Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM DIGITAL
“RANGKAIAN PENJUMLAH BINER”

Oleh:

Nama : Rahmanisa Widhia Anggraini

NIM : 19306141001

Kelas : Fisika B

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021
A. TUJUAN
1. Mengenal cara kerja rangkaian penjumlah (adder) biner
2. Dapat menyusun rangkaian penjumlah Half Adder dan Full Adder dari
gerbang-gerbang logika
3. Menggunakan IC bit-4 binary Full Adder dan sejenisnya sebagai komponen
rangkaian penjumlah biner
B. DASAR TEORI
Dalam sebuah mesin hitung digital seperti kalkulator dan computer, terdapat
suatu rangkaian yang berfungsi untuk melakukan operasi-operasi aritmatik, seperti
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Berbagai operasi aritmatik
dalam computer maupun kalkulator dilaksanakan dalam bentuk biner. Alasan
mengguakan bilangan biner adalah karena kerja dari rangkaian digital didasarkan
pada pulsa-pulsa berbentuk kotak yang hanya memiliki keadaan hidup (tinggi) atau
mati (rendah). Rangkaian penjumlahan pada system digital disebut adder.
1. Rangkaian penjumlah Paro (Half Adder)
Untuk menyusun suatu rangkaian penjumlah biner dari gerbang logika,
terlebih dahulu perlu mengetahui fungsi rangkaian tersebut dan diturunkan menurut
table kebenarannya. Untuk rangkaian A dan B satu bit dapat disusun dengan gerbang
logika berdasarkan table kebenaran.

Berdsarkan table diatas, bagian keluaran pada rangakaian yang akan disusun terdiri
dari jumlah (S) dan simpanan (C) sehingga gerbang logika yang sesuai untuk dua
keluaran tersebut aalah gerbang XOR dan AND.
Rangkaian diatas hanya dapat digunakan untuk menjumlahkan biner pada
posisi satuan saja, artinya tidak dapat digunakan untuk posisi duaan, empatan,
delapanan, dan seterusnya. Hal ini disebabkan karena rangkaian tersebut tidak
memiliki masukan atau simpanan dari hasil penjumlahan dari posisi sebelumnya.
Rangkaian dengan sifat seperti inilah yang disebut sebagai rangkaian penjumlah paro
(Half Adder).
2. Rangkaian Penjumlah Penuh (Full Adder)
Seperti yang telah diketahui, bahwa penjumlah half adder hanya dapat digunakan
untuk proses penjumlahan bilangan pada posisi satuan saja karena tidak tersedia
terminal masukan untuk menampung terjadiya simpanan dari posisi sebelumnya.
Padahal proses penjumlahan pada umumnya melibatkan simpanan. Suatu rangkaian
yang memenuhi syarat tersebut dikenal sebagai rangkaian penjumlah penuh (full
adder). Rangkaian ini memiliki tiga terminal masukan (A, B, dan Cin) dan dua
terminal keluaran (Os dan Cout). Rangkain full adder ini dapat dirangkai berdasarkan
table kebenarannya:

Dari gambar tersebut dapat dianalisis akan mengahsilkan suatu rangkaian sebagai
berikut:

3. Penjumlah Jajar (Parallel)


Penjumlahan dengan jumlah bit yang banyak, dapat dielesaikan dengan penjumlah
jajar (parallel). Rangaian penjumlah parallel n bit dapat digunaka untuk menambah
dua jumlah bilangan A dan B yang masing-masing bilangan adalah
A=𝐴(𝑛−1) , 𝐴(𝑛−2) , … . , 𝐴3 𝐴2 𝐴1 𝐴0 dan bilangan B=𝐵(𝑛−1) , 𝐵(𝑛−2) , … . , 𝐵3 𝐵2 𝐵1 𝐵0 .
Rangkaian penjumlah parallel sangat lazim digunakan dalam rangkaian system digital
karena digunakan untuk menghitung hasil penjumlahan dari bilangan biner yang lebih
panjang. Rangkaian penjumlah parallel banyak tersedia dalam bentuk IC terpadu,
salah satunya IC seri 7483.

C. ALAT DAN BAHAN


a. Software proteus
b. AC voltmeter
c. LED
d. Vcc
e. Ground
f. IC seri 7408, 7432, 7483, dan 7486

D. LANGKAH PERCOBAAN
1) Rangkaian penjumlah paro (half adder)
a) Merangkai rangkaian sesuai dengan skema alat

b) Memasukkan nilai pada logicprobe A dan B 1 atau 0 kemudian


mengamati nilai keluaran pada Os dan Oc yang dihubungkan dengan
indicator LED dan voltmeter
c) Mencatat hasil yang diperoleh
2) Rangkaian penjumlah penuh (full adder)
a) Mengatur rangkaian sesuai dengan skema alat
b) Memasukkan nilai pada logicprobe A, B, dan Cin 1 atau 0 kemudian
mengamati nilai keluaran pada Os dan Oc yang dihubungkan dengan
indicator LED dan voltmeter
c) Mencatat hasil yang diperoleh
3) Rangkaian penjumlah jajar (parallel)
a) Mengatur rangkaian sesuai skema alat

b) Memasukkan nilai pada logicprobe A1,A2,A3,A4,B1,B2,B3,B4, dan Cin 1


atau 0 kemudian mengamati nilai keluaran pada S1,S2,S3,S4 dan Cout yang
dihubungkan dengan indicator LED
c) Mencatat hasil yang diperoleh
E. DATA PERCOBAAN
1. Penjumlah paro (half adder)
Masukan keluaran
A B S C voltmeter
0 0 0 0 0
0 1 1 0 2,28
1 0 1 0 2,28
1 1 0 1 2,28
2. Penjumlah penuh (full adder)
masukan keluaran
S Co
A B Cin
led voltmeter led voltmeter
0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 2,28 0 0
0 1 0 1 2,28 0 0
0 1 1 0 0 1 2,36
1 0 0 1 2,28 0 0
1 0 1 0 0 1 2,36
1 1 0 0 0 1 2,36
1 1 1 1 2,28 1 2,36
3. Penjumlah parallel
Masukan keluaran
A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 Cin S1 S2 S3 S4 Cout sum
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 6
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4
0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 16

F. ANALISIS DATA
1. Penjumlah paro (Half adder)

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kedua kolom keluaran
tersebut dhasilkan dengan menggunakan dua gerbang logika:
a) Kolom jumlah (S) merupakan keluaran dari gerbang EX-OR dimana
keluarannya akan bernilai 1 (tinggi) ketika masukannya tidak sama 1, tetapi 0
(rendah) bila kedua masukan sama.
b) Kolom simpanan (C) merupakan keluaran dari gerbang AND dimana
keluarannya akan 1 (tinggi) hanya jika semua masukannya 1 (tinggi)
2. Penjumlah penuh (full adder)
Cin A B Penjumlahan (Cin+A+B) hasil
0 0 0 0+0+0 0 dengan carry 1
0 0 1 0+0+1 1 dengan carry 0
0 1 0 0+1+0 1 dengan carry 0
0 1 1 0+1+1 0 dengan carry 1
1 0 0 1+0+0 1 dengan carry 0
1 0 1 1+0+1 0 dengan carry 1
1 1 0 1+1+0 0 dengan carry 1
1 1 1 1+1+1 1 dengan carry 0

Dalam peta Karnaugh akan menjadi seperti berikut:


 Untuk keluaran Sum:
𝐴𝐵 𝐴𝐵 AB A𝐵

𝐶𝑖𝑛 0 1 0 1
Cin 1 0 1 0

Os = Cin 𝐴 𝐵+𝐶𝑖𝑛 𝐴B + Cin A𝐵


= 𝐶𝑖𝑛 (𝐴 B+A𝐵) + Cin (𝐴 𝐵 + AB)
= 𝐶𝑖𝑛 (𝐴 ⊕ 𝐵) + 𝐶𝑖𝑛(𝐴 ⊕ 𝐵)
= Cin⊕A⊕B

 Untuk keluaran Cout


𝐴𝐵 𝐴𝐵 AB A𝐵

𝐶𝑖𝑛 0 0 1 0
Cin 0 1 1 1
Cout = AB+Cin𝐴𝐵 + 𝐶𝑖𝑛 𝐴𝐵

= AB+Cin(𝐴𝐵 + 𝐴𝐵)

= AB+(A⊕B)
Jadi, dari analisis tersebut didapatkan hasil Os=Cin⊕A⊕B dan
Cout=AB+(A⊕B)
3. Rangkaian penjumlah jajar (parallel)
𝐴1 = 20 , 𝐴2 = 21 , 𝐴3 = 22 , 𝐴4 = 24
𝐵1 = 20 , 𝐵2 = 21 , 𝐵3 = 22 , 𝐵4 = 24
𝑆1 = 20 , 𝑆2 = 21 , 𝑆3 = 22 , 𝑆4 = 24
 Data dengan hasil kurang dari 15
𝐴1 = 20 , 𝐴2 = 21 , 𝐴3 = 22 , 𝐴4 = 24 = 0 1 0 0
𝐵1 = 20 , 𝐵2 = 21 , 𝐵3 = 22 , 𝐵4 = 24 = 0 0 1 0
+
𝑆1 = 20 , 𝑆2 = 21 , 𝑆3 = 22 , 𝑆4 = 24 = 0 1 1 0

6an 4an 2an satuan

𝐴1 = 20 , 𝐴2 = 21 , 𝐴3 = 22 , 𝐴4 = 24 = 0 0 1 0
𝐵1 = 20 , 𝐵2 = 21 , 𝐵3 = 22 , 𝐵4 = 24 = 0 0 1 0
+
𝑆1 = 20 , 𝑆2 = 21 , 𝑆3 = 22 , 𝑆4 = 24 = 0 1 0 0

6an 4an 2an satuan

 Data dengan hasil lebih dari 15


𝐴1 = 20 , 𝐴2 = 21 , 𝐴3 = 22 , 𝐴4 = 24 = 1 1 0 0
𝐵1 = 20 , 𝐵2 = 21 , 𝐵3 = 22 , 𝐵4 = 24 = 0 1 0 0
+

𝑆1 = 20 , 𝑆2 = 21 , 𝑆3 = 22 , 𝑆4 = 24 = 0 0 0 0
Simpanan 1

G. PEMBAHASAN
Praktikum ini membahas mengenai penjumlahan biner. Ada tiga pokok
bahasan pada praktikum ini : penjumlah paro (half adder), penjumlah penuh (full
adder) dan penjumlah jajar menggunakan IC 7483.
Pada penjumlah paro (half adder) dilakukan dengan merangkai rangkaian
sesuai dengan skema alat. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa half adder terdiri
dari 1 satu gerbang logika AND dan satu gerbang logika EX-OR. Kolom jumlah (S)
merupakan keluaran dari gerbang EX-OR dimana keluarannya akan bernilai 1 (tinggi)
ketika masukannya tidak sama 1, tetapi 0 (rendah) bila kedua masukan sama. Kolom
simpanan (C) merupakan keluaran dari gerbang AND dimana keluarannya akan 1
(tinggi) hanya jika semua masukannya 1 (tinggi).
Kemudian untuk rangkaian penjumlah penuh (full adder) rangkaian tersususn
dari gabungan dua buah rangkaian half adder dan ditambah satu gerbang OR.
Kemudian hasil yang diperoleh disesuaikan dengan perhitungan Karnaugh. Dari
perhitungan didapatkan bahwa keluaran sum (Os) adalah Os= Cin⊕A⊕B dan hasil
keluaran Cout= AB+(A⊕B). Sehingga dari perhitungan yang diperoleh dapat
diketahui bahwa pada Cout akan bernilai 1 (tinggi) apabila kedua atau semua
masukan bernilai 1. Hal ini juga dikarenakan karena Cout merupakan simpanan dari
hasil penjumlahan pada keluaran full adder.
Kemudian pada penjumlah 4 bit digunakan IC 7483. IC tersebut dihubungkan
dengan masukan 𝐴1 , 𝐴2 , 𝐴3 , 𝐴4 , 𝐵1 , 𝐵2 , 𝐵3 , 𝐵4 dan Cin serta keluaran 𝑆1 , 𝑆2 , 𝑆3 , 𝑆4 dan
Cout. Nilai 𝐴1 adalah 20 , nilai 𝐴2 adalah 21 , nilai 𝐴3 adalah 22 dan nilai 𝐴4 adalah
23 . Begitu pula dengan A dan S. sehingga untuk memperoleh hasil kurang dari 15
atau lebih dari 15, maka bilangan biner dimasukkan kedalam bit dengan
memperhatikan posisi satuan, duaan, empatan, dan delapanan. Pada analisis, data
yang diperoleh telah dibuktikan dengan perhitungan secara manual dan didapatkan
hasil yang sesuai. Ketika hasil lebih dari 15 maka led yang terpasang pada Cout akan
menyala. Hal ini dikarenakan Cout merupakan simpanan dari hasil keluaran pada IC
tersebut.

H. KESIMPULAN
Setelah dilakukan praktikum, dapat diketahui bahwa :
1. Cara kerja rangkaian adder adalah sama dengan penjumlahan pada biangan
decimal. Dalam proses penjumlahan biner juga dikenal simpanan (carry)
2. Rangkaian half adder terdiri dari satu gerbang AND dan sat gerbang EX-OR dan
rangkaian full adder terdiri dari dua rangkaian half adder yang ditambah gerbang
OR
3. IC 7483 merupakan salah satu rangkaian penjumlah biner yang cara kerjanya
dengan memasukkan bilangan biner kedalam bit sesuai dengan posisi satuan,
duaan, empatan, dan delapanan.
I. DAFTAR PUSTAKA
Sumarna. 2006. Elektronika Digital Konsep Dasar dan Aplikasinya. Yogyakarta.
Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai