Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

EKSPERIMEN FISIKA LANJUT


“EFEK HALL”

DISUSUN OLEH :
NAMA : RAHMANISA WIDHIA ANGGRAINI
NIM : 19305141001
KELAS : FISIKA B

LABORATORIUM FISIKA ATOM


PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
I. TUJUAN
1. Untuk menentukan tegangan Hall yang dikembangkan di seluruh bahan sampel.
2. Untuk menghitung koefisien Hall dan konsentrasi pembawa bahan sampel.

II. DASAR TEORI


Jika konduktor pembawa arus ditempatkan dalam medan magnet tegak lurus,
perbedaan potensial akan menghasilkan dalam konduktor yang tegak lurus terhadap medan
magnet dan arus. Fenomena ini disebut Efek Hall. Dalam fisika solid state, efek Hall
merupakan alat penting untuk mengkarakterisasi bahan terutama semikonduktor. Ini secara
langsung menentukan tanda dan kepadatan pembawa muatan dalam sampel yang
diberikan. Fenomena ini dapat menentukan tanda muatan pada pembawa muatan dari
jumlah muatan per satuan volume n dalam suatu konduktor. Sebagian sumber
mendefinisikan efek Hall sebagai peristiwa membeloknya arus listrik dalam pelat
konduktor karena adanya pengaruh medan magnet. Peristiwa ini pertama kali ditemkan
oleh Dr Edwin Hall pada tahun 1879. Beliau menemukan jika medan sebuah magnet akan
tegak lurus dengan suatu permukaan pelat emas yang dialiri arus. Sehingga terbentuk beda
potensial pada ujung-ujung pelat yang saling berlawanan.
Pertimbangkan konduktor persegi panjang dengan ketebalan t disimpan di bidang
XY. Medan listrik diterapkan dalam arah-X menggunakan Generator Arus Konstan (CCG),
sehingga arus I mengalir melalui sampel. Jika w adalah lebar sampel dan t adalah tebal. Di
sana untuk rapat arus diberikan oleh :
𝐼
𝐽𝑥 = 𝑤𝑡 (1)
Gbr.1 Representasi skema Efek Hall dalam konduktor.

CCG – Generator Arus Konstan, JX – kerapatan arus– elektron, B – medan magnet yang diterapkan t – tebal, w – lebar VH – Tegangan Hall

Jika medan magnet diterapkan sepanjang sumbu z negatif, gaya Lorentz


menggerakkan pembawa muatan (katakanlah elektron) ke arah y. Ini menghasilkan
akumulasi pembawa muatan di tepi atas sampel. Ini mengatur medan listrik transversal Ey
dalam sampel. Ini mengembangkan perbedaan potensial sepanjang sumbu y dikenal
sebagai tegangan Hall VH dan efek ini disebut Efek Hall.

Arus dibuat mengalir melalui bahan sampel dan perbedaan tegangan antara bagian
atas dan bawahnya diukur menggunakan volt-meter. Ketika medan magnet yang
diterapkan B = 0, perbedaan tegangan akan menjadi nol.

Kita tahu bahwa arus mengalir sebagai respons terhadap medan listrik yang
diterapkan dengan arahnya sebagai konvensional dan itu baik karena aliran lubang ke arah
arus atau pergerakan elektron mundur. Dalam kedua kasus, di bawah penerapan medan
magnet gaya Lorentz magnetic 𝐹𝑚 = 𝑞(𝑉 × 𝐵) menyebabkan pembawa melengkung ke
atas. Karena muatan tidak dapat lepas dari materi, terjadi ketidakseimbangan muatan
vertikal. Ketidakseimbangan muatan ini menghasilkan medan listrik yang melawan gaya
magnet dan keadaan tunak terbentuk. Medan listrik vertikal dapat diukur sebagai
perbedaan tegangan transversal menggunakan voltmeter.

III. METODOLOGI
Dalam kondisi tunak, gaya magnet seimbang dengan gaya listrik. Secara matematis kita
dapat menyatakannya sebagai:
𝑒𝐸 = 𝑒𝑣𝐵 (2)
Dimana e muatan listrik, E medan listrik hall yang dikembangkan, B medan magnet yang
diterapkan dan v adalah kecepatan drift pembawa muatan. Dan I saat ini dapat dinyatakan
sebagai :
𝐼 = 𝑛𝑒𝐴𝑣 (3)
Dimana n adalah kerapatan jumlah elektron dalam konduktor dengan panjang l , lebar w
dan tebal t. Menggunakan (1) dan (2) tegangan Hall 𝑉𝐻 dapat ditulis sebagai :
𝐼𝐵
𝑉𝐻 = 𝐸𝑤 = 𝑣𝐵𝑤 = 𝑛𝑒𝑡
𝐼𝐵
𝑉𝐻 = 𝑅𝐻 (4)
𝑡

Dengan mengatur ulang persamaan (4) kita mendapatkan :

𝑉𝐻 ×𝑡
𝑅𝐻 = 𝐼×𝐵

Dimana 𝑅𝐻 disebut koefisien Hall:

1
𝑅𝐻 = 𝑛𝑒

Grafik hubungan antara


y
𝑦=𝑏𝑥

x 𝐼𝐵
𝑉𝐻 = 𝑅𝐻 𝑡

dengan ralat gradient =


𝑏𝑚𝑎𝑥 − 𝑏𝑚𝑖𝑛
∆𝑏 = | |
2

IV. ALAT DAN LANGKAH PERCOBAAN


1. Alat dan Bahan
 Dua solenoid
 Pasokan arus konstan
 Empat probe
 Digital gauss meter
 Aparatus efek Hall (yang terdiri dari Generator Arus Konstan (CCG), mili
voltmeter digital dan probe Hall).
2. Langkah Percobaan
 Untuk mengukur medan magnet yang dihasilkan di solenoid
a) Memilih medan magnet vs arus dari prosedur combo-box.
b) Menekan tombol “Sisipkan Probe”
c) Menempatkan probe di antara solenoida dengan mengklik
penyangga kayu di simulator.
d) Menggunakan penggeser Arus, memvariasikan arus melalui
solenoida dan mencatat
e) Mencatat nilai medan magnet yang sesuai, yang terbaca pada Gauss
meter.
f) Mengulangi langkah a s.d e untuk material lain
 Peralatan Efek Hall
a) Memilih “Pengaturan Efek Hall” dari kotak Combo dan Memilih
“prosedur”.
b) Mengklik tombol “Insert Hall Probe”.
c) Menempatkan probe di antara solenoida dengan mengklik
penyangga kayu di simulator.
d) Mensetting nilai "penggeser saat ini" ke minimum.
e) Memilih bahan dari kotak Combo "Pilih Bahan".
f) Memilih Ketebalan material menggunakan slider Ketebalan.
g) Memvariasikan arus Hall menggunakan arus slider Hall.
h) Mencatat voltase Hall yang sesuai dengan mengklik tombol
"tunjukkan voltase".
i) Menghitung koefisien Hall dan konsentrasi pembawa bahan
j) Mengulangi percobaan dengan besar medan magnet-magnet yang
berbeda
V. DATA HASIL PERCOBAAN
1. Material Germanium
 Data Medan Magnet yang Dihasilkan dari Solenoida
I (A) B (T)
1 0,1482
1,5 0,2223
2 0,2964
2,5 0,3706
3 0,444
3,5 0,5188
4 0,5929
4,5 0,667
5 0,7411
 Efek Hall
B(T) t (m) Arus Hall saat ini (A) Tegangan Hall(V)
−9 −3
0,1482 1× 10 1× 10 28,756× 10−3
0,2223 1× 10−9 1, 5 × 10−3 43,133× 10−3
0,2964 1× 10−9 2× 10−3 37,511× 10−3
0,3706 1× 10−9 2,5× 10−3 71,889× 10−3
0,444 1× 10−9 3× 10−3 86,267× 10−3
0,5188 1× 10−9 3,5× 10−3 100,645× 10−3
0,5929 1× 10−9 4× 10−3 115,023× 10−3
0,6676 1× 10−9 4,5× 10−3 129,4× 10−3
0,7411 1× 10−9 5× 10−3 143,778× 10−3

2. Material Aluminium
 Data Medan Magnet yang Dihasilkan dari Solenoida
I (A) B (T)
1 0,1482
1,5 0,2223
2 0,2964
2,5 0,3706
3 0,444
3,5 0,5188
4 0,5929
4,5 0,667
5 0,7411
 Efek Hall
B(T) t (m) Arus Hall saat ini (A) Tegangan Hall(V)
−9 −3
0,1482 9× 10 1× 10 64,23 × 10−3
0,2223 9× 10−9 1, 5 × 10−3 96,346 × 10−3
0,2964 9× 10−9 2× 10−3 128,462× 10−3
0,3706 9× 10−9 2,5× 10−3 160,577× 10−3
0,444 9× 10−9 3× 10−3 192,692× 10−3
0,5188 9× 10−9 3,5× 10−3 224,808× 10−3
0,5929 9× 10−9 4× 10−3 256,923× 10−3
0,6676 9× 10−9 4,5× 10−3 289,039 × 10−3

0,7411 9× 10−9 5× 10−3 321,154× 10−3

VI. ANALISIS
1. Material Germanium
 Menentukan koefisien Hall melalui gradient grafik antara tegangan Hall dan IB/t

𝑏𝑚𝑎𝑥 − 𝑏𝑚𝑖𝑛
∆𝑏 = | | = 0,1 × 10−6
2

Jadi dari grafik tersebut didapatkan koefisien Hall sebesar (3 ± 0,1) × 10−6 .

 Mengetahui Jenis Pembawa Muatan


Dengan mengetahui bahwa nilai koefisien Hall bernilai positif maka jenis pembawa
muatan yang ada pada keeping konduktor Germanium adalah electron dengan nilai
muatan positif
 Menentukan Tegangan Hall
∑𝑓𝑖 𝑀𝑖
𝑥̅ = 𝑛
(28,756+43,133+57,511+71,889+86,267+100,645+115,023+129.4+143,778)10−3
𝑥̅ =
9
−3
=86,267 × 10 𝑉

Dengan ralat :

∑(𝑥−𝑥̅ )2
∆𝑥 = 𝑛−1

= 0,04 × 10−3 𝑉

Jadi didapatkan tegangan Hall sebesar (86,267 ± 0,04) × 10−3 𝑉


2. Material Aluminium
 Menentukan koefisien Hall melalui gradient grafik antara tegangan Hall dan IB/t

𝑏𝑚𝑎𝑥 − 𝑏𝑚𝑖𝑛
∆𝑏 = | | = 0,1 × 10−5
2

Jadi dari grafik tersebut didapatkan koefisien Hall sebesar (6 ± 0,1) × 10−5

 Mengetahui Jenis Pembawa Muatan


Dengan mengetahui bahwa nilai koefisien Hall bernilai positif maka jenis pembawa
muatan yang ada pada keeping konduktor Aluminium adalah electron dengan nilai
muatan positif
 Menentukan Tegangan Hall
∑𝑓𝑖 𝑀𝑖
𝑥̅ = 𝑛
(64,231+96,346+128.,462+160,577+192,692+224,808+256,923+289,039+321,154)10−3
𝑥̅ =
9
−3
=192,692 × 10 𝑉

Dengan ralat :

∑(𝑥−𝑥̅ )2
∆𝑥 = 𝑛−1

= 0,08× 10−3 𝑉

Jadi didapatkan tegangan Hall sebesar (192,692 ± 0,08) × 10−3 𝑉

VII. PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan dengan mengalirkan arus pada plat konduktor yang diuji
yaitu germanium dan aluminium. Plat diletakkan pada medan magnet yang mengarah pada
sumbu Z sehingga terjadi gaya Lorentz. Arus akan mengalir pada sumbu X dan arah medan
magnet ke sumbu Z, maka gaya Lorentz akan tegak lurus dengan medan magnet. Ketika
plat tidak diberikan medan magnet maka electron positif dan electron negative saling
menyatu, setelah plat diberi medan magnet maka electron negative dan electron poitif akan
terpisah, sehingga terdapat beda potensial pada plat tertentu. Adanya beda potensial yang
terjadi itu maka terjadilah efek Hall.
Dari percobaan yang telah dilakukan baik pada konduktor germanium dan
aluminium didapatkan tegangan Hall yang sebanding dengan medan magnetnya. Hal ini
sesuai dengan teori bahwasannya ketika gaya magnetic yang dialami muaatan semakin
besar, maka muatan akan semakin kuat tertarik pada sebelah sisi plat dan akhrnya beda
potensial antara kedua sisi plat pun akan semakin besar pula.

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan tegangan Hall dan koefisien Hall serta
konsentrasi pembawa bahan pada germanium dan aluminium. Keoefisien Hall diperoleh
𝐼𝐵
dari gradient grafik antara dengan 𝑣ℎ . Konsentrasi pembawa muatan diperoleh dari nilai
𝑡

koefisien Hall sedangkan tegangan Hall diperoleh dari rata-rata tegangan Hall. Dari
percobaan ini didapatkan tegangan Hall untuk material germanium sebesar (86,267 ±
0,04) × 10−3 𝑉 dan untuk material aluminum sebesar (192,692 ± 0,08) × 10−3 𝑉. Dan besar
koefisien Hall untuk masing-masing material adalah (3 ± 0,1) × 10−6 untuk material
germanium dan (6 ± 0,1) × 10−5 untuk material aluminium. Dengan mengetahui bahwa
nilai koefisien Hall untuk kedua material bernilai positif maka jenis pembawa muatannya
adalah electron dengan nilai muatan positif.

VIII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, dapat diketahui bahwa :
1. Tegangan Hall yang dikembangkan di seluruh bahan sampel :
 Material germanium = (86,267 ± 0,04) × 10−3 𝑉
 Material aluminum = (192,692 ± 0,08) × 10−3 𝑉
2. Koefisien Hall dan konsentrasi pembawa bahan sampel :
 Material germanium = (3 ± 0,1) × 10−6
 Material aluminum = (6 ± 0,1) × 10−5
Dengan mengetahui bahwa nilai koefisien Hall untuk kedua material bernilai positif
maka jenis pembawa muatannya adalah electron dengan nilai muatan positif.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Kenneth Krane S. 1992. Fisika Modern, Terjemahan : Hans J. Wospakrik dan Sofia
Niksolihin. Jakarta : Penerbit UI
Halliday & Resnick, (terjemahan Pantur Silaban.Ph.D). 1984. Fisika Jilid 2 edisi
ketiga. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai