Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR


(ABKC 4305)

PENGUKURAN ARUS DAN TEGANGAN


(P1)

DOSEN PEMBIMBING
Abdul Salam, M. Pd

ASISTEN PRAKTIKUM
Riska Asyari Putri, S.Pd.

OLEH
Asyafaah
1910121120011
Kelas A
Kelompok 3

PROGRAM STUDI PENDIDKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021
Nama : Asyafaah Kode Percobaan : P1
NIM : 1910121120011 Tanggal Percobaan : 8 januari 2021
Program Studi : Pendidikan Fisika Kelompok : 3A

Judul Praktikum

PENGUKURAN ARUS DAN TEGANGAN

ABSTRAK
Percobaan pengukuran arus dan tegangan bertujuan untuk mengukur arus
dan tegangan dalam suatu rangkaian. dan memplot grafik hubungan antara arus
dan tegangan. Dengan metode yang digunakan yaitu memanipulasi tegangan
sumber sebesar 3V,6V,9V dan 12V. Dengan resistansi resistor dikontrol sebesar
0,001 ohm. Adapun tegangan yang terukur yaitu sebesar 2,99V, 5,96V, 8,92V dan
11,86V dan kuat arus yang terukur yaitu 0,00299A, 0,00556A, 0,00892A,
0,01186A. Pada percobaan nilai yang diperoleh telah sesuai dengan teori dan
hipotesis serta telah menjawab tujuan dari percobaan.
I. PENDAHULUAN

Listrik pada masa sekarang merupakan salah satu kebutuhan hidup


manusia yang paling penting. Listrik yang digunakan dalam kehidupan sehari hari
salah satunya dihasilkan dari sumber energi seperti pada pembangkit listrik tenaga
air atau PLTA, PLTS dan PLTU. Manfaat listrik tidak hanya sebagai komponen
dalam penunjang kehidupan dalam rumah tetapi juga pada berbagai bidang seperti
industri dan sebagainya. Dalam penggunaan nya, listrik dapat diubah menjadi
berbagai energi contohnya pada setrika, energi listrik diubah menjadi energi
panas. Dalam penggunaan listrik dalam bidang fisika, banyak istilah istilah yang
berkaitan dengan materi kelistrikan antara lain tegangan, arus dan tegangan
sumber dalam rangkaian listrik. Antara tegangan, kuat arus dan tegangan sumber,
memiliki hubungan yang dapat di analis.

Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah yaitu


“bagaimana mengukur arus dan tegangan dalam suatu rangkaian dan bagaimana
memplot grafik hubungan antara arus dan tegangan?”

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah mengukur arus dan tegangan
dalam suatu rangkaian. dan memplot grafik hubungan antara arus dan tegangan.

II. KAJIAN TEORI

Arus listrik adalah gerakan muatan listrik dengan jumlah muatan listrik
yang mengalir tia satuan waktu dalam satuan penghantar disebut kuat arus listrik
yang dapat ditulis dalam persamaan :

dQ
I= (1)
dx

dQ
Dengan I adalah kuat arus dengan satuan ampere, dan adalah jumlah muatan
dx
listrik persekon.

(Suparmo & Tri, 2009)

Pada pengukuran tegangan dalam rangkaian seri memiliki tegangan total yaitu
V =V 1+V 2+V 3

Jika dipasangkan dengan resistor yang terpasang secara seri dengan kuat arus pada
rangkaian, maka persamaan tersebut menjadi

V 1=V
( R1
R1 + R2 + R3 )
Untuk rangkaian yang terangkai secara peralel dalam hukum kirchoff menyatakan
bahwa arus yang memiliki simpul utama adalah jumlah dari ketiga arus yang
meninggalkan simpul melalui cabang cabangnya. Apabila elemen nya adalah
resistor maka

V1 V 2 V 3
I =V + +
R1 R2 R3

Persamaan tersebut sesuai dengan hukum kirchoff dengan persamaan

V
I=
R

(Nahvi, 2004)

Tegangan listrik atau yang lebih dikenal sebagai beda potensial listrik adalah
perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Tegangan
listrik merupakan ukuran beda potensial yang mampu membangkitkan medan
listrik sehingga menyebabkan timbulnya arus listrik dalam sebuak konduktor
listrik.

Berdasarkan ukuran perbedaan potensialnya, tegangan listrik memiliki empat


tingkatan:

1. Tegangan ekstra rendah (extra low Voltage)

2. Tegangan rendah (low Voltage)

3. Tegangan tinggi (high Voltage)

4. Tegangan ekstra tinggi (extra high Voltage)


Sesuai dengan definisi di atas, bahwa tegangan merupakan
perbedaanpotensial antara dua titik, yang bisa didefinisikan sebagai jumlah kerja
yang diperlukan untuk memindahkan arus dari satu titik ke titik lainnya, maka
rumus dasar tegangan antara 2 titik adalah:

V a −V b=∫ E−dL

Dimana : Va = potensial di titik a

Vb = potensial di titik b

E = medan listrik,

I = arus listrik.

Berdasarkan penerapannya, beda potensial ada pada arus listrik searah


(DC) dan arus listrik bolak- balik (AC). Pada arus searah:

V =I . R

dimana V = tegangan

R = hambatan.

I = arus

Seperti yang diketahui bahwa Hukum Ohm bukanlah merupakan sebuah


hukum fundamental dari keelektromagnetan karena hukum tersebut bergantung
pada sifat-sifat medium pengantarnya. Bentuk hukum tersebut sangat sederhana,
dan adalah merupakan hal yang aneh bahwa banyak penghantar yang menuruti
hukum tersebut dengan baik, sedangkan penghantar lainnya tidak menuruti hukum
tersebut sama sekali, seperti bunyi pernyataan hukum ohm diatas “untuk suatu
konduktor logam pada suhu konstan.

(Halliday & Robert, 1984)

Rangkaian listrik tertutup adalah rangkaian listrik yang saling


berhubungan yang di dalamnya terdapat hambatan (R) dan sumber arus listrik
(elemen, E atau ɛ) sehingga pada rangkaian tersebut mengalir arus listrik. Pada
dasarnya ada dua jenis rangkaian istrik, yaitu : rangkaian seri dan parallel.

 Rangkaian seri adalah Rangkaian seri adalah salah satu rangkaian listrik
yang disusunsecara sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun
dalam rangkaian seri. Banyaknya muatan lisrik yang mengalir tiap satuan
waktu adalah sama di sepanjang rangkaian. Jumlah muatan yang mengalir
tiap satuan waktu adalah besaran kuat arus, sehingga kita mendapati sifat
yang khas dari rangkaian seri, yaitu : “kuat arus di sepanjang rangkaian
adalah sama.”
 Bila kuat arus pada hambatan R1, R2, dan R3 berturut-turut I1, I2,I3,
sedangkan arus rotal pada rangkaina disebut I, maka : I1= I2=I3=I. Beda
potensial pada masing-masing hambatan dapat dihitung dengan persamaan
hukum Ohm, V=IR, yang berarti bila harga masing-masing resistor adalah
V1 : V2 : V3 =IR1 : IR2 : IR3
 Rangkaian parallel adalah rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian
listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber yang sama.
Sifat khas dari rangkaian paralel adalah “beda potensial pada masing-
masing cabang adalah sama.” Bila V1 adalah tegangan pada resistor R1 ,
V2 adalah pada resistor R2 dan V3 adalah tegangan pada resistor R3 maka
berlaku : V1 =V2 = V3. jika rangkaian seri berlaku sebagai pembagi
tegangan, maka rangkaian paralel berlaku sebagai pembagi arus. Hal ini
karena sesuai hukum Kirchoff, bahwa arus total pada rangkaian akan
dibagi-bagi ke masing-masing cabang melalui rasio I1 : I2 : I3 = I/R1 :
I/R2 : I/R3 Gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel disebut
rangkaian seri-paralel (kadang disebut sebagai rangkaian campuran).

(Daniel, 1998)
Dalam banyak pemakain, dijumpai sumber tegangan dan beberapa buah
resistor yang dihubungkan dengan cara tertentu. Rangkaian seri adalah rangkaian
dimana resistor disusun secara berderet sehingga arus yang melalui.

tiap-tiap komponen adalah sama. Rangkaian paralel adalah rangkaian dimana


resistor disusun secara sejajar, sehingga tegangan atau beda potensial tiap-tiap
komponen adalah sama.

Banyak rangkaian mengandung lebih dari satu hambatan (tahanan). Tahanan-


tahanan tersebut dapat dihubungkan dengan cara:

 seri (dua penahan dihubungkan deret).


 paralel (sejajar) atau tiga tahanan dihubungkan sejajar.
 gabungan antara seri dan paralel.

Dalam hubungan seri, arus yang melalui tahanan-tahanan mempunyai kuat


arus yang sama. Jumlah tegangan antara tahanan jumlah dari tegangan masing-
masing. Sedangkan dalam hubungan paralel, tegangan tegangan pada tiap-tiap
tahanan sama besarnya dan jumlah arus yang diberikan oleh sumber tenaga sama
dengan jumlah arus melalui tahanan masing-masing.

Arus listrik didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik (elektron) yang


mengalir melalui konduktor dalam tiap satuan waktu. Daya listrik adalah besar
energi listrik yang ditransfer oleh suatu rangkaian listrik tertutup. Daya listrik
sebagai bentuk energi listrik yang mampu diubah oleh alat-alat pengubah energi
menjadi berbagai bentuk energi lain, misalnya energi gerak, energi panas, energi
suara, dan energi cahaya. Selain itu, daya listrik ini juga mampu disimpan dalam
bentuk energi kimia. Baik itu dalam bentuk kering (baterai) maupun dalam bentuk
basah (aki).

(Darryanto, 2000)

III. METODE PERCOBAAN


A. Alat dan bahan

B. Rumusan masalah

Jika semakin besar tegangan sumber yang digunakan , maka tegangan


dan kuat arus yang terukur juga semakin besar.

C. Identifikasi dan definisi operasional variabel


1. Identifikasi variabel

Variabel manipulasi : Tegangan sumber (V S)

Variabel respon : Tegangan (V ¿ dan kuat arus ( I ¿

Variabel kontrol : Resistansi resistor ( R ¿

2. Definisi operasional variabel


 Dov manipulasi
Tegangan sumber (V S) didefinisikan sebagai tegangan yang berasal
dari catu daya yang diberikan untuk mengaliri rangkaian dengan
mengubah ubah nilai tegnagan sumber pada cell dalam percobaan
yaitu dimanipulasi sebanyak 3 kali sebesar 3V, 6V, 9V dan 12V.
 Dov respon
Tegangan (V ¿ didefinisikan sebagai besarnya beda potensial pad
ujung ujung resistor yang terbaca oleh voltmeter dan dinyatakan
dalam satuan volt.
Kuat arus ( I ¿ didefinisikan sebagai banyaknya muatan yang terdapat
didalam rangkaian yang berpindah setiap detiknya dan akan terbaca
pada amperemeter dan dinyatakan dalam satuan ampere.
 Dov kontrol
Resistansi resistor ( R ¿ didefinisikan sebagai kemapuan resistor
untuk menahan dan mengatur kuat arus yang mengalir dan nilainya
dinyatakan dalam satuan ohm dan dijaga tetap sebesar 0,001
D. Langkah kerja
Pertama, menyusun rangkaian seperti pada gambar rancangan percobaan.
Setelah yakin tidak ada kesalahan dalam rangkaian, kemudian menutup
saklar. Setelah itu, memperhatikan penunjukan jarum ampere meter, bila
sudah berfungsi dengan baik mulaiah pengambilan data dengan mengatur
tegangan dengan memanipulasinya sebanyak 4 kali yaitu sebesar 3 volt, 6
volt, 9 volt dan 12 volt. Lalu, mengulangi percobaan dengan rangkaian
seperti pada rancangan percobaan gambar ke 2. Setelah itu,
membandingkan hasil kedua percobaan tersebut. Lalu membuat grafik
hubungan antara I dan V dari data yang telah diperoleh kemudian
menentukan nilai R dari grafik yang telah buat tersebut. Terakhir
menganalisis tingkat ketelitian dari hasil percobaan yang telah dilakukan.
E. Rancangan percobaan

Gambar 1. Rancangan percobaan rangkaian 1


Gambar 2. Rancangan percobaan rangkaian 2

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan rangkaian 1 pengukuran tegangan dan kuat
arus
R=0,001

No. V S (V ) V (V ) I (A)
−3
1. 3V 2,99 2 , 99 ×10
−3
2. 6V 5,96 5 , 96 ×10
−3
3. 9V 8,92 8 , 92 ×10
−3
4. 12V 11,86 11, 98 ×10

Tabel 2. Hasil pengamatan rangkaian 2 pengukuran tegangan dan kuat


arus
R=0,001

No. V S (V ) V (V ) I (A)
−3
1. 3V 2,99 2 , 99 ×10
−3
2. 6V 5,96 5 , 96 ×10
−3
3. 9V 8,92 8 , 92 ×10
−3
4. 12V 11,86 11, 86 ×10

B. Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk mengukur arus dan tegangan dalam suatu
rangkaian. dan memplot grafik hubungan antara arus dan tegangan. Adapun
metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah dengan memanipulasi
sumber tegangan yaitu komponen tegangan sumber (cell pada aplikasi
livewere) dengan memanipulasi sebanyak 4 kali yaitu sebesar 3V, 6V, 9V, dan
12V. Dan resistansi resistor yang di kontor pada saat percobaan yaitu sebesar
0,001. Dalam percobaan ini, digunakan 2 rangkaian pengukur tegangan dan
kuat arus yaitu rangkiaan seri dan rangkaian paralel. Pada rangkaian pertama,
kutup positif dari tegangan sumber dihubungkan dengan dihubungkan dengan
amperemeter pada resistor dan kutub negatifnya dihubungkan dengan pada
ampermeter bernilai negatif. Sedangkan pada rangkaian kedua, kutub positif
powersupply dihubungkan pada ampermeter dan kutub negatif nya
dihubungkan dengan resistor. Pada percobaan, perbedaan rangkaian tidak
mempengaruhi nilai kuat arus dan tegangan yang terukur. Hasil yang
diperoleh pada percobaan yaitu pada manipulasi tegangan sumber 3V,
tegangan yang terukur yaitu sebesar 2,99V dan kuat arusnya sebesar
−3
2 , 99 ×10 A . Pada manipulasi 6V tegangan yang terukur yaitu sebesar 5,96V
dan kuat arus sebesar 5 , 96 ×10−3 A . Pada manipulasi 9V tegangan yang
terukur yaitu sebesar 8,92V dan kuat arus yang terukur yaitu 8 , 92 ×10−3 A
dan terakhir pada manipulasi sebesar 12V tegangan yang terukur yaitu sebesar
11,86V dan kuat arusnya sebesar 11, 86 ×10−3 A . Pada data tersebut dapat
dianalisis bahwa ketika tegangan umber diperbesar, maka semakin besar pula
tegangan dan kuat arus pada rangkaian yang terukur dan analisis tersebut telah
sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Adapun grafik yang menampikan
hubungan antara kuat arus dan tegangan pada rangkaian yaitu sebagai berikut.
GRAFIK HUBUNGAN SUMBER
TEGANGAN DENGAN KUAT ARUS DAN
TEGANGAN PADA RANGKAIAN 1
14
12 11.86
10
8.92
8
6 5.96
4
2.99
2
0
3V 6V 9V 12V

Series 1 Series 2 Column1

GRAFIK HUBUNGAN SUMBER


TEGANGAN DENGAN KUAT ARUS DAN
TEGANGAN PADA RANGKAIAN 2
14
12 11.86
10
8.92
8
6 5.96
4
2.99 3
2
0
3V 6V 9V 12V

Series 1 Series 2 Column1

Pada grafik 1 dan 2 menunjukan bahwa jika tegangan semakin besar, maka
kuat arus yang terukur juga semakin besar dengan kata lain hubungan antara kuat
arus dan tegangan adalah berbanding lurus ataupun sebanding.

Pada rangkaian tersebut dapat diperoleh nilai rsistansi resistor yang di hitung
V
melalui persamaan secara teoritis dengan menggunaan persamaan R= dengan
I
nilai tegangan dan kuat arus yang digunakan adalah nilai yang terukur pada saat
percobaan.

Percobaan telah sesuai dengan hipotesis yang dibuat dan teori yang dibuat, serta
teori pendukung pada saat percobaan yaitu persamaan hukum ohm yang berbunyi
“ kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan tegangan atau
beda potensial antara ujung ujung penghantar” atau dapat dituliskan persaman nya
yaitu

V
R= .
I

Adapun teori yang menjelaskan tentang kuat arus yaitu pada hukum 1 kirchoff
yang dapat dituliskan persamaan nya yaitu

I Masuk =I keluar

V. Kesimpulan

Percobaan ini bertujuan untuk mengukur arus dan tegangan dalam suatu
rangkaian. dan memplot grafik hubungan antara arus dan tegangan. Adapun
metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah dengan memanipulasi sumber
tegangan yaitu komponen tegangan sumber (cell pada aplikasi livewere). Adapun
data yang diperoleh pada hasil pengamatan telah sesuai dengan hipotesis dan teori
yang telah dibuat serta pada percobaan, telah menjawab tujuan percobaan yang
dibuat.
Daftar Pustaka

Daniel, M. (1998). Fisika 1 Telekomunikasi. Jakarta: Erlangga.

Darryanto. (2000). Teknik Elektronika. Jakarta: Bumi Aksara.

Halliday, D., & Robert, R. (1984). Fisika Edisi ke 3 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Nahvi, M. (2004). Penuntun Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga.

Suparmo, & Tri, W. (2009). Panduan pembelajaran fisika untuk SMA/MA Kelas
X. Jakarta: BSE.
LAMPIRAN I
NST dan Ketidakpastian Alat Ukur

1. Amperemeter
NST =0 , 01 A ∆ I =1 x NST =1 x 0 , 01 A=0 , 01 A

2. Voltmeter
NST =0 , 01V ∆ V =1 x NST=1 x 0 ,01 V =0 ,01 V

LAMPIRAN II
Rumus yang Digunakan

V
R=
I

LAMPIRAN III
Perhitungan data

 Percobaan 1
 (Manipulasi 3 volt)
V
R=
I
2 , 99V
¿ =1000 Ω
0,00299 A

 (Manipulasi 6 volt)
V
R=
I
5 , 96 V
¿ =1000 Ω
0,00596 A
 (Manipulasi 9 volt)
V
R=
I
8 , 92V
¿ =1000 Ω
0,00892 A

 (Manipulasi 12 volt)
V
R=
I
11, 86 V
¿ =1000 Ω
0,01186 A

 Percobaan 2
 (Manipulasi 3 volt)
V
R=
I
2 , 99V
¿ =1000 Ω
0,00299 A

 (Manipulasi 6 volt)
V
R=
I
5 , 96 V
¿ =1000 Ω
0,00596 A

 (Manipulasi 9 volt)
V
R=
I
8 , 92V
¿ =1000 Ω
0,00892 A

 (Manipulasi 12 volt)
V
R=
I
11, 86 V
¿ =1000 Ω
0,01186 A

LAMPIRAN IV
Dokumentasi

Gambar 9. Rangkaian 1 pengukuran arus dan tegangan

Gambar 10. Rangkaian 2 pengukuran arus dan tegangan

Anda mungkin juga menyukai