PRINSIP KONDUKSI
T1
Energi berpindah secara q T2
konduksi/hantaran jika
pada suatu benda
terdapat perbedaan suhu q
antara satu bagian dengan
bagian yang lain T1 > T2
(PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI)
PRINSIP KONVEKSI
Ts > T~
Fluida bergerak T~ Jika benda bersuhu tinggi berada
q pada lingkungan fluida bersuhu
rendah maka akan terjadi
perpindahan panas secara
Ts
konveksi dari benda ke lingkungan.
Hal ini terjadi karena pengaruh
gerakan pertikel-partikel fluida.
q h A (Ts - T ~)
PRINSIP RADIASI
Radiasi adalah proses mengalirnya panas dari benda bersuhu
tinggi ke benda bersuhu rendah bila benda terpisah baik oleh
udara/gas atau hampa (vakum). Istilah “radiasi” dipergunakan
untuk segala jenis gelombang elektromagnetik, tetapi dalam ilmu
ini dibatasi pada persoalan yang diakibatkan oleh suhu dan yang
dapat mengangkut energi melalui medium tembus cahaya atau
melalui ruang. Energi ini disebut radiasi termal.
Permukaan 1, T1
T1 > T2
Permukaan 2, T2
(PERPINDAHAN PANAS RADIASI)
q = A (T14- T24)
(PERPINDAHAN PANAS RADIASI)
q = F A (T14- T24)
(SISTEM SATUAN)
SI British
W/m.C atau Btu/hr.ft. OF
Konduktivitas termal, k
W/m.K
Koefisien perpindahan
W/m.2C atau Btu/hr.ft2. OF
panas konveksi, h
W/m2.K
PERSAMAAN KEADAAN
KUBIK: VAN DER WAALS
Faktor koreksi
PERSAMAAN KEADAAN GAS
• Hukum Boyle
• Hukum Charles
karena
Maka
a
P 2 V b RT
V
a
P 2 V b RT
V
RT a
P 2
V b V
• Kondisi kritikalitas:
P P
2
2 0
V V Tc , Pc
P RT 2a
V T V b 2 V 3
2P 2 RT 6a
2 4
V T V b V
3
2 2 2 2
RTc 2a 27 R T R T
3 0 a ac c
Vc b Vc
2
64 Pc Pc
2 RTc 6a 1 R Tc R Tc
4 0
Vc b Vc
3 b b
8 Pc Pc
RT a
P 2
V b V
aP R Tc P
2 2
Pr
A 2 2 a 2 2 a 2
RT Pc R T Tr
bP RTc P Pr
B b b
RT Pc RT Tr
Contoh soal :
Gas idel dan gas nyata suatu
saper 10,0 mol karbon dioksida
dimasukkan dalam wadah 2,0
dan diuapkan pada temperature
47. Hitung tekanan karbon
dioksida Sebagai gas ideal dan
Sebagai gas nyata Nilai hasil
percobaan adalah 82 atm .
Penyelesaian Tekanan menurut
anggapan gas ideal dan
gas nyata adalah:
Konstanta Kritis Gas Van der Waals
Tekanan kritis:
Volume kritis
Suhu kritis
Faktor koreksi
•Faktor koreksi volume Dimana, P = tekanan absolute gas
(atm)
V= volume spesifik gas (liter)
R= konstanta gas ( 0.082 L atm/ mol
atau 8,314 J/Kmol)
Faktor koreksi tekanan T= suhu atau temperature absolute
gas (K)
n= jumlah mol gas
a,b= konstanta van der waals
1 V
V T P
Satuan K
1
Fisis?
FISIS
Perubahan volume terhadap kenaikan temperatur persatuan
volume pada tekanan tetap. Koefisien ekspansi volume
menunjukkan seberapa jauh material berkembang terhadap agitasi
termal.
Untuk gas ideal :
1 nR 1
(Khusus gas ideal, tidak berlaku umum)
V P T
1 V
V T P
HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN
TEKANAN DENGAN PERUBAHAN VOLUME
Apabila zat murni dimampatkan secara adiabatik reversibel,
hubungan antara perubahan tekanan dan volume dapat dicari dari
persamaan :
p
2 2
dT
S 2 S1 Cv dv
1
T 1 T v
p
cv dTs T dvs
T v
v
2 2
dT
S 2 S1 Cv dp
1
T 1 T p
v
c p dTs T dps
T p
Membandingkan kedua persamaan,
v
c p T p p
cv p v s
T v
Akan tetapi
v p
T p p c p v s
jadi
p v T cv p
T v v T
Kompresibilitas adiabatik Ks didefinisikan sebagai :
1 V
Ks
V P s
1 V
KT
V P T
Dengan membandingkan kedua persamaan diatas, diperoleh :
KT C p
K s Cv
KOMPRESIBILITAS
Kompresibilitas isotermal suatu material :
1 V
K
P P0 P P0 V P T
V RT 2a
3
P T v b v
2
V 2 RT 6a
4
P T v b v
3
V 2P
Masukan 0 dan 2 0
P T V T
KONSTANTA KRITIS GAS VAN DER WAALS
V 2P
0 dan 2 0
P T V T
RT a
P 2
v b v
Tekanan kritis
a
Pc
27b 2
Volume kritis
Vc 3b
Suhu kritis
8a
Tc
27 Rb
FAKTOR KOMPRESIBILITAS
pv
Z
RT
LATIHAN
Buktikan perubahan tekanan secara isotermal reversibel
(terbalikkan). Jika T konstanta (dT=0,
Penyelesaian :
v
dsT dpT
T p
v v v
dsT vb
T p v T p
dsT vbdpT
2
S 2 S1 T vbdpT
1
DIFFERENSIAL
HUKUM TERMODINAMIKA
1. Differensial hukum termodinamika
Hukum Kesatu Termodinamika
Hukum ini berbunyi: “Kalor dan kerja mekanik
adalah bisa saling tukar”. Hukum ini bisa juga dinyatakan
sebagai: “Energi tidak bisa dibuat atau dimusnahkan,
namun bisa dirubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”.
Sesuai dengan hukum ini, energi yang diberikan oleh kalor
mesti sama dengan kerja eksternal yang dilakukan
ditambah dengan perolehan energi dalam karena kenaikan
temperatur.
Energi dalam merupakan fungsi keadaan karena
besarnya hanya bergantung pada keadaan sistem. Bila
dalam suatu perubahan sistem menyerap sejumlah (kecil)
kalor, δ q , dan melakukan kerja (kecil), δ w , maka sistem
akan mengalami perubahan energi dalam, d U , sebesar:
U =δq+δw
...…(1)
• untuk perubahan yang besar pada suatu sistem
dari keadaan 1 (energi dalam U 1 ) keadaan 2
(energi dalam U 2), maka akan terjadi perubahan
energi dalam (∆U),sebesar : ∆U = U 2 -
U 1…………(2)
• sehingga diperoleh:
U 2 - U 1 = q + w...……(3)
∆U = q + w……..(4)
Persamaan (4) merupakan bentuk matematik dari
hukum pertama termodinamika. Menurut
ungkapan ini, energi suatu sistem dapat berubah
melalui kalor dan kerja.Bila kerja yang dilakukan
oleh sistem hanya terbatas pada kerja ekspansi
(misalnyapada kebanyakan reaksi kimia)
maka persamaan (4) dapat diubah menjadi
U = δ q – pd V .…….. (5)
pada volume tetap,
d V = 0, maka U = δ q..………(6)
atau untuk perubahan besar,
∆ U = q……… (7)
• Menurut persamaan (7) perubahan energi dalam adalah kalor yang
diserap oleh sistem bila proses berlangsung pada volume tetap
Secara matematik:
Q = ΔU +W
Q = kalor yang dipindahkan
ΔU = perubahan energi dalam
W = kerja yang dilakukan dalam satuan kalor
Persamaan di atas bisa juga ditulis dalam bentuk diferensial atau untuk
perubahan infinitisimal :
dQ = dU + dW
2. Sistem termodinamika
Sistem dalam termodinamika adalah suatu daerah dalam
ruang atau sejumlah benda yang dibatasi oleh permukaan
tertutup.
1. V = fungsi (2.3)
Maka diferensial parsialnya :
(2.4)
Kuantitas kemuaian volume rata didefinisikan :
(2.5)
(2.6)
(2.8)
(2.10)
dipulihkan ke dalam persamaan (2.21) diperoleh :
(2.23)
diperoleh : (2.24)
Lalu pada volume tetap (dV = 0), diperoleh :
(2.25)
(2.26)
Dan
(2.27)
ALIRAN PANAS
Aliran panas
Aliran panas adalah perpindahan energi
dalam bentuk panas yang terjadi karena
adanya perbedaan suhu diantara benda atau
material.
Ada 3 bentuk mekanisme perpindahan
panas:
1.Konduksi
Adalah perpindahan Kalor dimana kalor
mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur
rendah.
Rumus konduksi
H = K .A . (DT/ L)
• H = jumlah kalor yang merambat
per satuan waktu
• DT/L = gradien temperatur (ºK/m)
• K = koefisien konduks
• iA = luas penampang (m²)
• L = panjang benda (m).
2. Konveksi
Perambatan kalor yang disertai
perpindahan bagian-bagian zat, karena
perbedaan massa jenis.
H = K .A . DT
• H = jumlah kalor yang merambat per satuan
waktu
• K = koefisien konveksi
• DT = kenaikan suhu (ºK)
3. Radiasi
• Perambatan kalor dengan pancaran
berupa gelombang-gelombang
elektromagnetik.Pancaran kalor secara
radiasi mengikuti Hukum Stefan Boltzmann:
W = e . s . T4W
• intensitas/energi radiasi yang dipancarkan per
satuan luas persatuan waktus =
• konstanta Boltzman =5,672 x 10-8 watt/cm2.º
• K4e = emisivitas (o < e < 1)
• T = suhu mutlak (ºK)
Benda yang dipanaskan sampai pijar,
selain memancarkan radiasi kalor juga
memancarkan energi radiasi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik dengan
panjanggelombang 10-6 s/d 10- 5
m. Untuk benda ini berlaku hukum
PERGESERAN WIEN,yaitu:lmax . T = C .
C = konstanta Wien = 2.9 x 10-3m ºK
ENTALPI
PENGERTIAN ENTALPI
• Perubahan energi internal dalam bentuk
panas dinamakan kalor. Kalor adalah energi
panas yang ditransfer (mengalir) dari satu
materi ke materi lain. Jika tidak ada energi
yang ditransfer, tidak dapat dikatakan bahwa
materi mengandung kalor. Jadi, Anda dapat
mengukur kalor jika ada aliran energi dari
satu materi ke materi lain. Besarnya kalor ini,
ditentukan oleh selisih keadaan akhir dan
keadaan awal.
Contoh :
• Tinjau air panas dalam termos. Anda tidak
dapat mengatakan bahwa air dalam
termos mengandung banyak kalor sebab
panas yang terkandung dalam air termos
bukan kalor, tetapi energi internal. Jika
terjadi perpindahan panas dari air dalam
termos ke lingkungan sekitarnya atau
dicampur dengan air dingin maka akan
terbentuk kalor.
Diferensial Hukum Termodinamika 1
Hukum 1 Termodinamika
dU = dqP – P dV
Jika persamaan diintegrasi, maka
U2 – U1 = qP – P (V2 – V1)
Karena P1 = P2 = P
(U2 + P2 V2 ) - (U1 + P1 V1 ) = qP
Oleh karena U, P dan V adalah fungsi keadaan, maka (U + PV)
juga merupakan fungsi keadaan. Fungsi ini disebut entalpi, H
H = U + PV
Jadi,
H2 – H1 = qP
atau
H = qP
84
Reaksi eksoterm/endoterm
Bagaimana hubungan antara reaksi eksoterm/endoterm
dan perubahan entalpi? Dalam reaksi kimia yang
melepaskan kalor (eksoterm), energi yang terkandung
dalam zat-zat hasil reaksi lebih kecil dari zat-zat
pereaksi.
dq
C
dT
dU P dV
C
dT
dq P U V
CP P
dT T P T P
H=U + PV
Pada P tetap,
dH = dU + P dV
H U V
P
T P T P T P
Sehingga
dq P H
CP
dT T P