MINGGU KE-2
OLEH:
JURUSAN FISIKA
2021
1
A. SISTEM OSILATOR BERGANDENG
Gambar 3.3.
Osilator Tergandeng
Contoh sederhana sebuah sistem yang bergandeng adalah dua osilator harmonik yang
dihubungkan oleh pegas, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.3 Sistem pegas gandeng,
terdiri dari tiga pegas yang konstanta pegasnya sama yakni k, dan dua benda yang massanya
sama juga yakni m. Sistem ini terletak pada permukaan datar tanpa gesekan. Fay dan Graham
(2003) telah melakukan penelitian gerak harmonik menggunakan model pegas bergandeng.
Adapun model tersebut menggunakan dua buah pegas dan dua massa yang tergantung sebagai
beban.
Contoh lainnya yang dapat kita temui dikehidupan sehari-hari adalah ketika kita
berolaraga diatas matras/kasur kita anggap matras tersebut adalah sebagai pegasnya dan Kita
sebagai manusia adalah massanya, ketika kita atau manusia menginjak atau beraktivitas di atas
matras otomatis matras akan mengerucut ke bawah atau tertekan ketika tertekan itulah osilasi
terjadi atau kita anggap batas itu adalah pegas pegas tersebut akan memendek ketika kita pergi
dari atas teras atau tidak berada di atas matras lagi otomatis makan tersebut akan kembali ke
semula itu juga merupakan salah satu prinsip getaran harmonis atau osilasi bergandeng.
2
Sistem kerja osilasi bergandeng ini hampir sama dengan pegas tunggal yang digantung
dengan massa (m). Pada pegas bergandeng dimana terdapat dua bua massa m1 dan m2 yang
mana dihubungkan oleh 3 pegas k1, k2, dan k3 yang bergerak secara bebas pada sumbu
horizontal, X1 dan X2 yang akan digerakkan oleh massa m1 dan m2 secara berturut-turut.
Ketika benda tersebut kita tarik maka k2 (pegas penghubung) akan mengalami yang
namanya gaya tarik sebesar k2 (x2-x1). Yang mana pegas k2 akan mengalami yang namanya gaya
tekan pegas yang ditulis k2 (x1-x2). Seperti gambar berikut
Jika salah satu massa dipindahkan kekanan maupun kekiri/merentangkan pegas yang
artinya kembali diberi gaya luar dan ketika massa tersebut kita lepaskan maka pegas kembali
memberikan gaya paga ke 2 massa untuk berosilasi (bergetar) secara horizontal. Setelah
beberapa waktu gerakan pegas akan berkurang dan kembali ke posisi awal/setimbang semula hal
ini dikarenakan adanya gaya pemulih.
Untuk benda m1, hukum II Newton: ∑ 𝐹 = m1.a
3
Untuk benda m2, hukum II Newton: ∑ 𝐹 = m2.a
Untuk mendeskripsikan gerak osilator yang terjadi pada sistem osilator bergandeng ini
kita bisa menggunakan metoda lagrangian yang merupakan selisih dari energi kinetik T dan
energi potensial V
4
Dengan menggunakan persamaan lagrange untuk kita lebih memahami gerak isolator dari
ke dua massa. Persamaan lagrange adalah sebagai energi kinetik T dan energi potensial V [10],
dengan persamaannya adalah sebagai berikut :
L = T-V
Persamaan Lagrangian jika diturunkan terhadap x1dan x2 sebagai berikut:
5
Merupakan Osilasi pusat masa
gerak osilasi pusat massa ini mempunyai frekuensi yang samadengan frekuensi osilasi pegas
tunggal, pegas penggandeng hanya berfungsi sebagai penyelaras gerak osilasi.Perpindahan
masing-masing benda mempunyai besar dan arah yang sama
6
Solusi persamaan
Gerak osilasi seluruh sistem merupakan superposisi linier dari kedua osilasi harmonik tersebut,
yaitu:
7
B. OSILASI TEREDAM
1. Pengertian Osilasi Teredam
Osilasi adalah gerak beruang-ulang , bolak-balik dari kiri ke kanan atau atas ke bawah
atau maju mundur suatu partikel pada selang waktu dan lintasan yang sama. Osilasi merupakan
fenomena alam yang terjadi apabila system diganggu dari posisi kesetimbangan. Osilasi ini
terjadi secara terus-menerus seama system masih diberikan usikan berupa gaya. Salah satu gerak
osilasi adalah gerak harmonic sederhana. Pada system osilasi energy mekanik terdisipasi akibat
gaya geseknya. Jika energy mekaniknya berkurang maka dapat diartikan bahwa gerak pada
system teredam.
Setiap benda yang berhenti berisolasi jika tidak digunakan secara terus-menerus. Benda
yang pada mulanya bergetar atau berisolasi bisa berhenti karena mengalami redaman. Redaman
bisa terjadi akibat adanya gaya hambat atau gaya gesek. Osilasi yang mengalami redaman ini
yang disebut osilasi teredam atau getaran teredam.
Dalam getaran teredam terdapat energy disipasi akibat gesekan dimana energy tersebut
sebanding dengan kecepatan. Jika persamaan umum gerak osilasi bebas dinyatakan dengan:
8
𝑑2𝑥 𝑘
+ 𝑥=0
𝑑𝑡 2 𝑚
Gambar 2.1 Sistem osilasi teredam sederhana masa berpegas dengan redaman fluida viskos.
Jika sistem osilator mempertimbangkan pengaruh redaman ( misal akibat gesekan
viskositas seperti yang ditunjukkan pada gambar, maka dari hukum II Newton gaya resultan
penggerak osilasi teredam adalah :
𝑚𝑎 = −𝑘𝑥 − 𝑏𝑣
Dengan
𝐹𝑑 = −𝑏𝑣
Maka, gerak osilasi teredam dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
𝑑2 𝑥 𝑑𝑥
𝑚 𝑑𝑡 2 + 𝑏 𝑑𝑡 + 𝑘𝑥 = 0
9
𝜔 = (𝑘 2 − 𝑏 2 )1/2 = (𝑘/𝑚 – 𝜇 2 /4𝑚2 )1/2
Catatan:
persamaan gerak osilasi teredam juga dapat ditulis dalam bentuk :
𝑑2 𝑥 𝑑𝑥
𝑚 𝑑𝑡 2 + 𝑟 𝑑𝑡 + 𝑠𝑥 = 0
Gambar Sistem osilasi teredam sederhana massa berpegas dengan redaman gesek lantai.
Dengan r = b (tetapan redaman) dan s = k ( tetapan pegas ).
Contoh soal dan penyelesaiannya
1. Sebuah massa 3 kg pada pegas dengan k = 500𝑁/𝑚. (a) Tentukanlah tetapan b untuk
redaman kritis, (b) Jika massa menerima impuls pada kecepatan 𝑉𝑖 = 2𝑚/𝑠 dan t = 0,
tentukan simpangan maksimum dan waktu terjadinya simpangan maksimum tersebut.
Jawab:
𝛾2 𝑏2 𝑘
a. Redaman kritis = = 4𝑚2 = 𝜔0 2 = 𝑚
4
𝑘
𝑏 = (4𝑚𝑘)2 = (4.3.500)1/2 =
𝑚
10
𝛾𝑡 𝛾𝑡
𝑣𝑖 𝑒𝑥𝑝 (−
) (1 − ) = 0
2 2
2 2𝑚
𝑡= =
𝛾 𝑏
𝑥 = 2𝑣𝑖
𝑟𝑡
2. Tunjukkan bahwa solusi 𝑥 = (𝐴 + 𝐵𝑡) 𝑒𝑥𝑝 (− 2𝑚) memenuhi persamaan
𝑚𝑑𝑥 2 𝑟𝑑𝑥 𝑟2 𝑠
+ + 𝑠𝑥 = 0 pada 4𝑚2 = 𝑚
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
Jawab:
𝑑𝑥 𝑟 𝑟𝑡 𝑟𝑡 𝑟𝑡 − 𝑟𝑡
=− 𝐴𝑒 −2𝑚 + 𝐵𝑒 −2𝑚 − 𝑡𝑒 2𝑚
𝑑𝑡 2𝑚 2𝑚
𝑑2𝑥 𝑟2 −
𝑟𝑡 𝑟 −
𝑟𝑡 𝑟2 −
𝑟𝑡 𝑟 − 𝑟𝑡
= 𝐴𝑒 2𝑚 − 𝐵𝑒 2𝑚 − 𝐵𝑒 2𝑚 − 𝑒 2𝑚
𝑑𝑡 2 4𝑚2 2𝑚 4𝑚2 2𝑚
Substitusikan kedua persamaan diatas ke dalam persamaan umum gerak osilasi teredam.
Jawab:
2𝜋 2𝜋
𝑇= = = 4 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝜔 (𝜋/2)
𝑑𝑥 𝜋 𝜋 𝜋
𝑣= = (−0,25)(5) exp(−0,25𝑡) 𝑠𝑖𝑛 ( ) 𝑡 + 5 ( ) exp(−0,25𝑡) 𝑐𝑜𝑠 ( ) 𝑡
𝑑𝑡 2 2 2
𝑇 1
saat 𝑡 = maka 𝑡 = (4) = 1 detik, jadi 𝑣 = −0,974 𝑚/𝑠 tanda negative berarti
4 4
11
Gambar 2.3 Sistem osilasi teredam sederhana rangkaian RLC
Karena
𝑑𝑄
𝐼=
𝑑𝑡
𝑑𝐼 𝑑2 𝑄
=
𝑑𝑡 𝑑𝑡 2
sehingga
𝑑2𝑄 𝑑𝑄 𝑄
𝐿 2 +𝑅 + =0
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑐
atau
𝑑 2 𝑄 𝑅 𝑑𝑄 𝑄
+ + =0
𝑑𝑡 2 𝐿 𝑑𝑡 𝐿𝑐
𝐼
Jika 𝑅𝐿 = 2𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝐿𝐶 = 𝑘 2 maka
𝑑2𝑄 𝑑𝑄
2
+ 2𝑏 + 𝑘2𝑄 = 0
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Persamaan tersebut adalah persamaan diferensial umum dengan solusi
2 −𝑘 2 )𝑡 2 −𝑘 2 )𝑡
𝑄 = 𝐴𝑒 (−𝑏+√𝑏 + 𝐵𝑒 (−𝑏+√𝑏
Saat t = 0 maka Q = 𝑄0
𝐴 + 𝐵 = 𝑄0 𝐵
Jika persamaaan solusi didiferensialkan maka diperoleh
𝑑𝑄 2 2 2 2
= 𝐴(−𝑏 + √𝑏 2 − 𝑘 2 𝑒)(−𝑏+√𝑏 −𝑘 )𝑡 + 𝐵(−𝑏 + √𝑏 2 − 𝑘 2 𝑒)(−𝑏+√𝑏 −𝑘 )𝑡
𝑑𝑡
12
𝑑𝑄
Saat t = 0 maka =0
𝑑𝑡
𝐴(−𝑏 + √𝑏 2 − 𝑘 2 + 𝐵(−𝑏 + √𝑏 2 − 𝑘 2 = 0
−𝑏(𝐴 + 𝐵) + (𝐴 − 𝐵) (√𝑏 2 + 𝑘 2 ) = 0
−𝑏𝑄0 + (𝐴 − 𝐵) (√𝑏 2 + 𝑘 2 ) = 0
𝑏𝑄0
𝐴−𝐵 =
(√𝑏 2 + 𝑘 2 )
Jika persamaan (1) dan (2) dijumlahkan maka diperoleh
𝑄0 𝑏
𝐴= (1 + )
2 √𝑏 2 + 𝑘 2
Dan jika dilakukan pengurangan diperoleh
𝑄0 𝑏
𝐵= (1 + )
2 √𝑏 2 + 𝑘 2
Jika kedua persamaan di atas disubstitusi ke persamaan umum osilasi teredam diperoleh
𝑄0 𝑏 2 2 𝑄0 𝑏 2 2
𝑄= (1 + ) 𝑒 (−𝑏+√𝑏 −𝑘 ) + (1 − ) 𝑒 (−𝑏−√𝑏 −𝑘 )𝑡
2 2
√𝑏 + 𝑘 2 2 2
√𝑏 + 𝑘 2
𝑄0 𝑅/2𝐿 2 2 𝑄0 𝑅/2𝐿 2 2
𝑄= (1 + ) 𝑒 √𝑅 /4𝐿 −1/𝐿𝐶𝑡 + (1 − ) 𝑒 √𝑅 /4𝐿 −1/𝐿𝐶𝑡
2 2 2
√𝑅 /4𝐿 − 1/𝐿𝐶 2 2 2
√𝑅 /4𝐿 − 1/𝐿𝐶
Kasus 1:
Jika 𝑅2⁄(4𝐿2) = 1⁄(𝐿𝐶)
maka
Q = Q0e-Rt/2L
(periodik dan teredam kritis)
Jika digambarkan ke dalam grafik Q terhadap t maka kurva berbentuk negatif eksponensial.
Kasus 2:
jika R2/(4L2)<1/(LC)
maka suku {R2/(4L2) < 1/(LC) selalu berharga negative
Q0 𝑏 2 −𝑏 2 ) 𝑡 Q0 𝑏 2 −𝑏 2 )𝑡
Q= (1+ ) 𝑒 (−𝑏+𝑖√𝑘 + (1- ) 𝑒 (−𝑏−𝑖√𝑘
2 𝑖√𝑘 2 −𝑏 2 2 𝑖√𝑘 2 −𝑏 2
1 2 −𝑏 2 ) 𝑡 2 −𝑏 2 ) 𝑡) 𝑏 1 2 −𝑏 2 ) 𝑡 2 −𝑏 2 ) 𝑡))
Q= 𝑄0 𝑒 −𝑏𝑡 [2 (𝑒 (𝑖√𝑘 + 𝑒 −𝑖√𝑘 )+ ( ) (𝑒 (𝑖√𝑘 + 𝑒 −𝑖√𝑘 ]
𝑖√𝑘 2 −𝑏 2 2𝑖
13
𝑏
Q= 𝑄0 𝑒 −𝑏𝑡 [cos (√𝑘 2 − 𝑏 2 ) 𝑡+ √𝑘 2 sin (√𝑘 2 − 𝑏 2 ) 𝑡 ]
−𝑏 2
𝑄0 𝑒 −𝑏𝑡 𝑘 √𝑘 2 −𝑏 2 ) 𝑏
Q= [ cos (√𝑘 2 − 𝑏 2 ) 𝑡 + 𝑘 sin(√𝑘 2 − 𝑏 2 ) 𝑡 ]
√𝑘 2 −𝑏 2 ) 𝑘
Jika.
√𝑘 2 − 𝑏 2 )
= sin 𝜃
𝑘
dengan ,
𝑏
= 𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑘
Maka,
√𝑘 2 −𝑏 2 )
tgq = 𝑏
jadi ,
𝑄0 𝑒 −𝑏𝑡 𝑘
Q= [sin(√𝑘 2 − 𝑏 2 ) 𝑡 cos 𝜃 + cos 𝜃 ( √𝑘 2 − 𝑏 2 ) )𝑡 sin 𝜃 ]
√𝑘 2 −𝑏 2 )
𝑄0 𝑒 −𝑏𝑡 𝑘
Q= [sin(√𝑘 2 − 𝑏 2 ) 𝑡 + 𝜃
√𝑘 2 −𝑏 2 )
𝑄0 𝑒 −𝑏𝑡 𝑘 1 𝑅2
Q= [sin( √𝐿𝐶 − √4𝐿2 ) t + 𝜃
√𝑘 2 −𝑏 2 )
Jika digambarkan kedalam grafik Q terhadap t, maka bentuk kurva merupakan osilasi harmonis
terbenam.
Contoh soal dan Penyelesaian
1. Diketahui sebuah kapasitor 1𝜇𝐹,induktansi 0,2 henry dan kapasitansi 800 Ω bergabung
dalam suatau rangkaian listrik. Tumjukkan apakah rangkaiana tersebut merupakan
osilator, bukan osilator atau osilator teredam?
Jawab :
Diketahui :
C = 1𝜇𝐹
L = 02 henry
R = 800 Ω
Ditanya : tunjukan apakah rangkaian tersebut merupakan osilator, bukan osilator atau
osilator teredam?
14
Jawab :
R2= (800)2
= 6,4 x 105 Ω
4𝐿 4 (0,2)
= 1 𝑥 10−6
𝑐
= 8 x 105 Ω
Jadi , 8 x 105 Ω >R2 dan dapat disebut dengan osilator.
2. Jika diketahui induktansi sebesar o,2 henry dan kapasitor 0,0012 1𝜇𝐹. Berapa resistor
maksismum untuk rangakaian agar berisolasi ?
Jawab :
Diketahui :
L = 0,2 henry
C = 0,0012 1𝜇𝐹
Ditanya :
R=..?
Jawaban :
4𝐿 1/2
R= ( 𝐶 )
(4)(0,2) 1
= ((1,2 𝑥 10−9 )2
= 2,6 x 104 Ω
Jadi, agar nilai berisolasi R harus Lebih Kecil dari nilai diatas.
Atau
𝑑2 0 𝑑𝑡
L( 𝑑𝑡 2 ) + R 𝑑𝑡) + Q (1/c) = 0
Atau
15
𝑑2 𝑥 𝑑𝑥
m 𝑑𝑡 2 + r 𝑑𝑡 + sx = 0
𝑟𝑡
1. Tunjukan bahwasanya solusi X= (A + Bt)𝑒 −2𝑚 memenuhi persamaan osilasi teredam
𝑑2𝑥 𝑑𝑥 𝑅2
𝑚 + 𝑟 + 𝑠𝑥 = 0 𝑝𝑎𝑑𝑎 = 𝑠/ 𝑚
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡 4𝑚2
Jawab :
16
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, M. R., Zannah, N., Darajat, S. Z. A., Atmojo, T., & Karina, W. (2018). Osilasi Teredam
Pada Pegas Dengan Medium Fluida. Journal of Teaching and Learning Physics, 3(1), 22-
26.
Rahmatullah, S., Arman, Y., & Apriansyah, A. Simulasi Gerak Osilasi Model Pegas Bergandeng
Menggunakan Metode Runge-Kutta. PRISMA FISIKA, 8(3), 180-184.
Serway, Raymond A dan John W Jewet. 2010. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba
Teknika
17