Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN INPUT DAN TEGANGAN OUTPUT PADA

PEMBAGI TEGANGAN
Sukmawati A. Sina
Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Negeri Gorontalo
2014
ABSTRAK
Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik dengan
memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi
berbanding dengan arus yang mengalir. Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring
elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering
digunakan. Resistor juga biasa digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam
satu rangkaian atau sebagai pembagi tegangan (Potential Divider). Pembagi tegangan merupakan
rangkaian yang dapat mengubah tegangan yang tinggi menajdi tegangan yang lebih rendah.
Dengan menggunakan dua resistor yang dipasang secara seri dan dengan tegangan masukkan.
Kemudian akan didapatkan tegangan keluaran yang merupakan hasil perhitungan dari tegangan
masukkan atau tegangan output. Percobaaan ini dilakukan di Laboratorium Fisika, pada tanggal
10 Desember 2014. Percobaan ini menggunakan rangkaian yang tersusun atas 2 buah resistor.
Dalam percobaan ini diukur tegangan masukan (input), dan tegangan keluaran (output).
Berdasarkan hasil percobaan, jika tegangan masukan (input) yang diberikan sebesar 1 V, maka
diperoleh tegangan keluaran (output) sebesar 0.5 V. Hal ini berarti tegangan keluaran setengah
dari tegangan masukkan.
Kata kunci: resistor, tegangan masukkan, tegangan keluaran.
PENDAHULUAN
Resistor merupakan komponen dasar elektronika yang dapat digunakan untuk
menghambat jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor
bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Fungsi pemasangan resistor dalam suatu
rangkaian adalah : 1. Sebagai Pembatas atau Pengatur Arus 2. Sebagai Pengatur Tegangan 3.
Sebagai Pembagi Tegangan Dari hukum Ohm, diketahui resistansi berbanding terbalik dengan

jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan Resistansinya dari suatu resistor disebut Ohm atau
dilambangkan dengan symbol yaitu (Omega). Resistor dibagi menajdi dua yaitu: Resistor tetap
merupakan resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap. Tipe resistor tetap pada umumnya
yaitu berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat
lingkaran membentuk gelang kode warna yang berfungsi untuk memudahkan pemakai mengenali
besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut merupakan
standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) (Ahmad Yani.
2007).
Resistor tidak tetap ( R. Variabel ) adalah Resistor yang nilai hambatannya dapat diubah
ubah sesuai dengan kebutuhan dengan besar hambatan 0 Ohm sampai dengan nilai maksimal
hambatan yang tertera pada resistor Variabel tersebut. Resistor Variabel memiliki kemampuan
daya yang relative lebih kecil dibandingkan dengan resistor tetap. Hal ini karena resistor Variable
terbuat dari serbuk karbon (Junaedi. 2013).
Rangkaian pembagi tegangan seperti yang diperlihatkan Gambar 1. menggambarkan
aliran arus tegangan pada rangkaian pembagi tegangan dua resistor. Sebagaimana sifat khusus
dari rangkaian seri adalah arus yang melalui kedua resistor adalah sama besar seperti yang
dinyatakan pada persamaan di bawah. Sedangkan besarnya tegangan keluaran pada resistor R2
tergantung dari besarnya nilai resistor R1 dan resistor R2, dengan memperhatikan Gambar 1.
dapat dihitung besarnya tegangan keluarannya (Said Attamimi. 2008). Tahanan efektif dari kedua
resistor ini adalah R1 +R2. Jatuh tegangan pada gabungan kedua resistor ini adalah Vin. Menurut
hukum Ohm, arus yang mengalir adalah :
V
I=

R 1+ R 2

(1)

Berdasarkan hukum Ohm, tegangan pada resistor R2 adalah :


Vout = I R2 ....... (2)
Mensubstitusikan I ke persamaan pertama menghasilkan :
Vout =

V R 2
R 1+ R 2

Persamaan ini untuk menghitung tegangan output yang dihasilkan oleh sebuah rangkaian
pembagi tegangan ((Bishop. 2004).
METODE
Lokasi
Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisika, Universitas Negeri Gorontalo pada
tanggal 10 Desember 2014. Dengan menggunakan dua resistor yang dipasang secara seri sebagai
rangkaian percobaan dan dengan diberikan tegangan input, sehingga didapatkan tegangan output.

ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya yaitu catu daya (power supply),
yang berfungsi untuk menyuplai tegangan langsung ke komponen. Multimeter digunakan untuk
mengukur tegangan yang keluar (V output). Kabel berfungsi sebagai alat penghubung antara alat
dan rangkaian yang digunakan serta sebagai jembatan untuk mengalirkan arus listrik.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu resistor adalah salah satu komponen
elekronika yang berfungsi sebagai penahan arus yang mengalir dalam rangkaian. Dalam
percobaan ini berfungsi juga sebagai pembagi tegangan yang masuk ke rangkaian, PCB atau
Printed Circuit Board (Papan Sirkuit Cetak), digunakan untuk meletakkan komponen mengikuti
pola rangkaian seprti di bawah ini.
Setelah bahan yang digunakan sudah terangkai, maka kabel ujung resistor (R 1)
dihubungkan ke catudaya (power supply) positif, gabungan R1 dan R2 dihubungkan kepositif
multimeter, kemudian ujung resistor (R2 ) ke negatif catudaya (power supply) dan multimeter.

Gambar 1. Rangkaian pembagi tegangan dengan dua


resistor tanpa beban
HASIL
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh tegangan input dan tegangan output seperti pada
tabel di bawah ini :
V input (Volt)
1
2
3
4
5
6
7

V output (Volt)
0.5
1
1.5
2
2.5
3

Berikut dibawah ini merupakan grafik hasil percobaan pembagi tegangan.


5
4
V output (Volt)

3
2
1
0
0

V input (Volt)

Gambar 2. Grafik hubungan Tegangan input dan tegangan output

Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa hubungan tegangan input dan tegangan output adalah
berbanding lurus. Jika tegangan input yang diberikan semakin besar, maka tegangan outputnya
pun semakin besar.

Jika tegangan inputnya diberikan sebesar 1 dan 2 V, maka tegangan

outputnya yaitu 0.5 dan 1 V. Hal ini berarti rangkaian pembagi tegangan dengan resisor disusun
seri mengubah tegangan yang tinggi (V input) menjadi tegangan yang lebih rendah (V output).
PEMBAHASAN
Dalam rangkain listrik arus searah untuk memperoleh suatu tegangan tertentu dapat
menggunakan suatu kombinasi tahanan tertentu, rangkaian seperti ini disebut rangkaian pembagi
tegangan. Rangkaian pembagi Tegangan yang sederhana dapat ditunjukkan oleh Gambar 1.
Berdasarkan teori di atas bahwa tegangan keluaran bergantung pada nilai resistor R1 dan R2 yang
dilewati. Berdasarkan hukum Ohm, tegangan keluaran dapat dihitung menggunakan rumus:
Vout =

V R 2
R 1+ R 2

Dalam percobaan ini, resistor yang digunakan adalah resistor yang memiliki nilai resistansi R 1
dan R2 sebesar 2.2 k atau 2200 . Tegangan input sebesar 1 V, maka didapatkan nilai tegangan
input :
Vout

1 V 2200
2200 +2200

= 0.5 V
Hasil ini sesuai pada tabel hasil pecobaan. Hal ini berarti tegangan input yang diberikan pada
rangkaian akan dibagi oleh resistor yag disusun secara seri. Bunyi hukum Ohm adalah Kuat arus

yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial dan berbanding terbalik
dengan resistansi penghantar. Jadi, arus yang mengalir dalam suatu rangkaian nilainya
sebanding dengan beda potensial atau tegangan. Maka menurut hukum Kirchoff I, Jumlah arus
yang memasuki suatu percabangan sama dengan arus yang meninggalkan percabangan dengan
kata lain jumlah aljabar semua arus yang memasuki sebuah percabangan atau node atau simpul
sama dengan nol (Muhammad Nasir. 2010).
Secara matematis :
Arus pada satu titik percabangan = 0
Arus yang masuk percabangan = Arus yang keluar percabangan
Sedangkan menurut hukum Kirchoff II, jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup samadengan
nol, atau penjumlahan tegangan pada masing-masing komponen penyusunnya yang membentuk
satu lintasan tertutup akan bernilai samadengan nol (Muhammad Nasir. 2010).
Secara matematis :
V = 0
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh suatu kesimpulan, tahanan pembagi
tegangan dibangun dari dua buah tahanan atau lebih yang dihubung seri pada sumber tegangan.
Arus yang mengalir pada rangkaian seri tersebut adalah sama sedangkan tegangan bagian pada
masing-masing tahanan tergantung nilai masing-masing tahanan. Jika tegangan inputnya 1 V,
maka tegangan output yang melewati kedua resistor sebesar 0.5 V. Hal ini berarti rangkaian
pembagi tegangan membagi tegangan menjadi lebih rendah. Sesuai dengan hukum Kirchoof I
menyatakan bahwa Pada rangkaian listrik yang bercabang, jumlah kuat arus listrik yang masuk
ke suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik cabang tersebut.
Hal ini berlaku juga untuk tegangan, karena menurut hukum Ohm, Kuat arus yang mengalir
dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial dan berbanding terbalik dengan
resistansi penghantar. Jadi, arus yang mengalir dalam suatu rangkaian nilainya sebanding
dengan beda potensial atau tegangan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Yani. 2007. Penggunaan Rangkaian Multivibrator Sebagai Saklar Sentuh. Universitas
Dian Nusantara. [Internet]. [Diunduh 16 Desember 2014]. Tersedia pada:
http://lppm.trigunadharma.ac.id/public/fileJurnal/hp6Z7-Jurnal-A-Yani Rangkaian
%20Multivibrator.pdf
Junaedi. 2013. Komputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas Terkalibrasi
NI DAQ BNC-2110. Universitas Lampung. Bandar Lampung. [Internet]. [Diunduh 16
Desember 2014]. Tersedia pada: http://staff.unila.ac.id/junaidi/files/2013/02/jurnaljunaidi.pdf
Said Attamimi. 2008. Rangkaian Pembagi Tegangan dan Pembagi Arus. Universitas Maritim.
[Internet]. [Diunduh 16 Desember 2014]. Tersedia pada: http://jurnal.umrah.ac.id/wpcontent/uploads/2013/07/Armanto-Pardamaian-Simanjuntak-090120201009.pdf
Sutrisno. 1985. Elektronika Teori dan Penerapannya. Penerbit ITB. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai