Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PERCOBAAN V
“MENGHITUNG BESAR HAMBATAN SUATU PENGHANTAR
MENGGUNAKAN HUKUM OHM”

Disusun Oleh :
Nama : Luthfiah Salma Auliyaa
NIM : M0320045
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 1 Desember 2020
Asisten Praktikum : Hegar Gigih Febrian

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
I. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.

1. Memperagakan pengukuran tegangan listrik.


2. Memperagakan pengukuran arus listrik.
3. Menginterpretasikan grafik tegangan dan arus.
4. Menentukan besar hambatan suatu penghantar.

II. Dasar Teori

Resistansi atau hambatan merupakan perbandingan antara tegangan listrik dari


suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
Alat yang digunakan untuk menghambat arus listrik disebut resistor(Lutfiyana, 2017).
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi
jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor
bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon(Setiawan dkk., 2019).
Resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan
resistansi dari suatu resistor disebut Ohm dengan simbol Ω. Tipe resistor yang umum
adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya
terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai
mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter (Zain, 2013).
Giancoli (2001) menyatakan bahwa ada beberapa kode warna dari resistor, seperti
berikut.

Tabel 1. Kode warna resistor


Warna Angka Faktor pengali Toleransi (%)
Hitam 0 1
Coklat 1 101
Merah 2 102
Jingga 3 103
Kuning 4 104
Hijau 5 105
Biru 6 106
Ungu 7 107
Abu-abu 8 108
Putih 9 109
Emas 10-1 5%
Perak 10-2 10%
Tidak berwarna 20%

Hakim dan Susanto(2020) menyatakan bahwa, Hukum Ohm merupakan


hukum yang mungkin paling terkenal dari semua hukum, teori, dan prinsip-prinsip
ilmu kelistrikan. Hukum Ohm membentuk titik awal dalam studi tentang rangkaian
listrik, yang ditemukan oleh George Simon Ohm (1789-1854) dan telah menjadi
suatu kehormatan miliknya dalam sejarah ilmu pengetahuan. Hukum Ohm
menyatakan bahwa arus (I) yang mengalir melalui konduktor sebanding dengan
tegangan (V) yang diterapkan pada persamaan (1) berikut.

v
I = ......................................................
R
(1)

Persis seperti bunyi dari Hukum Ohm yang banyak diketahui, yaitu “Kuat arus dalam
suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan
berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian”. Untuk menghitung besar tegangan
listrik, persamaan (1) digunakan menjadi persamaan (2):

V = I × R..............................................
(2)

Sedangkan untuk menghitung besar hambatan konduktor, persamaan (2) digunakan


menjadi persamaan (3) berikut.
v
R = .....................................................
I
(3)

Persamaan (2) disebut Hukum Ohm ketika mengacu pada perangkat atau
bahan yang R nya merupakan independen dari V. Namun, R tidak konstan untuk
banyak zat selain logam, atau perangkat seperti tabung vakum, transistor, dan
sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hukum Ohm bukanlah hukum
yang mendasar, melainkan hanya sebuah deskripsi tentang bahan konduktor
logam(Giancoli, 2005).

Young dan Freedman (2003) menyatakan bahwa, hambatan sebuah kawat


atau konduktor lain yang penampangnya homogen berbanding langsung dengan
panjangnya (L) dan berbanding terbalik dengan luas penampangnya (A). Hambatan
juga sebanding dengan resistivitas material dari konduktor, seperti pada persamaan
(4) berikut.

ρL
R = ...............................................................
A
(4)

III. Metodelogi

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat dan bahan percobaan

1. Catu daya 1 buah

Berfungsi untuk mengolah sumber listrik dari stop kontak.

2. Voltmeter 1 buah

Berfungsi untuk mengukur besar tegangan listrik.

3. Amperemeter 1 buah
Berfungsi untuk mengukur besar arus listrik.

4. Resistor 1 buah

Berfungsi untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian.

5. Jumper 1 buah

Berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan suatu rangkaian.

6. Kabel pengubung 1 buah

Berfungsi sebagai penghubung arus listrik.

7. Panel hambatan (PCB) 1 buah

Berfungsi untuk mengukur hambatan listrik.

3.1.2. Alat dan bahan olah data

1. Set data 1 set

Berfungsi sebagai acuan data untuk mengolah data hasil percobaan.

2. Laptop 1 buah

Berfungsi sebagai alat bantu untuk mengolah data.

3.2. Gambar Alat

3.2.1. Gambar alat percobaan

Gambar 3.2.1.1 Gambar 3.2.1.2 Gambar 3.2.1.3


Catu daya Voltmeter Amperemeter
Gambar 3.2.1.4 Gambar 3.2.1.5 Gambar 3.2.1.6
Resistor Jumper Kabel penghubung

Gambar 3.2.1.7
Panel hambatan (PCB)

3.2.2. Gambar alat olah data

Gambar 3.2.2.1 Gambar 3.2.2.2


Set data Laptop

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Cara Kerja Pengambilan Data

Rangkaian listrik dipasang dengan menggunakan resistor bernilai 10


kΩ dan beritahukan kepada asisten untuk diperiksa. (Langkah 1)

X
X

Hidupkan sumber tegangan. (Langkah 2)

Aturlah sumber tegangan pada nilai 1.5 volt. Catat arus yang mengalir
pada resistor. (Langkah 3)

Naikkan V menjadi 3 volt, 4.5 volt, 6 volt sampai 12 volt dengan


rentang 1.5 volt. Catat arus yang mengalir pada resistor untuk masing-
masing nilai V. (Langkah 4)

Turunkan V menjadi 9 volt, 7.5 volt, 6 volt sampai 3 volt dengan rentang 1.5
volt. Catat arus yang mengalir pada resistor untuk masing-masing nilai V.
(Langkah 5)

Ulangi langkah 1-5 untuk resistor yang belum diketahui nilainya.

Ulangi langkah 1-5 untuk resistor bernilai 10 kΩ dan 3.3 kΩ yang


dirangkai secara seri.

Ulangi langkah 1-5 untuk resistor bernilai 10 kΩ dan 3.3 kΩ yang


dirangkai secara paralel.
 
 

X
X

Buatlah grafik dari data yang diperoleh saat praktikum dengan V


sebagai variabel bebas dan I sebagai variabel terikat.

Analisislah data hasil praktikum.

Gambar 3.3.1.1
Diagram alir cara kerja pengambilan data
3.3.2. Cara kerja olah data

Siapkan data yang diperlukan.

Masukkan data yang sudah ada pada tabel yang sudah dibuat dalam
Ms.Excel berupa besar hambatan dan tegangan.

Hitung arus listrik menggunakan persamaan (1) pada masing-masing


hambatan.

Drop tabel dalam grafik hubungan kuat arus (I) terhadap tegangan (V).

Dari grafik akan diperoleh persamaan y = mx + c, dengan m merupakan


gradien 

 

Persamaan y = m.x sama dengan persamaan


I = 1/R.V

Gunakan gradien (m) dari persamaan yang didapat untuk


membandingkan dengan R (R1, R2, Rseri(R1 + R2), dan Rparalel(
(1/R1) + (1/R2) ) ), dengan m = 1/R.
 

Gambar 3.3.2.1
Diagram alir cara kerja olah data

3.3.3. Metode grafik

I(A) I/R

V (V)

y= mx + c

y = m.x

I = 1/R.V

VI. Data Percobaan

Tabel 1. Data percobaan dengan menggunakan hambatan resistor 10 kΩ


No V (volt) I (Ampere) V/I (Ω)
1 1 0.0001 10000
2 2 0.00021 9523.81
3 3 0.00031 9677.419
4 4 0.00041 9756.098
5 5 0.00052 9615.385
6 6 0.00063 9523.81
7 7 0.00072 9722.222
8 8 0.00082 9756.098

Tabel 2. Data percobaan dengan menggunakan hambatan resistor 3 kΩ

No V (volt) I (Ampere) V/I (Ω)


1 8 0.00242 3305.785
2 7 0.0021 3333.333
3 6 0.00181 3314.917
4 5 0.00152 3289.474
5 4 0.00122 3278.689
6 3 0.0009 3333.333
7 2 0.00062 3225.806
8 1 0.00031 3225.806

Tabel 3. Data percobaan dengan dua kondisi rangkaian menggunakan hambatan 10


kΩ dan 3.3 kΩ

No Rangkaian Seri Rangkaian Paralel


V (volt) I (Ampere) V (volt) I (Ampere)
1 1 0.00007 8 0.00341
2 2 0.00015 7 0.00298
3 3 0.00023 6 0.00258
4 4 0.00031 5 0.00217
5 5 0.00039 4 0.00174
6 6 0.00047 3 0.0013
7 7 0.00055 2 0.00086
8 8 0.00062 1 0.00044

V. Analisa Data
Hukum Ohm merupakan hukum yang mungkin paling terkenal dari semua
hukum, teori, dan prinsip-prinsip ilmu kelistrikan. Hukum Ohm menyatakan bahwa
arus (I) yang mengalir melalui konduktor sebanding dengan tegangan (V). Pada
percobaan Hukum Ohm menggunakan prinsip kerja dengan cara merangkai resistor
yang digunakan pada panel hambatan (PCB) secara seri atau paralel. Ujung-ujung
dari resistor tersebut kemudian dihubungkan melalui jumper ke voltmeter dan
amperemeter. Penghubungan ini digunakan untuk menentukan besarnya tegangan dan
kuat arus dari resistor yang digunakan, karena besar hambatan, tegangan, dan kuat
arus sangat penting dalam praktikum Hukum Ohm ini. Perbandingan antara tegangan
dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan yang disebut dengan hambatan
listrik. Ketika catu daya dihubungkan ke rangkaian melalui kabel penghubung lalu
dihidupkan, maka akan didapatkan nilai tegangan dan kuat arus. Besarnya tegangan
dan kuat arus tersebut dapat dilihat berdasarkan angka yang terdapat dalam voltmeter
dan amperemeter.

Percobaan pada praktikum ini dilakukan sebanyak empat kali yang masing-
masing percobaan dilakukan sebanyak delapan kali, yaitu pada resistor 10 kΩ,
resistor 3.3 kΩ, rangkaian seri kedua resistor, dan rangkaian paralel kedua resistor.
Percobaan pertama dilakukan para resistor 10 kΩ, dan didapatkan data percobaan
seperti yang tertera pada tabel 1. Berdasarkan tabel 1, didapatkan besar tegangan dan
kuat arus yang berbeda pada setiap pengukuran (delapan kali pengukuran), yaitu pada
pengukuran pertama didapatkan perbandingan antara tegangan dengan kuat arus atau
biasa disebut hambatan sebesar 10000 Ω, hambatan kedua sebesar 9523.81 Ω,
hambatan ketiga sebesar 9677.419 Ω, hambatan keempat sebesar 9756.098 Ω,
hambatan kelima sebesar 9615.385 Ω, hambatan keenam sebesar 9523.81 Ω,
hambatan ketujuh sebesar 9722.222 Ω, dan hambatan kedelapan sebesar 9756.098 Ω.
Lalu, berdasarkan data-data yang diperoleh dari tabel 1, didapatkan grafik sebagai
berikut.
Hubungan kuat arus dengan tegangan
0.0009
0.0008 f(x) = 0.000103095238095238 x + 1.07142857142857E-06
0.0007 R² = 0.999557503252084
0.0006
I (ampere)
0.0005
Series2
0.0004 Linear (Series2)
0.0003
0.0002
0.0001
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
V (volt)

Gambar 5.1
Grafik R1

Gambar 5.1 menunjukkan bahwa nilai kuat arus berbanding lurus dengan tegangan
yang diberikan, ditandai dengan garis lurus yang linier. Pada gambar 5.1 didapat
persamaan garis yaitu y = 0.0001x + 1E-06, dengan gradien (m) 0.0001.Gradien dari
persamaan garis tersebut bisa digunakan untuk membuktikan kesesuaiannya dengan
besar hambatan yang digunakan menggunakan persamaan R=1/m. Dan pada
percobaan pertama ini, gradien dari persamaan garis tersebut benar menunjukkan
bahwa R yang digunakan sebesar 10000 Ω. Atau bisa dikatakan bahwa perhitungan
secara grafik memberikan hasil yang sama dengan perhitungan manual.

Pada percobaan kedua menggunakan resistor sebesar 3.3 kΩ. Sesuai data pada
tabel 2, didapatkan hambatan pertama sebesar 3305.785 Ω, hambatan kedua sebesar
3333.333 Ω, hambatan ketiga sebesar 3314.917 Ω, hambatan keempat sebesar
3289.474 Ω, hambatan kelima sebesar 3278.689 Ω, hambatan keenam sebesar
3333.333 Ω, hambatan ketujuh sebesar 3225.806 Ω, dan hambatan kedelapan sebesar
3225.806 Ω. Lalu, berdasarkan data-data yang diperoleh dari tabel 2, didapatkan
grafik sebagai berikut.
Hubungan kuat arus dengan tegangan
0.00300

0.00250
f(x) = 0.0003 x + 1.24999999999999E-05
0.00200 R² = 0.999854518522437
I (ampere)

0.00150 Series2
Linear (Series2)
0.00100

0.00050

0.00000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
V (volt)

Gambar 5.2
Grafik R2

Gambar 5.2 juga menunjukkan bahwa nilai kuat arus berbanding lurus dengan
tegangan yang diberikan ditandai dengan garis lurus yang linier. Berdasarkan garis
yang terbentuk pada gambar 5.2, diperoleh persamaan garis y = 0.0003x + 1E-05,
dengan gradien (m) 0.0003. Gradien tersebut jika digunakan untuk membuktikan
besarnya hambatan yang digunakan dalam percobaan ini didapatkan hambatan
sebesar 3333.333 Ω, yang artinya ada sedikit perbedaan dengan hambatan yang
sesungguhnya digunakan dalam percobaan kedua ini.

Selanjutnya percobaan ketiga dilakukan dengan menyusun hambatan 10 kΩ


dan 3.3 kΩ dengan rangkaian seri dan paralel. Pada percobaan ini diperoleh data yang
tertera pada tabel 3. yang data-data tersebut dimasukkan dalam grafik akan diperoleh
grafik-grafik sebagai berikut.
Hubungan kuat arus dengan tegangan
0.00070

0.00060 f(x) = 7.91666666666667E-05 x − 0.00000750000000000002


R² = 0.999778442450426
0.00050

0.00040
I (ampere)

Series2
0.00030 Linear (Series2)
0.00020

0.00010

0.00000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
v (volt)

Gambar 5.3
Grafik R disusun secara seri

Hubungan kuat arus dengan tegangan


0.00400
0.00350
f(x) = 0.000424523809523809 x + 2.4642857142857E-05
0.00300 R² = 0.999796523988155
0.00250
I (ampere)

0.00200 Series2
Linear (Series2)
0.00150
0.00100
0.00050
0.00000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
V (volt)

Gambar 5.4
Grafik R disusun paralel

Grafik pada gambar 5.3 merupakan grafik dari kedua resistor yang dirangkai secara
seri, sednagkan grafik pada gambar 5.4 merupakan grafik dari kedua resistor yang
dirangkai secara paralel. Kedua grafik tersebut masih menunjukkan grafik linier yang
lurus, menandakan bahwa besarnya kuat arus berbanding lurus dengan besarnya
tegangan. Jika dihitung secara manual, didapatkan Rs sebesar 13300 Ω, tetapi jika
diukur dengan memanfaatkan gradien yang ada dalam persamaan garis atau
menggunakan perhitungan grafik, diperoleh Rs sebesar 12500 Ω dan kedua hasil
tersebut memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Sedangkan pada rangkaian
paralel, jika dihitung secara manual diperoleh Rp sebesar 2481.39 Ω, tetapi jika
dihitung dengan memanfaatkan gradien yang ada dalam persamaan garis atau
menggunakan perhitungan grafik, diperoleh Rp sebesar 2500 Ω dan terdapat
perbedaan di antara keduanya.

Perbedaan-perbedaan yang ditemui dalam percobaan ini tentu saja


dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya, adanya
hambatan tersendiri dalam alat ukur yang digunakan, suhu ruangan yang bisa saja
memengaruhi nilai resistor, dan nilai toleransi dari resistor. Selain itu, terjadinya
kesalahan saat melakukan perhitungan dan saat percobaan berlangsung sangat
mungkin terjadi.

VI. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengukuran tegangan dapat dilakukan dengan menyusun voltmeter secara


paralel dengan rangkaian hambatan listrik.
2. Pengukuran kuat arus dapat dilakukan dengan menyusun amperemeter secara
seri dengan rangkaian hambatan listrik.
3. Nilai kuat arus berbanding lurus dengan tegangan yang diberikan ditandai
dengan garis lurus yang linier, seperti grafik tegangan dan kuat arus berikut.
I (A)

I/R

V (V)
y= mx + c
y = m.x

I = 1/R.V

4. Berdasarkan perhitungan grafik, diperoleh besar hambatan R1 = 10000 Ω, R2


= 3333.33 Ω, Rs = 12500 Ω, dan Rp = 2500 Ω. Sedangkan berdasarkan
perhitungan secara manual, diperoleh besar hambatan R1 = 10000 Ω, R2 =
3300 Ω, Rs = 13300 Ω, dan Rp = 2481.39 Ω.

VII. Tinjauan Pustaka

Giancoli, D. C. 2001. Fisika, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.


Giancoli, D. C. 2005. Phycics: Principels with Aplications, Sixth Edition. Pearson
Prentice Hall: Pearson Education.
Hakim, T. N. dan Susanto, M. F., 2020. Sistem Monitoring Kualitas Udara Berbasis
Internet of Things. Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and
National Seminar, 11(1), pp. 496-502.
Lutfiyana, Hudallah, N., dan Suryanto, A., 2017. Rancang Bangun Alat Ukur Suhu
Tanah, Kelembaban Tanah, dan Resistansi. Jurnal Teknik Elektro, 9(2), pp. 80
-86.
Setiawan, A., Maulana, A., Faisal, M., dan Pernando, F., 2019. Aplikasi Perhitungan
Resistor SMD Berbasis Android. Jurnal Akrab Juara, 4(2), pp. 65-73.
Young, H. D. dan Freedman, R. A. 2003. Fisika Universitas, Edisi kesepuluh Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Zain, R. H., 2013. Sistem Keamanan Ruangan Menggunakan Sensor Passive Infra
Red (Pir) Dilengkapi Kontrol Penerangan pada Ruangan Berbasis Mikrokontroler
Atmega8535 dan Real Time Clock DS1307. Jurnal Teknologi Informasi &
Pendidikan, 6(1), pp. 146-162.

VIII. Lampiran
8.1 Capture olah data
Capture Olah Data

Gambar 8.1.1
Olah data perhitungan R1

Gambar 8.1.2
Olah data perhitungan R2
Gambar 8.1.3
Olah data perhitungan grafik dan perhitungan manual Rseri

Gambar 8.1.4
Olah data perhitungan grafik dan perhitungan manual Rparalel

Anda mungkin juga menyukai