2 Penyajian Data 11
K = 3.3 log n
Sama seperti K, lakukan pembulatan ke atas jika nilai I yang diperoleh berupa
bilangan desimal. Untuk memahami penggunaan formula-formula di atas, perhatikan
contoh berikut:
Contoh 2.2 Susunlah data nilai UTS 20 siswa berikut dalam tabel distribusi
frekuensi.
30, 35, 42, 45, 48, 55, 58, 60, 60, 60, 65, 65, 72, 74, 78, 84, 86, 86, 89, 90
K = 3.3 log n
= 3.3 log 20
= 3.3 × 1.3
= 3.9
≈4
I = Range
K
60
= 3.9 K yang digunakan adalah nilai K sebelum dibulatkan
= 15.38
≈ 16
Berdasarkan informasi di atas: K dan I, tabel distribusi frekuensi dari data dapat
dibuat.
Nilai UTS Frekuensi
30-45 4
46-61 6
62-77 4
78-93 6
Jumlah 20
Contoh 2.3 Susunlah data nilai UTS 20 siswa berikut dalam tabel distribusi
frekuensi.
30, 35, 42, 45, 48, 55, 58, 60, 60, 60, 65, 65, 72, 74, 78, 84, 86, 86, 89, 90
Nilai UTS siswa merentang dari nilai 0 hingga 100. Misal dalam penelitian anda
sebagai peneliti ingin menunjukkan kelompok-kelompok siswa dengan panjang
kelas 20 (misal KKM dari mata pelajaran tsb adalah 80), maka tabel distribusi
yang dibuat adalah sebagai berikut:
Berdasarkan tabel di atas, informasi yang berkaitan dengan KKM (yang sama
dengan 80) yang ingin kita highlight(tunjukkan), dapat terlihat oleh pembaca.
2.2.2 Diagram
Selain tabel, data juga sering disajikan dalam bentuk diagram. Dalam hubungannya
dengan data, diagram dapat diartikan sebagai representasi grafis dari data. Beberapa
grafik yang populer digunakan adalah diagram batang, histogram dan poligon.
Diagram Batang
Diagram batang merupakan diagram yang digunakan untuk menyajikan data ku-
antitatif dalam hubungannya dengan data kategori (kelompok). Diagram batang
memiliki sumbu-x berupa kategori dan sumbu-y yang menyatakan data kuantitatif
yang berhubungan dengan data kategori pada sumbu-x.
Penggunaan tahun pada sebagai sumbu-x pada diagram batang juga dapat
digunakan dengan syarat jumlah kelompok tahunnya tidak begitu banyak. Dalam
membuat balok-balok pada diagram batang, balok dibuat dengan lebar yangsama
antara kategori satu dengan kategori lainnya. Selan itu, balok antar kategori dibuat
dengan jarak/tidak berdempet. Di bawah ini merupakan contoh dari diagram batang.
Histogram
Histogram memiliki bentuk yang mirip dengan diagram batang. Secara kasat mata,
perbedaan keduanya terletak pada jarak antar balok dan lebar balok. Berbeda dengan
diagram batang yang tiap balok dipisahkan oleh spasi dengan jarak tertentu, balok
pada histogram tidak terpisah oleh spasi. Selain itu, lebar balok pada histogram
biasanya disesuaikan dengan panjang interval dari masing-masing kelas. Jika panjang
interval setiap kelas sama, maka lebar baloknya juga sama. Sebaliknya, jika panjang
interval kelas berbeda, kelas dengan interval yang lebih pendek direpresentasikan
dengan balok yang lebih sempit dibanding kelas yang intervalnya lebih panjang.
Gambar 2.2. Contoh diagram batang dengan sumbu-x berupa kategori (SD, SMP,
SMA, SMK) dan sumbu-y berupa data kuantitatif/jumlah siswa.
Poligon
Poligon merupakan diagram garis yang dibuat dengan menghubungkan titik tengah
dari balok yang ada pada histogram. Poligon digunakan untuk menunjukkan per-
ubahan (naik/turun) dari data antar kelompok. Jika histogram tetap ada pada
diagram poligon yang dibuat, diagram yang terbentuk disebut histogram poligon.
Gambar 2.3. Contoh histogram dengan sumbu-x kelas interval nilai ujian siswa
dan sumbu-y menyatakan frekuensi/banyaknya anggota dari masing-masing kelas
interval.