Anda di halaman 1dari 15

BAB I

HUKUM DASAR LISTRIK

I.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Mampu menguasai penggunaan komponen dasar alat listrik,
pembacaan alat ukur dan membuat rangkaian percobaan.
2. Membuktikan hubungan antara tegangan, arus dan tahanan pada
rangkaian tahanan seri, paralel, dan rangkaian kombinasi dengan
menggunakan Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff.

I.2 TEORI DASAR


Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang
saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai
satu lintasan tertutup. Arus adalah muatan yang mengalir per detik. Selama
muatan tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan
tersebut diam maka arus pun akan hilang. Tegangan adalah kerja yang
dilakukan untuk menggerakkan satu muatan (sebesar satu Coulomb) pada
elemen atau komponen dari satu terminal/ kutub ke terminal/ kutub lainnya.
(Mohamad Ramdhani, 2005)

Fisikawan Jerman, George Simon Ohm yang pada tahun 1827


mempublikasikan sebuah pamflet yang memaparkan hasil-hasil dari
usahanya untuk mengukur arus dan tegangan serta hubungan matematika
diantara keduanya. Salah satu hasil yang diperolehnya adalah pernyataan
tentang relasi fundamental yang saat ini disebut sebagai Hukum Ohm.
(William H. Hayt, dkk, 2005)

Jika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran dilewati oleh sebuah
arus maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda
potensial. Hukum Ohm menyatakan bahwa “Tegangan melintasi berbagai
jenis bahan penghantar adalah berbanding lurus dengan arus yang mengalir
melalui bahan tersebut.” Secara matematis : 𝑉 = 𝐼. 𝑅 (Mohamad Ramdhani,
2005)

Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik
yang mengalir melalui suatu rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi,
resistor berguna untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada nilai tertentu
dengan tujuan agar komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi
dengan baik. (Daryanto, 2016)

Hukum Kirchoff adalah hukum yang dibuat oleh seorang professor di


Jerman yang bernama Gustav Robert Kirchoff. Hukum Kirchoff dibagi 2,
yaitu Hukum Kirchoff I dan Hukum Kirchoff II. Hukum Kirchoff I disebut
sebagai Hukum Arus Kirchoff (Kirchoff’s Current Law) sedangkan Hukum
Kirchoff II disebut sebagai Hukum Tegangan Kirchoff (Kirchoff’s Voltage
Law). (William H. Hayt, dkk, 2005)

Hukum Kirchoff I menyatakan bahwa “Jumlah arus yang memasuki suatu


percabangan atau node atau simpul sama dengan arus yang meninggalkan
percabangan atau node atau simpul, dengan kata lain jumlah aljabar semua
arus yang memasuki sebuah percabangan atau node atau simpul sama
dengan nol.” Secara matematis:
Σ Arus pada satu titik percabangan = 0
Σ Imasuk = Σ Ikeluar

Hukum Kirchhoff I merupakan pernyataan prinsip konservasi muatan.


Jumlah elektron per detik yang masuk dan yang keluar haruslah sama, di
titik manapun dalam rangkaian. Oleh karena itu jumlah arus di suatu simpul
harus nol. Jika tidak, akan terjadi penumpukan muatan di simpul tersebut
yang menurut hukum Coulomb akan terjadi “ledakan muatan”; tetapi hal
demikian tidak pernah terjadi.
Hukum Kirchoff II menyatakan bahwa “Jumlah tegangan pada

suatu lintasan tertutup sama dengan nol, atau penjumlahan


tegangan pada masing-masing komponen penyusunnya yang

membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai sama dengan nol.”


Secara matematis: ∑V=0

Dua elemen dikatakan terhubung seri jika keduanya hanya mempunyai satu
simpul bersama dan tidak ada elemen lain yang terhubung pada simpul itu
dan penerapan Hukum Kirchoff I akan memperlihatkan bahwa arus yang
mengalir di kedua elemen itu sama. Dua elemen dikatakan terhubung paralel
jika keduanya terhubung pada dua simpul yang sama dan dengan
menerapkan Hukum Kirchoff II pada loop yang dibentuk oleh dua elemen
itu akan terlihat bahwa tegangan pada elemen-elemen itu harus sama.
Hubungan paralel maupun seri tidak terbatas hanya dua elemen.
(Sudaryatno Sudirham, 2012)

Dalam menyelesaikan persoalan di dalam loop perhatikan hal-hal berikut:


“Kuat arus bertanda positif jika searah dengan loop dan bertanda negatif jika
berlawanan dengan arah loop. GGL bertanda positif jika kutub positifnya
lebih dulu dijumpai loop dan sebaliknya GGL negatif jika kutub negatif
lebih dulu dijumpai loop.” (Daryanto, 2016)
I.3 PRAKTIK
I.3.1 Alat dan Komponen yang Digunakan
1. Sumber Tegangan DC
2. Resistor
3. Multimeter
4. Breadboard
5. Kabel Penghubung (Jumper)
6. Laptop dengan Electronic Workbench

I.3.2 Gambar Rangkaian Percobaan


I.3.2.1 Rangkaian Tahanan Seri

I.3.2.2 Rangkaian Tahanan Paralel

I.3.2.3 Rangkaian Tahanan Seri Paralel


I.3.3 Prosedur Percobaan
I.3.3.1 Rangkaian Seri
1. Mengkalibrasi multimeter.
2. Memilih R1-R5 dengan resistansi yang berbeda-beda.
3. Merangkai tahanan seperti pada gambar rangkaian percobaan.
4. Mencatu rangkaian dengan suplai tegangan DC sebesar …… volt.
5. Mencatat besar arus total yang mengalir dalam rangkaian sesuai
penunjukkan amperemeter.
6. Mencatat besar tegangan pada tiap-tiap resistor sesuai dengan
penunjukkan voltmeter.

I.3.3.2 Rangkaian Paralel


1. Mengkalibrasi multimeter
2. Memilih R1-R5 dengan resistansi yang berbeda-beda .
3. Merangkai tahanan seperti pada gambar rangkaian percobaan .
4. Mencatu rangkaian dengan suplai tegangan DC sebesar …… volt.
5. Mencatat besar arus pada masing-masing tahanan sesuai penunjukkan
amperemeter.
6. Mencatat besar arus total yang mengalir pada rangkaian sesuai dengan
penunjukkan amperemeter.

I.3.3.3 Rangkaian Seri Paralel


1. Mengkalibrasi multimeter.
2. Memilih R1-R5 dengan resistansi yang berbeda-beda.
3. Merangkai tahanan seperti pada gambar rangkaian percobaan.
4. Mencatu rangkaian dengan suplay tegangan DC sebesar …… volt.
5. Mencatat besar arus pada masing-masing tahanan sesuai penunjukkan
amperemeter.
6. Mencatat besar arus total yang mengalir pada rangkaian sesuai dengan
penunjukkan amperemeter.
7. Mencatat besarnya tegangan pada masing-masing tahanan sesuai
dengan penunjukkan voltmeter.
I.4 HASIL PENGAMATAN
I.4.1 Penggunaan Resistor

Resistor Warna Resistor Resistansi

I.4.2 Rangkaian Seri


Tegangan Sumber :
Arus Total :

Nilai
Resistor
Resistansi Terukur (Ω) Arus (A) Tegangan (V)
1

I.4.3 Rangkaian Paralel


Tegangan Sumber :
Arus Total :

Nilai
Resistor
Resistansi Terukur (Ω) Arus (A) Tegangan (V)
1

5
I.4.4 Rangkaian Seri Paralel
Tegangan Sumber :
Arus Total :

Nilai
Resistor
Resistansi Terukur (Ω) Arus (A) Tegangan (V)
1

5
I.5 ANALISIS HASIL PENGAMATAN
I.5.1 Analisis Secara Teori
I.5.2 Analisis Berdasarkan Software

• Rangkaian Seri (Besar Tegangan pada Setiap Tahanan)

• Rangkaian Paralel (Besar Arus pada Setiap Tahanan)

• Rangkaian Seri Paralel (Besar Arus dan Tegangan pada Setiap Tahanan)
I.5.3 Presentase Kesalahan
I.5.4 Pembahasan

KOORDINATOR PRAKTIKUM
ASISTEN PEMERIKSA
RANGKAIAN LISTRIK

Ayu Indryani
D041191093
I.6 KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2016. Konsep Dasar Teknik Elektronika Kelistrikan. Bandung: Alfabeta.

Hayt, William, dkk. 2005. Rangkaian Listrik. Edisi Keenam. Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Ramdhani, Mohamad. 2005. Rangkaian Listrik (Revisi). Bandung: Sekolah Tinggi


Teknologi Telkom.

Sudirham, Sudaryatno. 2012. Analisis Rangkaian Listrik Jilid 1 (Analisis di


Kawasan Waktu dan Kawasan Fasor). Bandung: Darpublic
DATA SEMENTARA

Nama :
NIM :
Kelompok :
Tanggal :
Percobaan : Hukum Dasar Listrik

Asisten

_____________________

Anda mungkin juga menyukai