BIOL4119
Pertemuan ke - 8
1 dengan :
PV Nmvrms
2
mtotal 14
n mol mol 0,5 mol
M 28
T 27o C 273 27 K 300 K
3
U nRT (translasi)
2
3
0,5 8,31 300 J 1,87 103 J
2
Hukum Termodinamika II
Dalam kenyataannya tidak satu
sistempun yang dapat
mengubah kalor seluruhnya
menjadi kerja. Jika suatu sistem
menyerap kalor dari suatu
reservoir suhu tinggi, maka
sebagian kalor yang diserap
tersebut akan dilepas kembali ke
suatu reservoir suhu rendah.
Contoh, panas yang dihasilkan oleh sebuah mesin mobil, sebagian akan
dipergunakan untuk menjalankan mobil dan sisanya dilepas ke pendingin
dan ke benda-benda lain disekitarnya. Kenyataan ini dikenal sebagai
Hukum Termodinamika II.
Entropi
Entropi adalah ukuran ketidak teraturan dari suatu sistem. Entropi
diberi simbol S. Pada setiap perubahan keadaan dari sistem terjadi
perubahan entropi (S) yang besarnya dinyatakan dengan,
Q
S
T
Satuan dari entropi menurut SI adalah J/K. Pada proses adiabatik dan
proses siklus yang reversibel, besarnya perubahan entropi S = 0. Pada
proses nonadiabatik, besarnya perubahan entropi S > 0. Dengan
menggunakan besaran entropi, Hukum Termodinamika II dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Perubahan entropi total pada suatu sistem adiabatik besarnya
selalu 0.
Contoh 3 :
Gas ideal mengalami proses isotermal pada temperatur 300 K. Pad proses
ini gas melakukan kerja sebesar 1200 J. Tentukan besarnya perubahan
entropi sistem gas tersebut.
Penyelesaian :
Pada proses isotermal tidak ada perubahan energi dalam, atau U = 0.
Menurut Hukum Termodinamika II,
Q U W Q W 1200 J
Perubahan entropi sistem,
Q
S
T
1200
J/K 4 J/K
300
Proses Adiabatik.
Proses adaiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem tanpa
menyerap atau melepas kalor. Karena tidak ada perubahan kalor, maka
pada proses adiabatik Q = 0. Jika suatu sistem gas ideal berubah
keadaannya dari keadaan 1 ke keadaan 2 secara adiabatik, maka berlaku :
PV
1 1 PV
2 2
atau,
1 1
TV
1 1 T V
2 2
C p Cv
dengan Cp dan Cv adalah panas jenis molar gas, masing-masing pada
tekanan dan volume tetap.
Contoh 4:
Sepuluh mol gas ideal monoatomik yang mula-mula tekanannya 4 105
Pa dan temperaturnya 300 K mengalami ekspansi adiabatis sampai
volumenya dua kali volume semula. Tentukan besarnya tekanan dan
temperatur akhir gas.
Penyelesaian :
Keadan 1 Keadan 2
P1 4 105 Pa P2 ?
T1 300 K T2 ?
V1 V V2 2V
3 5 Cp
Cv R , C p R , 1,67
2 2 Cv
Proses adiabatis,
PV
1 1 PV
2 2
P1 4 105
P2 2V
PV
1 P2 1,67 Pa 1, 26 105 Pa
2 2
1 1
TV
1 1 T V
2 2
T1 300
T2 2V
1 1
TV
1 T2 1 1,67 1 K 188,55 K
2 2
Jadi setelah akhir proses adiabatis tekanan gas menjadi 1,26 105 Pa
dan temperatur gas menjadi 188,55 K.
Siklus Carnot
Siklus Carnot adalah suatu proses
siklus yang melibatkan dua proses
isotermis dan dua proses adiabatis.
Diagram dari siklus Carnot adalah
seperti pada gambar. Jika proses
isotermis1 2 terjadi pada
temperatur T1 dan proses isotermis 3
4 terjadi pada temperatur T2 ,
maka efisiensi dari siklus Carnot ()
dinyatakan dengan,
W Q2 T2
1 1
Q1 Q1 T1
Siklus Carnot dipergunakan pada mesin kalor yang ideal. Mesin kalor
adalah mesin yang menggunakan kalor sebagai sumber energinya.
Contoh 5 :
Sebuah mesin kalor dapat menyerap kalor sebesar 108 J dari reservoir
panas dan melepas kalor sebesar 4 107 J pada reservoir dingin. Jika
temperatur reservoir panasnya 400 K, tentukan besarnya efisiensi mesin
dan temperatur reservoir dinginnya.
Penyelesaian :
Kita anggap mesin Carnot dengan efisiensi,
Q2 4 107
1 1 8 100% 0, 6 60%
Q1 10
T2
1
T1
T2
0, 6 1 T2 1 0, 6 400 K 160 K
400
Sampai di sini perjumpaan kita
dalam tutorial online. Selamat
belajar untuk menempuh UAS.