kinerja motoric atau mengantuk.
Walaupun demikian, adanya efek terhadap system syaraf pusat telah diamati pada beberapa individu penderita,
karenanya hati-hati bila mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin.