𝐴 𝐵 𝐶
𝑦0
𝐹𝑃
𝑦
𝑤 𝐹𝑃
Keterangan: Gambar A adalah keadaan saat pegas diam tanpa diberi beban. Gambar B menunjukkan
kondisi saat beban diberi beban 𝑚. Gambar C merupakan kondisi saat beban ditarik ke bawah dengan
gaya 𝐹, saat gaya ini dilepaskan maka sistem akan berosilasi.
Pada permasalahan ini, hambatan udara diperhitungkan dengan catatan bahwa jika kecepatan system kecil
maka gaya gesek udara (𝑓𝑟 ) berbanding lurus dengan kecepatan system dengan nilai sebesar.
𝑑𝑦 (1)
𝑓𝑟 = −𝑟 𝑣 = −𝑏
𝑑𝑡
Dimana 𝑟 adalah konstanta hambatan udara. Jika gaya pemulih adalah (𝐹𝑝 ) maka persamaan gerak benda
dapat ditentukan dengan meninjau system pada Gambar C.
∑𝐹 = 𝑚 𝑎
𝑤 − 𝐹𝑝 − 𝑟𝑣 = 𝑚 𝑎
Dimana 𝐹𝑝 = 𝑘 (𝑦0 + 𝑦) sehingga.
𝑤 − 𝑘 (𝑦0 + 𝑦) − 𝑟𝑣 = 𝑚 𝑎 (2)
−𝑘 𝑦 − 𝑟𝑣 = 𝑚 𝑎
Dalam bentuk diferensial menjadi.
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
𝑚 +𝑟 +𝑘𝑦 =0
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑2 𝑦 𝑟 𝑑𝑦 𝑘 (3)
+ + 𝑦=0
𝑑𝑡 𝑚 𝑑𝑡 𝑚
𝑟 𝑘
Dengan memisalkan = 2𝑏 dan = 𝜔2 maka
𝑚 𝑚
𝑑2 𝑦 𝑑𝑦 (4)
+ 2𝑏 + 𝜔2 𝑦 = 0
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑦 𝑑2 𝑦
Jika dimislakan bahwa 𝑦 = 𝑒 𝜆𝑡 maka 𝑑𝑡
= 𝜆𝑒 𝜆𝑡 dan 𝑑𝑡
= 𝜆2 𝑒 𝜆𝑡 , persamaan (4) menjadi
𝜆2 + 2𝑏𝜆 + 𝜔2 = 0 (5)
Akar-akar persamaan ini adalah
𝜆1,2 = −𝑏 ± √𝑏 2 − 𝜔 2 (6)
𝑦 = 𝐴1 𝑒 𝜆1 𝑡 + 𝐴2 𝑒 𝜆2 𝑡
𝑦 = 𝑒 −𝑏𝑡 (𝐴1 𝑒 𝑅𝑡 + 𝐴2 𝑒 −𝑅𝑡 ) (7)
Kasus 1. Gaya gesek udara kecil dimana 𝑏 < 𝜔 (uderdamping) -> berosilasi
𝑦 = 𝐴 𝑒 −𝑏𝑡 cos( 𝜔′ 𝑡 + 𝜀)
2𝜋 2𝜋
𝑇′ = ′
=
𝜔 √𝜔 2 − 𝑏 2
Kasus 2. Gaya gesek lebih besar (overdamping) -> tidak berosilasi
𝑏>𝜔
𝑑2 𝑥 𝑑𝑥
𝑥ℎ (𝑡) adalah solusi untuk persamaan 𝑚 +𝑟 + 𝑘𝑥 = 0
𝑑𝑡 2 𝑑𝑡
Karena osilasi teredam dan menuju nol, bagian 𝑥ℎ (𝑡) adalah solusi yang disebut transient term.
Setelah beberapa saat bagian 𝑥ℎ (𝑡) kemudian tidak memberikan konsekuensi apa-apa lagi; karena
untuk keadaan steady solusi akan terpusat pada 𝑥𝑖 (𝑡).
Solusinya akan menjadi.
𝑥𝑖 = 𝐴 cos(𝜔𝑒𝑥𝑡 𝑡 − 𝜀) (12)
(𝑘𝐴 cos 𝜀 − 𝑚 𝜔2 𝐴 cos 𝜀 + 𝑟𝜔𝐴 sin 𝜀) cos 𝜔𝑡 − (𝑘𝐴 sin 𝜀 − 𝑚 𝜔2 𝐴 sin 𝜀 − 𝑟𝜔𝐴 cos 𝜀)
= 𝐹𝑒𝑥𝑡 cos 𝜔𝑒𝑥𝑡 𝑡
𝐹𝑒𝑥𝑡
(𝑘 − 𝑚𝜔2 ) cos 𝜀 + 𝑟𝜔 sin 𝜀 =
𝐴
(𝑘 − 𝑚𝜔2 ) cos 𝜀 − 𝑟𝜔 cos 𝜀 = 0
𝑟
𝑟 𝜔𝑒𝑥𝑡 𝑚 𝜔𝑒𝑥𝑡
tan 𝜀 = 2 = 𝑘
𝑘 − 𝑚𝜔𝑒𝑥𝑡 2
𝑚 − 𝜔𝑒𝑥𝑡
𝑘 𝑟
Dengan memisalkan = 𝜔𝑠2 , = 2𝑏,
𝑚 𝑚
𝜔𝑠2 − 𝜔𝑒𝑥𝑡
2
cos 𝜀 =
√(𝜔𝑠2 − 𝜔𝑒𝑥𝑡
2 )2 2
+ 4 𝑏 2 𝜔𝑒𝑥𝑡
Dengan mensubstitusikan persamaan ke persamaan
𝐹𝑒𝑥𝑡 ⁄𝑚 (14)
𝐴=
√(𝜔𝑠2 − 2 )2
𝜔𝑒𝑥𝑡 + 2
4 𝑏 2 𝜔𝑒𝑥𝑡
Persamaan ini menunjukkan bahwa jika frekuensi system sama dengan frekuensi eksternal maka
amplitudo system akan menjadi maksimum.
Impedansi mekanik
2 )2
(15)
𝑍𝑚 = √(𝜔𝑠2 − 𝜔𝑒𝑥𝑡 + 4𝑏 2 𝜔𝑒𝑥𝑡
𝑃
𝐴=
𝑍𝑚
𝐹
𝑃=
𝐴
Solusi persamaan tidak homogennya adalah
𝐹𝑒𝑥𝑡 ⁄𝑚 (16)
𝑥𝑖 (𝑡) = cos(𝜔𝑒𝑥𝑡 𝑡 − 𝜀)
√(𝜔𝑠2 − 2 )2
𝜔𝑒𝑥𝑡 + 2
4 𝑏 2 𝜔𝑒𝑥𝑡
Dimana
2 𝑏 𝜔𝑒𝑥𝑡
𝜀 = tan−1 2
𝜔𝑠2 − 𝜔𝑒𝑥𝑡