Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum

Fisika Lanjutan
“KONSTANTA PLANCK”

Oleh:
Pekan 3 Kelas 4B

1. Muhammad Hadi Al-Aziz (11200163000021)


2. Siti Nurul Maulidah (11200163000038)
3. Puput Lismanda Az-zahra (11200163000060)
4. Rahmah Halimahtu (11200163000062)
Sadiah
5. Nabilatus Sadiyah (11200163000064)

(Kamis, 02 Juni 2022)

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
KONSTANTA PLANCK

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengukur nilai tegangan untuk lima warna cahaya berbeda.


2. Membandingkan nilai konstanta Planck praktikum dengan teori
3. Menganalisis hubungan frekuensi terhadap tegangan ambang melalui grafik
4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tegangan

DASAR TEORI

Efek fotolistrik atau dikenal dengan cahaya yang dapat mementalkan electron. Elektron yang
ditembakkan pada logam tipis, cahaya monokromatik memberikan hasil yaitu dimana electron di
pantulkan dari logam tipis. Elektron yang dilontarkan akibat penyinaran pada logam sasaran (emitter)
yang diterima oleh elector. Tegangan antara emitter dan kolektor dapat diubah ubah dan akan
berpengaruh terhadap arus yang diukur. Ketika arus akan menurun tajam jika potensial penghalang
dipasang dan membuat electrode emitter (electron bermuatan negative dan tertolak oleh tegangan
negative). (Yuant,2018:13)

Konsep fotolistrik dapat menjelaskan mengenai deskriptif energi kinetik


maksimum selama proses fotolistrik berlangsung. Adapun persamaan matematis nya :

K max =h . f −φ

Konstanta Planck pada mulanya merupakan konstanta kesebandingan antara


kenaikan energi minimum dai sebuah osilator bermuatan listrik hipotesis pada rongga
yang berisi radiasi benda hitam dan frekuensi dari gelombang elektromagnetiknya.
Konstanta Planck dilambangkan dengan simbol “h” dengan besar nilainya : h = 6,626
x 10-34 J.s.

Konstanta Planck dipandang sebagai salah satu tetapan alam dan telah diukur
dengan ketelitian yang sangat tinggi. Max Planck sebagai penemunya mengemukakan
teori kuantum yang menyatakan bahwa atom dapat memancarkan atau menyerap energi
hanya dalam jumlah tertentu dalam bentuk radiasi elektromagnetik yang disebut dengan
kuanta. Dimana besarnya energi yang dimaksud seperti persamaan :

c
E=h . (Beiser, A. 1995)
f

Beberapa pengamatan mengenai efek fotolistrik dapat diterangkan sebagai berikut:

a. Tenaga kinetic foto electron tidak bergantung pada intensitas cahaya. Intensitas
cahayaberpengaruh terhadap jumlah foto electron yang terpancar pada saat terjadi efek
fotolistrik.
b. Tenaga kinetic maksimum foto electron bergantung pada frekuensi sinar atau intensitas
cahaya yang diperlakukan.
(Yusman, 2002: 41)

Fungsi kerja merupakan suatu nilai yang menyatakan besarnya energi ikat elektron
didalam atom. Fungsi kerja dapat diartikan sebagai energi minimum yang diperlukan untuk
dapat membebaskan elektron dari suatu permukaan bahan material konduktor ataupun
semikonduktor. Untuk melepaskan elektron dari suatu bahan, memerlukan separuh dari total
energi atom untuk melepaskan elektron dari atom bebas suatu bahan yang digunakan.
Besarnya fungsi kerja dari setiap bahan berbeda-beda. Adapun nilai dari fungsi kerja
sebagian bahan material konduktor dapat ditulis pada tabel :

(Becchi, D’Elia M. 2007)

Gerakan elektron yang ditandai sebagai arus listrik pada gejala efek fotolistrik
dapat dihentikan oleh suatu tegangan lustrik yang dipasang pada rangkaian. Jika pada
rangkaian efek fotolistrik dipasang sumber tegangan dengan polaritas terbalik, positif
sumber dihubungkan dengan pelat tempat keluarna elektron dan kutub negatif sumber
dihubungkan dengan pelat yang lain, maka terdapat satu nilai tegangan yang dapat
menyebabkan arus listrik pada rangkaian menjadi nol. Arus nol atau tidak ada nya arus
berarti tidak ada lagi elektron yang lepas dari permukaan logam akibat efek fotolistrik.
( Ashby N, 1970).

B. Alat dan Bahan

Nama Alat dan


No Fungsi Gambar Jumlah
Bahan

Alat pengukur
1 Multimeter 1 unit
tegangan

Sumber
cahaya utama
Lampu
2 dalam set 1 unit
Merkuri
konstanta
Planck
Alat untuk
3 Elektro Amplifier menguatkan arus 1 unit
dan tegangan

Sumber
tegangan listrik
4 Catu Daya untuk set 1 unit
konstanta
Planck

Alat untuk
Kapasitor
5 mengosongkan 1 unit
100pf/630V
muatan

Tempat
Set Konstanta terjadinya
6 1 unit
Planck proses
fotolistrik

Alat untuk
memutus dan
7 Saklar 1 unit
mengalirkan
muatan

Kabel Penghubung
8 Secukupnya
Penghubung antar komponen

C. LANGKAH KERJA
No Langkah kerja Gambar

Catu daya dinyalakan untuk


1 memanaskan lampu merkuri selama
5 menit sebelum percobaan dimulai.
Amplifier, set konstanta planck, dan
2 multimeter dihubungkan sesuai
dengan prosedur pada modul

Multimeter diatur pada skala ukur 1


3
untuk pengukuran tegangan DC.

Cermin diatur sedemikian rupa untuk


mengarahkan cahaya yang ingin diuji
nilai spektrumnya pada fotosel dan
4
diperiksa menggunakan kertas yang
diletakkan antara fotosel dan celah
diafragma.

5 Set konstanta planck ditutup.

Cahaya diperiksa melalui jendela


6 emisi dan jika belum sesuai sembari
diatur menggunakan lengan putar.

Jika merasa cahaya sudah mengenai


fotosel, jendela emisi kemudian
7
ditutup untuk memaksimalkan
pembacaan oleh fotosel

Kapasitor dikosongkan dengan


8 menekan saklar hingga multimeter
menunjukkan angka nol
Pengukuran dimulai dengan
melepaskan saklar dan menunggu
jarum pada multimeter berhenti pada
9
nilai tertentu. Setiap pengukuran
dengan warna yang sama diulangi
sebanyak 5 kali.

D. DATA PENGAMATAN

Tegangan (Volt)
No Warna U1 U2 U3 U4 U5
1 Kuning 0,006 0,045 0,096 0,084 0,105
2 Hijau 0,021 0,024 0,027 0,03 0,027
3 Biru 0,024 0,024 0,03 0,024 0,03
4 Ungu 0,03 0,03 0,03 0,024 0,021

E. PENGOLAHAN DATA
a. Gunakan metode kuadrat terkecil/regresi linear untuk pengolahan data dengan model :
ℎ 𝑊
U= ∙𝑓+
𝑒 𝑒
𝑦=𝑏𝑥+𝑎

b. Buat tabel pengolahan data sebagai berikut:

Tegangan (Volt)
No Warna U1 U2 U3 U4 U5 U
1 Kuning 0,006 0,045 0,096 0,084 0,105 0,0672
2 Hijau 0,021 0,024 0,027 0,03 0,027 0,0258
3 Biru 0,024 0,024 0,03 0,024 0,03 0,0264
4 Ungu 0,03 0,03 0,03 0,024 0,021 0,027
𝒇𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓−𝒇𝒂𝒘𝒂𝒍
No Warna 𝒇𝒂𝒘𝒂𝒍 (𝑯𝒛) 𝒇𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 (𝑯𝒛) 𝒇= 𝟐 (Hz)
1 Kuning 508 526 517
2 Hijau 526 606 566
3 Biru 606 668 637
4 Ungu 668 789 728,5

No 𝒇 (𝑯𝒛) 𝑼 (𝑽𝒐𝒍𝒕) 𝒇² (Hz) 𝑼𝟐(𝑽𝒐𝒍𝒕) 𝒇∙𝑼


1 0,517 × 1015 0,0672 0,267 × 1030 0,004515 0,0347× 1015
2 0,566 × 1015 0,0258 0,320 × 1030 0,000665 0,0146× 1015
3 0,637 × 1015 0,0264 0,405 × 1030 0,000696 0,0168× 1015
4 0,728 × 1015 0,027 0,529 × 1030 0,000729 0,0196× 1015
Σ 2,89 × 1015 0,0366 1,718 × 1030 0,0013395 0,0214× 1015

( ΣU 2) ( Σ f 2) −( Σf ) ( ΣU . f )
a=
n ( Σ f 2 )−( Σf )2

( 0,0366 ) ( 1,718 x 1030 ) −( 2 ,89 x 1015 )( 0,0214 x 1015 )


a= 2
4 ( 1,718 x 1030 ) −( 2 , 89 x 1015 )

( 0,0628 x 1030 ) −( 0,0618 x 1030 )


a= 30 30
6,872 x 10 −8,3521 x 10
30
0,001 x 10
a= 30
−1,479 x 10
a ¿−0,000676
n ( ΣU . f ) – ( ΣU ) ( Σf )
b=
n ( Σ f 2) −( Σf )
2

4 ( 0,0214 x 1015 ) – ( 0,0366 ) ( 2 ,89 x 10 15)


b= 30 30
6,872 x 10 −8,3521 x 10
−0 , 02
b= 30 = 0,0135
−1,479 x 10

n ( ΣU . f ) – ( ΣU ) ( Σf )
r=
√¿¿¿
11 ( 2699,525 ) – ( 2750 )( 10,2008 )
r=
√[ 11 ( 698.500 )−( 2750 ) ] [ 11 ( 133,012628117 )−( 11,53311008 ) ]
2 2

r2 = 0.979027856
Grafik Hubungan Frekuensi dengan tegangan
800000000000000
700000000000000
f(x) = 70400000000000 x + 436000000000000
600000000000000 R² = 0.982507334866387

500000000000000
Frekuensi

400000000000000 Series2
Linear (Series2)
300000000000000

200000000000000

100000000000000

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
tegangan

F. ANALISIS DATA

Praktikum Konstanta Planck hanya terdiri dari satu percobaan, yaitu mencari nilai
tegangan pada lima warna cahaya sebanyak lima pengulangan. Praktikum dilakukan
untuk membuktikan dan kemudian membandingkan nilai konstanta Planck menggunakan
persamaan efek fotolistrik. Variabel tetap dalam praktikum yaitu nilai kapasitansi
kapasitor, yaitu 100 pF, dengan variabel bebas adalah lima warna yang digunakan, merah,
kuning, hijau, biru, dan ungu. Sedangkan variabel terikat yaitu nilai tegangan dari setiap
spektrum warna. Setiap warna memiliki freuensi cahaya yang berbeda. Oleh karena itu,
kita dapat melihat hubungan antara tegangan dan frekuensi cahaya dari hasil praktikum
Komponen utama dalam praktikum yaitu set konstanta Planck yang diatur untuk
mencari spektrum warna yang diinginkan. Pada dasar teori paragraf terkhir dijelaskan
bahwa elektron membahwa energi sehingga elektron dapat menghasilkan arus fotolistrik.
Dasar inilah yang menjadi dasar praktikum bahwa saat logam disinari cahaya akan
menghasilkan arus dan kemudian terdapat tegangan yang dibaca melalui multimeter.
Namun dalam praktiknya, kami hanya mampu menemukan tiga warna, yaitu kuning,
hijau, dan ungu dari lima warna yang diinginkan. Oleh karena itu, kelompok kami tidak
menggunakan data yang kami peroleh untuk data percobaan dan pengolahan data,
melainkan menggunakan data dari asisten laboratorium. Hal tersebut dilakukan agar
perubahan tegangan setiap warna tidak berbeda jauh. Menurut saya, kendala yang kami
hadapi selama praktikum kemungkinan besar disebabkan oleh set konstanta Planck yaitu
pada bagian fotosel ataupun prismanya, sehingga beberapa warna tidak tertangkap.
Dari data percobaan diperoleh hasil bahwa pada kelima pengulangan, tegangan
terkecil dihasilkan oleh warna kuning dan terbesar dihasilkan warna ungu. Begitupun saat
lima pengulangan dirata-ratakan, tegangan berurutan sesuai nilai frekuensinya. Dengan
kata lain, besar tegangan yang dihasilkan berbanding lurus dengan frekuens dan
berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Hal ini sesuai dengan persamaan
dalam teori :
Dalam pengolahan data, besar tegangan yang praktikan gunakan yaitu rata-
rata dari lima pengulangan. Adapun nilai frekuensi diperoleh dari nilai tengah
pada rentang frekuensi setiap warna yang diolah datanya. Dari nilai kedua
besaran tersebut, praktikan membuat grafik yang menyatakan hubungan nilai
tegangan dengan frekuensi. Grafik berupa garis lurus ke atas yang artinya
semakin besar frekuensi, tegangan yang dihasilkan semakin besar dan
sebaliknya. Namun, dari warna merah ke kuning tidak mengalami kenaikan,
melainkan penurunan. Menurut saya, hal ini mungkin saja terjadi karena
warnanya bergeser mengingat hal ini juga kami alami selama praktikum. Apabila
saat pengukuran warna merah bergeser ke jingga, dan saat warna kuning jua
bergeser ke jingga maka ketidaksesuaian perbandingan tersebut mungkin saja
terjadi.
Dari hasil pengolahan data, praktikan memperoleh bahwa nilai tegangan yang
dihasilkan dari warna-warna tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama,
frekuensi yaitu semakin besar frekuensi cahaya maka tegangannya semakin
besar. Kemudian warna cahaya yang digunakan, hal ini kembali lagi ke faktor
frekuensi karena setiap warna memiliki rentang frekunesi yang berbeda. Setelah
mendapat nilai tegangan, praktikan dapat menghitung besar konstanta Planck
dari hasil praktikum. Adapun konstanta Planck dari hasil praktikum cukup jauh
berbeda dengan konstanta Planck yang kita ketahui dalam teori.

G. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan berdasarkan pengolahan data, dan analisis data yang telah
praktikan buat yaitu:

1. Warna cahaya berbeda menghasilkan tegangan yang berbeda, yaitu tegangan


terkecil ke terbesar berturut-turut yaitu kuning-merah-hijau-biru-ungu.

2. Nilai Konstanta Planck dari hasil paktikum berbeda dengan teori, yaitu memiliki
kesalahan literatur sebesar 32,96%.

3. Dari grafik pada pengolahan dapat dinyatakan bahwa hubungant tegangan dan
frekuensi cahya yaitu berbanding lurus. Semakin besar frekuensi maka tegangan
semakin besar dan sebaliknya.

4. Berdasarkan pengolahan data, besar teganag dipengaruhi oleh warna yang


dipancarkan dimana warna tersebut memiliki frekuensi yang berbeda. Artinya, nilai
tegangan dipengaruhi oleh nilai frekuensi cahaya

I. KOMENTAR

1. Praktikan tidak berhasil mendapatkan data dari lima warna cahaya


2. Set Konstanta Planck perlu dicek kondisinya agar hasil praktikum lebih valid
3. Praktikan harus hati-hati selama praktikum terutama pada bagian lampu
merkuri yang sangat panas
4. Praktikan harus tekun dan teliti dalam mencari warna yang diinginka

DAFTAR PUSTAKA

Ashby N, Miller S C. 1970. Principle f Modern Physics. San Francisco Holden-Dat, Inc.Okky,

Beiser,A. 1995. Concepts of Modern Physics. New York : McGrwa-Hill Inc

Becchi C M, D’Elia M. 2007. Introductio to Bassic Concepts of Modern Physics. Genova :


Springer.

Yuant. 2019. Fisika Kuantum Sejarah dan Kisah Inspiratif Para Tokoh.
Bandung :Yrama Widya.

Yusmant, Wiyatmo. 2016. Fisika Modern. Pustaka Belajar : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai