Anda di halaman 1dari 5

PERTEMUAN II

OSILASI TEREDAM DAN OSILASI TERPAKSA

Damped Harmonic Oscillator

𝐴 𝐵 𝐶

𝑦0

𝐹𝑃
𝑦

𝑤 𝐹𝑃

Keterangan: Gambar A adalah keadaan saat pegas diam tanpa diberi beban. Gambar B menunjukkan
kondisi saat beban diberi beban 𝑚. Gambar C merupakan kondisi saat beban ditarik ke bawah dengan
gaya 𝐹, saat gaya ini dilepaskan maka sistem akan berosilasi.

Pada permasalahan ini, hambatan udara diperhitungkan dengan catatan bahwa jika kecepatan system kecil
maka gaya gesek udara (𝑓𝑟 ) berbanding lurus dengan kecepatan system dengan nilai sebesar.
𝑑𝑦 (1)
𝑓𝑟 = −𝑟 𝑣 = −𝑏
𝑑𝑡
Dimana 𝑟 adalah konstanta hambatan udara. Jika gaya pemulih adalah (𝐹𝑝 ) maka persamaan gerak benda
dapat ditentukan dengan meninjau system pada Gambar C.

∑𝐹 = 𝑚 𝑎

𝑤 − 𝐹𝑝 − 𝑟𝑣 = 𝑚 𝑎
Dimana 𝐹𝑝 = 𝑘 (𝑦0 + 𝑦) sehingga.

𝑤 − 𝑘 (𝑦0 + 𝑦) − 𝑟𝑣 = 𝑚 𝑎 (2)

Digunakan untuk lingkungan sendiri: Ahmad Suryadi (ahmads@uinjkt.ac.id )


Pada gambar B diperoleh bahwa 𝐹𝑝 = 𝑘𝑦0 = 𝑤. Persamaan (2) dapat dituliskan.

−𝑘 𝑦 − 𝑟𝑣 = 𝑚 𝑎
Dalam bentuk diferensial menjadi.
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
𝑚 +𝑟 +𝑘𝑦 =0
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑑2 𝑦 𝑟 𝑑𝑦 𝑘 (3)
+ + 𝑦=0
𝑑𝑡 𝑚 𝑑𝑡 𝑚
𝑟 𝑘
Dengan memisalkan = 2𝑏 dan = 𝜔2 maka
𝑚 𝑚

𝑑2 𝑦 𝑑𝑦 (4)
+ 2𝑏 + 𝜔2 𝑦 = 0
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑑𝑦 𝑑2 𝑦
Jika dimislakan bahwa 𝑦 = 𝑒 𝜆𝑡 maka 𝑑𝑡
= 𝜆𝑒 𝜆𝑡 dan 𝑑𝑡
= 𝜆2 𝑒 𝜆𝑡 , persamaan (4) menjadi

𝜆2 + 2𝑏𝜆 + 𝜔2 = 0 (5)
Akar-akar persamaan ini adalah

𝜆1,2 = −𝑏 ± √𝑏 2 − 𝜔 2 (6)

Jika dimisalkan bahwa √𝑏 2 − 𝜔 2 = 𝑅


𝜆1 = −𝑏 + 𝑅 dan 𝜆2 = −𝑏 − 𝑅
Maka solusi persamaan (4) adalah.

𝑦 = 𝐴1 𝑒 𝜆1 𝑡 + 𝐴2 𝑒 𝜆2 𝑡
𝑦 = 𝑒 −𝑏𝑡 (𝐴1 𝑒 𝑅𝑡 + 𝐴2 𝑒 −𝑅𝑡 ) (7)

Solusi fisis ini tergantung pada derajat redaman R

Kasus 1. Gaya gesek udara kecil dimana 𝑏 < 𝜔 (uderdamping) -> berosilasi

𝑏 2 < 𝑘/𝑚 atau (𝑟/2𝑚)2 < 𝑘/𝑚


𝑅 bernilai imajiner dimana 𝑅 = 𝑗𝜔′
Persamaan (7) menjadi
′ ′
𝑦 = 𝑒 −𝑏𝑡 (𝐴1 𝑒 𝑗𝜔 + 𝐴2 𝑒 −𝑗𝜔 ) (8)

Dengan menggunakan persamaan hubungan 𝑒 ±𝑖𝜃 = cos 𝜃 ± 𝑖 sin 𝜃

𝑦(𝑡) = 𝑒 −𝑏𝑡 [𝑖(𝐴1 − 𝐴2 ) sin 𝜔′ 𝑡 + (𝐴1 + 𝐴2 ) cos 𝜔′ 𝑡

𝑦(𝑡) = 𝑒 −𝑏𝑡 [𝐵 sin 𝜔′ 𝑡 + 𝐶 cos 𝜔′ 𝑡]

Digunakan untuk lingkungan sendiri: Ahmad Suryadi (ahmads@uinjkt.ac.id )


𝐶
𝐴 = √𝐵2 + 𝐶 2 𝑑𝑎𝑛 tan 𝜀 = −
𝐵
Sehingga

𝑦 = 𝐴 𝑒 −𝑏𝑡 cos( 𝜔′ 𝑡 + 𝜀)

2𝜋 2𝜋
𝑇′ = ′
=
𝜔 √𝜔 2 − 𝑏 2
Kasus 2. Gaya gesek lebih besar (overdamping) -> tidak berosilasi
𝑏>𝜔

𝑦 = 𝑒 −𝑏𝑡 (𝐴1 𝑒 𝑅𝑡 + 𝐴2 𝑒 −𝑅𝑡 )

Kasus 3. Critical damping -> tidak berosilasi


𝑏 = 𝜔, 𝑅 = 0
Eksponensial yang terdapat dalam kurung adalah Rt. Solusi nya akan menjadi.

𝑦 = (𝐴1 + 𝐴2 )𝑒 −𝑏𝑡 = 𝐵1 𝑒 −𝑏𝑡


Gerakan ini menjadi tidak berosilasi dan disebut sebagai critically damped.

Digunakan untuk lingkungan sendiri: Ahmad Suryadi (ahmads@uinjkt.ac.id )


Forced harmonic oscillator
Osilator yang bergerak secar ideal akan berosilasi secara terus menerus. Namun, faktanya
ketika sebuah osilator berosilasi setelah waktu tertentu akan berhenti atau dikenal sebagai osilasi
teredam. Untuk membuat soilator terus bergerak maka osilator dapat dieknai sebuah gaya eksternal
𝐹𝑒𝑥𝑡 . Persamaan gerak osilator pada kondisi ini dapat dituliskan sebagai berikut.
𝑑2 𝑥 𝑑𝑥 (9)
𝑚 2
+𝑟 + 𝑘𝑥 = 𝐹𝑒𝑥𝑡 cos 𝜔𝑒𝑥𝑡 𝑡
𝑑𝑡 𝑑𝑡

Solusi dari persamaan ini mengikuti teorema bahwa:


“jika 𝑥𝑖 (𝑡)adalah sebuah solusi dari persamaan diferensial tidak homogen dan dengan complementary
function 𝑥ℎ (𝑡) merupakan solusi yang merujuk pada persamaan homogen (yaitu solusi ketika suku
sebelah kanan sama dengan nol)., maka 𝑥(𝑡) = 𝑥𝑖 (𝑡) + 𝑥ℎ (𝑡) merupakan solusi dari persamaan
diferensial tidak homogen.
Solusi dari persamaan gerak di atas adalah.
𝑥(𝑡) = 𝑥𝑖 (𝑡) + 𝑥ℎ (𝑡) (10)

𝑑2 𝑥 𝑑𝑥
𝑥ℎ (𝑡) adalah solusi untuk persamaan 𝑚 +𝑟 + 𝑘𝑥 = 0
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡

Berdasarkan kasus osilasi teredam sebelumnya, diperoleh 3 solusi yaitu


′ ′
𝑥ℎ (𝑡) = 𝑒 −𝑏𝑡 (𝐴1 𝑒 𝑗𝜔 + 𝐴2 𝑒 −𝑗𝜔 ) (11)
𝑥ℎ (𝑡) = 𝑒 −𝑏𝑡 [𝐵 sin 𝜔′ 𝑡 + 𝐶 cos 𝜔′ 𝑡]
𝑥ℎ (𝑡) = 𝐴 𝑒 −𝑏𝑡 cos( 𝜔′ 𝑡 + 𝜀)

Karena osilasi teredam dan menuju nol, bagian 𝑥ℎ (𝑡) adalah solusi yang disebut transient term.
Setelah beberapa saat bagian 𝑥ℎ (𝑡) kemudian tidak memberikan konsekuensi apa-apa lagi; karena
untuk keadaan steady solusi akan terpusat pada 𝑥𝑖 (𝑡).
Solusinya akan menjadi.
𝑥𝑖 = 𝐴 cos(𝜔𝑒𝑥𝑡 𝑡 − 𝜀) (12)

Untuk menghtung 𝐴 dan 𝜀, disibtutisikan 𝑥𝑖 pada persamaan (9).

−𝑚 𝜔2 𝐴 cos(𝜔𝑡 − 𝜀) − 𝑟𝜔𝐴 sin (𝜔𝑡 − 𝜀) + 𝑘 𝐴 cos(𝜔𝑡 − 𝜀) = 𝐹𝑒𝑥𝑡 cos 𝜔𝑒𝑥𝑡 𝑡

(𝑘𝐴 cos 𝜀 − 𝑚 𝜔2 𝐴 cos 𝜀 + 𝑟𝜔𝐴 sin 𝜀) cos 𝜔𝑡 − (𝑘𝐴 sin 𝜀 − 𝑚 𝜔2 𝐴 sin 𝜀 − 𝑟𝜔𝐴 cos 𝜀)
= 𝐹𝑒𝑥𝑡 cos 𝜔𝑒𝑥𝑡 𝑡
𝐹𝑒𝑥𝑡
(𝑘 − 𝑚𝜔2 ) cos 𝜀 + 𝑟𝜔 sin 𝜀 =
𝐴
(𝑘 − 𝑚𝜔2 ) cos 𝜀 − 𝑟𝜔 cos 𝜀 = 0
𝑟
𝑟 𝜔𝑒𝑥𝑡 𝑚 𝜔𝑒𝑥𝑡
tan 𝜀 = 2 = 𝑘
𝑘 − 𝑚𝜔𝑒𝑥𝑡 2
𝑚 − 𝜔𝑒𝑥𝑡
𝑘 𝑟
Dengan memisalkan = 𝜔𝑠2 , = 2𝑏,
𝑚 𝑚

Digunakan untuk lingkungan sendiri: Ahmad Suryadi (ahmads@uinjkt.ac.id )


2 𝑏 𝜔𝑒𝑥𝑡 (13)
tan 𝜀 = 2
𝜔𝑠2 − 𝜔𝑒𝑥𝑡

Persamaan ini menunjukkan bahwa:


2 𝑏 𝜔𝑒𝑥𝑡
sin 𝜀 =
√(𝜔𝑠2 − 𝜔𝑒𝑥𝑡
2 )2 2
+ 4 𝑏 2 𝜔𝑒𝑥𝑡

𝜔𝑠2 − 𝜔𝑒𝑥𝑡
2
cos 𝜀 =
√(𝜔𝑠2 − 𝜔𝑒𝑥𝑡
2 )2 2
+ 4 𝑏 2 𝜔𝑒𝑥𝑡
Dengan mensubstitusikan persamaan ke persamaan
𝐹𝑒𝑥𝑡 ⁄𝑚 (14)
𝐴=
√(𝜔𝑠2 − 2 )2
𝜔𝑒𝑥𝑡 + 2
4 𝑏 2 𝜔𝑒𝑥𝑡

Persamaan ini menunjukkan bahwa jika frekuensi system sama dengan frekuensi eksternal maka
amplitudo system akan menjadi maksimum.
Impedansi mekanik

2 )2
(15)
𝑍𝑚 = √(𝜔𝑠2 − 𝜔𝑒𝑥𝑡 + 4𝑏 2 𝜔𝑒𝑥𝑡

𝑃
𝐴=
𝑍𝑚
𝐹
𝑃=
𝐴
Solusi persamaan tidak homogennya adalah
𝐹𝑒𝑥𝑡 ⁄𝑚 (16)
𝑥𝑖 (𝑡) = cos(𝜔𝑒𝑥𝑡 𝑡 − 𝜀)
√(𝜔𝑠2 − 2 )2
𝜔𝑒𝑥𝑡 + 2
4 𝑏 2 𝜔𝑒𝑥𝑡

Dimana
2 𝑏 𝜔𝑒𝑥𝑡
𝜀 = tan−1 2
𝜔𝑠2 − 𝜔𝑒𝑥𝑡

Jika solusinya digabungkan dengan solusi homogen maka:


𝑥(𝑡) = 𝑥𝑖 (𝑡) + 𝑥ℎ (𝑡)
𝐹𝑒𝑥𝑡 ⁄𝑚 (9)
𝑥(𝑡) = cos(𝜔𝑒𝑥𝑡 𝑡 − 𝜀) + 𝐴ℎ 𝑒 −𝑏𝑡 cos( 𝜔′ 𝑡 + 𝜀)
√(𝜔𝑠2 − 2 )2
𝜔𝑒𝑥𝑡 + 2
4 𝑏 2 𝜔𝑒𝑥𝑡

Digunakan untuk lingkungan sendiri: Ahmad Suryadi (ahmads@uinjkt.ac.id )

Anda mungkin juga menyukai