Anda di halaman 1dari 8

MODUL III

TEOREMA LISTRIK

Praktikan : Kelompok 20
Asisten : Lalu Ibnu Tajuddin Fqih (F1B020059)
Tanggal : 19 Maret 2023

FBS2231-Praktikum Rangkaian Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Berisi tiga hal. Pertama berisi percobaan-percobaan yang akan
dilakukan dan nama teori atau hukum yang akan diuji dalam
percobaan tsb. Kedua berisi hasil umum percobaan-percobaan yang
telah dilakukan. Hal ketiga ringkasan umum hasil analisis data
percobaan hubungannya dengan teori atau hukum yang diuji.
(Maksimal 150 kata, font 10 times new roman - italic)

Kata kunci: berisi maks. tiga kata kunci (font 10 times new roman –
italic - bolt )

1. PENDAHULUAN terpisah yang tidak saling tergantung


Tujuan percobaan modul oleh masing-masing sumber.
praktikum rangkaian listrik ini (Sebuah jaringan dengan dua sumber :
memiliki tujuan utama yaitu untuk jika arus yang dihasilkan oleh salah satu
mengetahui serta menerapkan sumber memiliki arah tertentu,
teorema-teorema yang berlaku sedangkan yang dihasilkan oleh sumber
pada suatu rangkaian listrik. Pada yang lain berlawanan arah yang melalui
percobaan modul III praktikum tahanan yang sama, maka arus yang
rangkaian listrik memiliki tiga dihasilkan adalah perbedaan arus di
tujuan, antara lain : antara keduanya dan memiliki arah
2. DASAR TEORI mengikuti yang lebih besar. Jika arus
2.1 Teorema Superposisi yang dihasilkan memiliki arah yang
Teorema superposisi untuk sirkuit sama, maka arus yang dihasilkan adalah
elektronik menyatakan untuk sistem jumlah keduanya.)
linear bahwa respon dari (tegangan Prinsip Superposisi tidak dapat
atau Arus) dalam setiap cabang dari digunakan untuk perhitungan daya
tiap sirkuit linear memiliki lebih dari karena daya yang hilang dalam sebuah
satu sumber independen (independen sumber tahanan berubah-ubah
source) yang hasilnya sama dengan sebanding dengan kuadrat arus atau
jumlah aljabar dari respon yang tegangan (tidak linear). yang mengalir
disebabkan oleh sumber independen tiap cabang adalah merupakan harga
(independen source) itu sendiri, mutlaknya. (Hyat, William).
dimana semua sumber independen lain
diganti dengan impedansi internal itu
sendiri.
Arus yang melalui, atau tegangan
yang melintas sebuah elemen dalam
sebuah jaringan linear dua arah sama
dengan jumlah aljabar arus atau
tegangan yang dihasilkan secara
terpisah oleh masing-masing sumber.
Arus total yang melalui sembarang
bagian jaringan sama dengan jumlah
aljabar arus yang dihasilkan secara

MODUL III | Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021087


Gambar 3.1 Rangkaian dengan tiga Tegangan drop sebenarnya pada tiap
resistor dan dua sumber tegangan. resistor adalah:
ER1 =I₁. R₁
Sumber tegangan E1 aktif, sedang ER2 =I₂. R₂
sumber tegangan E2 dihubung singkat. ER3 =I3. R3
Pada saat ini, skema rangkaian dan
arah arusnya menjadi seperti gambar
dibawah ini 2.2 TEOREMA THEVENIN
Teorema Thevenin merupakan noda
satu teorema yang bermanfaat untuk
analisis sirkuit listrik. Teorema Thevenin
menunjukkan bahwa semuanya jaringan
listrik tertentu, kecuali beban, bisa
ditukar dengan sirkuit ekuivalen yang
hanya memuat sumber tegangan listrik
independen dengan sebuah resistor yang
terhubung secara seri, sedemikian hingga
hubungan selang arus listrik dan
tegangan pada beban tidak berubah.
Gambar 3.2 Rangkaian sumber Sirkuit baru hasil dari aplikasi teorema
tegangan sebelah kanan dimatikan Thevenin disebut dengan sirkuit
(hubung singkat). ekuivalen Thevenin (Hyat, William)
pada skema rangkaian diatas
diperoleh :
RT=R₁+ [(R₂x R3 )/
(R₂+R3) ]
sehingga:
I₁'=E₁/RT
1₂'=I₁'[R3/(R₂+R3 )]
13'=I₁'[ (R₂ /( R₂ +R3 )]
Sumber tegangan E₂ aktif,sedang sumber
tegangan E₁ dihubung singkat. Pada saat Gambar 3.4 Ilustrasi sirkuit ekuivalen
ini, skema rangkaian dan arah arusnya Thevenin.
adalah sebagai berikut. Dipilihkan sebuah jaringan listrik
seperti pada gambar dan segi dalam
kotak hitam yang akan dicari sirkuit
ekuivalennya; nilai sumber tegangan VTh
pada sirkuit ekuivalen Thevenin
didapatkan dengan melepaskan resistor
beban di selang terminal A dan B lalu
dihitung agung tegangan sirkuit buka di
selang kedua terminal tersebut.
Sedangkan nilai resistor pengganti RTh
bisa dihitung dengan mematikan semua
Gambar 3.3 Rangkaian sumber sebelah sumber tegangan dan arus lalu dihitung
kiri dimatikan (hubung singkat) nilai ekuivalen resistansi di selang
Dari skema rangkaian diatas diperoleh : terminal A dan B. (Purnomo, Hery).
RT : R2 + [ (R1xR3) / (R1+R3)] Metode untuk mendapatkan Rangkaian
Sehingga : Pengganti Thevenin
I1’’ = I2’’[R3/(R1+R3)] 1. Sumber bebas dan resistor
I2’’ = E2/RT a. Cari Rth dengan menonaktifkan semua
I3’’ = I2’’ [R1/(R1+R3)] sumber, ganti sumber arus dengan
Kuat arus listrik sebenarnya yang engali hubung terbuka dan sumber tegangan
melalui tiap resistor adalah : dengan hubung singkat, dan dilihat dari
I₁ =I₁'-I₁” terminal ab
I₂ =12²-12” b. Cari VOC, yaitu tegangan pada
I3 =13'+ 13" terminal ab saat terminal ab hubung
terbuka (dengan semua sumber aktif)

MODUL III | Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021087


2. Sumber bebas dan Sumber tak bebas " V
dan resistor 4 Kabel Jumper (Kecil) 15
Cari VOC, yaitu tegangan pada 5 Resistor 390 Ω 1
terminal ab saat terminal ab hubung
6 Resistor 3300 Ω 2
terbuka
a. 7 Resistor 1200 Ω 1
b. Cari Isc, yaitu arus hubung singkat 8 Resistor 470 Ω 1
yang mengalir pada terminal ab saat 9 Resistor 330 Ω 1
terminal ab dihubung singkat 10 Resistor 1 kΩ 1
c. Rth = Voc/Isc
3. Sumber tak bebas, dan resistor (tidak
ada sumber bebas)
a. Tentukan VOC = 0
b. Hubungkan sumber arus 1 A pada
terminal a-b dan tentukan Vab
c. Rth = Vab/ 1

2.3 TEOREMA NORTHON 3.2 Teorema Superposisi


Teorema Norton adalah salah satu - Gambar rangkaian
teorema yang berguna untuk analisis
sirkuit listrik.Teorema Norton
menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan
listrik tertentu,kecuali beban, dapat
diganti dengan sirkuit ekuivalen yang
hanya mengandung sumber arus listrik
independen dengan sebuah resistor yang
terhubung secara paralel,sedemikian
hingga hubungan antara arus listrik dan
tegangan pada beban tidak berubah.
Sirkuit baru hasil dari aplikasi teorema Gambar 1 Rangkaian Percobaan I
Norton disebut dengan sirkuit ekuivalen
Norton. Teorema ini dinamakan sesuai
dengan penemunya,seorang insinyur yang
pernah bekerja pada Bell Telephone
Laboratories, yang bernama E.L.
Northon. (Gussow Milton).

Gambar 3.2 Rangkaian sederhana percobaan


teorema superposisi.

Gambar 3.5 Ekivalen Northon IN’ dan


RN paralel

3. METODOLOGI
3.1 Spesifikasi Alat dan Komponen Gambar 3.3 Rangkaian sederhana percobaan
No. Alat Dan Bahan Jumlah teorema superposisi.
1 Bread Board 1
2 Digital atau Analog
Multimeter 2
(Ohm-meter, Voltmeter,
Ampermeter)
3 Power Supply DC 5 V dan 15 1

MODUL III | Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021087


3 - - - R3 2200 2,191

Tabel 4.2 Hasil pengukuran nilai arus dan


tegangan saat V1 ON dan V2 OFF.
No Tahanan Tegangan (V) Arus (mA)
1 R1 2.52 3.12
Gambar 3.4 Rangkaian sederhana percobaan 2 R2 2.38 2.03
teorema superposisi. 3 R3 2.3 1.0

Tabel 4.3 Hasil pengukuran nilai arus dan


tegangan saat V2 ON dan V1 OFF.
No Tahanan Tegangan (V) Arus (mA)
1 R1 2.63 3.28
2 R2 2.63 2.24
3 R3 12 5.24

Gambar 3.5Rangkaian sederhana percobaan Tabel.4.4 Hasil pengukuran nilai arus dan
teorema superposisi. tegangan saat V1 dan V2 ON.
No Tahanan Tegangan (V) Arus (mA)
- Langkah percobaan 1 R1 11.7 0.14
(contoh model proses) 2 R2 5.02 4.29
3 R3 9.7 4.44
Merangkai sesuai gbr 1
Input sumber DC 4 Volt 4.1.2 Analisa
I
a. Menghitung nilai arus dan tegangan saat V1
Mengukur I , V
ON dan V2 OFF
II Mengukur R ukur
Mencatat hasil percobaan I, V R1 R3
III 807 Ohm 2191 Ohm
Menggambar hasil

V1
R2
3.3 Percobaan II Rangkaian Paralel 4.92 V
1174 Ohm

- Gambar rangkaian
- Langkah percobaan
Gambar 4.1 Rangkaian DC dengan V1 ON.

 Mencari nilai I1 dan I2


Merangkai Setting V suplay Ukur I dan V Loop 1 :
- V1 + I1 . R1 + (I1 – I2) . R2 =0
-4.92 + I1 . 807 + (I1 – I2) . 1174 = 0
-4.92 + 807 I1 + 1174 I1 – 1174 I2 = 0
1981I1 – 1174 I2 =4.92
Analisis Mencatat Loop 2 :
(I2 – I1) .R2 + I2 .R3 =0
(I2 – I1) . 1174 + I2 . 2191 =0
(font 8 times new roman) 1174I2 – 1174I1 + 2191I2 =0
– 1174 I1 + 3365I2 =0
4. HASIL DAN ANALISIS
 Mencari nilai I1dengan menggunakan
4.1 Teorema Superposisi
matriks determinan
4.1.1 Hasil dan Perhitungan
Tabel 4.1 Hasil pengukuran nilai tegangan
dan tahanan terukur.
I1 =
[ 4.92
0 3365 ]
-1 1 74

[ 1981
-1174 3365 ]
No Tegangan Vbaca Vukur Tahanan Rbaca Rukur
1 V1 5 V 4.92 R1 820 Ω 8.07 -1174
2 V2 15 V 14.75 R2 1200 1,174

MODUL III | Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021087
16555.8
=
5287789
= 3.13 mA
Perhitungan data selanjutnya dapat dilihat
Substitusikan nilai I1 ke pers (2)
pada tabel berikut :
– 1174 I1 + 3365I2 =0
Tabel 4.5 Hasil perhitungan arus saat V 1 ON
– 1174 (3.13 10-3 ) + 3365I2 =0
dan V2 OFF.
– 3.67462I1 + 3365I2 =0
I2 = R Arus
(Ω) Hitung Ukur Error
3.67462 (mA) (mA) (%)
3365 807 3.13 3.12 0.32
I2 = 1.09 mA 1174 2.04 2.03 0.49
 Mencari IR1 ,IR2 dan IR3 2191 1.09 1.0 8.26
Didapatkan : Pada tabel 4.5 dapat dianalisa bahwa
I1 = 3.13 mA nilai tahanan yang diberikan semakin besar,
I2 = 1.09 mA maka nilai arus yang dihasilkan semakin kecil.
Maka : Hal ini disebabkan karena nilai arus berbanding
IR1’ = I1 terbalik dengan nilai tahanan, dimana sesuai
= 3.13 mA dengan persamaan :
IR2’ = I1- I2 V
= 3.13 – 1.09 I=
R
= 2.04 mA Untuk nilai persentase error yang
IR3’ = I2 didapatkan pada data pertama dengan
= 1.09 mA memasukkan I hitung sebesar 3,12 mA dan I
 Mencari VR1 ,VR2 dan VR3 ukur sebesar 3,13 mA ke dalam persamaan:
VR1 = I1. R1

|II hitung |× 100 %


= 3.13 x 10-3.807
= 2.52 V
- I ukur
% Error I =
VR2 = (I1 – I2) . R2 hitung
=2.04 x 10-3. 1174
= 2.39 V
Tabel 4.6 Hasil perhitungan tegangan saat V1
VR3 = I2 . R3
ON dan V2 OFF.
= 1.09 x 10-3 . 2191
R Tegangan
= 2.38 V
(Ω) Hitung Ukur Error
 Menghitung nilai persentase error arus (mA) (mA) (%)
dan tegangan 807 2.52 2.52 0
 Arus 1174 2.39 2.38 0.41
% Error IR1 = 2191 2.38 2.3 3.36

|II hitung |× 100 %


Pada tabel 4.6 dapat dianalisa bahwa
- I ukur semakin bertambahnya nilai tahanan yang
hitung diberikan maka nilai tegangan akan berkurang.
Hal ini dikarenakan alat ukur yang digunakan
= kurang presisi, karena tidak sesuai dengan

|3.133.13- 3.12 |× 100 % persamaan :


V =I × R
= 0.32% Untuk nilai persentase error yang
 Tegangan didapatkan pada data pertama dengan

|Vhitung-Vukur |×100 %
memasukkan V hitung sebesar 2,52 V dan V
%error = ukur sebesar 2,52 V ke dalam persamaan
Vhitung
¿|
2.52 - 2 .52
2.52 |×100 % %error = |Vhitung-Vukur
Vhitung |×100 %
¿0%

MODUL III | Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021087


= 2.25 mA
IR3’’ = I1
= 5.52 mA
 Mencari VR1 ,VR2 dan VR3
VR1 = I2. R1
b. Menghitung nilai arus dan tegangan saat V1 = 3.27 x 10-3.807
OFF dan V2 ON F = 2.63 V
R1 R3 VR2 = (I1 – I2) . R2
807 Ohm 2191 Ohm
= 2.25 x 10-3. 1174
= 2.64 V
VR3 = I2 . R3
R2 V2 = 3.27 x 10-3 . 2191
1174 Ohm 14.75
= 7.16 V
 Menghitung nilai persentase error arus
dan tegangan
 Arus
Gambar 4.2 Rangkaian DC dengan V2 ON. % Error IR1 =
 Mencari nilai I1 dan I2
Loop 1 :
- V2 + I1 . R3 + (I1 – I2) . R2
-14.75+ I1.2191 + (I1 – I2).1174
=0
=0
|II hitung
hitung
- I ukur
|× 100 %
-14.75+2191 I1+1174 I1–1174 I2 =0 =

| |
3365I1 – 1174 I2 =14.75
3.27−3.28
Loop 2 : ×100 %
I2 .R1+ (I2 – I1) .R2 =0 3.27
I2 . 807+ (I2 – I1) . 1174 =0 = 0.30%
80712 – 1174I1 + 1174I2 =0  Tegangan
– 1174 I1 + 1981I2

 Mencari nilai I1 dengan menggunakan


=0
%error = |Vhitung-Vukur
Vhitung |×100 %
¿| |×100 %
matriks determinan 2.63 - 2.63

I1 =
[ 14.75
0 1981 ]
-1 1 74 2.63
¿0%
Perhitungan data selanjutnya dapat dilihat
[ 3365
-1174 1981 ]
-1174 pada tabelberikut :
Tabel 4.7 Hasil perhitungan arus saat V2 ON
29219.75 dan V1 OFF.
= R Arus
5287789 (Ω) Hitung Ukur Error
= 5.52 mA (mA) (mA) (%)
Substitusikan nilai I1 ke pers (2) 807 3.27 3.28 0.30
– 1174 I1 + 1981I2 =0 1174 2.25 2.24 0.44
– 1174 (5.52 .10-3 ) + 1981I2 = 0 2191 5.52 5.24 0.36
– 6.48 + 1981I2 =0 Tabel 4.7 dapat dianalisa bahwa nilai
6.48 arus bersifat fluktuaktif . Hal ini dapat dihitung
I2 = dengan hukum ohm, dengan persamaan
1981
I2 =3.27 mA
V
I=
 Mencari IR1 ,IR2 dan IR3 R
Didapatkan : Sementara persamaan error yang
I1 = 5.52 mA dihasilkan diperoleh dari selisih antara nilai
I2 = 3.27 mA hitung dengan nilai ukur yang terbaca yang
Maka : dibagi dengan nilai hitungnya.
IR1’’ = I2
= 3.27 mA Tabel 4.8 Hasil perhitungan tegangan saat V2
IR2’’ = I1- I2 ON dan V1 OFF.
= 5.52 – 3.27 R Tegangan

MODUL III | Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021087


(Ω) Hitung Ukur Error = 6.61 x 10-3 . 2191
(Volt) (Volt) (%) = 14.48 V
807 2.63 2.63 0  Menghitung nilai persentase error arus dan
1174 2.64 2.63 0.37
2191 7.16 12 67.59
tegangan
 Arus
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dianalisa
bahwa nilai tegangan ukur untuk resistor 801
dan 1158 ohm sama besar dikarenakan resistor
% Error IR1 = |II hitung
hitung
-I ukur
| x

100%

|6.38−0,14
6.38 |
tersebut terhubung paralel. Untuk nilai
tegangan hitung dapat dihitung dengan = x 100 %
persamaan :
V=IxR = 97 %
Untuk persamaan error yang dihasilkan  Tegangan
diperoleh dari selisih antara nilai hitung dengan
nilai ukur yang terbaca yang dibagi dengannilai
hitungnya.
% Error VR1 =|Vhitung-Vukur
Vhitung | x

100%
c. Menghitung nilai arus dan tegangan saat
V1ON dan V2 ON
= |5.16−11.7
5.16 |
x 100 %

R1 R3 = 126 %
807 Ohm 2140 Ohm

Tabel 4.9 Hasil perhitungan arus saat kedua


V1 R2 V2 sumber ON.
4.92 V 1158 Ohm 14.75V
R Arus
(Ω) Hitung Ukur Error
(mA) (mA) (%)
807 6.38 0.14 97
Gambar 4.3 Rangkaian DC dengan kedua sumber 1174 4.29 4.29 0
ON.. 2191 6.61 4.44 32.82
Mencari nilai arus dan tegangan masing-masing Berdasarkan tabel 4.9 dapat dianalisa
resistor bahwa nilai arus bersifat fluktuatif hal ini
 Mencari IR1 ,IR2 dan IR3 dikarenakan besarnya nilai arus dipengaruhi
Didapatkan : oleh variabel dan parameter yang ada pada
Maka : rangkaian.
Untuk nilai persentase error yang
IR1 = IR1’ + IR1’’ didapatkan pada data pertama dengan
= 3.13 + 3.27 memasukkan I hitung sebesar 6.38 mA dan I
= 6.38 mA ukur sebesar 0.14 mA ke dalam persamaan:
IR2 = IR2’ + IR2’’

|II hitung |× 100 %


= 2.04+ 2.25
- I ukur
= 4.29 mA % Error I =
R Tegangan hitung
(Ω) Hitung Ukur Error
(Volt) (Volt) (%)
807 5.16 11.7 126 Tabel 4.10 Hasil perhitungan tegangan saat
1174 5.04 5.02 0.39 kedua sumber ON.
2191 14.48 9.7 149
IR3
= IR3’ + IR3’’
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dianalisa
= 1.09 + 5.52
bahwa nilai tegangan bersifat fluktuatif dengan
= 6.61 mA
semakin meningkatnya nilai tahanan hal ini
 Mencari VR1 ,VR2 dan VR3
dikarenakan alat ukur yang digunakan kurang
VR1 = IR1. R1
presisi dan tidak sesuai dengan persamaan :
= 6.38 x 10-3 . 807
V=IxR
= 5.16 V
Untuk nilai persentase error yang
VR2 = IR2 . R2
didapatkan pada data pertama dengan
= 4.29 x 10-3 . 1174
memasukkan V hitung sebesar 2,52 V dan V
= 5.04 V
ukur sebesar 2,52 V ke dalam persamaan
VR3 = IR3 . R3
MODUL III | Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021087
%error = |Vhitung-Vukur
Vhitung
×100 % | 5. KESIMPULAN
Berisi kesimpulan menyeluruh dari hasil
analisis;

a. Penambahan R secara seri atau menambah


nilai R akan menyebabkan tahanan total …
b. Penambahan R secara parallel akan
memper ….
c.

DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Lab Listrik Dasar, Penuntun
Praktikum Rangkaian Listrik, Lab Listrik
Dasar FT UNRAM, 2017.
2. Hyat, William, Rangkaian Listrik I,
Erlangga, Jakarta, 2010.
3.

4.2 Teorema Thevenin


4.2.1 Hasil dan Perhitungan
Tabel 4.11 Hasil pengukuran nilai tahanan
ukur.
No Tahanan Rbaca Rukur
1 R1 390 Ω 355
2 R2 3300 Ω 1.253
3 R3 1200 Ω 921
4 R4 470 Ω 326
5 RL1 330 Ω 423
6 RL2 1 kΩ 987
7 RL3 3300 Ω 3270

Tabel 4.12. Hasil pengukuran arus dan


tegangan pada rangkaian.
No Tahanan RTH VTH IL VL
1 RL1 1081 4.1 2.92 0.95
2 RL2 1081 4.1 1.98 1.95
3 RL3 1081 4.1 0.99 3.07

4.2.2 Analisa
4.3 Teorema Norton
4.3.1 Hasil dan Perhitungan
Tabel 4.17Hasil pengukuran nilai tahanan
terukur.
No Tahanan Rbaca Rukur
1 R1 680 Ω 669
2 R2 2700 Ω 2.676
3 RL1 390 Ω 356
4 RL2 560 Ω 552
5 RL3 1200 Ω 1176
6 RL4 1800 Ω 1773

Tabel 4.18 Hasil pengukuran arus dan


tegangan pada rangkaian.
No Tahanan RN IN IL VL
1 RL1 535 1.74 0.90 0.38
2 RL2 535 1.74 0.84 0.49
3 RL3 535 1.74 0.52 0.91
4 RL4 535 1.74 0.39 0.83

4.3.2 Analisa
MODUL III | Praktikum Rangkaian Listrik 2023 / F1B021087

Anda mungkin juga menyukai