Disusun Oleh:
Kegiatan 2
Pengukuran Dasar Listrik
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian pengukuran dasar listrik.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menghitung menggunakan rumus yang
digunakan di pengukuran dasar listrik.
B. Dasar Teori
Pengukuran dasar listrik adalah pengukuran yang bertujuan untuk
menyelidiki hubungan antara tegangan dan arus listrik dalam suatu rangkaian
listrik dan menghitung besar hambatan sebuah resistor.
1. Hukum Ohm
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda
potensial. Satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai.
Georg Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa
arus pada kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan
ke ujung- ujungnya:
IαV
(Giancoli, 2001: 67)
Sejauh ini kita telah berkenalan dan membahas baik sumber arus
maupun tegangan bebas dan tak-bebas, serta melihat bahwa elemen-elemen
ini merupakan elemen aktif yang ideal yang hanya dapat diaproksimasi
dalam suatu rangkaian riil. Berikut ini kita akan menemui sebuah elemen
ideal yang lain yaitu resistor linier. Resistor merupakan elemen pasif yang
sederhana. Kita akan memulai bahasan kita dengan memperhatikan hasil
kerja fisikawan Jerman, Georg Simon Ohm, yang pada tahun 1827
mempublikasikan sebuah pamflet yang memaparkan hasil-hasil dari
usahanya, mengukur arus dan tegangan serta hubungan matematika di
antara yang berguna. Salah satu hasil yang diperolehnya adalah pernyataan
2
tentang relasi fundamental yang saat ini kita sebut sebagai Hukum Ohm,
meskipun sebenarnya hal ini telah ditemukan 46 tahun sebelumnya di
Inggris oleh Henry Cavendish. Pamflet yang dipublikasikan Georg Simon
Ohm banyak menerima kritik yang tak pantas dan menjadi bahan tertawaan
selama beberapa tahun setelah publikasi entri sebelum akhirmya karyanya
itu diterima beberapa tahun setelahnya.
Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal
material penghantar berbanding lurus terhadap arus yang mengalir material
ini, secara matematika hal ini dirumuskan sebagai,
V = I∙R
Kawat yang diberi sumber tegangan V jika V dalam volt, I dalam
ampere, maka R dinyatakan dalam ohm (volt/ampere)
(Hayt, 2005: 22)
2. Resistor
Resistor terdapat dalam semua jenis rangkaian, mulai dari pengering
rambut dan pemanas ruangan sampai pada rangkaian yang membutasi atau
membagi arus, atau mereduksi atau mem- bagi tegangan. Rangkaian seperti
itu seringkali memiliki be-berapa resistor, sehingga wajar untuk meninjau
gabungan resistor. Sebuah contoh sederhana adalah serentetan bola lampu
yang digunakan untuk dekorasi liburan, dengan setiap bola bertindak
sebagai sebuah resistor, dan dari perspektif analisis serentetan bola lampu
itu hanyalah merupakan rangkaian gabungan resistor.
(Young, 2004: 257)
3
a. Rangkaian Seri
b. Rangkaian Pararel
Hukum Ohm
1. Buka aplikasi PhET dan pastikan perangkat anda dapat mengakses aplikasi
PhET sesuai alamat URL yang diberikan
2. Buatlah suatu rangkaian elektronika sederhana sesuai petunjuk asisten
3. Terlebih dahulu tentukan besar nilai resistor dengan menekan tombol kiri
pada mouse tepat pada resistor untuk memperlihatkan perintah atau alat
bantu untuk mengubah besarnya nilai resistor yang digunakan.
4. Anda dapat menggunakan beberapa komponen, seperti menggunakan
kawat resistor, sumber tegangan dan lain sebagainya pada box yang
tersedia
5. Setelah rangkain sempurna terangkai dan telah diperiksa asisten bahwa
rangkain tersebut benar, maka lakaukan pengukuran besar nilai arus dan
7
besar tegangan yang terukur dengan menggunakan alat ukur yang tersedia
pada aplikasi
6. Catat besar nilai arus, tegangan dan resistor yang tercatat pada tabel
pengamatan
7. Lakukan beberpa kali percobaan dengan mengubah nilai resistor, dan
tegangan hingga diperoleh beberapa data
Rangkaian Seri, Paralel, Seri-Paralel
1. Buka aplikasi PhET dan pastikan perangkat anda dapat mengakses aplikasi
PhET sesuai alamat URL yang diberikan
2. Buatlah suatu rangkaian resistor secara seri dengan menggunakan
beberapa buah resistor sesuai petunjuk asisten
3. Terlebih dahulu tentukan besar nilai resistor dengan menekan tombol kiri
pada mouse tepat pada resistor untuk memperlihatkan perintah atau alat
bantu untuk mengubah besarnya nilai resistor yang digunakan.
4. Anda dapat menggunakan beberapa komponen, seperti menggunakan
kawat resistor, sumber tegangan dan lain sebagainya pada box yang
tersedia
5. Setelah rangkain sempurna terangkai dan telah diperiksa asisten bahwa
rangkain tersebut benar, maka lakaukan pengukuran besar nilai arus dan
besar tegangan yang terukur dengan menggunakan alat ukur yang tersedia
pada aplikasi
6. Catat besar nilai arus, tegangan dan resistor yang tercatat pada tabel
pengamatan
7. Lakukan beberapa kali percobaan dengan mengubah nilai resistor, dan
tegangan serta bentuk rangkaian parallel dan seri parallel sesuai petunjuk
asisten, hingga diperoleh beberapa data
A. Tabel Pengamatan
Hukum Ohm
N0 R (ohm) V (volt) I (ampere) Gambar Rangkaian
1
8
2
3
4
5
Rangkaian Seri
N0 R (ohm) V (volt) I (ampere) Gambar Rangkaian
R1 =
R2 =
1 R3 =
R4 =
R5 =
R1 =
R2 =
2 R3 =
R4 =
R5 =
R1 =
R2 =
3 R3 =
R4 =
R5 =
Tentukan nilai V dan I yang melewati rangkaian
Rangkaian Paralel
N0 R (ohm) V (volt) I (ampere) Gambar Rangkaian
R1 =
R2 =
1 R3 =
R4 =
R5 =
R1 =
R2 =
2 R3 =
R4 =
R5 =
R1 =
R2 =
3 R3 =
R4 =
R5 =
9
Daftar Pustaka
LEMBAR PENGESAHAN
Lampiran
13
14
15
16
17
18
19
20
21