DOSEN PEMBIMBING
Abdul Salam, M. Pd
ASISTEN PRAKTIKUM
Riska Asyari Putri, S.Pd.
OLEH
Asyafaah
1910121120011
Kelas A
Kelompok 3
Judul Praktikum
ABSTRAK
Percobaan pengukuran arus dan tegangan bertujuan untuk mengukur arus
dan tegangan dalam suatu rangkaian. dan memplot grafik hubungan antara arus
dan tegangan. Dengan metode yang digunakan yaitu memanipulasi tegangan
sumber sebesar 3V,6V,9V dan 12V. Dengan resistansi resistor dikontrol sebesar
0,001 ohm. Adapun tegangan yang terukur yaitu sebesar 2,99V, 5,96V, 8,92V dan
11,86V dan kuat arus yang terukur yaitu 0,00299A, 0,00556A, 0,00892A,
0,01186A. Pada percobaan nilai yang diperoleh telah sesuai dengan teori dan
hipotesis serta telah menjawab tujuan dari percobaan.
I. PENDAHULUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah mengukur arus dan tegangan
dalam suatu rangkaian. dan memplot grafik hubungan antara arus dan tegangan.
Arus listrik adalah gerakan muatan listrik dengan jumlah muatan listrik
yang mengalir tia satuan waktu dalam satuan penghantar disebut kuat arus listrik
yang dapat ditulis dalam persamaan :
dQ
I= (1)
dx
dQ
Dengan I adalah kuat arus dengan satuan ampere, dan adalah jumlah muatan
dx
listrik persekon.
Pada pengukuran tegangan dalam rangkaian seri memiliki tegangan total yaitu
V =V 1+V 2+V 3
Jika dipasangkan dengan resistor yang terpasang secara seri dengan kuat arus pada
rangkaian, maka persamaan tersebut menjadi
V 1=V
( R1
R1 + R2 + R3 )
Untuk rangkaian yang terangkai secara peralel dalam hukum kirchoff menyatakan
bahwa arus yang memiliki simpul utama adalah jumlah dari ketiga arus yang
meninggalkan simpul melalui cabang cabangnya. Apabila elemen nya adalah
resistor maka
V1 V 2 V 3
I =V + +
R1 R2 R3
V
I=
R
(Nahvi, 2004)
Tegangan listrik atau yang lebih dikenal sebagai beda potensial listrik adalah
perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Tegangan
listrik merupakan ukuran beda potensial yang mampu membangkitkan medan
listrik sehingga menyebabkan timbulnya arus listrik dalam sebuak konduktor
listrik.
V a −V b=∫ E−dL
Vb = potensial di titik b
E = medan listrik,
I = arus listrik.
V =I . R
dimana V = tegangan
R = hambatan.
I = arus
Rangkaian seri adalah Rangkaian seri adalah salah satu rangkaian listrik
yang disusunsecara sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun
dalam rangkaian seri. Banyaknya muatan lisrik yang mengalir tiap satuan
waktu adalah sama di sepanjang rangkaian. Jumlah muatan yang mengalir
tiap satuan waktu adalah besaran kuat arus, sehingga kita mendapati sifat
yang khas dari rangkaian seri, yaitu : “kuat arus di sepanjang rangkaian
adalah sama.”
Bila kuat arus pada hambatan R1, R2, dan R3 berturut-turut I1, I2,I3,
sedangkan arus rotal pada rangkaina disebut I, maka : I1= I2=I3=I. Beda
potensial pada masing-masing hambatan dapat dihitung dengan persamaan
hukum Ohm, V=IR, yang berarti bila harga masing-masing resistor adalah
V1 : V2 : V3 =IR1 : IR2 : IR3
Rangkaian parallel adalah rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian
listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber yang sama.
Sifat khas dari rangkaian paralel adalah “beda potensial pada masing-
masing cabang adalah sama.” Bila V1 adalah tegangan pada resistor R1 ,
V2 adalah pada resistor R2 dan V3 adalah tegangan pada resistor R3 maka
berlaku : V1 =V2 = V3. jika rangkaian seri berlaku sebagai pembagi
tegangan, maka rangkaian paralel berlaku sebagai pembagi arus. Hal ini
karena sesuai hukum Kirchoff, bahwa arus total pada rangkaian akan
dibagi-bagi ke masing-masing cabang melalui rasio I1 : I2 : I3 = I/R1 :
I/R2 : I/R3 Gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel disebut
rangkaian seri-paralel (kadang disebut sebagai rangkaian campuran).
(Daniel, 1998)
Dalam banyak pemakain, dijumpai sumber tegangan dan beberapa buah
resistor yang dihubungkan dengan cara tertentu. Rangkaian seri adalah rangkaian
dimana resistor disusun secara berderet sehingga arus yang melalui.
(Darryanto, 2000)
B. Rumusan masalah
No. V S (V ) V (V ) I (A)
−3
1. 3V 2,99 2 , 99 ×10
−3
2. 6V 5,96 5 , 96 ×10
−3
3. 9V 8,92 8 , 92 ×10
−3
4. 12V 11,86 11, 98 ×10
No. V S (V ) V (V ) I (A)
−3
1. 3V 2,99 2 , 99 ×10
−3
2. 6V 5,96 5 , 96 ×10
−3
3. 9V 8,92 8 , 92 ×10
−3
4. 12V 11,86 11, 86 ×10
B. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengukur arus dan tegangan dalam suatu
rangkaian. dan memplot grafik hubungan antara arus dan tegangan. Adapun
metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah dengan memanipulasi
sumber tegangan yaitu komponen tegangan sumber (cell pada aplikasi
livewere) dengan memanipulasi sebanyak 4 kali yaitu sebesar 3V, 6V, 9V, dan
12V. Dan resistansi resistor yang di kontor pada saat percobaan yaitu sebesar
0,001. Dalam percobaan ini, digunakan 2 rangkaian pengukur tegangan dan
kuat arus yaitu rangkiaan seri dan rangkaian paralel. Pada rangkaian pertama,
kutup positif dari tegangan sumber dihubungkan dengan dihubungkan dengan
amperemeter pada resistor dan kutub negatifnya dihubungkan dengan pada
ampermeter bernilai negatif. Sedangkan pada rangkaian kedua, kutub positif
powersupply dihubungkan pada ampermeter dan kutub negatif nya
dihubungkan dengan resistor. Pada percobaan, perbedaan rangkaian tidak
mempengaruhi nilai kuat arus dan tegangan yang terukur. Hasil yang
diperoleh pada percobaan yaitu pada manipulasi tegangan sumber 3V,
tegangan yang terukur yaitu sebesar 2,99V dan kuat arusnya sebesar
−3
2 , 99 ×10 A . Pada manipulasi 6V tegangan yang terukur yaitu sebesar 5,96V
dan kuat arus sebesar 5 , 96 ×10−3 A . Pada manipulasi 9V tegangan yang
terukur yaitu sebesar 8,92V dan kuat arus yang terukur yaitu 8 , 92 ×10−3 A
dan terakhir pada manipulasi sebesar 12V tegangan yang terukur yaitu sebesar
11,86V dan kuat arusnya sebesar 11, 86 ×10−3 A . Pada data tersebut dapat
dianalisis bahwa ketika tegangan umber diperbesar, maka semakin besar pula
tegangan dan kuat arus pada rangkaian yang terukur dan analisis tersebut telah
sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Adapun grafik yang menampikan
hubungan antara kuat arus dan tegangan pada rangkaian yaitu sebagai berikut.
GRAFIK HUBUNGAN SUMBER
TEGANGAN DENGAN KUAT ARUS DAN
TEGANGAN PADA RANGKAIAN 1
14
12 11.86
10
8.92
8
6 5.96
4
2.99
2
0
3V 6V 9V 12V
Pada grafik 1 dan 2 menunjukan bahwa jika tegangan semakin besar, maka
kuat arus yang terukur juga semakin besar dengan kata lain hubungan antara kuat
arus dan tegangan adalah berbanding lurus ataupun sebanding.
Pada rangkaian tersebut dapat diperoleh nilai rsistansi resistor yang di hitung
V
melalui persamaan secara teoritis dengan menggunaan persamaan R= dengan
I
nilai tegangan dan kuat arus yang digunakan adalah nilai yang terukur pada saat
percobaan.
Percobaan telah sesuai dengan hipotesis yang dibuat dan teori yang dibuat, serta
teori pendukung pada saat percobaan yaitu persamaan hukum ohm yang berbunyi
“ kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan tegangan atau
beda potensial antara ujung ujung penghantar” atau dapat dituliskan persaman nya
yaitu
V
R= .
I
Adapun teori yang menjelaskan tentang kuat arus yaitu pada hukum 1 kirchoff
yang dapat dituliskan persamaan nya yaitu
I Masuk =I keluar
V. Kesimpulan
Percobaan ini bertujuan untuk mengukur arus dan tegangan dalam suatu
rangkaian. dan memplot grafik hubungan antara arus dan tegangan. Adapun
metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah dengan memanipulasi sumber
tegangan yaitu komponen tegangan sumber (cell pada aplikasi livewere). Adapun
data yang diperoleh pada hasil pengamatan telah sesuai dengan hipotesis dan teori
yang telah dibuat serta pada percobaan, telah menjawab tujuan percobaan yang
dibuat.
Daftar Pustaka
Halliday, D., & Robert, R. (1984). Fisika Edisi ke 3 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Suparmo, & Tri, W. (2009). Panduan pembelajaran fisika untuk SMA/MA Kelas
X. Jakarta: BSE.
LAMPIRAN I
NST dan Ketidakpastian Alat Ukur
1. Amperemeter
NST =0 , 01 A ∆ I =1 x NST =1 x 0 , 01 A=0 , 01 A
2. Voltmeter
NST =0 , 01V ∆ V =1 x NST=1 x 0 ,01 V =0 ,01 V
LAMPIRAN II
Rumus yang Digunakan
V
R=
I
LAMPIRAN III
Perhitungan data
Percobaan 1
(Manipulasi 3 volt)
V
R=
I
2 , 99V
¿ =1000 Ω
0,00299 A
(Manipulasi 6 volt)
V
R=
I
5 , 96 V
¿ =1000 Ω
0,00596 A
(Manipulasi 9 volt)
V
R=
I
8 , 92V
¿ =1000 Ω
0,00892 A
(Manipulasi 12 volt)
V
R=
I
11, 86 V
¿ =1000 Ω
0,01186 A
Percobaan 2
(Manipulasi 3 volt)
V
R=
I
2 , 99V
¿ =1000 Ω
0,00299 A
(Manipulasi 6 volt)
V
R=
I
5 , 96 V
¿ =1000 Ω
0,00596 A
(Manipulasi 9 volt)
V
R=
I
8 , 92V
¿ =1000 Ω
0,00892 A
(Manipulasi 12 volt)
V
R=
I
11, 86 V
¿ =1000 Ω
0,01186 A
LAMPIRAN IV
Dokumentasi