RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana caara merangkai resistor menjadi susunan seri dan paralel ?
2. Bagaima menempatkan dan menggunakan basicmeter dengan benar ?
3. Bagaiamana prinsip hukum-hukum Kirchooff ?
4. Bagaiamana karakteristik rangkaian seri dan rangkaian paralel resisitor ?
TUJUAN
1. Mahasiswa terampil dalam merangkai resistor menjadi susunan seri dan
paralel.
2. Mahasiswa dapat menempatkan dan menggunakan basicmeter dengan benar.
3. Mahasiswa dapat memahami prinsip hukum-hukum Kirchooff.
4. Mahasiswa dapat memahami karakteristik rangkaian seri dan rangkaian
paralel resistor.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Arus adalah sebarang gerak muatan dari satu daerah ke daerah lainnya.
Dalam situasi elektrostatis medan listrik aitu adalah nol dimanapun di dalam
konduktor, dan tidak ada arus. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa semua muatan
di dalam konduktor itu diam. Dalam logam biasa seperti tembaga atau aluminium,
sejumlah electron bebas bergerak di dalam material konduksi itu
(Young&Freedman, 1999).
Arah arus listrik ini berlawanan arah dengan arus elektron. Muatan listrik
dapat berpindah apabila terjadi beda potensial. Beda potensial dihasilkan oleh
sumber listrik, misalnya baterai atau akumulator. Setiap sumber listrik selalu
mempunyai dua kutub, yaitu kutub positif (+) dan kutub negatif (). Apabila
kutub-kutub baterai dihubungkan dengan jalur penghantar yang kontinu.Garis
yang lebih panjang menyatakan kutub positif, sedangkan yang pendek
menyatakan kutub negatif. Alat yang diberi daya oleh baterai dapat berupa bola
lampu, pemanas, radio, dan sebagainya. Ketika rangkaian ini terbentuk, muatan
dapat mengalir melalui kawat pada rangkaian, dari satu kutub baterai ke kutub
yang lainnya. Aliran muatan seperti ini disebut arus listrik.
1. Rangkaian seri
Rangkaian seri juga disebut rangkaian berderet. Bila dua atau lebih resistor
dihubungkan dari ujung ke ujung dikatakan mereka dihubungkan secara seri.
Selain resistor, alat-alat yang dirangkai tersebut dapat berupa bohlam, elemen
pemanas, atau alat penghambat lainnya. Muatan listrik yang melalui R1 juga
akan melalui R2 dan R3. Dengan demikian, arus I yang sama melewati setiap
resistor. Jika V menyatakan tegangan pada ketiga resistor, maka V sama
dengan tegangan sumber (baterai). V1, V2, dan V3 adalah beda potensial pada
masing-masing resistor R1, R2, dan R3. Karena resistor-resistor tersebut
dihubungkan secara seri, kekekalan energi menyatakan bahwa tegangan total V
sama dengan jumlah semua tegangan dari masing-masing resistor.
V = V1 + V2 + V3 = I.R1 + I.R2 + I.R3 (1)
Hambatan total pengganti susunan seri resistor (Rs) yang terhubung dengan
sumber tegangan (V) dirumuskan:
V = I.Rs (2)
Persamaan (2) disubstitusikan ke persamaan (1) didapatkan:
Rs = R1 + R2 + R3 (3)
Dari persamaan (3), menunjukkan bahwa besar hambatan total pengganti
pada rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan pada tiap resistor.
2. Rangkaian Paralel
Rangkaian paralel juga disebut rangkaian berjajar. Pada rangkaian paralel
resistor, arus dari sumber terbagi menjadi cabang-cabang yang terpisah.
Pemasangan alat-alat listrik pada rumah-rumah. Jika kita memutuskan
hubungan dengan satu alat, maka arus yang mengalir pada komponen lain yaitu
R2 dan R3 tidak terputus. Tetapi pada rangkaian seri, jika salah satu komponen
terputus arusnya, maka arus ke komponen yang lain juga berhenti. Pada
rangkaian parallel, arus total yang berasal dari sumber (baterai) terbagi menjadi
tiga cabang. Arus yang keluar dimisalkan I1, I2, dan I3 berturut-turut sebagai
arus yang melalui resistor R1, R2, dan R3. Oleh karena muatan kekal, arus yang
masuk ke dalam titik cabang harus sama dengan arus yang keluar dari titik
cabang (Sumarsono, 2009).
Sehingga diperoleh:
I = I1 + I2 + I3 (4)
Ketika rangkaian paralel tersebut terhubung dengan sumber tegangan
V, masing-masing mengalami tegangan yang sama yaitu V. Berarti tegangan
penuh baterai diberikan ke setiap resistor, sehingga:
I1 = R1V , I2 = R2 V , dan I3 = R3V (5)
Hambatan penganti susunan paralel (RP) akan menarik arus (I) dari
sumber yang besarnya sama dengan arus total ketiga hambatan paralel tersebut.
Arus yang mengalir pada hambatan pengganti harus memenuhi:
I = Rp V (6)
Substitusi persamaan (5) dan (6) ke dalam persamaan (4) akan diperoleh:
I = I1 + I2 + I3
RPV = R1V +R2V +R3V
Jika kita bagi setiap ruas dengan V, didapatkan nilai hambatan pengganti
(RP) rangkaian paralel:
1 1 1 1
=R +R +R (7)
Rp 1 2 3
ANALISIS DATA
Kegiatan 1. Rangkaian seri resistor
R1 = 100
R2 = 150
A. Berdasarkan Praktikum
Sumber Tegangan Pertama
VS1 = | 3,0 0,5 | V
V1= | 1,5 0,5 | V
V2= | 1,5 0,5 | V
IT =| 15 1 | mA
VS = V1 + V2
VS = I1 x R1 + I2 x R2
IT x RT = I1 x R1 + I2 x R2
Karena hasil pengukuran menunjukkan bahwa IT = I1 = I2= I, yaitu |15 1|mA
maka:
I x RT = I (R1 + R2)
RT = R1 + R2
Sumber Tegangan Kedua
VS1 = | 5,5 0,5 | V
V1= | 2,0 0,5 | V
V2= | 3,0 0,5 | V
IT =| 31 1 | mA
VS = V1 + V2
VS = I1 x R1 + I2 x R2
IT x RT = I1 x R1 + I2 x R2
Karena hasil pengukuran menunjukkan bahwa IT = I1 = I2= I, yaitu |31 1| mA
maka:
I x RT = I (R1 + R2)
RT = R1 + R2
VT
RS =
IT
5,5 V
RS =
31 x 10-3 A
RS= 0,18 x 103
Sumber Tegangan Ketiga
VS1 = | 8,0 0,5 | V
V1= | 3,0 0,5 | V
V2= | 5,0 0,5 | V
IT =| 46 1 | mA
VS = V1 + V2
VS = I1 x R1 + I2 x R2
IT x RT = I1 x R1 + I2 x R2
Karena hasil pengukuran menunjukkan bahwa IT = I1 = I2= I, yaitu |46 1| :
I x RT = I (R1 + R2)
RT = R1 + R2
Sumber Tegangan Keempat
VS1 = | 11,0 0,5 | V
V1= | 4,5 0,5 | V
V2= | 6,5 0,5 | V
IT =| 61 1 | mA
VS = V1 + V2
VS = I1 x R1 + I2 x R2
IT x RT = I1 x R1 + I2 x R2
Karena hasil pengukuran menunjukkan bahwa IT = I1 = I2= I, yaitu |61 1| mA
maka:
I x RT = I (R1 + R2)
RT = R1 + R2
B. Secara Teori
VS1= | 3,0 0,5 | V
R1 = 100
R2 = 150
T RT
RT =R
RT = | 250,0 0,0 |
VS1 3,0 V
IS = = = 0,012 A
RT 250
V
I= =VR-1
R
I I
dI = | | dV+ | | dR
V R
VR-1 VR-1
dI = | | dV + | | dR
V R
I = |R-1 |V + |VR-2 |R
I R-1 VR-2
= | -1 | V + | -1 | R
I VR VR
I V R
= | | + | |
I V R
V R
I = | + | I
V R
0,5 V 0
I = | + | 0,012 A
3V 250
I = | 0,17 + 0,0 | 0,012 A
I = 0,00204 A
I 0,0022
KR = 100%= 100 % =17 % (2 AB)
I 0,01
praktek-teori 15 .10-3 - 12.10-3
% diff = praktek + teori
100 % = 0,027 100 % = 22 %
2 2
I = | I I | A
I = | 0,012 0,002 | A
a. Tegangan 1 (V1)
R1
V1 = R + R2
VS1
1
100
V1 = 3,0 = 1,2 V
150 + 100
R1
V1 = R + R2
VS1
1
0,5
V= 3,0 1,2 V
V= 0,17 V 1,2 V
V= 0,2 V
V 0,2
KR = 100% = 1,2 100 % = 17 % (2 AB)
V
V =V1 VV
V =1,2 0,2V
b. Tegangan 2 (V2)
2
V1 = + 2
VS1
1
150
V2 = 3,0 = 1,8 V
150 + 100
V1
V2 (Volt) V1 (Volt) V2 (Volt) V1 V2 V1 V2
(Volt)
|2,0 0,5| |3,0 0,5| |2,2 0,2| |3,3 0,3| 9 9 38% 75%
|3,0 0,5| |5,0 0,5| |3,2 0,2| |4,8 0,3| 6,25 6,25 6,45% 4%
|4,5 0,5| |6,5 0,5| |4,4 0,2| |6,6 0,3| 4,50 4,50 2,2% 1,5%
1 R2+R1
=R
RT 1 R2
Vs 2,5
Rp = = 0,03 = 83,33
I
R1 = |100 5|
R2 = 150
5
R2 = 150 150
100
R2 = |150 7,5|
Arus total
1 R2+R1
=R
RT 1 R2
1 150+100 250
= 100150 = 15000
RT
15000
RT = = 60
250
R R
RT = (R 1+R2 )
2 1
RT = {0,05+0,05+0,05}60
RT = 9
Vs 2,5
IT = = = 0,04167 A
Rp 60
V
I = R =VR-1
I I
dI = |V| dV+ |R| dR
VR-1 VR-1
dI = | | dV+ | | dR
V R
I= |R-1 | V+ |VR-2 | R
I R-1 VR-2
=| | V+ | | R
I VR -1
VR-1
I V R
= +
I V R
R = 0 maka
V
I = { V } I
0,5
I = {2,5} 0,04167 A
I= {0,2} 0,04167 A
I= 0,01 A
I 0,01 A
KR= 100% = 100% = 24 % (1 AB)
I 0,04167 A
Pelaporan fisika
I = | 0,04 0,01 |A
praktik-teori 0,04-0,042
%diff = | | 100% = | | 100% = 4,88 %
rata-rata 0,041
Arus pada R1
V 2,5
IR1 = R1 = 100 = 0,025 A
1
V R
I = { V + }I
R
R = 0 maka
V
I = { V } I
0,5
I = {2,5} 0,025 A
I = {0,2}0,025A
I = 0,005 A
I 0,005 A
KR = 100% = 100% = 20 %
I 0,025 A
Pelaporan fisika
I = |0,02 0,01|A
praktik-teori 0,02-0,025
%diff = | | 100% = | | 100% = 22,22 %
rata-rata 0,0225
Arus pada R2
V 2,5
IR2 = R2 = 150 = 0,0167 A
2
V
I = { V } I
0,5
I = { } 0,0167 A
2,5
I ={0,2} 0,0167 A
I =0,00334 A
I 0,00334 A
KR = 100% = 100% = 20 %
I 0,0167 A
I =| 0,160,03 |10-1 A
praktik-teori 0,01-0,0167
%diff = | | 100%= | | 100% = 50,18 %
rata-rata 0,01335
Dengan menggunakan cara yang sama diperoleh data yang disajikan dalam tabel
perbandingan hasil praktikum dan teori terhadap kuat arus listrik.
Tabel 5. Perbandingan hasil praktikum dan teori terhadap kuat arus listrik (I) pada
rangkaian paralel.
Perbandingan IT (A) I1 (A) I2 (A)
Hasil praktikum 1. |0,03 0,01| 1. |0,02 0,01| 1. |0,01 0,01|
2. |0,08 0,01| 2. |0,05 0,01| 2. |0,03 0,01|
3. |0,13 0,01| 3. |0,08 0,01| 3. |0,05 0,01|
4. |0,19 0,01| 4. |0,10 0,01| 4. |0,07 0,01|
Hasil teori 1. |0,04 0,01| 1. |0,02 0,01| 1. |0,16 0,03|10-1
2. |0,08 0,01| 2. |0,05 0,01| 2. |0,30 0,03|10-1
3. |0,13 0,01| 3. |0,08 0,01| 3. |0,50 0,03|10-1
4. |0,18 0,01| 4. |0,11 0,01| 4. |0,070 0,003|
KR (%) 24 20 20
10 10 10
6,25 6,25 6
4,54 4,54 4,54
%diff 4,88 % 22,22 % 50,18 %
3,7 % 0% 0%
0% 0% 0%
5,4 % 9,5 % 4,19 %
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, terdapat dua kegiatan.
Kegiatan pertama mengenai rangkaian seri dan kegiatan kedua mengenai
rangkaian paralel. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dengan
mengggunakan dua buah resistor dengan nilai yang berbeda yaitu R1 =100 dan
R2 =150.
Pada kegiatan kedua digunakan rangkaian seri. Setelah melakukan
analisis perhitungan pada kegiatan ini, yakni pada rangkaian seri untuk kuat arus
listrik yang mengalir dari hasil percobaan pada saat diberikan perbedaan tegangan
sumber 3,0 volt diperoleh besar kuat arusnya adalah | 15 1 |10-3 A, sedangkan
hasil dari teori | 12 2 |10-3 A , untuk tegangan sumber 5,5 volt diperoleh kuat
arus sebesar | 31 1 | 10-3 A, sedangkan hasil dari teori | 22 2 |10-3 A, untuk
tegangan sumber 8,0 volt diperoleh kuat arus sebesar | 46 1 |10-3 A, hasil dari
teori | 32 2 | 10-3 A, untuk tegangan sumber 11,0 volt diperoleh kuat arus sebesar
| 61 1 | 10-3 A, hasil teori | 44 2 |10-3 A.
Sedangkan untuk nilai tegangan dari hasil percobaan untuk tegangan pada
resistor pertama diperoleh hasil secara berturut-turut mulai dari data pertama yaitu
|1,50,5|V dan teori |1,20,2| V, |2,00,5|V dan teori |2,2 0,2|V sementara untuk
|3,00,5|V diperoleh hasil teori |3,20,2|V, |4,5 0,5|V dengan hasil teori
|4,40,2|V. Sementara untuk nilai tegangan dari hasil percobaan untuk tegangan
pada resistor kedua diperoleh hasil secara berturut-turut yaitu |1,5 0,5|V dan teori
|1,8 0,3|V, |3,0 0,5|V dan teori |3,3 0,3|V, sementara untuk |5,0 0,5| V
diperoleh hasil teori |4,8 0,3|V, |6,5 0,5|V dengan hasil teori |6,6 0,3|V. Hasil
kuat arus listrik yang mengalir dan tegangan yang diperoleh tersebut membuktikan
bahwa pada rangkaian seri, arus yang melalui tiap hambatan adalah sama dan
tegangan yang melalui setiap hambatan berbeda, tetapi apabila tegangannya
dijumlahkan maka hasilnya akan sama dengan tegangan sumber. Dalam rangkaian
seri, resistor berfungsi sebagai pembagi tegangan.
Pada kegiatan kedua digunakan rangkaian paralel. Hasil analisis
percobaan terlihat bahwa pada tegangan sumber 2,5 V menunjukkan besar kuat
arus listrik sebelum titik percabangan yaitu |0,04 0,01| A, melalui R1 sebesar
DAFTAR RUJUKAN
Herman, asisten LFD. 2014. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar: Unit
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA UNM
Sumarsono, Joko. 2009. Fisika Dasar Universitas. Jakarta: Teguh Karya.
Young, Hugh D. dan Roger A. Freedman. 1999. Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh Jilid 2. Solo: Erlangga.