Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MATA KULIAH

ELEKTRONIKA DIGITAL 2

   

Disusun oleh :
SEYRA AMANDA.P

19141170037

24

2A D4 – Teknik Elektronika

  
 POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA
2020
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Individu
yang berjudul ‘‘KALKULATOR PENJUMLAH”.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Moh. Luqman yang telah membantu saya
baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.

Kami menyadari, bahwa Laporan Individu yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga Laporan Individu ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Mojokerto, 5 Oktober 2020

Seyra amanda prameswari


A. Tugas: Kalkulator Penjumlahan
Rancang dan bangun rangkaian kalkulator yang bisa menjumlahkan dua buah angka BCD
menjadi menampilkan hasilnya dalam bentuk angka desimal

7
BC
D
Kalkulator
Penjumlah

B. Dasar Teori :

a. Pejumlahan Biner

Secara prinsip, penjumlahan bilangan biner sama dengan penjumlahan bilangan


desimal. Perbedaannya tentu saja pada basis. Bilangan desimal berbasis 10 (sepuluh) sedangkan bilangan
biner berbasis 2 (dua). Coba lihat dasar-dasar penjumlahan bilangan biner berikut ini:

Persamaan (1), (2) & (3) jelas sangat identik dengan penjumlahan bilangan
desimal. Persamaan (4) terlihat sedikit berbeda dengan penjumlahan desimal. Jika dalam sistem bilangan
desimal, 1 + 1 sama dengan 2, berbeda dengan bilangan biner. Ingat, sistem bilangan biner hanya
mengakomodasi 2 simbol angka saja yaitu 0 (nol) dan 1 (satu). Untuk itu, 1 + 1 pada sistem bilangan biner
hasilnya 0, simpan 1. Hasil ini bisa dibuktikan dengan cara mengonversikan masing-masing bilangan yang
dijumlahkan dan hasilnya ke dalam bilangan desimal.

Hal ini dapat dianalogikan menggunakan bilangan desimal. Misalnya 1 + 9.


Hasilnya adalah 0 (simpan 1). Kenapa, karena sistem bilangan desimal hanya 3 mengakomodasi 10 simbol
angka, dari 0 hingga 9. Beda lagi ceritanya jika menggunakan sistem bilangan heksadesimal. Dalam
bilangan heksadesimal, 1 + 9 hasilnya ‘A’.

Berikut contoh pernjumlahan bilangan Biner:


b. Penjumlahan Penuh (Full Adder)
Penjumlah penuh (Full-Adder) merupakan rangkaian penjumlah yang 3 bit
bilangan biner A, B dan masukan luapan Cin dengan keluaran hasil jumlah (sum) dan luapan
(overflow/carry) Cout.
Tabel 2.1 Penjumlah Penuh (Full Adder)
Masukan Keluaran
Augend Addend Carry input Hasil Jumlah Luapan (Overflow/Carry)
A B Cin S C
0 0 0 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 1
1 1 0 0 1
1 1 1 1 1
Dari tabel 2.1 tersebut dapat diperoleh persamaan kedua keluaran, yaitu :
Hasil Jumlah 𝑆 = 𝐴𝐵𝐶in + 𝐴𝐵𝐶in + 𝐴𝐵𝐶in + ABCin = 𝐴 ⊕ 𝐵 ⊕ 𝐶in
Luapan / Carry 𝐶out = 𝐴BCin + 𝐴𝐵𝐶in + AB𝐶in + ABCin = BCin + ACin + AB
Sehingga dari persamaan tersebut didapatkan rangkaian sebagai berikut :
A
S
FULL
Masukan B ADDER Keluaran

Cin Cout
(a) Blok Diagram Penjumlah Penuh (Full Adder)

Masukan B Sum

Cin
Keluaran

Carry

(b) Rangkaian Logika Penjumlah Penuh (Full Adder)


Gambar 2.1 Penjumlahan Penuh (Full Adder)

Masukan
B3 A3 B2 A2 B1 A1 B0 A0

C3 C2 C1 C0
C
4 FA3 FA2 FA1 FA0

S3 S2
S1 S0

Keluaran

Gambar 2.2 Penjumlah Paralel 4-bit


Untuk mendapatkan jumlah bit yang lebih banyak, maka beberapa Penjumlah Penuh (FA)
diparalel. Misalnya bilangan biner 4-bit (A0, A1, A2, A3) ditambah 4-bit (B0, B1, B2, B3) dengan
keluaran (S0, S1, S2, S3) dan luapan C4, sehingga diperlukan 4 FA yang diparalel seperti
ditunjukkan pada gambar 2.2

Agar oleh luapan (carry) yang dihasilkan tiap bit dapat dijumlahkan dengan bit berikutnya
dan diperoleh hasil penjumlahan yang benar, efek ini dinamakan perambatan luapan (carry
propagation atau carry ripple), yang disebabkan oleh penundaan perambatan tiap FA. Contoh :
00111
10101 Yang dijumlah (Augend)
+ 00111 Penjumlah (Addend)
11100 Hasil Jumlah
00111 Luapan / Carry (ditambahkan ke posisi berikutnya)

c. Gerbang Logika (Gate Logic)


Gerbang logika adalah dasar pembentuk Sistem Elektronika Digital yang berfungsi untuk
mengubah satu atau beberapa Input (masukan) menjadi sebuah sinyal Output (Keluaran) Logis.
Gerbang Logika beroperasi berdasarkan sistem bilangan biner yaitu bilangan yang hanya memiliki 2
kode simbol yakni 0 dan 1 dengan menggunakan Teori Aljabar Boolean. Gerbang logika memiliki
beberapa jenis, namun pada praktikum kali ini kami sebenarnya hanya menggunakan 1 buah
gerbang logika yakni gerbang X-OR, namun dosen pembina kami hanya menerima gerbang
NOT,AND ,OR.
Gerbang OR
Memberikan keadaan logika 1 (tinggi) pada outputnya jika salah satu atau lebih
inputnya berlogika 1 (tinggi).Dan outputnya bernilai 0 (rendah) jika kedua inputnya atau
bernilai 0 (rendah)

Simbol gerbang logika OR (a) dan Tabel kebenaran gerbang OR2-Inputan


(b) Persamaan: X = A + B atau X = A OR B.

Gerbang AND
Memberikan keadaan logika 1 (tinggi) pada outputnya, jika kedua atau inputnya
berlogika 1 (tinggi).Dan sebaliknya jika outputnya bernilai 0 (rendah) jika salah satu
atau lebih inputannya bernilai 0 ( rendah).
Simbol gerbang logika AND (a) dan Tabel kebenaran gerbang AND 2-input (b)
Persamaan: Y = A.B Atau Y = A AND B atau Y = AB.

Gerbang NOT
NOT bias juga disebut sebagai gerbang Inverter (pembalik).Rangkaian ini juga
mempunyai sebuah masukan dan sebuah keluaran.Yang dilakukannya hanyalah
membalik sinyal masukan; jika masukan adalah 1 (tinggi) maka keluarannya adalah 0
(rendah),dan sebaliknya.

Simbol gerbang logika NOT (a) dan Tabel kebenaran gerbang NOT (b)
Persamaan: Y = NOT A Atau Y = A.
d. 7 Segment

Ada dua jenis peraga 7 segment dari LED, yaitu common Anode dan common Cathode. Pada
jenis peraga LED common Anode, ke delapan Anoda LED dihubungkan dengan + VCC (masing-
masing dengan Resistor yang menghasilkan arus maksimum 20 mA), sedangkan Katodanya
dikendalikan oleh keluaran Decoder yang aktif rendah, sehingga arus mengalir ke LED dan
memendarkan cahaya pada ruas yang diinginkan. Untuk jenis peraga LED common Cathode, ke
delapan Katoda LED dihubungkan ke 0 Volt, sedangkan Anodanya dikendalikan oleh keluaran
Decoder aktif tinggi melalui Resitor, agar arus yang mengalir ke Dioda tidak lebih dari 20 mA
dan memendarkan cahaya
pada ruas yang diinginkan.
a
VCC

f b
g
g
e c a b c d e f

(b) Common Anode


d
(a) Penandaan 7 ruas

a b c d e f g

(c) Common Cathode


Hubungan Decoder dengan 7 Segment
Contoh Decoder yang digunakan untuk peraga 7 segment adalah IC 7447, dengan 4
masukan (A, B, C, D) dan 7 keluaran kolektor terbuka (a, b, c, d, e, f, g) aktif rendah, sehingga
sesuai untuk peraga 7 segment dari LED common Anode. Dekoder 7447 mengkonversikan masukan
desimal yang dikodekan dalam biner (BCD) ke peraga 7 segment, sehingga hanya masukan 0 (0000)
sampai 9 (1001) yang ditampilkan,
sedangkan selebihnya 10 (1010) sampai 15 (1111) ditampilkan tidak
beraturan.

(c) Diagram Hubungan 7447


VCC
a Resistor
b a
c
D
d f b
Masukan C g
e
BCD B
f
EC

A e c
D
7
4
4
7

(d) Decoder 7447 dengan 7 Segment Common Anode


(e) Tabel Kebenaran 7447

Gambar 2.10 Decoder7447 BCD 7 Segment


Decoder 7447 mempunyai masukan ripple blanking (Blanking Input
/ BI, Ripple Blanking Input / RBI dan Ripple Blanking Output / RBO) yang digunakan untuk
memadamkan desimal 0 yang mendahului, misalnya tampilan 6 digit desimal 004,200 akan ditampilkan
4,2. Masukan BI harus berlogika 1 apabila fungsi 0 sampai 15 diinginkan. Apabila BI rendah, maka semua
segment padam. Masukan RBI harus 1, jika pemadaman desimal 0 tidak diinginkan. Apabila masukan
RBI dan A,B,C,D pada keadaan rendah sedangkan masukan LT (Lamp Test) tinggi, maka semua segment
padam dan RBO juga rendah. Sedangkan apabila BI/RBO tinggi (1) dan masukan LT rendah (0), maka
semua segment menyala.

C. Perancangan :

Tabel Kebenaran Full Adder


Full Adder dapat digunakan untuk menjumlahkan bilangan-bilangan biner yang lebih dari 1bit.
Penjumlahan bilangan-bilangan biner sama halnya dengan penjumlahan bilangan decimal dimana hasil
penjumlahan tersebut terbagi menjadi 2 bagian, yaitu SUMMARY (SUM) dan CARRY, apabila hasil
penjumlahan pada suatu tingkat atau kolom melebihi nilai maksimumnya maka output CARRY akan
berada pada keadaan logika 1.

D. Gambar Rangkaian :

E. Daftar Komponen :
1. 74LS47 (03)
2. Logic State (09)
3. Logis Probe (01)
4. OR (12)
5. NOT (16)
6. AND (24)
7. Resistor 10K (3)
8. 7Segment (03)
F. Simulasi Rangkaian:
INPUT INPUT OUTPUT DESIMAL
DESIMAL A DESIMAL B 7-SEGMENT
1 1 2
2 2 4
3 3 6
4 4 8
1 2 3
1 3 4
1 4 5
1 5 6
1 6 7
1 7 8
1 8 9
2 1 3
2 3 5
2 4 6
2 5 7
2 6 8
2 7 9
3 1 4
3 2 5
3 4 7
3 5 8
3 6 9
4 1 5
ANALISIS
Dari data hasil praktikum diatas, diperoleh data secara acak yakni:
 Saat Input desimal A bernilai 4 (input decoder D hingga A berturut- turut bernilai 0,
1, 0, 0) dan Input desimal B bernilai 2 (input decoder D hingga A berturut-turut
bernilai 0, 0, 1, 0) lalu carry input dihubungkan ke ground, maka output desimal 7-
segment adalah 6 (output digit segment a hingga g berturut-turut 0, 0, 1, 1, 1, 1, 1).
 Saat Input desimal A bernilai 4 (input decoder D hingga A berturut- turut bernilai 0,
1, 0, 0) dan Input desimal B bernilai 4 (input decoder D hingga A berturut-turut
bernilai 0, 1, 0, 0) lalu carry input dihubungkan ke ground, maka output desimal 7-
segment adalah 8 (output digit segment a hingga g berturut-turut 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1).
 Saat Input desimal A bernilai 8 (input decoder D hingga A berturut- turut bernilai 1, 0, 0,
0) dan Input desimal B bernilai 1 (input decoder D hingga A berturut-turut bernilai 0, 0, 0,
1) lalu carry input dihubungkan ke VCC, maka output desimal 7-segment adalah 7 (output
digit segment a hingga g berturut-turut 1, 1, 1, 0, 0, 0, 0).
 Saat Input desimal A bernilai 8 (input decoder D hingga A berturut- turut bernilai 1, 0, 0,
0) dan Input desimal B bernilai 8 (input decoder D hingga A berturut-turut bernilai 1, 0, 0,
0) lalu carry input dihubungkan ke VCC, maka output desimal 7-segment adalah 0 (output
digit segment a hingga g berturut-turut 1, 1, 1, 1, 1, 1, 0).
Apabila dilihat dari penjabaran diatas, maka hasil praktikum yang dilakukan sesuai dengan
teori. Semisal, input A adalah 1 (0001) dan input B adalah 2 (0010) maka akan
menghasilkan 3 (0011).

KESIMPULAN
Rangkaian full adder berfungsi sebagai penjumlah input yang berupa biner yang terdiri dari
Input A dan Input B yang masing-masing input memiliki 4 input (D, C, B, A)
atau didapatkan keluaran yang sesuai jika 2 buah BCD yang di jumlahkan tersebut kurang dari
sama dengan 9, maka output yang di hasilkan pada display 7Segment akan sesuai dengan
perhitungan manualnya. Namun jika hasil penjumlahannya melebihi angka 9 maka keluarannya
tidak terbaca atau di akan sesuai dengan perhitungan desimalnya.
Lampiran:

1. Dekoder driver 74LS47

Berikut merupakan datasheet yang dilampirkan : Dekoder driver 74LS47 merupakan IC TTL yang
mempunyai input 4 bit yaitu A, B, C, dan D serta 3 input ekstra RBI, RBO, LT. Ketiga input ekstra tersebut
diaktifkan oleh suatu level rendah. Bilangan BCD tersebut dikodekan sehingga membentuk kode seven segmen
yang akan menyalakan ruas-ruas yang sesuai pada peraga LED di dalamnya.

Gambar IC Dekoder 74LS47 Input lamp test (LT) akan menyalakan setiap segmen untuk melihat apakah
segmen-segmen tersebut beroperasi. Selanjutnya Ripple Blanking Input RBI akan mematikan semua
segmen bila rangkaian diaktifkan. Berikut ini adalah bentuk tampilan yang bisa ditampilkan oleh display
seven segmen :

Gambar Bentuk Tampilan 7 segmen Dari gambar diatas bisa diketahui bahwa hanya sebagian kecil saja dari
karakter yang dapat ditampilkan oleh display 7 segmen. Cara mendapatkan bentuk tampilan seperti pada gambar
diatas diketahui dari table kebenaran dekoder 74LS47 berikut : Table Table Kebenaran dari Dekoder 74LS47
Aplikasi decoder 74LS47 pada seven segmet:

2. Light Emitting Diode (LED)

Berikut merupakan datasheet NTE3019 Light Emitting Diode (LED)


Fitur:
Paket D Tapered Barrel T − 1 3/4
D Sumber cahaya Merah Intensitas Tinggi dengan berbagai warna dan efek lensa
D Pemasangan Serbaguna pada Papan PC atau Panel
D T − 1 3/4 dengan Stand – off

Peringkat Maksimum Mutlak: (TA = + 25 ° C kecuali ditentukan lain)


Tegangan Terbalik, VR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5V
Puncak Arus Maju (Catatan 1, IF........................ ..................... 1A
Pembuangan Daya (TA = + 25 ° C), PD. ......................... 180mW Turunkan secara linier dari 25 °
C. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2mW / ° C
Kisaran Suhu Operasi, Topr. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. −55 ° hingga + 100 ° C
Kisaran Suhu Penyimpanan, Tstg. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . −55 ° hingga + 100 ° C
Suhu Timbal (Selama Penyolderan, 1/16 "(1.6mm) dari casing, maks 5 detik),
TL. . . . . . . . ...................................................................................... + 260 ° C

Catatan 1. Lebar Pulsa = 1μs, siklus kerja 0,3%.


Karakteristik Listrik: (TA = + 25 ° C kecuali ditentukan lain)

Test
Parameter Symbol Conditions Min Typ Max Unit
Luminous Intensity IV IF = 20 mA 0.9 3.0 − Mcd
Peak Wavelength λp IF = 20 mA − − 660 Nm
Spectral Line Half Width Δλ IF = 20 mA − 20 − Nm
Forward Voltage VF IF = 20 mA − 1.65 2.0 V
Reverse Current In VR = 5.0V − − 100 λA
Reverse Voltage λA IR = 100 λA − 5.0 − V
Capacitance C V=0 − 35 − pF
Between 50%
Viewing Angle 2θ1/2 Points − 60 − degree
t
Rise Time r 10% − 90% 50Ω − 50 − ns
Fall Time tf 90% − 10% 50Ω − 50 − ns

3. Quad 2-Input OR Gerbang


Gambaran umum
Perangkat ini berisi empat gerbang independen yang masing-masingnya
melakukan fungsi logika OR.

7.6 mm (0.3 inch)/10.9 5082-761X Series


mm (0.43 inch) Seven 5082-762X Series
5082-765X Series
Segment Displays 5082-766X Series
5082-773X Series
5082-7740
Technical Data 5082-775X Series
5082-7760
HDSP-360X Series
HDSP-460X Series
HDSP-E15X Series

Features • Choice of Colors Contrast


• Industry Standard Size Red, AlGaAs Red, High ± 50° Viewing Angle
• Industry Standard Pinout Efficiency Red, Yellow, Green • Design Flexibility
7.62 mm (0.300 inch) DIP • Excellent Appearance Common Anode or
Leads on 2.54 mm Evenly Lighted Segments Common Cathode Single
(0.100 inch) Centers Gray Package Gives Optimum Digits
Left or Right Hand Decimal
Point
± 1. Overflow Character • Categorized for
Luminous Intensity

Devices Yellow and Green Categorized for


Color
Use of Like Categories Yields
a Uniform Display
• High Light Output
• High Peak Current
• Excellent for Long
Digit String
Multiplexing segment displays are designed for
viewing distances up to 3 metres
• Intensity and Color (10 feet) and 5 metres (16 feet).
Selection Available These devices use an industry
See Intensity and Color standard size package and pinouts.
Selected Displays Data Sheet
All devices are available as either
• Sunlight Viewable AlGaAs common anode or common
cathode.

Description
The 7.6 mm (0.3 inch) and 10.9
mm (0.43 inch) LED seven
Red AlGaAs[1] HER[1 Yellow Green Package
5082- Red HDSP- ] 5082- 5082- HDSP Drawing
Description
-
7730 7610 7620 3600 7.6 mm Common Anode Left Hand Decimal A
7731 7611 7621 3601 7.6 mm Common Anode Right Hand Decimal B
7740 7613 7623 3603 7.6 mm Common Cathode Right Hand Decimal C
[2]
7736 7616 7626 3606 7.6 mm Universal ± 1. Overflow Right Hand Decimal D
7750 E150 7650 7660 4600 10.9 mm Common Anode Left Hand Decimal E
7751 E151 7651 7661 4601 10.9 mm Common Anode Right Hand Decimal F
7760 E153 7653 7663 4603 10.9 mm Common Cathode Right Hand Decimal G
7756 E156 7656 7666 4606 10.9 mm Universal ± 1. Overflow Right Hand Decimal[2] H
Notes:
1. These displays are recommended for high ambient light operation. Please refer to the HDSP-E10X AlGaAs and HDSP-335X HER data sheet for low
current operation.
2. Universal pinout brings the anode and cathode of each segment’s LED out to separate pins. See internal diagram D.
3. Universal pinout brings the anode and cathode of each segment’s LED out to separate pins. See internal diagram H.

3-50 5963-7394E
These displays are ideal for ambient design. The low lengths. For additional informa-
most applications. Pin for pin current displays are ideal for tion see the Low Current Seven
equiva- lent displays are also portable applications. The high Segment Displays, or High Light
available in a low current or high light ambient displays are ideal Ambient Seven Segment Displays
light for high light ambients or long data sheets.
string

Package Dimensions

NOTES;
1. DIMENSIONS IN
MILLIMETRES
AND (INCHES).
2. ALL UNTOLERANCED
DIMENSIONS ARE
FOR REFERENCE
ONLY.
3. REDUNDAN
T ANODES.
4. UNUSED DP
POSITION.
5. SEE INTERNAL
CIRCUIT
DIAGRAM.
6. REDUNDAN
T
CATHODE.
7. SEE PART NUMBER
TABLE FOR L.H.D.P.
AND R.H.D.P.
DESIGNATION.
8. FOR YELLOW
AND GREEN
DEVICES ONLY.
Absolute Maximum Ratings
Red AlGaAs Red HER Yellow Green
5082-7700 HDSP-E150 5082-7610/ 5082-7620/ HDSP-3600/
Description Series Series 7650 Series 7660 Series 4600 Series Units
Average Power per Segment or DP 82 96 105 80 105 mW
Peak Forward Current per mA
Segment or DP 150[1] 160[3] 90[5] 60[7] 90[9]

DC Forward Current per mA


25[2] 40[4] 30[6] 20[8] 3010]
Segment or DP

Operating Temperature Range -40 to +100 -20 to +100[11] -40 to +100 °C


Storage Temperature Range -55 to +100 °C
Reverse Voltage per Segment or 3.0 V
DP
Lead Solder Temperature for 3
Seconds (1.59 mm [0.063 in.]
260 °C
below seating plane

Notes:
1. See Figure 1 to establish pulsed conditions.
2. Derate above 80°C at 0.63 mA/°C.
3. See Figure 2 to establish pulsed conditions.
4. Derate above 46°C at 0.54 mA/°C.
5. See Figure 7 to establish pulsed conditions.
6. Derate above 53°C at 0.45 mA/°C.
7. See Figure 8 to establish pulsed conditions.
8. Derate above 81°C at 0.52 mA/°C.
9. See Figure 9 to establish pulsed conditions.
10. Derate above 39°C at 0.37 mA/°C.
11. For operation below -20°C, contact your local HP components sales office or an authorized distributor.

3-52
Red
Device Test
Series Parameter Symbol Min. Typ. Max. Units Conditions

5082-773X Luminous Intensity/Segment[1,2] (Digit 360 770 mcd IF = 20 mA


5082-774X Average) IV
5082-775X 360 1100 mcd IF = 20 mA
5082-776X
Forward Voltage/Segment or DP VF 1.6 2.0 V IF = 20 mA
Peak Wavelength lPEAK 655 nm

All Dominant Wavelength[3] ld 640 nm


Reverse Voltage/Segment or DP[4] VR 3.0 12 V IR = 100 mA
Temperature Coefficient of DVF/°C -2 mV/°C
VF/Segment or DP
Thermal Resistance LED RqJ-PIN 280 C/W/Seg
Junction-to-Pin

AlGaAs Red
Device
Series Parameter Symbol Min. Typ. Max. Units Test Conditions
Luminous Intensity/Segment[1, 2, 5] IV 8.5 15.0 mcd IF = 20 mA
(Digit Average)
1.8 V IF = 20 mA
Forward Voltage/Segment or DP VF
2.0 3.0 V IF = 100 mA
HDSP-
E15X Peak Wavelength lPEAK 645 nm
Dominant Wavelength[3] ld 637 nm
Reverse Voltage/Segment or DP[4] VR 3.0 15 V IR = 100 mA
Temperature Coefficient of DVF/°C -2 mV/°C
VF/Segment or DP
Thermal Resistance LED Junction- RqJ-PIN 340 C/W/Seg
to-Pin
Device
Series Parameter Symbol Min. Typ. Max. Units Test Conditions
5082-761X Luminous Intensity/Segment[1, 2,6] 340 800 mcd IF = 5 mA
(Digit Average) IV
5082-765X 340 1115 mcd IF = 5 mA
Forward Voltage/Segment or DP VF 2.1 2.5 V IF = 20 mA
Peak Wavelength lPEAK 635 nm

All Dominant Wavelength[3] ld 626 nm


Reverse Voltage/Segment or DP[4] VR 3.0 30 V IR = 100 mA
Temperature Coefficient of DVF/°C -2 mV/°C
VF/Segment or DP

Thermal Resistance LED RqJ-PIN 280 C/W


Junction-to-Pin

Yellow
Device
Series Parameter Symbol Min. Typ. Max. Units Test Conditions
5082-762X Luminous Intensity/Segment[1,2] (Digit 205 620 mcd IF = 5 mA
Average) IV
5082-766X 290 835 mcd IF = 5 mA
Forward Voltage/Segment or DP VF 2.2 2.5 V IF = 20 mA
Peak Wavelength lPEAK 583 nm

All Dominant Wavelength[3,7] ld 581.5 586 592.5 nm


Reverse Voltage/Segment or DP[4] VR 3.0 40 V IR = 100 mA
Temperature Coefficient of DVF/°C -2 mV/°C
VF/Segment or DP

Thermal Resistance LED RqJ-PIN 280 C/W/Seg


Junction-to-Pin
Device Test
Series Parameter Symbol Min. Typ. Max. Units Conditions

HDSP-360X Luminous Intensity/Segment[1,2] (Digit 860 2700 mcd IF = 10 mA


Average) IV
HDSP-460X 1030 4000 mcd IF = 10 mA
Forward Voltage/Segment or DP VF 2.1 2.5 V IF = 10 mA
Peak Wavelength lPEAK 566 nm

All Dominant Wavelength[3,7] ld 571 577 nm


Reverse Voltage/Segment or DP[4] VR 3.0 50 V IR = 100 mA
Temperature Coefficient of DVF/°C -2 mV/°C
VF/Segment or DP
Thermal Resistance LED RqJ-PIN 280 C/W/Seg
Junction-to-Pin

Notes:
1. Device case temperature is 25°C prior to the intensity measurement.
2. The digits are categorized for luminous intensity. The intensity category is designated by a letter on the side of the package.
3. The dominant wavelength, ld, is derived from the CIE chromaticity diagram and is that single wavelength which defines the color of the device.
4. Typical specification for reference only. Do not exceed absolute maximum ratings.
5. For low current operation, the AlGaAs HDSP-E10X series displays are recommended. They are tested at 1 mA dc/segment and are pin for pin
compatible with the HDSP-E15X series.
6. For low current operation, the HER HDSP-335X series displays are recommended. They are tested at 2 mA dc/segment and are pin for pin
compatible with the 5082-7650 series.
7. The Yellow (5082-7620/7660) and Green (HDSP-3600/4600) displays are categorized for dominant wavelength. The category is
designated by a number adjacent to the luminous intensity category letter.

Red, AlGaAs Red


Figure 3. Maximum Allowable DC Current vs. Figure 4. Forward Current vs. Forward Voltage.
Ambient Temperature.

Figure 5. Relative Luminous Intensity vs. DC Figure 6. Relative Efficiency (Luminous Intensity per Unit
Forward Current. Current) vs. Peak Current.

HER, Yellow, Green

Figure 7. Maximum Tolerable Peak Current vs. Pulse


Duration – HER Series. Figure 8. Maximum Tolerable Peak Current vs. Pulse
Duration – Yellow Serie
Figure 9. Allowable Peak Current vs. Pulse
Duration – Green Series. Figure 10. Maximum Allowable DC Current vs. Ambient
Temperature.

Figure 11. Forward Current vs. Figure 12. Relative Luminous Figure 13. Relative Luminous Efficiency
Forward Voltage. Intensity vs. DC Forward Current. (Luminous Intensity per Unit Current)
vs. Peak Current.
27
Daftar Pustaka:
[1] Floyd, Thomas L. 2003. Digital Fundamentals Eight Edition.
[2] Ram, Hari. 2019. Adders and Subtractors in Digital Logic, https://www.geeksforgeeks.org/adders-and-
subtractors-in-digital-logic/ (diakses Pada tanggal 28/9/2020)

Anda mungkin juga menyukai