Anda di halaman 1dari 10

Perpindahan panas adalah ilmu yang mempelajari perpindahan panas karena perbedaan

temperature diantara benda atau material. Kondisi ini melibatkan kalor sebagai energi yang
ditransfer dengan sifat perpindahan panas. Sifat perpindahan panas adalah kondisi ketika suatu
benda yang memiliki temperatur berbeda mengalami kontak thermal, maka panas akan
mengalir dari benda yang memiliki temperature tinggi ke benda yang memiliki temperature
rendah. Sedangkan pada konsep tegangan, perpindahan panas bisa terjadi tanpa adanya
perbedaan temperature, melainkan dengan perbedaan tegangan, seperti efek yang terjadi
didalam thermolistrik. Sifat-sifat thermodinamika pada sistem perpindahan panas, antara lain :

a. Gabungan persamaan percepatan


b. Kesetimbangan energi
c. Persamaan keadaan thermodinamis

Analisis thermodinamika dengan analisis perpindahan panas dapat diamati perbedaanya


berdasarkan tujuan analisnya,

a. Analisis termodinamika difokuskan pada kondisi kesetimbangan atau memprediksi


energi yang diperlukan untuk mengubah sistem kesetimbangan yang satu menjadi
sistem kesetimbangan yang lain
b. Analisis perpindahan panas difokuskan pada laju perpindahan panas, perpindahan
panas yang terjadi karena adanya perbedaan temperatur atau adanya gradien panas

Meknisme perpindahan panas terbagi menjadi tiga, yaitu perpindahan panas konduksi,
perpindahan panas konveksi, dan perpindahan panas radiasi.

1. Perpindahan panas konduksi


a. Pengertian perpindahan panas konduksi

Gambar 1. 1 Perpindahan panas konduksi


Perpindahan panas konduksi terjadi karena adanya perubahan temperatur dalam
suatu benda. Pada benda padat perpindahan panas timbul karena gerakan antar atom
pada temperatur yang tinggi, hingga atom-atom tersebut dapat memindahkan panas.
Pada benda cair atau gas, perpindahan panas terjadi karena tumbukan antar molekul.

Konduksi juga dapat diartikan sebagai transfer energi dari partikel yang
memiliki energi lebih banyak ke partikel yang memiliki energi yang kurang antara suatu
zat karena interaksi diantara partikel.

Gambar 1. 2 Diagram temperatur dengan posisi

Gambar 1. 3 Perpindahan panas satu dimensi konduksi

• Persamaan dasar konduksi, untuk menghitung jumlah panas yang ditransfer,

𝑑𝑇 𝑑𝑇 𝑇2−𝑇1
𝑞 = −𝑘𝐴 , =
𝑑𝑋 𝑑𝑋 𝐿

Keterangan,

q : Laju perpindahan panas, W

k : Konduktivitas panas, W/m°C

A : Luas perpindahan panas, 𝑚2

T : Suhu, °C

L : Jarak antara dua suhu berbeda, m

• Fluk Panas,
𝑇2−𝑇1 𝑑𝑇
𝑞𝑥𝑛 = −𝑘 = −𝑘
𝐿 𝐿

• Laju panas konduksi,


𝑞𝑥 = 𝑞𝑥𝑛 . 𝐴

KONDUKTIFITAS PANAS,
Tetapan kesetimbangan (k) adalah sifat fisik bahan atau material yang disebut
konduktivitas termal. Satuan yang digunakan untuk konduktivitas termal adalah kal/m
K. Untuk mengubah satuan ini ke BTU/h ft R dikalikan dengan 242,9 dan untuk
mengubah menjadi W/m K atau J/m K dikalikan dengan 4,186
Nilai konduktivitas fluida bervariasi, nilai tertinggi adalah logam dan paling rendah
adalah bahan berbentuk serbuk yang telah dihampakan dari udara. Data-data
konduktivitas termal dapat dilihat pada tabel B. Zat padat dengan konduktivitas rendah
digunakan untuk bahan isolasi kalor, yakni untuk membuat aliran kalor minimum.
• Konduksi satu lapisan laju perpindahan pada kondisi tunak :
𝑑𝑇
𝑞=
𝑅
Keterangan,

q : Laju perpindahan panas, W

dT : Perubahan suhu, °C

R : Tahanan panas zat pada tantara satu titik dengan titik yang lain

KONDUKSI SUSUNAN SERI,

Jika dT adalah total penurunan temperatur yang melintasi keseluruhan


dinding, maka berlaku hubungan persamaan ∆𝑇 = ∆𝑇𝐴 + ∆𝑇𝐵 + ∆𝑇𝐶, dimana
𝑟𝐴
∆𝑇𝑥 = 𝑞𝑥 , Karena dalam keadaan tunak tidak ada akumulasi, maka semua panas
𝑘.𝐴

yang melewati ketahanan ke satu sama dengan panas yang melewati ketahanan kedua
sama dengan panas yang melewati ketahanan ketiga dan q adalah sama.

• Persamaan aliran kalor,

𝑑𝑇 𝑟𝑥
𝑞= , 𝑅𝑥 =
∑𝑅 𝐾𝑥 . 𝐴
Keterangan,

Rx : Tahanan panas dinding

A : Luas perpindahan panas, 𝑚2

r : Jarak, m

Kx : Konduktivitas panas, W/mK

KONDUKSI SUSUNAN PARAREL,

• Persamaan aliran kalor


1 𝑟𝑥
𝑞 = (∑ ) 𝑑𝑇 , 𝑅𝑥 =
𝑅𝑥 𝐾𝑥 . 𝐴

Keterangan,
q : Laju perpindahan panas, W
dT : Temperatur masuk – temperature keluar, °C

Rx : Tahanan panas dinding

r : Jarak, m

Kx : Konduktivitas panas, W/mK

KONDUKSI GABUNGAN,
• Persamaan aliran kalor,
𝑑𝑇 𝑟𝑥
𝑞=∑ , 𝑅𝑥 =
𝑅𝑥 𝐾𝑥 . 𝐴

Keterangan,
q : Laju perpindahan panas, W
dT : Temperatur masuk – temperature keluar, °C

Rx : Tahanan panas dinding

r : Jarak, m

Kx : Konduktivitas panas, W/mK


SISTEM RADIAL SILINDER,

• Persamaan aliran kalor,


𝒅𝑻
𝒒 = −𝒌 𝑨 , A = 2 𝝅𝒓𝑳
𝒓

Keterangan,
q : Laju perpindahan panas, W
dT : Temperatur masuk – temperature keluar, °C
r : Jari-jari, m
K : Konduktivitas panas, W/mK
A : Luas silinder, 𝑚2

KONDUKSI KEADAAN TUNAK,


• Persamaan aliran kalor,
𝑞 𝒅𝑻 𝑞 𝑻𝟐 − 𝑻𝟏
= −𝑲 , = −𝑲
𝑨 𝑩 𝑨 𝒙𝟐 − 𝒙𝟏

q : Laju perpindahan panas, W


dT : Temperatur masuk – temperature keluar, °C
B : Tebal bahan, m
K : Konduktivitas panas, W/mK
A : Luas silinder, 𝑚2

KONDUKSI KEADAAN TIDAK TUNAK,


Keadaan tidak lunak, ini akan terjadi akumulasi panas di dalam suatu bahan
yang akan dilewati aliran kalor.
• Laju aliran panas yang masuk,
𝛿𝑇
𝑞𝑥 = |− 𝑘 (∆𝑦∆𝑧) |
𝛿𝑥 𝑥

• Laju aliran panas yang keluar,


𝛿𝑇
𝑞𝑥+∆𝑥 = |− 𝑘 (∆𝑦∆𝑧) |
𝛿𝑥 𝑥+ ∆𝑥

Contoh kasus konduksi :


Sebuah lapisan gips setebal 25 mm digunakan untuk mengisolasi sebuah
dinding rata. Temperatur pada bagian dalam 353 K, sedang temperatur bagian luar 257
K. Hitung laju perpindahan panas 𝑓𝑡 2 melalui dinding!
Penyelesaian :
Berdasarkan analisa, soal ini dapat diselesaikan dengan persamaan kalor konduksi
dalam keadaan tunak.
Diketahui,
K gibs = 0, 48 W/mK
𝑥2 − 𝑥1 = 0,025 m
𝑇1 = 353 k
𝑇2 = 297 k
𝑞 𝑇2 − 𝑇1
• = −𝐾
𝐴 𝑥2 − 𝑥1
𝑞 297− 353
= −0,48
𝐴 0,025

= 1075,2 𝑤⁄ 2
𝑚
= 340,92 𝐵𝑡𝑢⁄
ℎ 𝑓𝑡 2

b. Perpindahan panas konveksi


Perpindahan panas yang terjadi antara fluida yang mengalir dengan permukaan
benda padat, dibatasi dengan perbedaan temperatur antara keduanya. Perpindahan
panas terjadi secara konveksi dari sekeliling atau sebaliknya. Transfer energi pada
perpindahan panas konveksi terdiri atas dua mekanisme. Yaitu, transfer karena gerakan
pada molekuler, dan transfer karena gerakan pada fluida.

Gambar 2. 1 Perpindahan panas konveksi

Gambar 2. 2 (a.) konveksi paksa, (b.) konveksi alami, (c.) boiling, (d.) Kondensasi
Perpindahan panas konveksi dapat diklasifikasikan berdasarkan kondisi aliran fluida :

a. Konveksi paksa, aliran fluida yang terpengaruh dari luar (Plat, fan, pompa, atau
gerakan angin atmosfer), Korelasi persamaan di dalam konveksi paksa ditentukan
oleh bilangan Reynolds. Batasan bilangan Reynolds adalah :
- Untuk Pelat
Aliran laminer : Re < 5 x 105
Aliran transisi : 5 x 105 < 𝑅𝑒 < 106
Aliran turbulen : > 2 x 106
- Untuk Pipa/Silinder
Aliran laminer : Re < 2000
Aliran transisi : 2000 < Re < 4000
Aliran turbulen : > 4000
b. Konveksi alamiah, korelasi untuk konveksi alamiah ditentukan oleh bilangan
Grashof.
c. Boiling dan condentation, perpindahan panas yang terjadi selama proses
pendidihan dan kondensasi
d. Konveksi gabungan, Aliran fluida yang terpengaruh dari luar dan terpengaruh
karena gaya apung

• Persamaan Empirik untuk aliran yang mengikuti pipa


𝑁𝑢𝑑 = 0,023 𝑅𝑒𝑑 0,8 𝑃𝑟𝑛
Dimana,
ℎ𝑥𝑑
𝑁𝑢𝑑 = Bilangan Nusselt = , tanpa dimensi
𝑘
𝐶𝑝 𝑥 𝑢
𝑃𝑟 = Bilangan Prandtl = 𝑘
𝑝𝑥𝑑𝑥𝑣
𝑅𝑒𝑑 = Bilangan Reynolds = , tanpa dimensi
𝑢

n = 0,3 untuk pemanasan


= 0,4 untuk pendinginan
k,μ,ρ, dan Cp ditentukan pada temperature film

• Persamaan laju perpindahan panas


𝑞 = ℎ𝐴(𝑇𝑠 − 𝑇∞ )
Keterangan,
h : koevisien konveksi, 𝑊⁄𝑚2 𝐾

A : Luas perpindahan panas, 𝑚2


𝑇𝑠 : Temperatur permukaan, °C
𝑇∞ : Temperatur fluida, °C
c. Perpindahan panas radiasi

Gambar 3. 1 Perpindahan panas radiasi

Perpindahan panas radiasi terjadi karena perjalanan foton yang tak terorganisasi.
Setiap benda terus-menerus memancarkan foton secara alami didalam arah, waktu, dan
energi netto yang dipindahkan oleh foton tersebut, atau dapat diartikan sebagai
pancaran atau emisi radiasi yang dihubungkan dengan perubahan konfigurasi elektron
dari atom atau molekul suatu zat dan dilakukan oleh gelombang elektromagnetik,
radiasi yang dipancarkan suatu permukaan berasal dari energi termal zat yang dibatasi
oleh permukaan tersebut, radiasi yang diserap dan dipancarkan mempengaruhi energi
termal suatu system.
Dalam kenyataan radiasi yang dipantulkan akan menimpa benda-benda lain yang
menyerap Dan akhirnya akan dikonversikan menjadi kalor, setelah beberapa pemantulan.
Benda-benda yang terkena radiasi, meradiasi energi yang energinya terdiri dari faktor-faktor
yang bergerak dengan arah, fasa, dan frekuensi yang serampangan. Foto-foto tersebut ada
yang diserap, direfleksi atau diteruskan melalui permukaan tersebut.

• Daya emisi mengikuti hukum Stefan Boltzmann,

𝐸𝑚𝑎𝑥 = 𝜎 𝑇𝑠4
Keterangan,
𝐸𝑚𝑎𝑥 : Emisi maksimal
𝑇𝑠 : Temperatur absolut permukaan, °C
𝜎 : Konstanta Stefan boltzman, 5,6703 𝑥 10−8 𝑊⁄𝑚2 𝐾 4

• Persamaan dasar radiasi,


𝑞 = 𝜎𝐴𝜖(𝑇14 − 𝑇14 )
Keterangan ,
q : Laju perpindahan panas, W
A : Luas perpindahan panas, 𝑚2

𝜎 : Konstanta Stefan Boltzmann, 5,6703 𝑥 10−8 𝑊⁄


𝑚2 𝐾 4
T : Temperatur permukaan, °C
ϵ : Emisivitas logam,

Contoh Kasus !
Tabung horizontal dari logam mempunyai diameter luar (OD) 0,0254 m dan panjang
0,65 m dengan temperatur permukaan 593 K diletakkan dalam dapur yang sangat luas
yang berdinding batu bata tahan api. Tabung dikelilingi udara yang bertemperatur 1095
K. Emisivitas tabung logam adalah 0,7 pada temperatur 1095 K dan 0,5 pada temperatur
553 K. Hitung laju perpindahan panas radiasi untuk tabung !
Penyelesaian,
𝐴1 = 𝜋 𝑑 𝐿 = 3,14 . 0,0254 . 0,65
= 0,0518 m2

𝑞 = 𝜎𝐴𝜖(𝑇14 − 𝑇14 )
q = 0,6 . 0,0518 . 5,669 x 10−8 (10954 − 5934 )
= 2,31 x 103 W

Anda mungkin juga menyukai