Anda di halaman 1dari 22

0

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM FISIKA

PENGUKURAN DASAR LISTRIK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Fisika Dasar


Dosen Pengampu: Shelly Efwinda, M.Pd

Disusun Oleh:

Agung Budi Pramana


2005046030

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
1

Kegiatan 2
Pengukuran Dasar Listrik

A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian pengukuran dasar listrik.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menghitung menggunakan rumus yang
digunakan di pengukuran dasar listrik.

B. Dasar Teori
Pengukuran dasar listrik adalah pengukuran yang bertujuan untuk
menyelidiki hubungan antara tegangan dan arus listrik dalam suatu rangkaian
listrik dan menghitung besar hambatan sebuah resistor.
1. Hukum Ohm
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda
potensial. Satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai.
Georg Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa
arus pada kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan
ke ujung- ujungnya:
IαV
(Giancoli, 2001: 67)
Sejauh ini kita telah berkenalan dan membahas baik sumber arus
maupun tegangan bebas dan tak-bebas, serta melihat bahwa elemen-elemen
ini merupakan elemen aktif yang ideal yang hanya dapat diaproksimasi
dalam suatu rangkaian riil. Berikut ini kita akan menemui sebuah elemen
ideal yang lain yaitu resistor linier. Resistor merupakan elemen pasif yang
sederhana. Kita akan memulai bahasan kita dengan memperhatikan hasil
kerja fisikawan Jerman, Georg Simon Ohm, yang pada tahun 1827
mempublikasikan sebuah pamflet yang memaparkan hasil-hasil dari
usahanya, mengukur arus dan tegangan serta hubungan matematika di
antara yang berguna. Salah satu hasil yang diperolehnya adalah pernyataan
2

tentang relasi fundamental yang saat ini kita sebut sebagai Hukum Ohm,
meskipun sebenarnya hal ini telah ditemukan 46 tahun sebelumnya di
Inggris oleh Henry Cavendish. Pamflet yang dipublikasikan Georg Simon
Ohm banyak menerima kritik yang tak pantas dan menjadi bahan tertawaan
selama beberapa tahun setelah publikasi entri sebelum akhirmya karyanya
itu diterima beberapa tahun setelahnya.
Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal
material penghantar berbanding lurus terhadap arus yang mengalir material
ini, secara matematika hal ini dirumuskan sebagai,
V = I∙R
Kawat yang diberi sumber tegangan V jika V dalam volt, I dalam
ampere, maka R dinyatakan dalam ohm (volt/ampere)
(Hayt, 2005: 22)

Gambar 1. Konsep Hukum Ohm


Sumber : (Yunus, A.M.S, 2019: 38)

2. Resistor
Resistor terdapat dalam semua jenis rangkaian, mulai dari pengering
rambut dan pemanas ruangan sampai pada rangkaian yang membutasi atau
membagi arus, atau mereduksi atau mem- bagi tegangan. Rangkaian seperti
itu seringkali memiliki be-berapa resistor, sehingga wajar untuk meninjau
gabungan resistor. Sebuah contoh sederhana adalah serentetan bola lampu
yang digunakan untuk dekorasi liburan, dengan setiap bola bertindak
sebagai sebuah resistor, dan dari perspektif analisis serentetan bola lampu
itu hanyalah merupakan rangkaian gabungan resistor.
(Young, 2004: 257)
3

a. Rangkaian Seri

Gambar 2. Rangkaian Seri

Kita dapat menurunkan persamaan umum untuk hambatan


ekuivalen dari sebuah gabungan seri atau gabungan paralel dari resistor-
resistor. Jika resistor-resistor itu seri, seperti dalam Gambar 2, arus I
harus sama dalam semua resistor itu. Dengan memberikan V = IR untuk
setiap resistor, kita mempunyai
Vax = IR1 Vxy = IR2 Vyb = IR3
Selisih potensial yang melalui setiap resistor tidak perlu sama
(kecuali untuk kasus khusus di mana ketiga resistor itu semuanya sama).
Selisih potensial Vab yang melalui keseluruhan gabungan itu adalah
jumlah selisih-selisih potensial individu:
Vab = Vax + Vxy + Vyb = I(R1 + R2 + R3)
atau
V ab
=R 1+ R 2+ R 3
I
Nilai Vab/I, menurut definisi, adalah hambatan ekuivalen Rek. Maka
Rek = R1 + R2 + R3
Mudah bagi kita untuk menggeneralisasi persamaan ini untuk
sebarang banyaknya resistor.
Rek = R1 + R2+ R3 +...+ Rn (resistor seri)
Hambatan ekuivalen dari sebarang banyaknya resistor seri sama
dengan jumlah hambatan-hambatan individunya. Hambatan ekuivalen itu
lebih besar daripada setiap hambatan individu.
(Young, 2004: 258)
4

b. Rangkaian Pararel

Gambar 3. Hambatan Paralel

Jika resistor-resistor itu paralel, seperti dalam Gambar 3, arus yang


melalui setiap resistor tak perlu sama. Tetapi selisih potensial di antara
terminal-terminal setiap resistor harus sama dan sebanding dengan V ab
(Ingat bahwa selisih potensial di antara sebarang dua titik tidak
bergantung pada lintasan yang diambil di antara titik-titik itu.) Marilah
kita menamakan arus dalam ketiga resistor itu I1, I2 dan l3. Maka dari l =
V/R.
V ab V ab V ab
I 1= I 2= I 3=
R1 R2 R3
Umumnya, arus yang melalui setiap resistor berbeda. Karena
muatan tidak terakumulasi atau terkuras ke luar dari titik a, maka arus
total I harus sama dengan jumlah ketiga arus dalam resistor itu:
1 1 1
I =I 1+ I 2 + I 3 =V ab ( + +
R 1 R2 R3 )
atau
I 1 1 1
= + +
V ab R1 R 2 R 3

Tetapi menurut definisi dari hambatan ekuivalen R ek, I/V = I /Rek


maka
I 1 1 1
= + +
R ek R 1 R2 R3
5

Sekali lagi mudah bagi kita menggeneralisasi persamaan ini untuk


sebarang banyaknya resistor paralel:
I 1 1 1 1
= + + + …+ ( resistor paralel)
R ek R 1 R2 R3 Rn
Untuk sebarang banyaknya resistor paralel, kebalikan hambatan
ekuivalen sama dengan jumlah kebalikan-kebalikan dari hambatan-
hambatan individunya. Hambatan ekuivalen itu selalu lebih kecil
daripada hambatan individu.
(Young, 2004: 258)
6

C. Alat dan Bahan


1. Laptop atau perangkat sejenis
2. PhET simulation program access URL :
https://phet.colorado.edu/in/simulation/legacy/circuit-construction-kit-ac
D. Prosedur Percobaan

Hukum Ohm
1. Buka aplikasi PhET dan pastikan perangkat anda dapat mengakses aplikasi
PhET sesuai alamat URL yang diberikan
2. Buatlah suatu rangkaian elektronika sederhana sesuai petunjuk asisten
3. Terlebih dahulu tentukan besar nilai resistor dengan menekan tombol kiri
pada mouse tepat pada resistor untuk memperlihatkan perintah atau alat
bantu untuk mengubah besarnya nilai resistor yang digunakan.
4. Anda dapat menggunakan beberapa komponen, seperti menggunakan
kawat resistor, sumber tegangan dan lain sebagainya pada box yang
tersedia
5. Setelah rangkain sempurna terangkai dan telah diperiksa asisten bahwa
rangkain tersebut benar, maka lakaukan pengukuran besar nilai arus dan
7

besar tegangan yang terukur dengan menggunakan alat ukur yang tersedia
pada aplikasi
6. Catat besar nilai arus, tegangan dan resistor yang tercatat pada tabel
pengamatan
7. Lakukan beberpa kali percobaan dengan mengubah nilai resistor, dan
tegangan hingga diperoleh beberapa data
Rangkaian Seri, Paralel, Seri-Paralel
1. Buka aplikasi PhET dan pastikan perangkat anda dapat mengakses aplikasi
PhET sesuai alamat URL yang diberikan
2. Buatlah suatu rangkaian resistor secara seri dengan menggunakan
beberapa buah resistor sesuai petunjuk asisten
3. Terlebih dahulu tentukan besar nilai resistor dengan menekan tombol kiri
pada mouse tepat pada resistor untuk memperlihatkan perintah atau alat
bantu untuk mengubah besarnya nilai resistor yang digunakan.
4. Anda dapat menggunakan beberapa komponen, seperti menggunakan
kawat resistor, sumber tegangan dan lain sebagainya pada box yang
tersedia
5. Setelah rangkain sempurna terangkai dan telah diperiksa asisten bahwa
rangkain tersebut benar, maka lakaukan pengukuran besar nilai arus dan
besar tegangan yang terukur dengan menggunakan alat ukur yang tersedia
pada aplikasi
6. Catat besar nilai arus, tegangan dan resistor yang tercatat pada tabel
pengamatan
7. Lakukan beberapa kali percobaan dengan mengubah nilai resistor, dan
tegangan serta bentuk rangkaian parallel dan seri parallel sesuai petunjuk
asisten, hingga diperoleh beberapa data

A. Tabel Pengamatan
Hukum Ohm
N0 R (ohm) V (volt) I (ampere) Gambar Rangkaian
1
8

2
3
4
5

Rangkaian Seri
N0 R (ohm) V (volt) I (ampere) Gambar Rangkaian
R1 =
R2 =
1 R3 =
R4 =
R5 =
R1 =
R2 =
2 R3 =
R4 =
R5 =
R1 =
R2 =
3 R3 =
R4 =
R5 =
Tentukan nilai V dan I yang melewati rangkaian

Rangkaian Paralel
N0 R (ohm) V (volt) I (ampere) Gambar Rangkaian
R1 =
R2 =
1 R3 =
R4 =
R5 =
R1 =
R2 =
2 R3 =
R4 =
R5 =
R1 =
R2 =
3 R3 =
R4 =
R5 =
9

Tentukan nilai V dan I yang melewati rangkaian


Rangkaian Seri - Paralel
N0 R (ohm) V (volt) I (ampere) Gambar Rangkaian
R1 =
R2 =
1 R3 =
R4 =
R5 =
R1 =
R2 =
2 R3 =
R4 =
R5 =
R1 =
R2 =
3 R3 =
R4 =
R5 =
Tentukan nilai V dan I yang melewati rangkaian
10

Daftar Pustaka

Giancoli, C.D. 2001. Fisika Edisi Kelima https://books.google.co.id/books?


id=DcxnAmsqpOQC&pg=PA68&dq=hukum+ohm&hl=id&sa=X&ved=2ah
UKEwi4kcexicLsAhU0heYKHe6SCwQQ6AEwAXoECAMQAg#v=onepa
ge&q=hukum%20ohm&f=false. Diakses pada 19 Oktober 2020.

Hayt, W.H. dkk. 2005. Rangkaian Listrik https://books.google.co.id/books?


id=U8i3nlBnfs0C&pg=PA22&dq=hukum+ohm&hl=id&sa=X&ved=2ahU
KEwi4kcexicLsAhU0heYKHe6SCwQQ6AEwAnoECAAQAg#v=onepage
&q=hukum%20ohm&f=false. Diakses pada 20 Oktober 2020.

Yunus, A.M.S. dkk. 2019. Pemodelan Untuk Rangkaian Listrik.


https://books.google.co.id/books?
id=9gyfDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=hukum+ohm&hl=id&sa=X
&ved=2ahUKEwi4kcexicLsAhU0heYKHe6SCwQQ6AEwCXoECAUQAg
#v=onepage&q=hukum%20ohm&f=false. Diakses pada 20 Oktober 2020.

Young, H.D. dkk. 2004. Fisika Universitas https://books.google.co.id/books?


id=Wx0EKdmYJLEC&pg=PA257&dq=Rangkaian+resistor&hl=id&sa=X
&ved=2ahUKEwjXmN2wmMPsAhWFV30KHV-
JAgAQ6AEwBXoECAgQAg#v=snippet&q=Rangkaian%20seri&f=false.
Diakses pada 20 Oktober 2020.
11

LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui, Samarinda, 21 Oktober 2020


Asisten Praktikum, Praktikan

Fathima Turridha Agung Budi Pramana


NIM. 1705035004 NIM. 2005046030
12

Lampiran
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai