DISUSUN OLEH :
NAMA : RAHMANISA WIDHIA ANGGRAINI
NIM : 19305141001
KELAS : FISIKA B
CCG – Generator Arus Konstan, JX – kerapatan arus– elektron, B – medan magnet yang diterapkan t – tebal, w – lebar VH – Tegangan Hall
Arus dibuat mengalir melalui bahan sampel dan perbedaan tegangan antara bagian
atas dan bawahnya diukur menggunakan volt-meter. Ketika medan magnet yang
diterapkan B = 0, perbedaan tegangan akan menjadi nol.
Kita tahu bahwa arus mengalir sebagai respons terhadap medan listrik yang
diterapkan dengan arahnya sebagai konvensional dan itu baik karena aliran lubang ke arah
arus atau pergerakan elektron mundur. Dalam kedua kasus, di bawah penerapan medan
magnet gaya Lorentz magnetic 𝐹𝑚 = 𝑞(𝑉 × 𝐵) menyebabkan pembawa melengkung ke
atas. Karena muatan tidak dapat lepas dari materi, terjadi ketidakseimbangan muatan
vertikal. Ketidakseimbangan muatan ini menghasilkan medan listrik yang melawan gaya
magnet dan keadaan tunak terbentuk. Medan listrik vertikal dapat diukur sebagai
perbedaan tegangan transversal menggunakan voltmeter.
III. METODOLOGI
Dalam kondisi tunak, gaya magnet seimbang dengan gaya listrik. Secara matematis kita
dapat menyatakannya sebagai:
𝑒𝐸 = 𝑒𝑣𝐵 (2)
Dimana e muatan listrik, E medan listrik hall yang dikembangkan, B medan magnet yang
diterapkan dan v adalah kecepatan drift pembawa muatan. Dan I saat ini dapat dinyatakan
sebagai :
𝐼 = 𝑛𝑒𝐴𝑣 (3)
Dimana n adalah kerapatan jumlah elektron dalam konduktor dengan panjang l , lebar w
dan tebal t. Menggunakan (1) dan (2) tegangan Hall 𝑉𝐻 dapat ditulis sebagai :
𝐼𝐵
𝑉𝐻 = 𝐸𝑤 = 𝑣𝐵𝑤 = 𝑛𝑒𝑡
𝐼𝐵
𝑉𝐻 = 𝑅𝐻 (4)
𝑡
𝑉𝐻 ×𝑡
𝑅𝐻 = 𝐼×𝐵
1
𝑅𝐻 = 𝑛𝑒
x 𝐼𝐵
𝑉𝐻 = 𝑅𝐻 𝑡
2. Material Aluminium
Data Medan Magnet yang Dihasilkan dari Solenoida
I (A) B (T)
1 0,1482
1,5 0,2223
2 0,2964
2,5 0,3706
3 0,444
3,5 0,5188
4 0,5929
4,5 0,667
5 0,7411
Efek Hall
B(T) t (m) Arus Hall saat ini (A) Tegangan Hall(V)
−9 −3
0,1482 9× 10 1× 10 64,23 × 10−3
0,2223 9× 10−9 1, 5 × 10−3 96,346 × 10−3
0,2964 9× 10−9 2× 10−3 128,462× 10−3
0,3706 9× 10−9 2,5× 10−3 160,577× 10−3
0,444 9× 10−9 3× 10−3 192,692× 10−3
0,5188 9× 10−9 3,5× 10−3 224,808× 10−3
0,5929 9× 10−9 4× 10−3 256,923× 10−3
0,6676 9× 10−9 4,5× 10−3 289,039 × 10−3
VI. ANALISIS
1. Material Germanium
Menentukan koefisien Hall melalui gradient grafik antara tegangan Hall dan IB/t
𝑏𝑚𝑎𝑥 − 𝑏𝑚𝑖𝑛
∆𝑏 = | | = 0,1 × 10−6
2
Jadi dari grafik tersebut didapatkan koefisien Hall sebesar (3 ± 0,1) × 10−6 .
Dengan ralat :
∑(𝑥−𝑥̅ )2
∆𝑥 = 𝑛−1
= 0,04 × 10−3 𝑉
𝑏𝑚𝑎𝑥 − 𝑏𝑚𝑖𝑛
∆𝑏 = | | = 0,1 × 10−5
2
Jadi dari grafik tersebut didapatkan koefisien Hall sebesar (6 ± 0,1) × 10−5
Dengan ralat :
∑(𝑥−𝑥̅ )2
∆𝑥 = 𝑛−1
= 0,08× 10−3 𝑉
VII. PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan dengan mengalirkan arus pada plat konduktor yang diuji
yaitu germanium dan aluminium. Plat diletakkan pada medan magnet yang mengarah pada
sumbu Z sehingga terjadi gaya Lorentz. Arus akan mengalir pada sumbu X dan arah medan
magnet ke sumbu Z, maka gaya Lorentz akan tegak lurus dengan medan magnet. Ketika
plat tidak diberikan medan magnet maka electron positif dan electron negative saling
menyatu, setelah plat diberi medan magnet maka electron negative dan electron poitif akan
terpisah, sehingga terdapat beda potensial pada plat tertentu. Adanya beda potensial yang
terjadi itu maka terjadilah efek Hall.
Dari percobaan yang telah dilakukan baik pada konduktor germanium dan
aluminium didapatkan tegangan Hall yang sebanding dengan medan magnetnya. Hal ini
sesuai dengan teori bahwasannya ketika gaya magnetic yang dialami muaatan semakin
besar, maka muatan akan semakin kuat tertarik pada sebelah sisi plat dan akhrnya beda
potensial antara kedua sisi plat pun akan semakin besar pula.
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan tegangan Hall dan koefisien Hall serta
konsentrasi pembawa bahan pada germanium dan aluminium. Keoefisien Hall diperoleh
𝐼𝐵
dari gradient grafik antara dengan 𝑣ℎ . Konsentrasi pembawa muatan diperoleh dari nilai
𝑡
koefisien Hall sedangkan tegangan Hall diperoleh dari rata-rata tegangan Hall. Dari
percobaan ini didapatkan tegangan Hall untuk material germanium sebesar (86,267 ±
0,04) × 10−3 𝑉 dan untuk material aluminum sebesar (192,692 ± 0,08) × 10−3 𝑉. Dan besar
koefisien Hall untuk masing-masing material adalah (3 ± 0,1) × 10−6 untuk material
germanium dan (6 ± 0,1) × 10−5 untuk material aluminium. Dengan mengetahui bahwa
nilai koefisien Hall untuk kedua material bernilai positif maka jenis pembawa muatannya
adalah electron dengan nilai muatan positif.
VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, dapat diketahui bahwa :
1. Tegangan Hall yang dikembangkan di seluruh bahan sampel :
Material germanium = (86,267 ± 0,04) × 10−3 𝑉
Material aluminum = (192,692 ± 0,08) × 10−3 𝑉
2. Koefisien Hall dan konsentrasi pembawa bahan sampel :
Material germanium = (3 ± 0,1) × 10−6
Material aluminum = (6 ± 0,1) × 10−5
Dengan mengetahui bahwa nilai koefisien Hall untuk kedua material bernilai positif
maka jenis pembawa muatannya adalah electron dengan nilai muatan positif.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Kenneth Krane S. 1992. Fisika Modern, Terjemahan : Hans J. Wospakrik dan Sofia
Niksolihin. Jakarta : Penerbit UI
Halliday & Resnick, (terjemahan Pantur Silaban.Ph.D). 1984. Fisika Jilid 2 edisi
ketiga. Jakarta : Erlangga.