Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FENOMENA DASAR MESIN

PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI LINEAR

Disusun Oleh :

Kelompok : 21

Hafizh Al Karim NIM: 13112090


Andre Halomoan Kristian NIM: 13114005
Muhammad Husein Rahman NIM: 13114008
Alfatehan Septianta NIM: 13114014
Adita Aliya Rahmamira NIM: 13114016
Dennis Setiawan NIM: 13114023
Candra Olivinnanda NIM: 13114029

Tanggal Praktikum : 13 April 2017

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Praktikum
Memahami pengaruh jenis material batang silinder, luas penampang, resistansi
kontak, dan besar daya, terhadap proses perpindahan panas konduksi linear.
BAB II
LANDASAN TEORI
Konduksi Panas satu dimensi plane wall

Gambar 1 Diagram pengujian perpindahan panas konduksi pada silinder pejal.


Persamaan konduksi didapatkan melalui pengamatan fenomena yang terjadi. Tinjau sebuah
silinder dengan material yang diketahui diisolasi pada selimutnya dan kedua ujungnya dijaga pada
temperatur yang berbeda dengan 1 > 2 . Perbedaan temperatur menyebabkan perpindahan panas
konduksi pada arah- positif. Dari percobaan didapatkan bahwa laju perpindahan panas,
bergantung pada: beda temperatur, ; panjang batang, ; dan luas penampang, .


1)

Dengan mengganti material silinder, hubungan di atas tetap berlaku tetapi berbeda untuk
nilai , , dan yang sama. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai juga bergantung pada sifat
material, yaitu konduktivitas material, . Maka persamaan 1) menjadi:


= 2)

Dengan mengambil limit x 0, maka didapatkan:


= = 3)

Nilai negatif diberikan karena arah perpindahan panas konduksi adalah menuju
temperatur yang lebih rendah.
Distribusi Temperatur
Distribusi temperatur di dalam suatu plane wall dapat ditentukan dari persamaan perpindahan
panas beserta dengan kondisi batas yang telah ditentukan. Untuk kondisi stedi dan tidak ada
cetusan panas di dalam benda, persamaan perpindahan panas dapat dituliskan sebagai

( ) = 0

Dari persamaan di atas dapat disimpulkan hanya berlaku untuk keadaan perpindahan panas
satu dimensi, konduksi dalam keadaan stedi tanpa ada cetusan panas, fluks panas konstan,
dan independen terhadap x.
Jika konduktivitas termal dari material wall diasumsikan konstan, persamaan sebelumnya dapat
diintegralkan dua kali untuk mendapatkan solusi umum
() = 1 + 2
Untuk memperoleh konstanta hasil integrasi, C1 dan C2, harus ada kondisi batas. Kondisi batas
dapat diambil pada x = 0 dan x = L, sehingga
(0) = 1
() = 2
Sehingga nanti diperoleh solusi umum dengan konstanta sebelumnya sebagai

() = (2 1) + 1

Persamaan di atas merupakan persamaan distribusi temperatur untuk konduksi panas satu
dimensi dengan asumsi yang telah disebutkan sebelumnya.
Dari persamaan distribusi temperatur, kita dapat menentukan besarnya perpindahan panas yang
terjadi dari persamaan

= = (1 2)

Resistansi Termal
Tahanan termal didefinisikan dengan perbedaan temperatur dibagi dengan fluks panas.
Tahanan termal untuk kasus konduksi tunak adalah:

,1 ,2
, =

Gambar 2 Sirkuit Termal untuk perpindahan panas konduksi


Resistansi Kontak
Pada sistem komposit terdapat perbedaan temperature yang begitu signifikan diantara permukaan
dua material yang saling berkontak. Perubahan temperature ini dipengaruhi oleh sesuatu yang
disebut dengan resistansi kontak termal yang didefinisikan sebagai

" =
"
Adanya resistansi kontak terjadi akibat adanya kekasaran permukaan dari material yang
menyebabkan terdapat celah celah yang diisi oleh udara sehingga terjadi hambatan pada bagian
kontak (konduktivitas udara sangat kecil).
Gambar 3 Resistansi Kontak
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Ukur debit air secara manual dengan bantuan stopwatch

Catat debit air, arus listrik, dan tentukan tegangan maksimum yang telah diketahui

Pilih spesimen dengan menentukan jenis material yang akan diuji

Bersihkan seluruh permukaan spesimen dengan menggunakan alkohol

Balurkan thermal paste dibagian logamnya

Susun spesimen bagian atas, tengah, dan bawah menjadi satu lalu jepit dengan menggunakan toggle
clamp

Nyalakan pompa air, lalu nyalakan saklar utama

Atur potensiometer menjadi 8 Volt

pada kondisi awal, catat data temperaturnya. Pastikan bahwa temperatur posisi satu lebih besar dari
posisi setelahnya
Catat perubahan temperatur di HT10XC dengan range 5 menit. Pastikan temperatur
akan meningkat setiap dilakukan pengukuran

Lakukan sampai 25 menit

Bila sudah mengambil lima buah data, matikan HT10XC dan tunggu sampai batas
aman temperatur, lalu buka penjepitnya

Membersihkan bekas percobaan dengan mengelap menggunakan alkohol dan


menaruhnya ke tempat awal
BAB IV
ANALISIS DAN TUGAS SETELAH PRAKTIKUM

A. Pertanyaan Umum
1. Karena seiring perubahan waktu temperatur pada spesimen mencapai kondisi tunak,
dimana perpindahan panas mempertahankan kondisi distribusi temperatur tiap titik.
Pada setiap waktu yang sudah ditentukan itu akan terjadi kenaikan temperature pada
ujung spesimen yang dipanaskan. Sedangkan pada ujung yang didinginkan
menggunakan air dijaga tetap yang tampak menunjukkan tidak berubah secara
signifikan. Hal ini juga disebabkan karena adanya kondisi transien yang semakin
meningkat sehingga lama kelamaan konduktivitas akan semakin mengecil.
2. Jika daya diperbesar, disipasi panas akibat resistansi arus listrik meningkat. Akibatnya
terjadi perpindahan panas makin tinggi yang menyebabkan naiknya distribusi
temperatur. Jika daya diturunkan, temperaturnya pun akan turun. Selisih temperature
pada ujung termokopel yang dipanaskan akan lebih besar. Akibatnya kemiringan akan
lebih curam daripada digunakan temperature pemanasan yang digunakan lebih rendah.
3. Terjadi perbedaan pada kurva distribusi temperatur praktikum kali ini, perbedaannya
ada pada material yang digunakan. Karena berbeda material maka karakteristik
distribusi temperature akan berbeda satu sama lain. Pada material yang memiliki
konduktitivitas yang lebih tinggi akan terlihat gradien kemiringan temperature pada
material di tengah akan lebih besar. Pada material yang memiliki konduktivitas panas
lebih tinggi mampu menghantarkan panas lebih banyak banyak, sehingga penurunan
temperature dalam waktu yang sama akan lebih besar. Kemiringan dapat terlihat pada
data yang tersajikan di pengolahan data. Untuk luas permukaan kami tidak mengamati
secara langsung pengaruh yang diberikan. Namun dengan menggunakan rumus
konduksi bisa terlihat :

=

Semakin besar luas penampang akan semakin besar kalor yang tersalurkan pada
material. Jika diplot pada grafik akan semakin besar luas penampangnya akan semakin
curam kemiringannya.
B. Pertanyaan Khusus
Percobaan A
1. Saat t = 25 menit dan diasumsikan sudah tunak, didapat k = 158.9 W/mK
2. Perhitungan konduktivitas termal dapat dihitung dengan rata-rata temperatur per posisi,
lalu dilakukan regresi untuk menentukan nilai k dari data tersebut. Didapatkan K =
158.75 W/mK maka material atas dan bawah memiliki konduktivitas termal yang sama
karena memiliki gradien yang sama.
3. Menurut buku Incropera, Frank P.,Fundamentals of Heat and Mass Transfer 6th Ed.,
konduktivitas termal dari kuningan dengan campuran 70% Cu dan 30% Zn pada
temperatur 300 K adalah 110 W/mK. Dari percobaan didapatkan data sebagai berikut:
K(W/mK)
T(Menit)
0 421.46
5 226.20
10 152.57
15 158.06
20 138.92
25 148.11
Didapatkan bahwa data semakin mengecil mendekati nilai sebenarnya. Hal ini
disebabkan karena efek transien pada sistem, jika sistem dibiarkan akan mencapai
kondisi tunak. Terjadi perbedaan pada nilai pada literatur dan percobaan adalah nilai
yang ada pada literatur adalah saat 300 K dan tidak terjadi perubahan temperatur, serta
kondisi pengujian telah dikondisikan agar tidak terjadi disturbansi pada hasil
pengukuran. Dan adanya thermal paste antar bahan yang membantu perpindahan panas
karena menghilangkan tahanan kontak akibat permukaan benda yang tidak rata.
4. Dari data dilihat bahwa pada bagian bawah, konduktivitas termal kuningan terlihat
mendekati nilai yang sama, pada bagian tengah konduktivitas naik dengan drastis
akibat dari termal paste, dan pada bagian atas selisih temperatur tiap titik kecil,
sehingga dihasilkan konduktivitas termal yang besar juga.

Konduktivitas Panas Vs Waktu Kuningan


450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
0 5 10 15 20 25 30
Percobaan B
1. Metode ekstrapolasi yang digunakan adalah ekstrapolasi linier karena dianggap
distribusi temperaturnya linier.
2. Menurut persamaan 4 konduktivitas termal yang didapat adalah :
Waktu (Menit) K(W/mK)
0 1634.403036
5 130.0093324
10 84.7468241
15 71.50513283
20 65.00466621
25 61.50979168
3. Nilai konduktivitas dari stainless steel terus menurun dari kondisi awalnya. Hal ini
terjadi karena perpindahan panas secara konduksi yang dialami masih dalam tahap
transient , dapat dibuktikan jika dibandingkan dengan literatur material ini memiliki
konduktivitas steady state sekitar 15 W/mK.

Konduktivitas Termal Vs Waktu Stainless Steel


1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0 5 10 15 20 25 30
BAB V
KESIMPULAN
1. Proses perpindahan panas konduksi linear dapat dideskripsikan menggunakan persamaan
berikut, dengan asumsi keadaan tunak dan tidak adanya pembangkitan panas :

=

Dari persamaan diatas dapat diamati bahwa proses perpindahan panas konduksi linear
dipengaruhi oleh luas penampang (A), konduktivitas termal material (k), perbedaan
temperatur (T), dan ketebalan material (x).
2. Pengaruh resistansi kontak pada proses perpindahan panas konduksi adalah
bertambahnya hambatan pada rangkaian termal sistem. Hambatan akibat resistansi kontak
dapat ditentukan dengan persamaan berikut:


=
"

Resistansi termal konduksi pada kondisi tunak ditentukan dengan persamaan berikut :
,1 ,2
, =

Sehingga hambatan total pada rangkaian termal sistem adalah :

= + ,

Jumlah perpindahan panas konduksi linear yang terjadi kemudian dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut :


=

3. Waktu dapat memengaruhi nilai konduktivitas termal material yang terukur karena sistem
yang sedang diukur belum tentu telah mencapai keadaan tunak. Hal ini dapat dilihat pada
data nilai k kuningan terhadap waktu pengukuran pada tabel di bawah berikut :

T (menit) k
(W/m.K)
0 421.46
5 226.20
10 152.57
15 158.06
20 138.92
25 148.11

4. Material yang berbeda juga memengaruhi proses perpindahan panas konduksi linear
karena material yang berbeda memiliki nilai konduktivitas termal (k) yang berbeda.
Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data, diperoleh nilai konduktivitas termal dari
kuningan pada spesimen bagian tengah pada waktu menit ke-25 (dimana diasumsikan
telah mencapai keadaan tunak) adalah 158.9 W/m.K, sedangkan nilai k untuk stainless
steel pada bagian dan waktu yang sama adalah 49.9 W/m.K.

Anda mungkin juga menyukai