1.1. TUJUAN
1. Mengetahui cara menggunakan multimeter untuk mengukur resistansi,
tegangan dan kuat arus dc
2. Membuktikan Teorema Thevenin
3. Membuktikan Teorema Transfer Daya Maksimum
1.2. TEORI
1.2.1. Multimeter
Multimeter adalah alat untuk mengukur beberapa besaran listrik, terutama
arus (amperemeter, disingkat: ammeter), tegangan (voltmeter), dan resistansi
(ohmmeter), sehingga sering juga disebut AVO-meter. Untuk memilih salah satu
dari ketiga alat ukur itu digunakan tombol pemilih (selector). Ketika mengukur
resistansi, komponen yang hendak diukur harus terputus dari catudaya maupun
dari komponen lain yang paralel terhadap komponen tersebut. Ohmmeter
dipasang paralel terhadap komponen, tetapi polaritas konektor ohmmeter-nya
boleh sembarang. Ketika mengukur tegangan, voltmeter dipasang paralel
terhadap komponen yang diukur; sedangkan ketika mengukur arus, ammeter
dipasang seri terhadap komponen yang diukur. Dalam hal ini, polaritas konektor
voltmeter dan ammeter harus diperhatikan (jangan terbalik!).
Untuk ketiga pengukuran tersebut di atas, gunakanlah rentang
maksimumnya terlebih dahulu, kemudian diturunkan sesuai kebutuhan untuk
mendapatkan pembacaan hasil ukur yang jelas/sensitif. Pengukuran dapat dilihat
pada Gambar 1.1.
1
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
Gambar 1.3 (a) Rangkaian terbuka, dan (b) rangkaian setara Thevenin
3
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
4
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
1.6. PEMBAHASAN
1.6.1. Pengukuran Resistansi, tegangan, dan arus dc
1. Bandingkanlah nilai resistansi yang anda peroleh secara teoritis (berdasarkan
kode warna) dan secara praktik (hasil pengukuran langsung dengan
ohmmeter.)
5
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
2. Buatlah grafik I-V pada kertas millimeter berdasarkan Tabel 1.2, Lalu
tentukanlah kemiringan (slope) grafik tersebut. Bandingkan hasilnya dengan
nilai 1/R yang diperoleh dari hasil pengukuran pada poin a.
3. Buatlah kesimpulan berdasarkan apa yang anda peroleh dari Percobaan 1.
1.7. LAMPIRAN
an
r
Gambar 1.7 Multimeter dan probe-nya Gambar 1.8 Contoh diagram skematik suatu
rangkaian dan koneksi rielnya pada breadboard
6
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
2.1. TUJUAN
1. Mampu menggunakan osiloskop untuk pengamatan dan pengukuran tegangan
dan periode sinyal ac.
2. Mempelajari karakteristik rangkaian ac sederhana, khususnya tapis RC lolos-
rendah dan tapis RC lolos-tinggi.
2.2. TEORI
2.2.1. Osiloskop
Osiloskop merupakan instrument untuk mengamati osilasi melalui
pembentukan grafik tegangan terhadap waktu pada layer tabung sinar katoda
(cathode ray tube, CRT). Osiloskop dapat digunakan untuk menguji sinyal-sinyal
analog maupun digital.
7
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
(a) (b)
Gambar 2.2 Posisi sinyal pada (a) penggandengan DC, dan (b)
penggandengan ac
Gambar 2.3 Posisi pointer pada tombol VOLT/DIV dan tombol TIMES/DIV
3. Baru kemudian nyalakan osiloskop dengan menekan tombol Power ON.
Tunggu beberapa saat hingga sinyalnya muncul pada layar.
4. Gunakan tombol Y-POS untuk mengatur posisi sinyal (berupa garis
horizontal) agar tepat di tengah layar.
5. Atur tombol FOCUS untuk mendapatkan gambar sinyal yang tajam dan
tombol INTENS untuk mendapatkan gambar sinyal yang nyaman dilihat.
Apabila sinyalnya tidak horizontal, gunakan tombol TR untuk menyetelnya.
Cara mengkalibrasi osiloskop
―Mengkalibrasi‖ berarti mengatur tombol-tombol tegangan dan waktu
sedemikian sehingga osiloskop membaca amplitude (baca: tegangan) dan
frekuensi (baca: periode) sinyal dengan benar. Caranya:
8
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
(a) (b)
Gambar 2.4 (a) Cara menghubungkan kanal 1 (CH1) ke terminal kalibrasi 2V
dan (b) sinyal keluarannya pada layar osiloskop
2. Set saklar geser DC-AC-GND ke posisi GND. Atur sinyal secara vertical dan
horizontal sehingga garis sinyal muncul di tengah layar.
3. Tempatkan saklar geser DC-AC-GND ke posisi DC, lalu set tombol
VOLTS/DIV ke 1 V. atur tombol sehingga amplitude sinyal dua kali skala utama
pada sumbu-Y.
4. Set tombol TIMES/DIV ke 10 ms, lalu atur tombol kalibrasi waktu sehingga
satu siklus gelombang tepat sama dengan dua kali skala utama pada sumbu-X.
[Catatan: Jika sinyalnya tidak stabil, stabilkan dengan tombol TRIGGER].
2.2.2. Probe
Probe lebih dari sekadar sebuah kabel dengan penjepit pada ujungnya.
Probe merupakan konektor berkualitas tinggi, yang dirancang untuk tidak
memungut (to pick up) noise dari gelombang radio dan jala-jala listrik (saluran
listrik PLN). Interaksi yang tak dapat dihindari antara probe dan osiloskop
terhadap rangkaian yang diuji disebut pembebanan rangkaian (circuit loading).
Untuk meminimalisir pembebanan rangkaian, anda mungkin akan menggunakan
probe (pasif) dengan pelemahan 10X. Probe dengan pelemahan 10X akan
meningkatkan ketepatan (accuracy) pengukuran anda, tetapi sekaligus juga
mengurangi amplitude sinyal yang tampak pada layar menjadi 10 kali lebih kecil.
Akibatnya, anda akan kesulitan melihat sinyal yang kurang dari 10 mV. Probe
dengan pelemahan 1 X serupa dengan probe dengan pelemahan 10 X, tetapi tanpa
rangkaian pelemah. Akibatnya, lebih banyak noise yang masuk ke rangkaian yang
diuji. Jadi, gunakanlah probe dengan pelemahan 10 X sebagai probe standars, dan
probe dengan pelemahan 1 X untuk mengukur sinyal-sinyal yang lemah.
9
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
10
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
Tegangan puncak (Vp) dapat ditentukan dari ‖jumlah kotak (garis skala)
tegangan pada sumbu vertikal‖ dikali dengan ‖faktor pengali‖ pada setting
tombol VOLTS/DIV-nya. Dari tegangan puncak Vp dapat ditentukan Vrms :
√ (2)
Kesalahan relatif pengukuran dapat ditentukan dengan rumus:
(3)
2.2.5. Tapis RC
Rangkaian RC seri dapat berperan sebagai tapis lolos rendah (low pass
filter) maupun tapis lolos tinggi (high pass filter), tergantung pada pengambilan
tegangan keluarannya (lihat Gambar merupakan rangkaian RC seri yang
meloloskan sinyal ac berfrekuensi rendah dan mereduksi amplitude sinyal itu
pada frekuensi-frekuensi di atas frekuensi tertentu.
Gambar 2.8 (a) Tapis lolos rendah, dan (b) tapis lolos tinggi.
Besar tegangan VR dan VC dapat ditentukan melalui persamaan 4 dan
persamaan 5.
| | (4)
√
| | (5)
√
Ingat bahwa VR dan VC selalu berbeda fasa sebesar 900. Ketika = 1, maka
(6)
√
dan beda fasa antara v dan i adalah 450. Pada saat itu frekuensinya
disebut frekuensi sudut atau frekuensi potong (cutoff frequency) tapis tersebut:
(7)
atau
(8)
11
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
(10)
13
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
14
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
15
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
3.1. TUJUAN
1. Menyelidiki karakteristik statik (I-V) dioda
2. Menentukan tegangan ambang (threshold voltage) dioda
3. Mengamati karakteristik dioda dengan menggunakan osiloskop
4. Menghitung resistansi statik dan dinamik dioda
3.2. TEORI
Dioda merupakan piranti elektronika yang terbentuk dari suatu
penyambungan material semikonduktor tipe-p dan tipe-n.
Bagian-p (the p-side) disebut anoda dan bagian-n disebut katoda.
Gambar 3.1 Dioda dalam bentuk (a) sesungguhnya, (b) skematik sambungan p-
n, dan (c) simbol.
Di sekitar sambungan p-n terdapat daerah deplesi yang menyebabkan
elektron bebas tidak dapat mengalir bila dioda belum mendapat tegangan panjar
maju (forward biased) yang besarnya melebihi suatu nilai tertentu yang disebut
tegangan ambang, tegangan penghalang, atau tegangan dioda (VD). Tegangan ini
besarnya (secara aproksimasi kedua) adalah sekitar 0,7 V (untuk silicon, Si) dan
0,3 V (untuk germanium, Ge). Pada saat dipanjar maju, resistansi diode menjadi
kecil (disebut resistansi panjar maju, RF), dan ketika dipanjar mundur (reverse
biased), resistansinya menjadi besar (disebut resistansi panjar mundur, RR).
(a) (b)
Gambar 3.2 Cara pemberian (a) panjar maju dan (b) panjar mundur pada
diode sambungan p-n.
16
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
Arus yang mengalir melalui dioda sama besar dengan arus yang melalui
resistor (karena keduanya terhubung secara seri), dan besarnya diberikan oleh
(1)
17
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
18
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
Gambar 3.5 Koneksi dioda dan ohmmeter yang menunjukkan (a) resistansi
dioda rendah, dan (b) resistansi dioda tinggi.
19
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
20
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
21
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
4.1. TUJUAN
1. Mengamati dan mempelajari karakteristik rangkaian penyearah setengah
gelombang dan penyearah gelombang-penuh.
2. Mengamati pengaruh kapasitor terhadap sinyal keluaran penyearah.
3. Mengamati kinerja diode zener sebagai regulator tegangan.
4.2. TEORI
Hampir semua instrumen elektronik menggunakan catudaya arus searah
(direct current, dc), seperti baterai, aki (akumulator), atau adaptor. Baterai dan
aki biasanya dipakai untuk penggunaan alat elektronik dalam waktu yang tidak
terlalu lama, sebab energinya berasal dari reaksi kimia yang cepat habis. Lain
halnya dengan adaptor, yang juga menghasilkan tegangan dc, namun bersumber
dari pembangkit listrik arus bolakbalik (alternating current, ac). Tegangan ac
yang dihasilkan pembangkit ini umumnya berupa tegangan tinggi dengan arus
yang kuat (besar), sementara alat-alat elektronik beroperasi dengan tegangan yang
kecil dan berarus lemah. Untuk itu diperlukan piranti (device) penurun tegangan,
yaitu transformator step-down. Tegangan yang dihasilkan trafo step-down—
meskipun sudah rendah—masih berupa tegangan ac. Oleh sebab itu, diperlukan
piranti untuk mengubah tegangan ac ini menjadi tegangan dc, yaitu dioda
penyearah.
Ada dua macam rangkaian penyearah: penyearah setengah-gelombang
dan penyearah gelombangpenuh. Hanya saja, sinyal yang keluar dari rangkaian
penyearah ini belum dapat digunakan langsung ke instrumen elektronik karena
masih mengandung kerut (ripple) yang cukup besar. Untuk menghilangkan atau
mengurangi kerut ini digunakan kapasitor sebagai penapis (filter). Namun,
meskipun tegangan keluaran dari kapasitor sudah konstan, tegangan ini belum
stabil: tegangan beban berubah ketika resistansi bebannya berubah. Agar
tegangan keluarannya stabil pada suatu nilai tegangan tertentu, kita perlu
menggunakan penstabil atau regulator tegangan, yaitu komponen yang
mempertahankan tegangan beban nyaris konstan meskipun resistansi bebannya
berubah-ubah. Untuk keperluan ini kita dapat menggunakan dioda zener atau pun
regulator IC, seperti IC 7805 (untuk menghasilkan tegangan keluaran +5 V) atau
IC 7905 (untuk tegangan keluaran -5 V).
22
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
4.2.1. Transformator
Tegangan ac dari PLN merupakan tegangan berbentuk fungsi sinus (yang
bila diamati dengan osiloskop, akan terlihat seperti pada Gambar 5.2) dengan
persamaan:
(1)
Tetapi, bila diukur dengan voltmeter ac, maka
yang terbaca adalah tegangan efektifnya (disebut
juga tegangan rms, Vrms):
(2)
Vp = tegangan puncak (peak). Nilai tegangan yang
Gambar 5.2 Tegangan sinusoidal
tertulis pada trafo menyatakan tegangan rms-nya.
23
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
24
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
25
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
26
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
27
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
28
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
pendekatan pertama dan pendekatan kedua! Mana hasil yang lebih mendekati
dengan dengan hasil pengukuran dengan voltmeter DC? Kenapa? Tentukan
juga periode (T) dan frekuensinya (f). Bagaimana hubungan frekeuensi pada
(a) dan (b)?
31
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
5.1. TUJUAN
5.2. TEORI
Selain sebagai penyearah dalam rangkaian catudaya dc, dioda juga dapat
digunakan untuk mengubah bentuk, posisi (level tegangan dc), dan amplitudo
gelombang. Dengan rangkaian dioda, kita dapat ‖memangkas‖ (clip) /memotong
(cut) bagian atas atau bagian bawah sinyal sinusoidal, misalnya. Metode yang
lazim digunakan untuk menganalisis suatu rangkaian yang terdiri dari beberapa
dioda, resistor, dan catudaya yang diberi sinyal masukan dari pembangkit sinyal
adalah dengan memisalkan keadaan masing-masing dioda. Untuk keadaan ON,
dioda dapat dianggap sebagai sebuah baterai VD yang dipasang secara seri dengan
resistansi panjar maju (RF), dan untuk keadaan OFF, dioda dapat dianggap
sebagai sebuah resistansi panjar mundur (RR) yang biasanya diambil bernilai tak-
berhingga, seperti ditunjukkan pada Gambar 5.1. Metode untuk menganalisis
rangkaian dengan cara seperti ini dikenal sebagai model linier piecewise.
Gambar 5.1 (a) Karakteristik I-V linear piecewice diode p-n, (b) model diode
dalam keadaan ON (panjar maju), dan (c) model diode dalam
keadaan OFF (panjar mundur)
Setelah dioda digantikan dengan model linier ini, rangkaian
keseluruhannya dapat dianggap linier, sehingga arus dan tegangan dapat dihitung
dengan menggunakan hukum-hukum Kirchhoff. Metode analisis tersebut akan
digunakan untuk mempelajari rangkaian-rangkaian dioda berikut.
32
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
5.2.1. Clipper
Rangkaian clipper (pemotong) atau disebut juga rangkaian limiter
(pembatas) adalah rangkaian dioda yang digunakan untuk memotong atau
membatasi sebagian bentuk gelombang masukan dan mentransmisikannya pada
level di atas atau di bawah level acuan.
Level acuan ini bergantung pada nilai tegangan panjar (biased)
yang diberikan, yaitu VB.
Gambar 5.2 Rangkaian (a) Clipper pemotong atas, dan (b) Clipper
pemotong bawah.
5.2.2. Clamper
Rangkaian clamper adalah rangkaian dioda yang berfungsi ‖menjepit‖
(‖clamps‖) atau mengeser sinyal pada suatu level tegangan dc tertentu. Rangkaian
ini terdiri dari sebuah diode, kapasitor, dan elemen resistif. Besar nilai R dan C
haruslah dipilih sedemikian sehingga konstanta waktu RC cukup besar untuk
menjamin bahwa tegangan pada kapasitor tidak turun secara signifikan selama
dioda tidak menghantar. Ada beberapa tipe rangkaian clamper: clamper positif,
clamper negatif, dan clamper berpanjar (biased clamper).
Clamper Positif
Rangkaian clamper positif ditunjukkan pada Gambar 5.4a.
33
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
Gambar 5.4 Rangkaian (a) clamper positif, dan (b) clamper negatif.
Selama setengah siklus negatif sinyal masukan, dioda menghantar dan
berperilaku seperti sebuah rangkaian terhubung-singkat (a short circuit).
Tegangan keluarannya Vo = 0 V. Kapasitor tersebut ‖mengisi muatan‖ hingga ke
nilai puncak tegangan masukan Vp dan berperilaku seperti sebuah baterai. Selama
setengah siklus positif sinyal masukan, dioda tak-menghantar dan berperilaku
seperti sebuah rangkaian terbuka (an open circuit). Akibatnya, tegangan keluaran
rangkaian tersebut menjadi Vo = Vp + Vp. Tegangan inilah yang disebut sebagai
tegangan yang dijepit/didorong pada level positif (a positively clamped voltage).
Clamper Negatif
Rangkaian untuk clamper negatif ditunjukkan pada Gambar 4b. Selama
setengah siklus positif dioda menghantar dan berperilaku seperti rangkaian
terhubung-singkat. Kapasitor ‖mengisi‖ hingga ke nilai puncak tegangan
masukan, Vp. Selama rentang waktu ini tegangan keluaran Vo yang diambil pada
kedua ujung rangkaian singkat itu akan menjadi nol. Selama setengah siklus
negatif, dioda terbuka. Tegangan keluarannya: Vo = -2Vp.
Selama setengah siklus negatif sinyal masukan vi, dioda dipanjar maju dan
berlaku seperti sebuah rangkaian yang terhubung-singkat. Kapasitor pada
rangkaian tersebut mengisi hingga ke nilai vi + VB. Berdasarkan hukum
Kirchhoff: vC = vi + VB. Tegangan pada resistor akan sama dengan tegangan
baterai VB.
Selama setengah siklus positif sinyal masukan vi, dioda dipanjar mundur, dan
berlaku seperti sebuah rangkaian terbuka. Oleh sebab itu, VB tidak berpengaruh
terhadap vo. Berdasarkan hukum Kirchhoff: vo = vi + vC.
34
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
Pelipat-dua Tegangan
Pelipat-dua Tegangan Setengah-gelombang
Gambar 5.6 memperlihatkan rangkaian pelipat-dua tegangan setengah-
gelombang (a halfwave voltage doubler).
35
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
36
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
Rangkaian slicer
1. Dengan komponen dan sinyal masukan yang sama seperti pada poin (1),
rakitlah rangkaian seperti pada Gambar 5.3, dan ulangi prosedur pada poin (2).
38
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
3. Ulangi prosedur seperti pada poin (1) dan (2) untuk rangkaian seperti pada
Gambar 5.4b.
4. Ulangi prosedur seperti pada poin (1) dan (2) untuk rangkaian seperti pada
Gambar 5.5.
5. Ulangi prosedur seperti pada poin (1), (2), (3), dan (4) tetapi dengan
mengganti sinyal masukannya dengan gelombang persegi.
39
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
6.1. TUJUAN
1. Mengukur dan menggambarkan kurva-kurva karaktersitik kolektor untuk
transistor dwikutub (bipolar junction transistor, BJT).
2. Menggunakan kurva karakteristik kolektor untuk menentukan penguatan arus
(dc ).
3. Mengukur dan menggambarkan kurva-kurva karaktersitik basis untuk
transistor dwikutub.
4. Menentukan daerah aktif, daerah cut-off dan daerah saturasi transistor.
5. Menggambarkan garis beban pada grafik kurva kolektor.
6.2. TEORI
Transistor sambungan dwikutub (bipolar junction transistor, BJT)—atau
biasa disingkat transistor dwikutub—merupakan sebuah komponen aktif yang
terbuat dari 3 lapisan bahan semikonduktor ekstrinsik yang disusun secara selang-
seling, sehingga diperoleh transistor tipe NPN dan transistor tipe PNP. Transistor-
transistor ini memiliki 3 koneksi: emitter, basis, dan kolektor.
Gambar 6.1 (a) Posisi basis, emitor dan kolektor pada transistor (dilihat dari
bawah), dan (b) bentuk nyata transistor 2N4401
Pada saat transistor belum dihubungkan ke komponen lain, posisi B, E, dan C
dapat ditentukan dengan mengukur nilai resistansi antara kedua kakinya dengan
menggunakan multimeter (ohmmeter). Jika transistor tersebut baik, resistansi
antara C dan E haruslah tinggi (besar). Untuk transistor NPN, kaki E ditentukan
dengan menghubungkan probe (+) dan probe (-) ohmmeter ke kaki E dan kaki B,
seperti pada Gambar 6.2.
40
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
(3)
Dan arus kolektor:
(4)
41
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
42
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
2. Aturlah posisi Potensio-1 untuk mendapatkan arus basis 9 A. Catatlah nilai
VBB dan VBE pada Tabel 2 (di Lembar Data).
3. Aturlah posisi Potensio-2 untuk mendapatkan VCC = 0, lalu ukur dan catatlah
nilai VCE dan IC pada Tabel 2 tersebut.
4. Ulangi prosedur pada poin (3) untuk nilai-nilai VCC seperti yang tertera pada
Tabel 2.
5. Ulangi prosedur pada poin-poin (2), (3), dan (4) untuk nilai-nilai arus basis 6
A, 3 A, dan 0.
43
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia
Modul Praktikum Elektronika Dasar Wildian
44
Departemen Fisika FMIPA Universitas Andalas, 2023 Darwenti Syofly / PLP Penyelia