Anda di halaman 1dari 92

Gatut Prijo Utomo

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


UNTAG SURABAYA
1
DAFTAR PUSTAKA
 Bernard D Wood “ Penerapan Termodinamika Jilid 1 “
Airlangga Jakarta 1987.
 Bernard D Wood “ Penerapan Termodinamika Jilid 2 “
Airlangga Jakarta 1987.
 Michael J Moran, Howard N Shapiro, Bruce R Munson,
David PO Dewitt, “ Introduction to Thermal Systems
Engineering “. John Wiley and Son, 2004.
 M.M El-Wakil “ Power Plant Technology “ MrGraw-Hill ,
1992
 William C Reynolds, Henry C Perkins.” Engineering
Thermodynamics “New York. Mc.Graw Hill. 1977.
 Werlin S Nainggolan, (1987). “ Thermodinamika Teori-Soal
Penyelesaian “ Bandung CV Armico, 1987
PENILAIAN KELULUSAN
Nilai Rentang Bobot
Nilai
A >= 85 4
A- 80 – 84,99 3,75
A/B 75 – 79,99 3,5
B+ 70 – 74,99 3,25
B 65 – 69,99 3
B- 60 – 64,99 2,75
B/C 55 – 59,99 2,50
C+ 50 – 54,99 2,25
C 45 – 49,99 2 3
MATERI TERMODINAMIKA II
 1. ENTROPI
 2. SIKLUS CARNOT
 3. SIKLUS RANKINE SEDERHANA DAN P LANJUT
 4. SIKLUS RANKINE DENGAN PEMANAS ULANG
 5. SIKLUS TURBIN GAS/BRAYTON
 6. SIKLUS OTTO
 7. SIKLUS DIESEL
 8. SIKLUS GABUNGAN
 9. SIKLUS PENDINGIN
ENTROPI
 Hukum II Termodinamika, yang dianggap sebagai salah
satu hukum dasar ilmu fisika, menyatakan bahwa pada
kondisi normal semua sistem yang dibiarkan tanpa
gangguan cenderung menjadi tak teratur, terurai, dan
rusak sejalan dengan waktu. Seluruh benda, hidup atau
mati, akan aus, rusak, terurai dan hancur. Akhir seperti
ini mutlak akan dihadapi semua makhluk dengan caranya
masing-masing dan menurut hukum ini, proses yang tak
terelakkan ini tidak dapat dibalikkan ( irreversibel ).
Hukum II Termodinamika adalah cara mendefinisikan
proses alam ini dengan persamaan dan perhitungan
fisika. Hukum ini juga dikenal sebagai "Hukum
Entropi".
Definisi Entropi
 Entropi adalah selang ketidakteraturan dalam suatu
sistem. Entropi sistem meningkat ketika suatu
keadaan yang teratur, tersusun dan terencana
menjadi lebih tidak teratur, tersebar dan tidak
terencana. Semakin tidak teratur, semakin tinggi
pula entropinya. Hukum Entropi menyatakan bahwa
seluruh alam semesta bergerak menuju keadaan yang
semakin tidak teratur, tidak terencana, dan tidak
terorganisir.
Konsep Reversibel.
 Proses reversibel juga dikenal dengan proses ideal
adalah proses yang dapat berbalik sendiri menurut
langkah yang persis sama dengan langkah yang
semula, dan dengan demikian mengembalikan
semua kalor dan kerja yang tadi dipertukarkan
kepada sistem atau lingkungan
Pada alam tidak ada reversibel hal ini
disebabkan adanya :
 Gesekan
 Perpindahan panas
 Pencekikan ( throttling)
 Pencampuran.
Secara matematis proses reversibel untuk
kalor bisa ditulis

dQ  T . ds
 dimana:
 dQ = Kalor yang diserap
 T = temperatur absolut
 ds = kenaikan entropi.
Satuan Entropi
Kalor yang diberikan atau dilepaskan
Perubahan entropi 
Temperatur mutlak
Satuan entropi : kcal/kg0K atau Btu/lbm.R
Secara teoritis, entropi suatu zat adalah nol pada
temperatur nol absolut. Sehingga di dalam
perhitungan entropi, referensi dasar yang mudah
harus dipilih sehingga dari referensi ini pengukuran
dilakukan. Perlu dicatat bahwa air pada 00 C
diasumsikan mempunyai entropi nol, dan
perubahan entropi dihitung dari temperatur ini
Data Tabel Entropy
 Entropy spesifik ditabelkan dalam beberapa cara
seperti v, u dan h. Pada daerah saturated biasanya
dipakai identitas dalam table fluid f, campuran fg dan
gas g.

S fg  S g  S f
S x  S f  X . S fg
Contoh Soal 1.
 Berapa besarnya entropi, entalpi dan energi dalam dari
suatu campuran air ( H2O ) yang mempunyai kualitas uap
30 % pada 2000 F ?
 Jawab :
 Masukkan ke persamaan untuk entropi :

S x  S f  X . S fg
 Pada posisi temperatur 200 F, maka didapat Sf = 0,2941
Btu/lbm R, Sfg = 1,4823 Btu/lbm R, sehingga
S x  0,2941  0,3.1,4823  0,7387 Btu / lbm.R
Lanjutan
 Pada posisi temperatur 200 F, maka didapat hf = 168,1
Btu/lbm, hfg = 977,8 Btu/lbm, sehingga :

hx  168,1  0,3. 977,8  461,44 Btu / lbm


 Pada posisi temperatur 200 F, maka didapat Uf = 168
Btu/lbm.R, Ufg = 906,2 Btu/lbmR, sehingga
U x  168  0,3. 906,2  439,86 Btu / lbm.R
Diagram P-V ( Kerja) dan T-S ( Kalor )
2 2
2
2
Wnf   P.dV QT.dS
T 1
1
P
1
Wnf 1

Q
V S
Proses reversibel untuk kalor
2
Q   T .dS
1

 proses reversibel adiabatik adalah proses yang


mempunyai entropi konstan, artinya vertikal dalam
diagram T-S . Sedangkan tingkat
ketidakmampubalikan ( ireversibel ) diberikan oleh
effisiensi,
Persamaan Umum Perubahan Entropi
Gas Sempurna
(a) Dalam volume dan temperature absolut.
T2 V2
s  S2  S1  m.CV ln  m. R ln.
T1 V1

(b) Dalam tekanan dan temperatur absolut

 p1 
S2  S1  m C P ln  (C P  CV )ln 
T2
 T1 p2 
Persamaan Umum Perubahan Entropi
Gas Sempurna
 (c) Dalam tekanan dan volume
S2  S1  m.( CV . ln )
p2 v2
 .Cp. ln
p1 v1
Perubahan entropi pada proses politropik

g  n  T1 
s 2  s1  m.Cv. ln 
n 1  T2 

g n  p1 
s 2  s1  m. Cv ln 
n  p2 
Contoh Soal.3.
 Uap air pada 400 K dan 1 bar mengalami proses sampai
900 K dan 5 bar. Tentukan perubahan entropy spesifik
dalam kJ/kg.K.
 Penyelesaian.
 Dengan menggunaka tabel.B.2. perpotongan P= 1 bar
dengan T = 400 K, didapat S1 = 7,4658 KJ/kg dan untuk
perpotongan P = 5 bar dengan T = 900 K, didapat S2 =
9,418 KJ/kg, maka perubahan entropi spesifik :
 S2 – S1 = ( 9,418 – 7,501 ) = 1,917 KJ/kg K
 Gunakan berat molekul, ini dapat menunjukkan
perubahan entropi pada dasar molar : untuk H2O berat
molekul = 18,02 kg/kmol
S 2  S1  1,917 kJ / kg.K (18,02 kg / kmol)  34,548 kJ / kmol
Contoh soal :
 Uap air pada 400 K dan 1 bar mengalami proses sampai
900 K dan 5 bar. Tentukan perubahan entropy spesifik
dalam kJ/kg.K.
 Penyelesaian :
Perubahan entropy spesifik dengan menggunakan
table

S1  7,501kJ / kg.K
S2  9,418kJ / kg.K
Lanjutan penyelesaian :
 Perubahan entropi :

S2  S1  0,917kJ / kg.K
 Perubahan entropi dengan berat molekul :

S1  S2  0,917kJ / kg.K (18,02kg / kmol)  16,524kJ / kmol


Gas Sempurna ( Gas Ideal )
 Gas sempurna (atau gas ideal) bisa didefinisikan
sebagai suatu keadaan zat, yang penguapannya
dari kondisi cair berlangsung sempurna. Oksigen,
nitrogen, hidrogen dan udara, pada batas
temperatur tertentu, bisa juga disebut sebagai gas
sempurna.
 Hukum Gas Sempurna
 Sifat fisik gas dikontrol oleh tiga variabel berikut:
 1. Tekanan yang digunakan oleh gas.
 2. Volume yang ditempati oleh gas.
 3. Temperatur gas.
22
Gas Ideal
 Sifat-sifat gas ideal yang diinginkan tersebut tersebut
adalah:
 1. Gaya tarik-menarik antar molekul gas diabaikan.
 2.Total volume molekul gas diabaikan terhadap
volume ruangan.

23
Gas Ideal
 Gas ideal atau gas sempurna ( ideal gas atau perfect
gas ) adalah gas yang dalam setiap keadaannya
mematuhi persamaan keadaan gas ideal.
 P.V. = m.R.T
 P.v = R.T
 p.V = n.Ro.T

24
Gas Non Ideal
 Gas non ideal adalah gas yang molekul
molekulnya cukup berdekatan sehingga
menghasilkan gaya terhadap satu sama lain.
 P.V = m.Z.R.T
 Dimana : Z = faktor kompresibilitas

25
Penggunaan Model Gas Ideal
p2
 (S1  S2 )
P2 Pr 2
S2  S1  R ln 
p1 P1 Pr1

k 1
T2  P2 
k
P2  V1 
k
    
T1  P21  P1  V2 
Contoh Soal
 Udara mengalami proses isentropis dari p1=1 atm,
T1= 540 R kekeadaan akhir dimana temperatur
adalah T2 =1160 R. Gunakan model gas ideal,
tentukan tekanan akhir p2 (atm).
 Penyelesaian gunakan :
 a. Data pr dari table udara pada tekanan rendah
 b. Rasio panas spesifik konstan (k) dievaluasi
pada temperatur rata-rata 850 R
Penyelesaian
Penyelesaian
 Pr 2 
P2  P1    1.atm. 21,18  15,28 atm
 Pr1  1,386

k 1, 4
 T2  k 1  1160  0,4
P2  P1    1 atm .   15,26 atm
 T1   540 
Contoh Soal .5.
 Turbin uap beroperasi pada steady state dengan
kondisi inlet p1 = 5 bar, T1=320 C. Uap meninggalkan
turbin pada tekanan 1 bar. Tidak ada heat transfer
antara turbin dan lingkungannya, perubahan energi
kinetik dan potensial antara inlet dan outlet
diabaikan. Jika efisiensi turbin isentropis adalah 75
%, tentukan kerja yang dibangkitkan per unit massa
aliran uap melalui turbin (kJ/kg)
Penyelesaian
 Kerja yang dibangkitkan dapat ditentukan
menggunakan efisiensi turbin isentropis, yang mana
memberikan

Wcv m  h t (Wcv m)s  h t (h1  h2 s )

 0,75(3105,6  2743)  271,95kJ / kg


Wcv
m
Perubahan Entropy Pada Proses
Reversible Internal 2
 dQ  Qint.rev   T.dS
dS   
 T  int.rev
1
Contoh Soal
 Air yang mula-mula saturated liquid pada 100 C
diisikan pada rangkaian piston-silinder. Air
mengalami proses ke keadaan saturated vapor,
yang mana piston bergerak secara bebas dalam
silinder. Jika perubahan keadaan yang dibawa
oleh pemanasan air seperti mengalami proses
reversible internal pada tekanan dan temperatur
konstan. Tentukan kerja dan heat transfer perunit
massa (kJ/kg).
Penyelesaian
  p.dv  p (v g  v f )
g
W
m f

W   3 
5 N  1673  1,044 m  1kJ 
 1,013.10 
2     170 kJ kg
m  m  10 3
kg  10 Nm 
3

Q   T.dS  m T.dS  mT(S g  S f ) m.T.S fg


g g

f f

 (100  273)(7,3557  1,3071)  2257 KJ / kg


Q
m
SIKLUS CARNOT
 semua siklus harus membuang panas ke suatu
comber panas, maka efisiensi tidak pernah dapat
mencapai nilai 100%. Untuk membuktikan bahwa
fluida kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap
efisiensi termal siklus reversible, Carnot
menciptakan siklus tersebut yang masih bersifat
hipotesa ( disebabkan orang tidak bisa membuat
mesin reversible atau mesin mampubalik ).
Diagram T – S Siklus Carnot
Qh  Th (Sc  Sb )
Ql  Tl ( Sd  Sa )
W Qh  Ql
h ref  
Qh Qh
Tl
h  1
Th
Contoh Soal
 Suatu pendingin Carnot yang menambang energi
sebagai panas dari suatu ruang dingin pada 0 0F dan
memindahkan energi sebagai panas ke suatu
lingkungan yang berada pada 60 0F. Tentukan efisiensi
siklus dan COP ?
Penyelesaian
W Th  Tc 460
ht    1  11,53%
Qh Th 520
Qc
COPref   7, 7
W
DIAGRAM SIKLUS RANKINE
Siklus Rankine dan prinsip kerja

 Asumsi :
 Perpindahan panas antara system ke lingkungan
diabaikan
 Energi kinetik dan potensial diabaikan
 Setiap komponen beroperasi pada steady state
 Penggunaan bersama - sama prinsip kekekalan massa
dan kekekalan energi
Siklus Rankine
Wt  Wp
hth 
Qb

Wp  hb  ha
Qb  hc  hb
Wt  hc  hd
Boiler/Ketel
Pompa
Turbin Hero
Contoh soal
 Uap adalah fluida kerja pada siklus Rankine Ideal. Uap
jenuh masuk turbin pada 8 MPa dan cair jenuh keluar
kondensor pada tekanan 0,008 MPa. Kerja keluaran total
silus adalah 100 MW. Tentukan untuk siklus :
 a. Efisiensi termal
 b. Rasio kerja balik
 c. Laju aliran massa uap (kg/h)
 d. Laju heat transfer, Qin ke dalam fluida kerja yang
melalui boiler (MW)
 e. Laju heat transfer Qout dari kondensasi uap melalui
kondensor (MW)
Penyelesaian
Wt  W p (h1  h2 ) (h4  h3 ) 
h  0,37  (37%)
Qin (h1  h4 )

Wp (h4  h3 ) 181,94  173,88


BWT    
Wt (h1  h2 ) 2758  1794,8 0,84%

Wcyle 100.10 33600


m   3,77.10 5 kg / jam
Wt  Wp (963,2  8,06 )

( ) 3,77.10 5
(2758  181,94)
Qin  m h1  h4  5
 269,77MW
36.10
5
(1794,8  173,88)
 m(h2  h3 ) 
3,77.10
Qout 5
 169,75MW
36.10
Contoh Soal
 Hitunglah efisiensi termal siklus Rankine dengan
kondisi pemasukan turbin sebesar 1000 psia pada uap
jenuh dan tekanan kondensor sebesar 1 atm psia. Air
keluar dari kondensor dalam keadaan cair jenuh.
Efisiensi masing masing pada turbin dan pompa
asalah 0,8.
Penyelesaian
h  180,1 Btu lbm
1

v1  0,01672 ft lbm
3

h2 s  180,1  0,01672(1000  14,7 )


144
778
h2 s  183,149 Btu lbm
h2 s  h1
hp   0,8  h2  183,911 Btu lbm
h2  h1
Lanjutan penyelesaian
h3  hg  1192,4 Btu lbm
S3  S g  1,3905 Btu lbm.R
S3  S f  X .S fg  1,3905  0,3122  X .1,447
X  0,746  h4 s  h f  X .h fg
h4 s  180,1  0,746.970,4  904,018 Btu lbm
h3  h4
ht   h4  961,695 Btu lbm
h3  h4 s
Wt  W p
h  22,5%
Qb
Siklus Rankine dg Superheated
Wt  Wp
hth 
Qb

Wp  hb  ha
Qb  hc  hb
Wt  hc  hd
Latihan Soal Siklus Rankine dg
superheated
 Hitunglah efisiensi termal siklus Rankine dengan
kondisi pemasukan turbin sebesar 1000 psia pada
T=1500 F dan tekanan kondensor sebesar 1 atm
psia. Air keluar dari kondensor dalam keadaan
cair jenuh. Efisiensi masing masing pada turbin
dan pompa adalah 0,8.
Penyelesaian
 Kondisi masuk pompa = saat keluar dari kondensor,
cair jenuh ( tabel saturated )
 Kondisi masuk turbin = saat keluar dari boiler, uap
panas lanjut ( tabel superheated )
 Kondisi keluar turbin = saat masuk kondensor, bisa
uap panas lanjut atau campuran ( tabel saturated )
Penyelesaian
h1  180,1 Btu lbm
v1  0,01672 ft lbm
3

h2 s  180,1  0,01672(1000  14,7 )


144
778
h2 s  183,149 Btu lbm
h2 s  h1
hp   0,8  h2  183,911 Btu lbm
h2  h1
Penyelesaian
h3  1791,2 Btu lbm  S3  1,8212 Btu lbm

h4 s  1192,6 
(1,8212  1,8159 )(1239,9  1192,6)
(1,8743  1,8159)
h4 s  1196,893 Btu lbm  h4  1315,75 Btu
lbm
h  29,34%
Tc 212  460
h carnot  1   1   65,7%
Th 1500  460
Siklus Rankine dengan Reheat
Diagram T-S
Siklus Rankine dengan Reheat
 Suatu pusat pembangkit tenaga siklus Rankine
mempunyai satu tingkat pemanas ulang (
Reheat ) . Pemasukan turbin adalah P2 = 5000
psia pada T3 = 1700 F. Sesudah ekspansi ke P4 =
800 psia H2O kukus dipanas ulangkan ke
temperatur 1400 F dan diekspansikan dalam
turbin ke dua kesuatu tekanan kondensor
sebesar P1 = 140 psia . Kukus H2O keluar dari
kondensor dalam keadaan cairan jenuh.
Hitunglah effisiensi siklus tersebut dan
bandingkan dengan siklus Carnot.
Turbin Gas
Prinsip Kerja Turbin Gas
Turbin Gas
Turbin Gas dengan Pendingin
Diagram T – S Turbin gas bertingkat
Siklus Brayton
Wt  Wc
h th 
Qb

Wt  hc  hd

Wc  hb  ha

Q b  hc  hb
Siklus Brayton
Wt  C p (Tc  Td )
Qb  C p (Tc  Tb )
Wp  C p (Tb  Ta )

hth 
(Tc  Td ) (Tb  Ta )
(Tc  Tb )
Contoh soal :
 Fluida kerja yang dipakai udara sebagai gas
perfek, tingkat keadaan 1, temperatur Ta = 200C,
tekanan Pa = 1 atm,tingkat keadaa 2, tekanan Pb
= 4 atm, tingkat keadaan 3 temperatur Tc = 525 C
dan Pc = 4 atm dan tingkat keadaa 4, tekanan Pd =
1 atm. Effisiensi isentropis masing masing
untuk kompresor dan turbin adalah 0,65 dan
0,87. Tentukan effisiensi system tersebut.
Penyelesaian :
 Balans energi bagi tiga komponen sistem bisa ditulis
sebagai berikut
Wc  hb  ha WT  hc  hd Q H  hc  hb
k 1 k k 1 k
Tbs  Pbs 
 Tc  Pc 

 
Ta  Pa  Tds  Pds 

Tbs = Ta x 40,286 = ( 20 + 273 ) x 1,486 = 435 K


Lanjutan
 Daya kompresor isentropik.
 WCS = hbs – ha = Cp.(Tbs – Ta ) = 1,004 x ( 435 – 293
)=142,5 KJ/kg Wcs 142,5
Wc    219,3kJ / kg
hc 0,65
a. Daya kompresor aktual :
Wc 219,3
Tb  Ta   293   511,4 K
Cp 1,004

Q H  hc  hb  Cp (Tc  Tb )  1,004(798  511,4  287,7 kJ / kg


 0 , 286
Pc 798
Td s  Tc   537 K
Pd s 1, 004
Lanjutan
a. Daya turbin ideal dan aktual.

WTS  hc  hds  Cp(Tc  Tds )  1,004(798  537)  262kj / kg


WT  WTSh t  0,87 x262  228kJ / kg
Wc 219,3
bwr    0,961
Wt 228

Wt  Wc 228  219,3
h  Wnett    0,03
QH QH 287,7
Siklus Pendingin
 Siklus ini sering dijumpai pada :
 AC mobil, rumah
 Cool Storage
 Pabrik es
 Supermarket ( penyimpanan sayuran, buah
buahan )
Komponen dalam sistem Pendingin
Kompresor tiga tingkat dg intercooler
Condensor
Evaporator
Katup ekspansi
P-h Diagram
Tekanan – Entalpi diagram
FST USD Yogyakarta

T-s Diagram
T
P-h Diagram
P
P2

2
Win QH
3 2

3
P2
P1
QH

Win

4 1 P1
4 1
QL
QL
ermodinamika II

h
s h4= h3 h1 h2
Siklus Pendingin
Qe hb  ha
COP  
Wc hc  hb
Diagram T-S Siklus Pendingin

Qe hb  ha
COP  
Wc hc  hb
Latihan Soal
 Dengan menggunakan Freon 12 sebagai refrijeran,
Tentukan COP suatu siklus pendingin yang pada
stasion keluar dari evaporatornya terdapat uap
jenuh pada 10 F dan keluar dari kondensor cairan
jenuh pada 85 F, efisiensi kompresor 85%
Penyelesaian diagram P - H
Penyelesaian Soal
 Lihat tabel B.5.untuk freon 12 pada T = 10 F, h1 = hg
= 79 Btu/lbm,
 S1=Sg = 0,168 Btu/lbm R
 h2s didapat dg memotongkan garis S1 dengan 85 F
= 90 Btu/lbm
 Ws = h2s – h1 = 11 Btu/lbm
 W = 11/0,85 = 13 Btu/lbm
 h2 = h1 + W = 79 + 13 = 92 Btu/lbm
 COP = Qe/W = 52/13 = 4
Siklus Otto 4 langkah
Siklus Otto 2 langkah
Diagram P-v Siklus Otto
Qin  Qout
h siklus 
Qin

Qin  Cv(T2  T4 )

Qout Cv(T3  T1 )
Proses dalam siklus Otto
 1- 4. Kompresi isentropik
 4- 2. Kalor masuk dengan volume konstan
 2- 3. Ekspansi isentropik
 3- 1. Kalor keluar dengan volume konstan
 Kompresi rasio = r = V1/ V4
k 1
k 1
 T4   P4  k  V1 
       
 T1   P1   V4 
Contoh Soal
 Suatu siklus Otto ideal bekerja dengan nisbah
kompresi sebesar 9 : 1 pada kondisi pemasukan
berupa 14 psia dan 70 F. Volume silinder pada
awalnya 125 in3 . Apabila 4 Btu energi
ditambahkan sebagai panas ke gas selama proses
pemanasan volume konstan. Hitunglah efisiensi
siklus tersebut.

r 1Penyelesaian
V
V
9 :
4

P1  14 psia, T1  70  460  530 R


Va  125 in3 , Qin  4 Btu
k 1
k 1
T4  P4   V1 
k
     
T1  P1   V4 
T4  1276 R
R.T1 53,34 x530 ft 3
V1    14
P1 14 x144 lbm
Lanjutan
Va 125
m  3
 0,005 lbm
V1 14 x12
Qin  Cv(T2  T4 )  0,172(T2  1276 ).0,005
T2  5927 R
k 1
T3  V2 
    T3  2461 R
T2  V3 
Qout  Cv (T3  T1 )  1,66 Btu
Qin  Qout
h siklus   0,585 atau 58,5%
Qin
Siklus Diesel
Qin  Qout
h siklus 
Qin

Qin  Cp(T3  T2 )

Qout Cv(T4  T1 )
Proses dalam siklus Diesel
 1- 4. Kompresi isentropik
 4- 2. Kalor masuk dengan tekanan konstan
 2- 3. Ekspansi isentropik
 3- 1. Kalor keluar dengan volume konstan
 Kompresi pancung = rc = V3/ V2
k 1
k 1
 T4   P4  k  V1 
       
 T1   P1   V4 
Latihan Soal
 Suatu siklus Diesel ideal bekerja dengan nisbah
kompresi sebesar 15 : 1 pada kondisi pemasukan
berupa 14 psia dan 70 F. Volume silinder pada
awalnya 125 in3 . Apabila 4 Btu energi
ditambahkan sebagai panas ke gas selama proses
pemanasan tekanan konstan. Hitunglah efisiensi
siklus tersebut.

Anda mungkin juga menyukai