Anda di halaman 1dari 16

TUGAS RESUME

GELOMBANG DAN OPTIK

“GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK”

NAMA : KURNIA SINAGA

NIM : 19033034

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

DOSEN : Dr. HAMDI, M.Si.

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
A. HIPOTESA MAXWELL
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang memancar tanpa media rambat
yang membawa muatan energi listrik dan magnet (elektromagnetik). Tidak seperti
gelombang pada umumnya yang membutuhkan media rambat, gelombang
elektromagnetik tidak memerlukan media rambat (sama seperti radiasi). Oleh karena
tidak memerlukan media perambatan, gelombang elektromagnetik sering pula disebut
sebagai radiasi eletromagnetik.
Bentuk gelombang elektromagnetik hampir sama seperti bentuk gelombang
transversal pada umumnya, namun pada gelombang ini terdapat muatan energi listrik dan
magnetik dimana medan listrik (E) selalu tegak lurus terhadap medan magnet (B) yang
keduanya menuju ke arah gelombang seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah
ini.

Teori gelombang elektromagnetik pertama kali dikemukakan oleh James Clerk


Maxwell (1831–1879). James Clark Maxwell menyatakan suatu hipotesis bahwa ”jika
Faraday menemukan bahwa perubahan medan magnet harus menghasilkan medan listrik,
maka perubahan medan listrik harus menghasilkan medan magnet.” Bila hipotesis
Maxwell benar, konsekuensinya maka perubahan medan listrik akan mengakibatkan
medan magnet yang juga berubah serta sebaliknya dan keadaan ini akan terus berulang.
Medan magnet atau medan listrik yang muncul akan selalu saling tegak lurus dan
merambat menjauhi sumber. Kebenaran hipotesis Maxwell tentang adanya gelombang
elektromagnetik akhirnya dibuktikan oleh Heinrich Hertz beberapa tahun setelah
Maxwell meninggal.

Persamaan Maxwell menjelaskan gejala-gejala kelistrikan dan kemagnetan yang erat


hubungannya satu sama lain. Hubungan-hubungan tersebut sudah ditunjukkan oleh para
pendahulu ahli fiska melalui teorinya yang meliputi:

1. Muatan listrik yang diam dapat menghasilkan medan listrik di sekitarnya yang
ditunjukkan oleh hukum Coulomb yang dikenal sebagai hukum Gauss.
2. Ditemukan oleh Oersted bahwa arus listrik atau muatan yang mengalir dapat
menghasilkan medan magnet di sekitarnya, dan diringkas secara matematis yang
kemudian dikenal dengan hukum Ampere.
3. Melalui hukum Ampere secara fisis menjelaskan bahwa tidak ada monopol (satu
kutub) yang dapat menimbulkan medan magnet, yang dikenal sebagai hukum
Gauss tentang kemagnetan.
4. Perubahan medan magnetik dapat menimbulkan ggl induksi yang dapat
menghasilkan medan listrik dengan aturan yang diberikan oleh hukum Faraday.

Didapat hipotesis yang diungkapkan oleh Maxwell bahwa perubahan medan magnet
dapat menimbulkan medan listrik dan sebaliknya perubahan medan listrik dapat
menimbulkan medan magnet akibat dari aktivitas muatan. Hukum Faraday menyatakan
bahwa yaitu perubahan medan magnet B menghasilkan medan listrik E yang arahnya
tegak lurus B dan besarnya bergantung pada laju perubahan fluks magnetik terhadap
waktu.
Menurut Maxwell, ketika terdapat perubahan medan listrik (E), akan terjadi
perubahan medan magnetik (B). Perubahan medan magnetik ini akan menimbulkan
kembali perubahan medan listrik dan seterusnya. Maxwell menemukan bahwa perubahan
medan listrik dan perubahan medan magnetik ini menghasilkan gelombang medan listrik
dan gelombang medan magnetik yang dapat merambat di ruang hampa. Gelombang
medan listrik (E) dan medan magnetik (B) inilah yang kemudian dikenal dengan nama
gelombang elektromagnetik.
Berdasarkan Hukum Faraday, Medan Listrik dan medan magnet merupakan besaran
vektor, maka dengan demikian energi gelombang elektromagnetik merupakan vektor
yang artinya mempunyai besar dan arah.
Persamaan Maxwell:

Berdasarkan persamaan maxwell maka perubahan medan listrik dan medan magnet
merupakan fungsi waktu. Secara aljabar persamaan tersebut diatas sama dengan fungsi
ajabar pada perambatan akibat perbedaan tekanan pada udara maupun pada gelombang
yang terjadi dipermukaan air. Dari hal inilah konsep “Gelombang elektromagnetik lahir.
Dalam gelombang elektromagnetik besarnya / kerapatan energi pada medan listrik sama
besarnya dengan yang terdapat pada medan magnet, disetiap titik sepanjang gelombang
elektromagnetik tersebut.
Energi elektromagnetik dapat dibedakan berdasarkan panjang gelombang dan
frequensinya. Panjang gelombang (λ) = jarak lurus dari puncak gelombang yang satu
dengan puncak gelombang lain yang terdekat. Satuan: Km, m, cm, mm, mikrometer
(μm), nanometer (nm), angstrom (A), pikometer (pm). Frequensi (f) = Jumlah siklus
gelombang yang melalui satu titik dalam satu detik. Satuan Hertz (Hz), Kilohertz (KHz),
Megahertz (Mhz), Gigahertz (GHz), Terahertz (THz). Hubungan Panjang Gelombang,
Frequensi dan kecepatan rambat gelombang:
V = λ .f
Gelombang Elektromagnetik mempunyai komponen yang terdiri dari gelombang
elektrik (E) dan gelombang magnetik (B) yang saling tegak lurus dan masing – masing
tegak lurus terhadap radiasi. Perambatan medan listrik dan medan magnet inilah yang
disebut sebagai gelombang elektromagnetik. Sehingga penjelasan-penjelasan tersebut
dapat ilustrasikan ke dalam gambar berikut
Gambar Medan listrik dan medan magnet yang saling tegak lurus menyebabkan arah
rambat (x) pada gelombang elektromagnetik.

Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa bentuk gelombang elektromagnet adalah


gelombang transversal karena arah getaran (medan-medan yang menimbulkan) tegak
lurus dengan arah rambatnya. Pada medan listrik dan medan magnet mencapai nilai nol
pada fase yang sama dan mencapai maksimum juga pada fase yang sama di dalam ruang,
sehingga dapat dikatakan medan listrik dan medan magnet adalah “sefase”. Kuat medan
berubah dari maksimum di satu arah, menuju nol, lalu menuju maksimum di arah yang
lain (Giancoli, 2001: 222- 223).

Berdasarkan pada hipotesis Maxwell dan ketiga hukum yang telah disebutkan
sebelumnya, maka gelombang elektromagnetik dihasilkan oleh aktivitas muatan listrik
yang berosilasi dan mengalami percepatan. Gelombang elektromagnetik terbentuk dari
medan bukan dari sebuah materi maka disebut pula sebagai gelombang medan dan dapat
merambat melalui ruang hampa. Dapat diilustrasikan sesuai dengan Gambar 2.3 sebagai
berikut.

Gambar Pembentukan gelombang elektromagnetik oleh aktivitas muatan


Melalui hipotesisnya, Maxwell ternyata tidak hanya meramalkan adanya gelombang
elektromagnetik sekaligus mampu menunjukkan besar kecepatan merambatnya.
Kecepatan merambat gelombang elektromagnetik bergantung dari kemagnetan dan
kelistrikan medium atau tidak bergantung dari amplitudo getaran medannya yaitu
permitivas listrik dan permeabilitas magnet, dituliskan dalam persamaan berikut.

Jadi, Maxwell mengemukakan sebuah hipotesis sebagai berikut: “Karena perubahan


medan magnet dapat menimbulkan medan listrik, maka perubahan medan listrik pun akan
dapat menimbulkan perubahan medan magnet”. Hipotesis tersebut digunakan untuk
menerangkan terjadinya gelombang elektromagnet.

B. SPEKTRUM GELOMBANG EM
Gelombang elektromagnetik meliputi cahaya, gelombang radio, sinar X, sinar
gamma, mikro gelombang, dan lain-lain.Berbagai gelombang elektromagnetik hanya
berbeda dalam panjang gelombang dan frekuensinya. Gambar dibawah untuk
memberikan gambaran mengenai jenis-jenis spektrum gelombang elektromagnetik yang
biasanya berhubungan dengan berbagai interval frekuensi dan panjang
gelombang.Interval ini sering tidak terdefinisikan secara benar dan kadangkadang
tumpang-tindih. Misalnya, gelombang elektromagnetik yang kira-kira 0,1 nm biasanya
disebut sinar X, tetapi jika gelombang ini berasal dari radioaktivitas nuklir, disebut sinar
gamma.
Gambar spektrum gelombang elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang (λ) dengan satuan Hetz (Hz)
dan frekuensi dengan satuan meter (m). Gelombang elektromagnetik dikelompokkan
sesuai dengan panjang gelombang (λ) atau frekuensinya (f), dari frekuensi terendah ke
frekuensi ke lebih tinggi terdiri dari gelombang radio, gelombang micro, gelombang
inframerah, cahaya tampak, sinar ultra violet, sinar X, dan sinar Gamma.
1. Gelombang Radio
Gelombang radio (104 − 107Hz) dapat dihasilkan oleh rangkaian elektronika yang
disebut osilator.Gelombang radio dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sarana
komunikasi.Karena sifatnya mudah dipantulkan oleh ionosfer, maka gelombang ini
mampu mencapai tempat- tempat yang jaraknya jauh.
Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau
frekuensinya.Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya rendah atau
sebaliknya.Gelombang radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat
melalui kawat-kawat penghantar.Muatan- muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian
elektronika yang disebut osilator.Gelombang radio ini dipancarkan dari antena dan
diterima oleh antena pula. Kamu tidak dapat mendengar radio secara langsung, tetapi
penerima radio akan mengubah terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi
bunyi.
2. Gelombang Televisi
Gelombang televisi (108Hz) gelombang televisi merambat lurus, tidak dapat
dipantulkan oleh lapisan-lapisan atmosfer bumi.Untuk menangkap gelombang ini,
diperlukan stasiun penghubung (relay).Gelombang TV mempunyai panjang
gelombang sekitar 3 m dan bersumber dari rangkaian osilator RLC yang bersifat
resonansi pada perangkat elektronik. Gelombang TV tidak dipantulkan oleh lapisan
ionosfer, sehingga dalam membawa isyarat informasi jarak jauh diperlukan satelit
Gelombang TV dipancarkan dari antena pemancar (transmitter) dan diterima oleh
antena penerima (receiver). Dalam pengiriman informasi dari pemancar ke penerima,
dilakukan dengan dua cara yaitu melalui modulasi amplitudo (AM) dan modulasi
frekuensi (FM). Sumber informasi diubah dalam sinyal digital, kemudian diperkuat
secara elektronis dan dicampur dengan sinyal frekuensi pembawa (gelombang
televisi/radio).Frekuensi pembawa ini ditentukan oleh rangkaian RLC yang bersifat
resonansi, sehingga memiliki frekuensi khas untuk setiap stasiun pemancar.Keadaan
tersebut membuat sinyal sumber informasi sudah termodulasi. Setelah itu, sinyal yang
sudah termodulasi dan diperkuat dipancarkan melalui antena
3. Gelombang mikro
Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan frekuensi paling
tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka
akan muncul efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi
gelombang mikro, maka makanan menjadi panas dalam selang waktu yang sangat
singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak
makanan dengan cepat dan ekonomis.
Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio Detection
and Ranging) RADAR berarti mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan
menggunakan gelombang mikro.Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan
gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik c = 3 X 108 m/s,
maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran dengan penerimaan.
4. Sinar Inframerah
Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau daerah
panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. Jika memeriksa spektrum yang
dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan detektor yang dihubungkan pada
miliampermeter, maka jarum ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar
yang tidak dilihat tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi
inframerah.Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang
bergetar karena benda diipanaskan.Jadi setiap benda panas pasti memancarkan sinar
inframerah.Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan bergantung pada suhu dan
warna benda.
Dimanfaatkan bidang kedokteran, radiasi inframerah diaplikasikan sebagai terapi
medis seperti penyembuhan penyakit.Pada bidang militer, dibuat teleskop inframerah
yang digunakan melihat di tempat yang gelap atau berkabut.Selain itu, sinar infra
merah dibidang militer dimanfaatkan satelit untuk memotret permukaan bumi
meskipun terhalang oleh kabut atau awan.Di bidang elektronika, infra merah
dimanfaatkan pada remote kontrol peralatan elektronik seperti TV dan VCD/DVD.
Apabila sesorang teradiasi gelombang inframerah lambat laun akan mengalami
gangguan kesehatan
5. Cahaya tampak
Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh kita
dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik yang
dapat dideteksi oleh mata manusia.Panjang gelombang tampak nervariasi tergantung
warnanya mulai dari panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk cahaya violet
(ungu) sampai 7x 10-7 m untuk cahaya merah.Kegunaan cahaya salah satunya adalah
penggunaan laser dalam serat optik pada bidang telekomunikasi dan kedokteran.

C. PERSAMAAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK


Persamaan Maxwell dirumuskan dalam besaran medan listrik E dan medan
magnet B. Khusus pada ruang vakum dan berlaku juga pada medium udara, persamaan
Maxwell dinyatakan sebagai:

A • 𝐸⃗→ = 0 (1)
⃗→ = 0
A•𝐵 (2)

⃗→
6𝐵
A × 𝐸⃗→ = − (3)
6𝑡

⃗→ = 𝜇 s
A×𝐵 6𝐸⃗→ (4)
0 0 6𝑡

1. Medan Listrik
Dari Persamaan Maxwell (3) :
⃗→
∂𝐵
A × 𝐸⃗→ = −
∂𝑡
Ruas kanan dan ruas kiri dideferensialkann dengan operasi rotasi, maka :
A × (A × 𝐸⃗→) = A(A • 𝐸⃗→) − A2 𝐸⃗→
maka,

A(A • 𝐸⃗→) − A2 𝐸⃗→ = − ⃗→)
(A × 𝐵
∂𝑡
6𝐸
dengan A • 𝐸⃗→ = 0 dan A × 𝐵
⃗→ = 𝜇 s , sehingga
0 0 6𝑡

∂ 2 𝐸⃗→
−A2 𝐸⃗→ = −𝜇0 s0
∂𝑡2
∂ 2 𝐸⃗→
A2 𝐸⃗→ = 𝜇0 s0
∂𝑡2
∂ 2 𝐸⃗→
⃗→
A 𝐸 − 𝜇0s0 2 = 0
2
∂𝑡
1
dengan 𝑐 = , maka
√𝜇0𝗌0

1 ∂ 2 𝐸⃗→
A2 𝐸⃗→ − =0
𝑐2 ∂𝑡2
Sehingga persamaan gelombang medan listrik dalam bentuk diferensial:
∂2 ∂2 ∂2 1 ∂2
[ 2 + 2 + 2 − 2 2 ] 𝐸⃗→𝑥 = 0
∂𝑥 ∂𝑦 ∂𝑧 𝑐 ∂𝑡
∂2 ∂2 ∂2 1 ∂2
[ + + − ⃗→
2 2 2 2 2 ] 𝐸𝑦 = 0
∂𝑥 ∂𝑦 ∂𝑧 𝑐 ∂𝑡
∂2 ∂2 ∂2 1 ∂2
[ + + − ] 𝐸⃗→ = 0
∂𝑥2 ∂𝑦2 ∂𝑧2 𝑐2 ∂𝑡 2 𝑧
Solusi paling sederhana :
𝐸⃗→(𝑧, 𝑡) = 𝐸⃗→0 𝑐𝑜𝑠(𝑘𝑧 − 𝜔𝑡)
2. Medan Magnet
Dari Persamaan Maxwell (4) :
∂𝐸
A × 𝐵 = 𝜇0s0
∂𝑡
Dengan operasi rotasi :
∂(A × 𝐸⃗→)
⃗→) = 𝜇0 s0
A × (A × 𝐵
∂𝑡
∂(A × 𝐸⃗→)
⃗→ ⃗→
A(A • 𝐵) − A 𝐵 = 𝜇0 s0
2
∂𝑡
⃗→) = A(A • 𝐵
Karena vektor identitas A × (A × 𝐵 ⃗→) − A2 𝐵⃗→

Dan persamaan Maxwell (2) dan (3) :


⃗→
6𝐵
⃗→ = 0 dan A × 𝐸⃗→ = −
A•𝐵 , sehingga :
6𝑡

∂ 2𝐵⃗→
⃗→
A2 𝐵
= 𝜇0 s0 2
∂𝑡
⃗→ = 1 ∂ ⃗⃗𝐵
2 ⃗→
A2 𝐵
𝑐2 ∂𝑡2
⃗→ − 1 ∂ ⃗⃗𝐵
2 ⃗→
A2 𝐵 =0
𝑐2 ∂𝑡2
Maka persamaan gelombang medan magnet dalam bentuk diferensial:
∂2 ∂2 ∂2 1 ∂2
[ 2 + 2 + 2 − 2 2] 𝐵 ⃗→𝑥 = 0
∂𝑥 ∂𝑦 ∂𝑧 𝑐 ∂𝑡
∂2 ∂2 ∂2 1 ∂2
[ 2 + 2 + 2 − 2 2] 𝐵 ⃗→𝑦 = 0
∂𝑥 ∂𝑦 ∂𝑧 𝑐 ∂𝑡
∂2 ∂2 ∂2 1 ∂2
[ ⃗→ = 0
2+ 2+ 2− 2 2 ] 𝐵𝑧
∂𝑥 ∂𝑦 ∂
𝑧 𝑐 ∂𝑡
Solusi paling sederhana :
⃗→(𝑧, 𝑡) = 𝐵
𝐵 ⃗→0 𝑐𝑜𝑠(𝑘𝑧 − 𝜔𝑡)
3. Persamaan Gelombang EM di Vakum tanpa Sumber
Persamaan gelombang EM dalam vakum, diperoleh sebagai berikut :
⃗→
∂𝐵 ⃗→
∂A × 𝐵
÷ A= (A × 𝐸⃗→) = −A × =−
∂𝑡 ∂𝑡
Memakai identitas
A × (A × 𝐸⃗→) = ❑(❑ • 𝐸⃗→) − A2 𝐸⃗→
Maka :
∂A × 𝑏⃗→
A(A • 𝐸⃗→) − A2 𝐸⃗→ = −
∂𝑡
Dalam vakum (tak ada muatan dan arus bebas) :

A • 𝐸⃗→ = 0 dan A × 𝐵
⃗→ = 𝜇 s 6𝐸⃗→
0 0 6𝑡

1
Sehingga dengan 𝑐2 = ,
𝜇0𝗌0

1 ∂ 2 𝐸⃗→
A2 𝐸⃗→ − =0
𝑐2 ∂𝑡2
Dengan cara analog diperoleh bagi medan B persamaan yang serupa :
⃗→
1 ∂ 2𝐵
⃗→
A 𝐵− 2 2 =0
2
𝑐 ∂𝑡
4. Persamaan Gelombang EM dalam Bahan Non Konduktif (Dielektrik)
Dalam bahan non konduktif maka sumber arus bebas tidak ada, tetapi
muatan bebas masing mungkin :𝜇0 → 𝜇, s0 → s, 𝐽→ = 0
Memakai persamaan Maxwell yaitu :
A•𝐷 ⃗→ = 𝜌ƒ𝑟𝑒𝑒
⃗→
∂𝐵
A × 𝐸⃗→ = −
∂𝑡

⃗→ = 0
A•𝐵
⃗→
∂𝐷
⃗→ = 𝐽→ +
A×𝐻
∂𝑡

Jika tidak ada muatan bebas 𝜌 = 0, dan medium homogen s = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛,


tidak ada arus bebas (non konduktif) 𝐽→ = 0, serta medium homogen 𝜇 =
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛, maka Persamaan Maxwell2 di atas dapat ditulis ulang
A • 𝐸⃗→ = 0
⃗→
∂𝐻
A × 𝐸⃗→ = −𝜇
∂𝑡

⃗→ = 0
A•𝐻
∂𝐸⃗→
⃗→ = s
A×𝐻
∂𝑡
5. Persamaan Gelombang EM dalam Bahan Non Konduktif/Dielektrik Bebas
Sumber
Persamaan Gelombang EM dalam medium non Konduktif homogen (secara listrik
dan magnet) :
⃗→
1 ∂ 2𝐻
⃗→ −
A2 𝐻 =0
𝑣2 ∂𝑡2
1 ∂ 2 𝐸⃗→
A2 𝐸⃗→ − =0
𝑣2 ∂𝑡2
1
Dengan 𝑣2 = . Salah satu dari persamaan di dapat solusinya maka solusi
𝜇𝗌

bagi medan yang lainnya langsung diperoleh melalui hubungan Persamaan


Maxwell. Misalnya, 𝐸⃗→diperoleh, maka 𝐻 ⃗→didapat dari :
∂𝐻⃗→
A × 𝐸⃗→ = −𝜇
∂𝑡

D. RAPAT ARUS ENERGI, VEKTOR POYNTING DAN IMPEDANSI GELOMBANG


ELEKTROMAGNETIK
1. Rapat Arus Energi
Medan setiap ruang yang mengandung medan E dan B maka akan terdapat rapat
energi medan EM persatuan volume sebesar :
1 1
𝑢 = ⃗→
𝐻 • 𝐵⃗→+ ⃗→𝐷 • 𝐸⃗→
2 2
Energi medan elektromagnetik merupakan jumlah dari energi medan listrik dan
energi medan magnet.
𝑢 = 𝑢𝐵 + 𝑢𝐸
1 1
𝑢= 𝐵2 + s0𝐸 2
2𝜇0 2
Laju perubahan rapat energi atau perubahan rapat energi terhadap waktu:
𝑑𝑢 1 ⃗→
∂𝐵 ∂𝐸⃗→
= 𝐵 ⃗→ • + s0 𝐸⃗→ •
𝑑𝑡 𝜇0 ∂𝑡 ∂𝑡
6𝐵⃗→ ⃗→
6𝐷
Dari persamaan Maxwell (❑ × 𝐸⃗→ = − ) dan (❑ × 𝐻 = 𝐽→ + ), maka:
6𝑡 𝑏 6𝑡
⃗→
6𝐵
❑ × 𝐸⃗→ = − dan ❑ × 𝐵
⃗→ = 𝜇 s 6𝐸⃗
6𝑡 0 0 6𝑡

Sehingga,
𝑑𝑢 1 1
= ⃗→ • (−A × 𝐸⃗→) +
𝐵 𝐸⃗→ • (−A × 𝐵
⃗→)
𝑑𝑡 𝜇0 𝜇0
𝑑𝑢 1 1
= − [𝐵⃗→ • (A × 𝐸⃗→) − 𝐸⃗→ • (A × 𝐵
⃗→)]
𝑑𝑡 𝜇0 𝜇0
2. Vektor Poynting
⃗→
Dirvegensi dari suatu vektor yang tegak lurus terhadap medan listrik 𝐸 dan
⃗→, dinamakan Vektor Poynting yang dilambangkan dengan 𝑆→.
induksi medan magnet 𝐻
Vektor Poynting mengungkapkan besarnya energi persatuan waktu per satuan luas
yang dibawa oleh medan elektromagnetik. Vektor Poynting juga merupakan arah
rambat dari gelombang elektromagnetik.
𝑆→ = 𝐸⃗→ × 𝐻
⃗→
⃗→ = 𝜇0 𝐻
Didapatkan bahwasannya 𝐵 ⃗→, maka :
1
𝑆→ = 𝐸⃗→ × 𝐵
⃗→
𝜇0
Besarnya vektor poynting untuk medium konduktif, yaitu :
𝑆→= ⃗→ ⃗→dengan 𝐵⃗→= ⃗→𝐸
1
𝐸×𝐵
𝜇 𝜔

maka :
1
𝑆→ = *𝐸⃗→ ( 𝐸⃗→)+
𝜇 𝜔
1
𝑆→ = 𝜅𝐸⃗→2
𝜇𝜔
1
𝑆→ = (𝑎 + i𝑏)𝐸02𝑒−2i[(𝑎+i𝑏)𝑧−𝜔𝑡]
𝜇𝜔
𝜃
√𝑎2 + i𝑏2 ( )
2 −2i[ 𝑎+i𝑏 𝑧−𝜔𝑡+2]
𝑆→ = [ ] 𝐸0 𝑒
𝜇𝜔
1
Untuk medium konduktif 𝑎 = −𝑏 =
ð

maka,
√𝑎2 + i𝑏2 𝑧 𝑧 𝜃
2 −2 −2i[ð−𝜔𝑡+2]
𝑆→ = [ ] 𝐸0 𝑒 ð𝑒
𝜇𝜔
z
−2
Faktor 𝑒 𝛿 merupakan faktor redaman dalam perambatan energi.
3. Impedansi Gelombang
Hubungan antara amplitudo medan listrik dan amplitudo medan magnet adalah
𝜇
𝐸0 = √ 𝐻0
s
Dari persamaan di atas, impedansi yang dialami gelombang di dalam bahan dielektrik
dapat dikemukakan seperti
𝐸0 𝜇
𝑍Ξ5Ξ =√
𝐻0 s
Untuk ruang hampa,s = s0, 𝜇 = 𝜇0, impedansi itu adalah
𝜇0
𝑍0 = √ = 377fi
s0

dan untuk bahan dielektrik adalah


𝐸0 𝜇0𝜇𝑟 𝜇𝑟
𝑍Ξ =√ = 𝑍0 √
𝐻0 s0s𝑟 s𝑟

dengan 𝑛 = √c𝑟 adalah indeks bias bahan dielektrik, maka


√𝜇𝑟
𝑍 = 𝑍0
𝑛
DAFTAR
PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika/Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Lilian Hoddeson. 2004. Teori Kuantum, Ilmu Pengetahuan Populer. Jakarta: PT Widyadara.

Prabowo, Yogi. 2016. Implementasi Contextual Teaching And Learning (CTLl) Terintegrasi
Karakter Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Semarang: UNNES

Sears, F.W-Zemarnsky, MW. 1963.Fisika untuk Universitas (terjemahan). Bandung: Bina Cipta.

Sutanto. 1992. Penginderaan Jauh Jilid I, Gadjah Mada. Yogyakarta: University Press.

Siregar, Rustam E. 2016. Rambatan Gelombang Optik dalam Medium Berlapis. Bandung :
UNPAD.

Anda mungkin juga menyukai