Anda di halaman 1dari 20

Kimia

1 STRUKTUR ATOM

A
A. Notasi atom :
Z X
X = lambang atom suatu unsur
A = massa atom = jumlah netron + proton
Z = nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron (atom
netral)

63
29 Cu : nomor atom = proton = elektron = 29
netron = massa – proton = 63 – 29 = 34
32 2 -
16 S ion negatif, menerima elektron:
proton = 16 , elektron = 16 + 2 =18
netron = 32 – 16 = 16
56
26 Fe+ 3 , ion positif, melepas elektron :
proton = 26, elektron = 26 – 3 = 23
netron = 56 – 26 = 30
B. Partikel penyusun atom:
• Partikel inti atom : proton dan netron, muatan proton =
+ 1, dan massa = 1 muatan netron= 0, dan massa = 1
• Partikel diluar inti atom : elektron-elektron, muatan
=–1, massa= 0
C. Isotop, Isoton, Isobar dan Isoelektron :
Isotop : unsur-unsur dengan jumlah proton sama, 11 H , 21 H , 31 H
Isoton : unsur-unsur dengan jumlah netron sama, 136 C, 147 N
Isobar : unsur–unsur dengan massa atom sama, 40
18 Ar ,
40
19 K
35 - 39 +
Iso elektron : jumlah elektronnya sama, 17Cl , K 19

163
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

D. Model atom:
model atom Dalton
model atom Thomson
model atom Rutherford
model atom Bohr
model atom mekanika kuantum
E. Bilangan kuantum ada 4, yaitu:
1. Bilangan kuantum Utama (n): menyatakan kulit/tingkat
energi.
kulit : K L M N O P Q
n: 1 2 3 4 5 6 7
2. Bilangan kuantum azimuth (l): menyatakan sub kulit,
rumus :
l = 0 ... (n – 1)
l = 0, sub kulit s
l = 1, sub kulit p
l = 2, sub kulit d
l = 3, sub kulit f

3. Bilangan kuantum magnetik
(m atau m l) menyatakan ukuran orbital rumus :
l = 0, sub kulit s, m = 0
(1orbital)
l = 0, sub kulit p, m = -1, 0,+1
(3 orbital)
l = 0, sub kulit d, m = -2, -1, 0, +1, +2
(5 orbital)
l = 0, subkulit f, m = -3, -2, -1, 0, +1, +2 +3
(7 orbital)
4. Bilangan kuantum spin (ms atau s) : menyatakan arah
putaran elektron : ms atau s = + ½ , - ½
Konfigurasi elektron :
1s 2 2 s 2 2 p 4
8 0 = 8 elektron =
K L
23V = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d3
2 2 6 2 6 2

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 3 4 s2


=
K L M N
2 8 11 2

164
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

2 SISTEM PERIODIK UNSUR


Sistem Periodik Unsur (SPU) menyatakan susunan unsur-unsur
secara periodik berdasarkan kenaikan nomor atom.
Penentuan perioda : dari jumlah kulit paling luar
Penentuan golongan : dari elektron valensi :
- ns1 : golongan I A, logam alkali
- ns2 : golongan II A, logam alkali tanah, kecuali helium 1 s2
- ns2 np1 : golongan III A, golongan boron-alumunium
- ns2 np2 : golongan IV A, golongan karbon-silikon
- ns2 np3 : golongan VA, golongan nitrogen
- ns2 np4 : golongan VI A, golongan oksigen
- ns2 np5 : golongan VII A, golongan halogen
- ns2 np6 : golongan VIII A, golongan gas mulia
- ns2 (n-1)d1 : golongan III B
- ns2 (n-1)d2 : golongan IV B
- ns2 (n-1)d3 : golongan V B
- ns1 (n-1)d5 : golongan VI B
- ns2 (n-1)d5 : golongan VII B
- ns2 (n-1)d6 : golongan VIII B
- ns2 (n-1)d7 : golongan VIII B
- ns2 (n-1)d8 : golongan VIII B
- ns1 (n-1)d10 : golongan I B
- ns2 (n-1)d10 : golongan II B
contoh :
8 0 = 8 elektron = 1s 2s 2p :
2 2 4


perioda 2, golongan VI A
23V = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
2 2 6 2 6 2 3

= 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s
2 2 6 2 6 3 2


Perioda 4, golongan (s + d)= VB

165
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

3 IKATAN KIMIA
Hibridisasi dan bentuk molekul :
Hibridisasi adalah penyetaraan tingkat energi melalui peng­
gabungan antar orbital yang tingkat energinya berbeda pada
senyawa kovalen atau senyawa kovalen koordinasi.
Bentuk molekul menggambarkan kedudukan atom-atom di
dalam suatu molekul, yaitu kedudukan atom-atom dalam ruang
3 dimensi dan besarnya sudut-sudut ikatan yang dibentuk dalam
suatu molekul, serta ikatan yang terjadi pada molekul tersebut
yang dibentuk oleh pasangan-pasangan elektron.
Jumlah Jumlah
Bentuk
pasangan pasangan Hibridisasi
molekul
elektron ikatan elektron bebas
4 0 sp3 Tetrahedron
3 1 sp 3
Piramida trigonal
2 2 sp3 Planar bentuk V
5 0 Bipiramida
sp3d
trigonal
2 3 sp3d linear
6 0 sp3d2 Oktahedron
4 2 Segi empat
sp3d2
planar

GAYA ANTARMOLEKUL :
1. Gaya Van der Waals :
adalah gaya tarik menarik yang lemah antara molekul-
molekul. Ikatan yang disebabkan gaya ini sangat lemah
lebih kurang 0,1 sampai 0,001 dari kekuatan ikatan kovalen.
Gaya tarik Van der waals tersusun dari beberapa gaya tarik
antar molekul.
a. gaya orientasi (Keisom,1912) : bila molekulnya mem­
punyai momen dipol (molekul polar, misalnya H2O dan
HCl.
b. gaya induksi (Debey, 1920) : gaya tarik antar molekul
atau atom non polar dengan molekul polar.

166
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

c. gaya dispersi (London, 1930) : gaya tarik antar molekul


non polar, misalnya antar molekul I2.
2. Ikatan hidrogen : antar molekul yang mengandung H dan F,
O, N, antara atom H dari satu molekul dengan atom F, O,N
dari molekul lain.
antar molekul HF
antar molekul H-O : H2O, R-OH
antar molekul H-N : NH3

4 TERMOKIMIA
Perubahan entalpi (∆H) : perubahan panas pada tekanan tetap.
∆H = - (eksoterm) :
reaksi yang menghasilkan energi (melepas kalor), kKalor berpindah
dari sistem ke lingkungan.
∆H = + (endoterm) :
reaksi yang memerlukan energi (menyerap kalor), kalor berpindah
dari lingkungan ke sistem.
Macam-macam entalpi reaksi :
∆Hf, ∆HD, DHc, dan DHr.
∆Hf, ∆HD, DHc semuanya untuk 1 mol senyawa.
∆Hf, Pembentukan 1 mol senyawa dari unsur–unsurnya yang
stabil dalam keadaan normal.
∆HD, Penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur–unsurnya yang
stabil dalam keadaan normal.
∆Hc, Pembakaran 1 mol suatu senyawa menghasilkan suatu oksida.
Cara menghitung ∆Hr (perubahan entalpi reaksi) :
Jika diketahui ∆Hf : menggunakan Hukum Hess :
∆Hr = ∆Hf hasil reaksi – ∆Hf pereaksi
Jika diketahui energi ikatan rata-rata :
∆Hr = energi pemutusan ikatan–energi pembentukkan ikatan
Jika diketahui beberapa reaksi, reaksi yang ditanya ditulis sebagai

167
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

akhir reaksi, data reaksi mengikuti reaksi yang ditanya, bila perlu
dibalik atau dikalikan bilangan yang sesuai.
Jika diketahui volume larutan, massa jenis larutan dan ∆t, maka
menggunakan rumus :
∆H = m.c . ∆t

5 LAJU REAKSI
Pengertian laju reaksi :
yaitu perubahan konsentrasi zat dalam suatu reaksi per satuan
waktu.
Untuk reaksi :
aA+bB→cC+dD
↓ ↓
berkurang bertambah
Laju reaksi untuk setiap zat dalam reaksi dapat dinyatakan sebagai
berikut :
d[A] d[B]
VA=– , VB=- ,
dt dt
d[C] d[D]
VC=+ , VD=+ ,
dt dt
Rumus laju reaksi untuk persamaan reaksi :
aA + bB → cC + dD adalah V = k[A]x [B]y, dimana x dan y disebut
orde reaksi, diperoleh dari data percobaan yaitu dengan jalan
membandingkan konsentrasi zat terhadap besarnya laju reaksi dan
bukan dari angka koefisien, kecuali untuk reaksi tahap lambat.
Hanya tumbukan efektif yang menghasilkan hasil reaksi.
Agar reaksi berlangsung harus terbentuk kompleks teraktivasi
→ diperlukan energi aktivasi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi :
a. Perubahan konsentrasi zat : umumnya jika konsentrasi zat
diperbesar maka laju reaksi makin besar.
b. Perubahan suhu : jika suhu dinaikkan → tumbukan efektif
bertambah → laju reaksi makin bertambah. Biasanya jika
∆t = 10oC (naik) → laju reaksi menjadi 2 kali lebih besar

168
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

dan jika ∆t = 20oC (naik) → laju reaksi menjadi 3 kali lebih


besar.
c. Luas permukaan sentuhan : diperbesar → laju reaksi ber­
tambah.
d. Katalis : ikut bereaksi, karena mempertemukan molekul–
molekul yang bereaksi, hanya pada akhir reaksi terbentuk
kembali. Katalis membuka jalan baru dengan Ea (energi
aktivasi) lebih kecil, sehingga katalis dapat mempercepat
reaksi.
1
Lama reaksi pada t2 = x lama reaksi pada t1
V1

6 KESETIMBANGAN KIMIA
Pengertian :
Reaksi dikatakan berada dalam keadaan kesetimbangan bila
laju reaksi ke arah hasil reaksi sama besarnya dengan laju reaksi
ke arah pereaksi.
Contoh reaksi kesetimbangan
homogen :
N2 (g) + O2 (g) ⇔ 2 NO (g)
Contoh reaksi kesetimbangan
• heterogen :
CaCO3 (s) ⇔ CaO(s) + CO2 (g)
• Reaksi dissosiasi :
2 NH3(g) ⇔ N2 (g) + 3 H2 (g)
Derajat dissosiasi (α) yang rumusnya :
mol terurai
α=
mol mula-mula
Untuk reaksi :
aA (g) + bB (g) ⇔ cC (g)
[C]c
Kc =
[A]a [B]b
PCc
Kp =
PAa PBb

169
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Harga tetapan kesetimbangan K bergantung pada suhu, selama


suhu tetap, harga Kc atau Kp tidak berubah.
Untuk reaksi endoterm (∆H = +) harga K berbanding lurus
dengan suhu.
Untuk reaksi eksoterm (∆H = –) harga K berbanding terbalik
dengan suhu.
Rumus yang menyatakan hubungan antara Kp dengan Kc :
Kp = Kc [RT]∆n
∆n = Σ koef. gas kanan – Σ koef. gas kiri
R = 0,082 L atm mol–1 K–1
T = suhu Kelvin = oC + 273
Jika harga K > 1 : produk yang dihasilkan banyak
Jika harga K < 1 : produk yang dihasilkan sedikit
Faktor-faktor yang dapat yang mempengaruhi pergeseran kesetim­­
bangan kimia :
• Konsentrasi diperbesar
diperkecil
kesetimbangan bergeser ke arah lawan ,
sendiri
diperbesar
• Tekanan diperkecil
kesetimbangan bergeser ke jumlah molekul
terbesar
terkecil
,
• Volume diperbesar
diperkecil
kesetimbangan bergeser ke jumlah molekul
terbesar
terkecil
,
dinaikkan
• Suhu diturunkan
kesetimbangan bergeser ke arah reaksi
endoterm (D H = + )
eksoterm (D H = - )

Katalis tidak menggeser letak kesetimbangan, hanya memper­


cepat tercapainya keadaan setimbang.
Bila reaksi dibalik : K1 = 1/K
Bila reaksi dijumlah : K1 = K1 × K2
Bila reaksi dikalikan n : Kl = Kn
Bila reaksi dikalikan 1/n: Kl =K1/n

170
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

7 LARUTAN ASAM – BASA


Larutan asam Jumlah pasangan elektron bebas
• Rasanya asam • Rasanya pahit
• Mengandung ion H+ • Mengandung ion OH –
• Dapat merubah warna lakmus biru • Dapat merubah warna lakmus merah
menjadi merah menjadi biru
• Bersifat korosif • Licin
• pH dibawah 7 • pH diatas 7
• Dapat bereaksi dengan basa mem­ • Dapat bereaksi dengan asam mem­
bentuk garam bentuk garam
Contoh : Contoh :
Asam Kuat : HCl, HBr, HI, HClO4, HNO3, Basa kuat : golongan IA : NaOH, KOH
H2SO4 Golongan IIA : Ca(OH)2, Sr(OH)2,
Asam Lemah : HF, HCN, H2CO3, Ba(OH)2
CH3COOH Basa Lemah : NH4OH, Mg(OH)2, Al(OH)3

• Oksida asam, merupakan senyawa antara unsur nonlogam


dan oksigen. Oksida asam dan air bereaksi membentuk
larutan asam.
Contoh oksida asam: SO3, Cl2O7, N2O5.
Reaksinya dengan air:
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
C2O7(aq) + H2O(l) → 2HClO4(aq)
N2O5(aq) + H2O(l) → 2HNO3(aq)
• Oksida basa, senyawa antara unsur logam dan oksigen.
Oksida basa dan air bereaksi membentuk larutan basa.
Contoh oksida basa : Na2O, K2O, BaO, CaO.
Reaksinya dengan air :
Na2O + H2O(l) → 2NaOH
K2O + H2O(l) → 2KOH
BaO + H2O(l) → Ba(OH)2
CaO + H2O(l) → Ca(OH)2

171
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

1. Indikator dan Kekuatan Asam-Basa


a. Indikator
Indikator berfungsi sebagai petunjuk suasana asam/
basa. Syarat sebuah indikator yaitu harus memberikan
warna yang berbeda pada suasana asam dan basa.
Terdapat dua jenis indikator:
- Indikator alam (terbatas), contohnya bunga-bunga,
kubis merah, kunyit, dll.
- Indikator buatan, biasanya memiliki range pH ter­
tentu
Beberapa indikator dan trayek pH-nya:
Warna
Indikator Trayek pH
Asam Basa
Metil hijau kuning biru 0,2 – 1,8
Timol Biru kuning biru 1,2 – 2,8
Metil jingga merah kuning 3,2 – 4,4
Metil Ungu ungu hijau 4,8 – 5,4
Bromkresol ungu kuning ungu 5,2 – 6,8
Bromtimol biru kuning biru 6,0 – 7,6
Fenolftalein tidak berwarna merah muda 8,2 – 10,0
Kuning alizarin kuning merah 10,1 – 12,0

b. Kekuatan Asam/Basa
Untuk asam lemah, kekuatan asam dapat diketahui
berdasarkan harga Ka dan α. Konsentrasi ion H+ ber­
banding lurus dengan harga Ka dan α. Jadi, konsentrasi
H+ meningkat jika nilai Ka dan α bertambah besar,
maka larutan pun semakin asam.
Teori Asam-Basa
a. Teori Asam-Basa Arrhenius
Asam : senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan meng­
hasilkan ion H+.
Basa : senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan meng­
hasilkan ion OH–.

172
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Contoh:
• HCl adalah suatu senyawa yang dapat melepaskan ion
H+ jika dilarutkan dalam air, oleh karena itu HCl bersifat
asam. Reaksinya:
HCl → H+ + Cl–
• NaOH adalah suatu senyawa yang dapat melepaskan
ion OH– jika dilarutkan dalam air, oleh karena itu NaOH
bersifat basa. Reaksinya:
NaOH → Na+ + OH–
b. Teori Asam-Basa Bronsted Lowry
Asam: suatu zat yang dapat memberi proton (donor ion H+)
Basa: suatu zat yang dapat menerima proton (akseptor ion H+)
• Asam konjugasi adalah zat yang mempunyai kelebihan
satu ion H+ dibandingkan basanya.
• Basa konjugasi mempunyai jumlah ion H+ lebih sedikit
dibandingkan asamnya.
Contoh:
H+ bertambah

HCl + H2O → Cl– + H3O+


Asam basa basa konjugasi asam konjugasi

H+ berkurang
HCl & Cl serta H2O & H3O+ adalah pasangan asam-basa

konjugasi.
c. Teori Asam-basa Lewis :
Asam : ion/molekul yang dapat bertindak sebagai penerima
(akseptor) pasangan elektron.
Basa : ion/molekul yang dapat bertindak sebagai pemberi
(donor) pasangan elektron.
NH3 H × N × H
×
H
F
×
BF3 H× N
×

173
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Menghitung pH larutan :
Konsentrasi H+ dan OH– :

- pH (tingkat keasaman)
pH = – log [H+]
pOH = – log [OH–]
pH + pOH = 14

- pH campuran Asam Kuat dan Basa Kuat


a. Asam kuat dan basa kuat habis bereaksi
Artinya setelah reaksi terjadi hanya terdapat garam
dan air. Pada kondisi ini larutan bersifat netral atau pH
= 7.
b. Salah satu pereaksi berlebih
Pada kondisi ini nilai pH campuran hasil reaksi akan bergan-
tung pada jenis pereaksi yang berlebih. Campuran akan bersi-
fat asam apabila asam kuat berlebih, dan bersifat basa apabila
basa kuat berlebih.

174
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

REAKSI PENGGARAMAN :

I . Asam + Basa → Garam + Air

II. Oksida asam + Basa → Garam + Air

III Asam + Oksida basa→ Garam + Air

IV. Oksida asam + Oksida basa → Garam

V. Logam + Asam → Garam + gas H2

VI. Logam 1 + Garam 1 → Logam 2 + Garam 2

Deret kereaktifan logam (deret Volta) :


Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb (H) Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au

Makin ke kiri logam makin reaktif, logam sebelah kiri dapat


mendesak logam sebelah kanannya.

VII. Asam 1 + Garam 1 → Asam 2 + Garam 2

Syarat :
1. Asam 2 terurai menjadi gas, atau
H2CO3 → H2O + CO2(g)
H2SO3 → H2O + SO2(g)
H2NO2 → H2O + NO(g) + NO2(g)
2. Garam 2 mengendap, atau
3. (1) dan (2) terjadi

VIII. Basa 1 + Garam 1 → Basa 2 + Garam 2

Syarat :
1. basa 2 terurai menjadi gas, atau
NH4OH = NH3(aq) → NH4+ + OH–
2. Garam 2 mengendap, atau
3. (1) dan (2) terjadi

175
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

IX. Garam 1+ Garam 2 → Garam 3 + Garam 4

Syarat :
garam 3 mengendap, atau
garam 4 mengendap atau
garam 3 dan garam 4 mengendap

8 LARUTAN PENYANGGA
Prasyarat pengetahuan :
Contoh basa kuat :
• semua basa logam golongan I A dalam air merupakan basa
kuat.
• basa logam golongan II A :
Be(OH)2 bersifat amfoter, Mg(OH)2 merupakan basa lemah
dan Ca(OH)2 ,Sr(OH)2 dan Ba(OH)2 basa kuat
Contoh basa lemah : NH3(aq) atau NH4OH
Contoh asam kuat : H2SO4, HNO3, HCl, HBr, HI, HClO4
Contoh asam lemah : CH3COOH , HCOOH, HF, H2S, HNO2,
HCN, H2CO3, H3PO4
Larutan penyangga / buffer / dapar ada 2 jenis, yaitu :
1. Buffer yang bersifat asam, merupakan campuran asam lemah
dengan garamnya dari basa kuat, contoh : CH3COOH dengan
CH3COONa atau merupakan campuran asam lemah dengan
basa konyugasinya, contoh CH3COOH dengan CH3COO–
2. Buffer yang bersifat basa, merupakan campuran basa lemah
dengan garamnya dari asam kuat, contoh : NH4OH dengan
NH4Cl atau merupakan campuran basa lemah dengan asam
konyugasinya, contoh NH3(aq) dengan NH4+
Sifat-sifat larutan penyangga : bila ditambahkan sedikit asam kuat
atau basa kuat, atau diencerkan pH-nya dianggap tidak berubah.
Rumus untuk buffer yang bersifat asam :

H+ ] = Ka. [asam lemah]


[anion]

176
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

contoh :
• Untuk campuran CH3COOH dengan CH3COONa :
[H+]= Ka [ CH3COOH ]
[CH3COO–] → berasal dari garam
CH3COONa
• Untuk campuran HNO2 dengan NaNO2 :
[H+] = Ka[HNO2]
[NO2–] → berasal dari garam NaNO2
Rumus untuk buffer yang bersifat basa :

[OH – ] = Kb. [basa lemah]


[kation]

contoh :
• Untuk campuran NH4OH dengan NH4Cl
[OH–] = Kb [NH4OH]
[NH4+] → berasal dari garam NH4Cl
• Untuk campuran NH4OH dengan (NH4)2SO4
[OH–] = Kb [NH4OH]
[NH4+] → berasal dari garam
(NH4)2SO4
Larutan buffer yang bersifat asam dapat dibuat dari campuran
asam lemah dengan basa kuat, dengan syarat :
mol H+ asam lemah > mol OH– basa kuat
Mol lemah bersisa.
Larutan buffer yang bersifat basa dapat dibuat dari campuran
asam kuat dengan basa lemah, dengan syarat :
mol OH– basa lemah > mol H+ asam kuat
Mol lemah bersisa.

177
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

9 HIDROLISIS GARAM
Hidrolisis terjadi pada larutan garam yang berasal dari :
a. asam lemah dengan basa kuat atau asam kuat dengan basa
lemah (mengalami hidrolisis sebagian/hidrolisis parsial).
b. asam lemah dengan basa lemah (mengalami hidrolisis sem­
pur­na/hidrolisis total).
RUMUS :
• Untuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat :
Kw Kw
Kh = dan [OH–] = [anion]
Ka Ka
• Untuk garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah :
Kw Kw
Kh = dan [H+] = [ kation ]
Kb Kb
• Untuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah :
Kw
Kh =
Ka x Kb
KwxKa
Bila Ka > Kb, maka [H+] =
Kb
KwxKb
Bila Ka < Kb, maka [OH–] =
Ka
Hidrolisis bersifat basa dapat terjadi pada campuran asam lemah
dengan basa kuat, dengan syarat :
mol H+ asam lemah = mol OH– basa kuat
Hidrolisis bersifat asam dapat terjadi pada campuran asam
kuat dengan basa lemah, dengan syarat :
mol H+ asam kuat = mol OH– basa lemah

178
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

KELARUTAN (S) dan


10 HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)
Kelarutan suatu senyawa dalam air (= S) yaitu banyaknya mol
maksimum zat yang dapat larut dalam satu liter larutan.
Hasil kali kelarutan (= Ksp) merupakan perkalian konsentra-
si ion–ion jenuhnya pangkat koefisien reaksi masing-masing.
Prinsip perhitungan Ksp :
Jika diketahui kelarutan dalam air (= S) maka dapat dihitung
Ksp, caranya antara lain :
untuk senyawa PQ, n = 2, Ksp = S2
untuk senyawa XY2, n = 3, Ksp = 4 S3
untuk senyawa AB3, n = 4, Ksp = 27 S4
Jika diketahui harga Ksp, dapat dihitung kelarutan.
a. Menghitung kelarutan dalam air, dapat digunakan cara
Ksp = S2 (untuk n = 2), Ksp = 4 S3
(untuk n = 3), dst.
Contoh :
Ksp Mg(OH)2 = 4,0 × 10 –12,
S Mg(OH)2 = ….
Ksp Mg(OH)2 = 4 S3
4,0 x 10–12 = 4 S3
SMg(OH)2 = 1,0 × 10–4 M

b. Menghitung kelarutan dalam ion sejenis. Misalnya ditanya


kelarutan XY2 dalam XCl2 0,01 M dimana harga Ksp pada
suhu yang sama 10–12 :
Ksp XY2 = [X2+][Y–]2
↓ ↓ ↓
10 = 10–2
–12

[Y–]2 = 10–10 M
[Y–] = 10–5 M
XY2 ⇔ X2+ + 2Y–
0,5 × 10–5 ∼ 10 – 5
5,0 × 10–6
Kelarutan (S) XY2 = 5,0 × 10–6 M
Untuk jumlah n yang sama, makin kecil harga Ksp suatu senyawa,
makin kecil kelarutannya.

179
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Kelarutan senyawa yang sukar larut dalam pelarut air selalu


lebih besar dibandingkan dengan kelarutannya dalam pelarut
ion senama/ion sejenis, makin besar konsentrasi ion sejenis,
makin kecil kelarutan senyawa tersebut.
Bila dua macam larutan dicampurkan ada 3 kemungkinan yang
dapat terjadi :
Campuran mengendap (lewat jenuh), jika […]a[…]b > harga Kspnya
Campuran tepat jenuh, jika […]a[…]b = harga Kspnya
Campuran akan larut (belium jenuh), jika […]a[…]b < harga Kspnya

11 KIMIA KOLOID
Sistem dispersi yang terdiri dari fasa terdispersi dan medium
pendispersi disebut sistem koloid.
Dispersi kasar (suspensi) zat yang didispersikan berukuran >
100 m µ.
Dispersi halus (koloid) zat yang didispersikan berukuran
antara 1 sampai dengan 100 m µ.
Dispersi molekuler (larutan sejati) zat yang didispersikan ber­
ukuran kurang dari 1 m.
Ada 8 macam dispersi koloid :
Fasa Medium
No Jenis koloid Contoh koloid
terdispersi pendispersi
1 gas cair Buih buih sabun

2 gas padat Busa padat batu apung,


karet busa
3 cair gas Aerosol cair kabut
4 cair cair Emulsi susu
5 cair padat Emulsi padat keju, mutiara

6 padat gas Aerosol padat asap

7 padat cair Sol cat, larutan


kanji
8 padat padat Sol padat kaca berwarna,
paduan logam

180
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Pembuatan koloid :
Metoda dispersi, yaitu partikel kasar dipecahkan menjadi parti­
kel koloid dengan cara mekanik (penggilingan, cara listrik/busur
Bredig) cara peptisasi (dilakukan dengan menambahkan ion
sejenis) metoda kondensasi, yaitu atom/ion/ molekul dijadi­kan
partikel koloid, dan biasanya melalui reaksi kimia :
reaksi redoks, misalnya pembuatan sol belerang dan sol emas
reaksi hidrolisis, misalnya pembuatan sol Fe(OH)3 dan sol As2S3.
Sifat - sifat koloid :
Efek Tyndal : partikel koloid akan menghamburkan berkas
cahaya yang dijatuhkan padanya
Gerak Brown : gerakan partikel koloid yang bergerak dengan
arah lurus, tetapi arahnya tidak menentu.
Elektroforesa : partikel koloid dapat bergerak dalam medan
listrik, karena partikel itu bermuatan listrik.
Adsorpsi : partikel koloid bermuatan listrik karena ada­
nya penyerapan ion pada permukaan partikel
koloid.
Koagulasi koloid : sistem koloid tersebut dapat digumpalkan
dengan cara :
• mekanik : pemanasan, pendinginan, pengadukan
• kimia : menambahkan zat kimia.
Untuk menstabilkan koloid diperlukan sejumlah elektrolit (se­
cukupnya), jika berlebihan koloid akan mengendap. Koagulasi
dapat terjadi dengan penambahan elektrolit, efisiensi terutama
ditentukan oleh muatan ion dan konsentrasi. Makin besar muatan
ion dan makin besar konsentrasi maka koagulasi akan makin
cepat.
Pemurnian koloid :
• Dialisis : cara pemisahan/pemurnian koloid dari ion yang
meng­ganggu kestabilan koloid dengan bantuan air/aliran
air.
• Elektroforesis, pemisahan koloid yang bermuatan dengan
bantuan arus listrik yang akan mengalir ke masing-masing
elektrode yang muatannya berlawanan.
Koloid liofil yaitu yang senang pada pelarutnya, jika pelarutnya
airdisebut hidrofil, contohnya: sol agar-agar, sol kanji, sabun,
dsb.

181
Kimia
S O N Y S U G E M A C O L L E G E

Gel adalah koloid liofil setengah kaku .Salah satu pembuatan gel
yaitu denga cara mencampurkan kalsium asetat jenuh dengan
alkohol 95 % secara serentak ke dalam cawan porselen.
Koloid liofob yaitu koloid yang tidak senang pada pelarutnya,
misalnya sol belerang, sol AgCl .
Kegunaan koloid : digunakan dalam pabrik cat, tinta, semen,
gula, sabun, plastik, keramik, dsb.

182
Kimia

Anda mungkin juga menyukai