Anda di halaman 1dari 17

MODUL III

TEOREMA RANGKAIAN

Muhammad Irsal FajriEfendy (F1B019097)


Asisten : Muh. Salda Wintara (F1B117025)
Tanggal Percobaan : 22 April 2021

ES2232 – Praktikum Rangkaian Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Praktikum rangkaian litrik pada modul 3 berjudul Teorema Rangkaian, akan dilakukan 3
percobaan utama yaitu percobaan pertama untuk mengetahui dan mengenal Teorema
Superposisi yaitu arus atau tegangan yang melalui sebuah elemen dalam sebuah jaringan
linear dua arah yang memiliki beberapa sumber yang sama dengan jumlah aljabar arus dan
tegangan yang dihasilkan secara terpisah oleh masing-masing sumber. kemudian percobaan
dua mengetahui dan mengenal Teorema Thevenindan yaitu jaringan listrik dua arah linear
yang memiliki dua terminal (a-b) dapat diganti dengan sebuah rangkain setara yang berisi
sumber tegangan dan sebuah tahanan yang dipaang seri dengan sumber tersebut. percobaan
terakhir untuk mengetahui dan mengenal Teorema Norton yaitu jaringan dc linear dua arah
yang memiliki dua terminal dapat diganti dengan sebuah rangkain setara yang bersisi sebuah
sumber arus dan sebuah tehanan yang dipasang parallel dengan sumber arus.

Kata Kunci : Superposisi , Thevenin , Norton.


1. PENDAHULUAN 1.2 Teorema Thevenin
1.1 Teorema Superposisi Tujuan:
Tujuan : a. Untuk menentukan tegangan Thevenin
a. Untuk menentukan tegangan dan arus Setara (V) dan resistensi (R) dari sebuah
pada tiap resistor dari sebuah rangkaian dc rangkaian dc dengan sumber tegangan
yang memiliki lebih dari satu sumber. tunggal.
b. Untuk membuktikan teorema superposisi b. Untuk membuktikan eksperimen nilai V
dalam memecahkan suatu rangkaian dc dan R dalam memecahkan suatu
yang memiliki lebih dari satu sumber. rangkaian seri-paralel.

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


1.3 Teorema Norton Teorema ini menyatakan bahwa respon total
Tujuan : (berupa arus atau tegangan) pada suatu cabang
a. Untuk menentukan nilai-nilai sumber arus yang disebabkan oleh beberapa sumber yang
konstan Norton IN, resistansi Norton RN, bekerja bersama-sama, adalah sama dengan jumlah
dan IL dirangkaian dc yang terdiri dari respon masing-masing ketika tiap sumber tersebut
dua sumber tegangan. bekerja sendiri dengan sumber lainnya diganti oleh
b. Untuk menguji secara eksperimental resistansi dalamnya. Jadi bila pada suatu rangkaian
hubungan nilai-nilai R terhadap arus dan terdapat n buah sumber, maka akibat total berupa
tegangan dalam rangkaian yang arus atau tegangan pada suatu cabang dapat
mengandung dua sumber tegangan. dituliskan sebagai berikut :
at = a1 + a2 + … + an
2. DASAR TEORI
at = respon total
2.1 Teorema Rangkaian
Percobaan ini membahas penyelesaian a(1,2,…n)= respon ketika hanya satu sumber
persoalan yang muncul pada rangkaian listrik yang bekerja
dengan menggunakan suatu teorema tertentu,
dengan pengertian bahwa suatu persoalan Contoh :
rangkaian listrik bukan tidak dapat dipecahkan Carilah besar arus I pada gambar 2.1 dengan cara
dengan hukum-hukum dasar atau konsep dasar superposisi :
ataupun dengan bantuan suatu analisis tertentu,
tetapi pada bab ini dibahas bahwa penggunaan
teorema tertentu dalam menyelesaikan persoalan
yang muncul pada Rangkaian Listrik dapat
dilakukan dengan suatu teorema tertentu. Bahwa
nantinya pada implementasi penggunaan teorema Gambar 2.1 Rangkaian dengan dua resistor dan dua
tertentu akan diperlukan suatu bantuan konsep sumber tegangan.
dasar ataupun analisis rangkaian.
Ada beberapa teorema yang dibahas pada
percobaan ini , yaitu :
1. Teorema Superposisi
2. Teorema Thevenin
3. Teorema Norton

2.2 Teorema Superposisi

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


I 1 = I 1' − I 1" = 1,5 - 0,38 = 1,12 A
Penyelesaian :
I 2 = I 2' − I 2" = 0,75 - 0,94 = 0,19 A
1. Matikan sumber tegangan disebelah kanan, V =
0, Rangkaian dihubung singkat, sehingga I = I ' + I " = 0,75 + 0,56 = 1,31 A
rangkaian menjadi sbb :
2.3 Teorema Thevenin
Sebuah rangkaian yang mengandung elemen
pasif linier dan elemen aktif / sumber dapat diganti
dengan dengan rangkaian ekivalen yang berisi
sebuah sumber tegangan yang di hubung seri
dengan dan sebuah resistor.
Gambar 2.2 Rngkaian sumber tegangan sebelah kanan
dimatikan (hubung singkat). Sumber tegangan sebanding dengan beda
potensial diantara dua terminal yang terhubung
4//4 = 2 dengan rangkaian (VTH) sedangkan resistor seri
2 + 6 = 8 Ohm (RTH) sebanding dengan resistensi total dari
rangkaian ketika semua sumber dimatikan(Hyat,
12 Volt 4 4 William, 1972).
I1' = = 1,5 A, I ' = x1,5 A = 0.75, I 2' = x1,5 A = 0.75
8 8 8

2. Matikan sumber tegangan sebelah kiri dan cari


arus-arus yang mengalir pada cabang-cabang
dalam rangkaian.

Gambar2.4 Rangkaian ekivalen thevenin.

Gambar 2.3 Rangkaian sumber tegangan sebelah kiri


VTH dan RTH dicari dengan cara sbb:
dimatikan ( hubung singkat).
• Hitung tegangan output (VAB ) ketika rangkaian
dalam keadaan terbuka (tanpa rangkaia beban
6.4 24
6 // 4 = = = 2,4
6 + 4 10 RL) →VTH
2,4 + 4 = 6,4 Ohm
• (a) Matikan semua sumber (sumber tegangan
dihubung singkat dan sumber arus dihubung
6 Volt 6 4
I =
''
= 0,94 A I = 0,94.
''
= 0,56 A I = 0,94. = 0,38 A
''
1 terbuka).
6,4 
2
10 10

3. Jumlahkan arus yang didapat pada langkah 1 (b) Hitung resistensi total dalam rangkaian

dan langkah 2 secara aljabar: dilihat dari terminal AB →RTH.

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


Contoh:
Carilah tegangan VX dengan cara mencari VTH &

RTH untuk rangkaian sebelah kiri terminal A-B.

12  4 A

+
Gambar 2.7 Rangkaian setelah dilepas rangkaian
30 V +
_ 6 2 VX sebelah kanan a – b dan sumber
_
tegangan dihubung singkat.
• RTH
B

Gambar 2.5 Rangkaian dengan empat resistor dan satu RTH = 12 || 6 + 4 = 8


sumber tegangan.
Penyelesaian : • Setelah rangkaian ekivalen Thevenin didapat,
• Langkah pertama, lepaskan rangkaian laludihubungkan rangkaian beban (RL) untuk
disebelah kanan A-B. mencari VX .(bisa gunakan teknik pembagian
12  4 A tegangan).

RTH A
30 V +_ 6 •
8 +
• +
B
VTH _ 10 V 2 VX
_
Gambar 2.6 Rangkaian setelah dilepas rangkaian
B
sebelah kanan a – b. •
Gambar 2.8 Rangkaian ekivalen thevenin.
• Hitung tegangan pada terminal A-B untuk
2
mencari VTH. VX = 8+2 . 10 = 2 V

6
VAB =12+6x 30 2.4 Teorema Norton
Sebuah rangkaian yang mengandung elemen
*
Catatan : pasif linier dan elemen aktif / sumber dapat diganti
Tidak ada arus yang mengalir pada resistor 4  dengan dengan rangkaian ekivalen yang berisi
ketika terminal A-B terbuka, jadi tida ada sebuah sumber arus yang di hubung paralel dengan
tegangan pada resistor tersebut. dan sebuah resistor.
Sumber arus adalah arus pada dua terminal

• Hitung total resistor di sebelah kiri A-B dengan yang dihubung singkat (INo) sedangkan resistor

mematikan semua sumber A-B → RTH paralel (RNo) sebanding dengan resistensi total dari

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


rangkaian ketika semua sumber dimatikan(Hyat, 3. METODOLOGI
William, 1972). 3.1 Spesifikasi Alat dan Komponen
1. Bread Board 1
2. Digital atau Analog Multimeter 2
(Ohm-meter,Voltmeter, Ampermeter)
3. Power Supply DC 5 dan 12 V 1
4. Kabel Jumper (Kecil) 15
5. Resistor 1 KΩ 1
6. Resistor 390 Ω 1
7. Resistor 2200 Ω 1
Gambar 2.9 Rangkaian ekivalen norton. 8. Resistor 680 Ω 1
9. Resistor 1200 Ω 1
INo dan RNo dicari dengan langkah-langkahsbb : 10. Resistor 820 Ω 1
• Tentukan arus Norton (INo), yakni arus pada
terminal AB dengan, IAB, ketika beban Sebelum menggunakan alat-alat saat
dihubung singkat. INo. praktikum, lakukan pengecekan berfungsinya alat
• Cari Resistensi Norton RNo. dengan cara ;. ukur yang digunakan.
✓ Hitung tegangan output, VAB, ketika
Contoh: 3.2 Teorema Superposisi
Carilah RTH dengan mencari arus hubung singkat
Iss • Gambar Rangkaian
12  C 4 A
• •

30 V +
_ 6 ISS

• •
D B

Gambar 2.10 Rangkaian dengan tiga resistor dan satu


sumber tegangan.
Gambar 3.1 Rangkaian percobaan teorema
superposisi.
6 || 4 = 2.4, Rtot =10 + 2.4= 12.4
Itotal = 30/12.4
ISS= (6/(6+4))x 30/12.4 = 10/8
𝑉𝑇𝐻 10
RTH = = =8Ω
ISS 10/8

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


R1 I1 I3
• Langkah Percobaan
A A

I2 A
Sebelum mulai merangkai, nilai power
supply dan resistansi dari masing-masing
R2

R3
diukur.

Gambar 3.2 Rangkaian sederhana percobaan


Merangkai sesuai
Mengukur V dan I tiap
teorema superposisi. gambar 3.3.1, 3.3.2,
- tiap resistor
3.3.3, 3.3.4, 3.3.5

R1 I1 I3
A A

I2 A

R2 Mencatat hasil
+
V1 - percobaan
R3

Gambar 3.6 Diagram percobaan teorema superposisi.


Gambar 3.3 Rangkaian sederhana percobaan
teorema superposisi.
3.3 Teorema Thevenin

I1 I3 R3
A A • Gambar Rangkaian

I2 A

R2 +
R1 V2 -

Gambar 3.4 Rangkaian sederhana percobaan


teorema superposisi.
Gambar 3.7 Rangkaian sederhana percobaan
R1 I1 I3 R3 teorema thevenin.
A A

I2 A

R2 +
+ V2 -
V1
-

Gambar 3.5 Rangkaian sederhana percobaan


teorema superposisi.

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


• Langkah Percobaan 4. HASIL DAN ANALISIS

4.1 TEOREMA SUPERPOSISI


Merangkai sesuai Mengukur Vth, Rth , VL 3.1.1 Hasil dan Perhitungan
gambar 3.3.7 dan IL
Tabel 3.1 Hasil pengukuran nilai tegangan dan
tahanan dari gambar 3.7
Vbaca Vukur Tahana Rbaca Rukur
No V
(V) (V) n (Ω) (Ω)
1 V1 5 5 R1 1000 Ω 960 Ω
Mencatat hasil
percobaan 2 V2 12 11,95 R2 820 Ω 810 Ω
3 - - - R3 680 Ω 670 Ω

Gambar 3.8 Diagram percobaan teorema thevenin.


Tabel 3.2 Hasil pengukuran arus dan tegangan
saat V1 on dan V2 off
3.4 Teorema Norton
No Tahanan Tengangan (V) Arus (mA)
• Gambar Rangkaian
1 R1 1,83 2,24
2 R2 0,63 0,83
A F E
3 R3 0,63 1,03
+ +
V1 V2 RL
- -

Tabel 3.2 Hasil pengukuran arus dan tegangan


R1 R2
A saat V1 off dan V2 on
No Tahanan Tegangan (V) Arus (mA)
B C D
1 R1 1,94 1,54
Gambar 3.9 Rangkaian sederhana percobaan
2 R2 0,82 0,78
teorema norton.
3 R3 0,70 0,95
• Langkah Percobaan

Tabel 3.3 Hasil pengukuran arus dan tegangan


saat V1 dan V2 on
Merangkai sesuai Mengukur VN RN , VL
gambar 3.3.9 dan IL No Tahanan Tegangan (V) Arus (mA)
1 R1 2,2 1,83
2 R2 1,2 1,16
3 R3 1,1 1,06

Mencatat hasil
percobaan

Gambar 3.10 Diagram percobaan teorema norton.

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


Analisa Perhitungan I2 = -810(I1) + 1480(I2) = 0
= -810(3,7) + 1480(I2) = 0
2997
=
1480
= 2 mA
• Arus masing – masing resistor
• IR1 = I1
Gambar 3.22 Rangkaian DC saat V1 dan V2 off = 3,7 mA
Mencari nilai arus dan tegangan pada tiap-tiap • IR2 = I1 – I2
resistor =3–2
= 1 mA
Diketahui : R1 ukur = 960 Ω • IR3 = I2
R2 ukur = 810 Ω
= 2 mA
R3 ukur = 670 Ω
• Tegangan pada masing-masing resistor
V1 ukur = 5 V
• V1 = IR1 × R1
Ditanya : Nilai arus, tegangan dan persentase error
= 3,7 × 960
Penyelesaian :
= 3,552 V
• Nilai arus loop 1 dan loop 2
• V2 = IR2 × R2
• Loop 1
= 1 × 810
∑𝐼 = 0 = 0,81 V

-V1 + R1(I1) + R2(I1) – R3(I2) = 0 • V3 = IR3 × R3

-5 + 960(I1) + 810(I1) – 670(I2) = 0 = 2 × 670


1770(I1) – 670(I2) = 73,4 = 1,34 V

• Loop 2 • Persentase error arus :

R3(I2) + R2(I2) – R2(I1) = 0 IUkur − IHitung


%error IR1 = | | × 100%
IHitung
670(I2) + 810(I2) – 810(I1) = 0
2,24 − 3,7
-810(I1) + 1480(I2) = 0 =| | × 100%
2,24
• Maka dengan menggunakan determinan
= 65,2%
matriks :
• Persentase error tegangan
|5 1770| VUkur − VHitung
I1 = 0 1480
1770 −811 %error V1 = | | × 100%
| | VHitung
−810 1480
0,83 − 1
7400 =| | × 100%
= 0,83
1962900
= 3,7 mA = 20,4%

Substitusikan I1 ke persamaan 2

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


Tabel 3.4 Hasil pengukuran arus dan tegangan Mencari nilai arus dan tegangan pada tiap-tiap
saat V1 on dan V2 off resistor
R Arus (mA) Tegangan (V) Diketahui : R1 ukur = 960 Ω
(Ω) Ukur Hitung %Error Ukur Hitung %Error
R1 2,24 3,7 65,2% 1,83 3,55 48,8% R2 ukur = 810 Ω
R2 0,83 1,0 20,4% 0,63 0,81 22,2% R3 ukur = 670 Ω
R3 1,03 1,34 94,2% 0,63 1,34 52,9%
V1 ukur = 5 V
Ditanya : Nilai arus, tegangan dan persentase
Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisa
error
bahwa perbandingan nilai arus cukup besar dan
Penyelesaian :
nilai arus semakin kecil, hal ini karena nilai
• Nilai arus loop 1 dan loop 2
resistansi yang diberikan semakin besar sesuai
− Loop 1 :
dengan persamaan :
𝑉 ∑𝐼 = 0
𝐼=
𝑅
-V2 + R3(I1) + R2(I1-I2) = 0
Pada nilai tegangan ukur dan tegangan hitung
-11,9 + 1680(I1) + 810(I1-I2) =0
mempunyai selisih yang sangat besar, hal ini
-11,9 +1680(I1)+810(I1)–810(I2) = 0
dikarenakan selisih antara arus hitung dan arus
1490(I1) – 810(I2) = 11,9
ukur juga sangat besar.
− Loop 2 :
Nilai persentase error yang didapatkan juga
R1(I2) + R2(I2-I1) =0
sangat besar berdasarkan selisih antara arus dan
960(I2) + 810(I2-I1) =0
tegangan ukur dengan arus dan tegangan hitung.
960(I2) + 810(I2) – 810(I1) =0
Hal ini dikarenakan nilai dari tegangan baca dan
-810(I1) + 1770(I2) =0
tegangan ukur selisihnya cukup besar dan dapat
− Maka dengan menggunakan determinan
disebabkan oleh human error maupun kepresisian
matriks :
alat ukur.
11,9 −810
| |
I1 = 0 1770
Analisa Perhitungan 1440 −810
| |
−810 1770
21.151.500
=
1.981.200
= 10,6 mA
Substitusikan I1 ke persamaan 2 :
I2 = -810(I1) + 1770(I2) = 0
= -811(10,6) + 1770(I2) = 0
Gambar 3.23 Rangkaian DC saat V1 off dan V2 on 8.586
=
1.770
= 4,85 mA

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


• Arus masing-masing resistor Tabel 3.5 Hasil perhitungan arus dan tegangan
− IR3 = I1 saat V1 off dan V2 on
Arus (mA) Tegangan (V)
= 10,6 mA R (Ω)
Hitung Ukur %Error Hitung Ukur %Error
− IR2 = I1 – I2 R1 10,6 1,54 83,11% 10,1 1,94 60,2%

= 10,6 – 4,85 R2 4,85 0,78 86,4% 4,657 0,82 82,3%


R3 10,1 0,95 80,4% 3,249 0,70 78,4%
= 5,75 mA
− IR1 = I2 Berdasarkan table di atas dapat dianalisa
= 4,85 mA bahwa nilai arus pada R1 yang paling tinggi, hal
• Tegangan pada masing-masing resistor ini dikarenakan R2 dan R1 merupakan
− V3 = IR3 × R3 percabangan arus dari R3.
= 10,6 × 960 Pada nilai tegangan nilai tertinggi juga
= 10,1 V terdapat pada R3 karena nilai resistansi R3 yang
− V2 = IR2 × R2 paling besar. Hali ini sesuai dengan persamaan :
= 5,75 × 960 V=I*R
= 4,657 V Nilai tegangan pada R1 dan R2 berbeda yang
− V1 = IR1 × R1 seharusnya sama. Hal ini dapat disebabkan oleh
= 4,85 × 670 kurangnya kepresisian alat dan human error.
= 3,249 V Pada nilai persentase error arus jumlah yang
• Persentase error arus : didapatkan sangat besar karena selisih antara arus
IUkur − IHitung hitung dan arus ukur yang besar. Begitu juga
%error IR1 = | | × 100%
IHitung dengan persentase error tegangan. Hasil yang
1,54 − 10,6 didapatkan cukup besar dikarenakan selisih
=| | × 100%
10,6
tegangan hitung dan ukurnya cukup jauh. Hal ini
= 83,11%
disebabkan oleh kepresisian alat dan human error.
• Persentase error tegangan :
VUkur − VHitung
%error V1 = | | × 100% Analisa Perhitungan
VHitung
4,08 − 10,1
=| | × 100%
10,1
= 60,2 %

Gambar 3.24 Rangkaian DC dengan kedua sumber


On
Mencari nilai arus dan tegangan pada tiap-tiap
resistor
Diketahui : R1 ukur = 960 Ω

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


R2 ukur = 810 Ω = 3,16 mA
R3 ukur = 670 Ω − IR3 = I2
V1 ukur = 5 V = 3,84 mA
V2 ukur = 11,9 V • Tegangan pada masing-masing resistor
Ditanya : Nilai arus, tegangan dan persentase − V3 = IR3 × R3
error = 3,84 × 670
Penyelesaian : = 2,5728 V
• Nilai arus loop 1 dan loop 2 − V2 = IR2 × R2
− Loop 1 : = 3,16 × 810
-V1 + R1(I1) + R2(I1-I2) = 0 = 0,9796 V
-5+960(I1)+810(I1)-810(I2) =0 − V1 = IR1 × R1
1770(I1)-810(I2) = 5 = 7 × 960
− Loop 2 : = 6,72 V
-V2 + R1(I1) + R2(I1-I2) = 0 • Persentase error arus :
-11,9+960(I2)+810(I2)-810(I1)=0 IUkur − IHitung
%error IR1 = | | × 100%
-810(I1)+1480(I2) = 11,9 IHitung
− Maka dengan menggunakan determinan 1,83 − 7
=| | × 100%
matriks : 7

5 1770 = 73, 8%
| |
I1 =
11,9 −810 • Persentase error tegangan :
1770 −810
| | VUkur − VHitung
−810 1480 %error V1 = | | × 100%
13.751,5 VHitung
=
1963500 2,2 − 0,72
=| | × 100%
= 7 mA 0,72
= 20,5%

Substitusikan I1 ke persamaan 2 : Tabel 3.6 Hasil perhitungan arus dan tegangan

I2 = -810(I1) + 1480 (I2) = 11,95 saat V1 dan V2 on


Arus (mA) Tegangan (V)
= -810(7) + 1480(I2) = 11,95 R (Ω)
Hitung Ukur %Error Hitung Ukur %Error
11,96 + 5670 R1 7 1,83 73,8% 6,72 2,2 20,5%
=
1480 R2 3,16 1,16 63,2% 0,9796 1,2 22, 4%
R3 3,84 1,06 72,3% 2,5728 1,1 57,2%
= 3,84 mA
• Arus masing-masing resistor
Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisa
− IR1 = I1
bahwa ketika V1 dan V2 on dengan nilai R yang
= 7 mA
semakin besar maka nilai arus yang dihasilkan
− IR2 = I1 – I2
semakin menurun. Hal ini sesuai dengan
= 7 – 3,84
persamaan V = I*R.

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


Untuk nilai tegangan pada table diatas dapat
Pengukuran nilai Rth, Vth, IL, dan VL
dilihat bahwa semakin besar nilai R yang diberikan
Tabel 3.7 Hasil pengukuran arus dan tegangan
maka nilai tegangan yang dihasilkan semakin
pada rangkaian
menurun.
Rth Vth IL VL
Untuk nilai persentase error arus yang didapat No Tahanan
(Ω) (V) (mA) (V)
nilainya terlalu besar karena perbandingan nilai
1 RL1 920 4,33 2,12 2,92
arus ukur yang besar dengan nilai arus hitung yang
2 RL2 920 4,33 2,65 1,90
terlalu kecil, hal tersebut dapat terjadi karena
3 RL3 920 4,33 1,66 2,32
kurangnya ketelitian dalam mengukur maupun
human error. Nilai persentase error tegangan juga
• Memisahkan jaringan A dan jaringan B
terlalu besar, karena perbandingan nilai tegangan
ukur yang besar dengan nilai tegangan hitung yang
sangat kecil, hal ini dapat disebabkan oleh
kurangnya ketelitian dalam mengukur atau juga
human error.

4.2 TEOREMA THEVENIN Gambar 3.25 Gambar Rangkaian Thevenin


4.2.1 Hasil dan Perhitungan • Sumber tegangan bebas di-short circuit untuk
Pengukuran nilai tahanan ukur mencari nilai Rth
𝑅1 ∗ 𝑅4 𝑅2 ∗ 𝑅3
𝑅𝑡ℎ = +
Tabel 3.7 Hasil pengukuran nilai tahanan terukur 𝑅1 + 𝑅4 𝑅2 + 𝑅3
1000 ∗ 680 390 ∗ 820
No Tahanan Rbaca Rukur 𝑅𝑡ℎ = +
1000 + 680 390 + 820
1 R1 1 kΩ 980 Ω
Rth = 669 Ω
2 R2 390 Ω 382 Ω
• Sumber tegangan bebas diaktifkan kembali
3 R3 820 Ω 816 Ω
untuk menghitung Vth
4 R4 680 Ω 665 Ω
• Mencari tegangan pada titik B (VAB) :
5 RL1 1200 Ω 2654 Ω 𝑅1
𝑉𝐴𝐵 = . 𝑉𝑠
6 RL2 820 Ω 816 Ω 𝑅1 + 𝑅4
7 RL3 1000 Ω 980 Ω 1000
= . 12
1000 + 680
= 4,37 𝑉
• Mencari tegangan pada titik C (VAC) :
𝑅2
𝑉𝐴𝐶 = . 𝑉𝑠
𝑅2 + 𝑅3
390
= . 12
390 + 820
= 1,8 𝑉

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


• Mencari tegangan pada titik BC (VBC) : %error IL dengan data RL = 1200
VBC = VAB - VAC 𝐼𝐿 𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝐼𝐿 ℎ𝑖𝑡
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100%
= 4,37 – 1,8 𝐼𝐿 ℎ𝑖𝑡
2,12 − 3,9
= 2,57 V =| | 𝑥 100%
3,9
VBC = VTH
= 45%
• Perhitungan IL dengan data RL = 1200 Ω
Perhitungan %error VL dengan data RL =
1
𝐼𝐿 = . 𝑉𝑡ℎ 1200
𝑅𝑇𝐻 + 𝑅𝐿
𝑉𝐿 𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑉𝐿 ℎ𝑖𝑡
1 %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100%
= . 2,57 𝑉𝐿 ℎ𝑖𝑡
669 + 1200
2,52 − 1,73
= 3,9 𝑚𝐴 =| | 𝑥 100%
1,73
• Perhitungan VL dengan data RL = 1200 Ω
= 45%
𝑅𝐿
𝑉𝐿 = . 𝑉𝑡ℎ 4.2.2 Analisis Teorema Thevenin
𝑅𝐿 + 𝑅𝑡ℎ
1200 Tahanan dan Tegangan Thevenin
= . 2,7
1200 + 669 Tabel 3.8 Hasil pengukuran %error nilai tahanan
= 1,73 𝑉 ukur
• Membuat rangkaian ekivalen thevenin Rth ukur Rth hit Error
R
(Ω) (Ω) (%)
1200 920 669 37,5%
820 920 669 37,5%
1000 920 669 37,5%
Gambar 3.26 Rangkaian Ekivalen Thevenin
• Menghitung %error
Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisa
%error RTH
bahwa perbandingan antara Rth ukur dan Rth
𝑅𝑡ℎ 𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑅𝑡ℎ ℎ𝑖𝑡
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100% hitung cukup jauh. Hal itu dibuktikan dengan
𝑅𝑡ℎ ℎ𝑖𝑡
920 − 669 persentase error sebesar 37,5 %. Nilai Rth
=| | 𝑥 100%
669 memiliki nilai yang sama meski beban yang
= 37,5% digunakan berbeda karena kedua parameter
%error VTH tersebut merupakan hasil ekivalen dari rangkaian.
𝑉𝑡ℎ 𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑉𝑡ℎ ℎ𝑖𝑡
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100%
𝑉𝑡ℎ ℎ𝑖𝑡
4,33 − 2,7
=| | 𝑥 100%
2,7
= 60,370 %

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


Tabel 3.9 Hasil pengukuran %error nilai tegangan Tabel 3.11 Hasil perhitungan tegangan
ukur VL ukur VL hitung Error
R
Vth ukur Vth hit Error (V) (V) (%)
R
(V) (V) (%) 1200 2,92 1,73 45%
1200 4,33 2,57 60,3 820 1,90 2,8 7,1%
820 4,33 2,57 60,3 2200 2,32 4 7,5%
1000 4,33 2,57 60,3
Berdasarkan tabel hasil perhitungan tegangan
berdasarkan tabel di atas dapat dianalisa di atas dapat dianalisa bahwa nilai tegangan yang
bahwa selisih antara Vth ukur dengan Vth hitung didapatkan semakin besar seiring dengan
adalah sebesar 60 %. Nilai Vth untuk setiap beban bertambahnya beban, hal ini sesuai dengan
adalah sama, hal ini dikarenakan kedua parameter persamaan V = I*R dimana tegangan berbanding
tersebut adalah hasil ekivalen dari rangkaian. lurus dengan hambatan.
Untuk nilai persentase error yang diapatkan Pada persentase error nilai yang didapatkan
terbilang cukup besar nilainya. Error didapatkan relatif rendah karena perbandingan antara nilai VL
karena kurangnya presisi alat serta human error. ukur dan VL masih lebih dari 5%. Error dapat
disebabkan oleh kesalahan manusia atau tingkat
Tabel 3.10 Hasil perhitungan arus kepresisian alat ukur.
IL ukur IL hitung Error 4.3 TEOREMA NORTHON
R
(mA) (mA) (%) 4.3.1 Hasil dan Perhitungan
1200 2,12 3,9 45% Tabel 3.12 hasil pengukuran nilai tahanan
820 2,65 4,7 43% terukur
1000 1,66 1,7 2,3% No Tahanan Rbaca Rukur
1 R1 1 kΩ 980 Ω
Berdasarkan table hasil pengukuran aru di 2 R2 390 Ω 383 Ω
atas dapat dilihat bahwa semakin besar hambatan 3 RL1 680 Ω 2646 Ω
maka nilai arus yang didapatkan semakin kecil. 4 RL2 820 Ω 667 Ω
Hal ini berarti arus berbanding terbalik dengan 5 RL3 1200 Ω 1180 Ω
hambatan sesuai dengan persamaan I = V/R. 6 RL4 820 Ω 810 Ω
Persentase error yang didapatkan bervariasi
ada yang besar namun ada juga yang kecil yaitu 2
%. Nilai error dapat disebabkan oleh tingkat
kepresisian alat ukur dan dapat disebabkan oleh
human error.

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


Tabel 3.13 hasil pengukuran arus dan • Sumber tegangan bebas dipasang kembali,
tegangan pada rangkaian dan terminal a-b di-short circuit untuk
RN menentukan IN
IN IL VL
No Tahanan ukur
(mA) (mA) (V) 𝑉1 𝑉2
(Ω) 𝐼𝑁 = +
𝑅1 𝑅2
1 RL1 425,6 38 6,21 11,83
11,83 11,81
2 RL2 425,6 38 11,56 11,81 = +
980 381
3 RL3 425,6 38 7,94 11,93
= 0,043 𝐴
4 RL4 425,6 38 9,24 11,91
• Menghitung IL menggunakan rumus
pembagian arus
Perhitungan dan Analisa
𝑅𝑁
𝐼𝐿 = 𝐼𝑁 ( )
𝑅𝑁 + 𝑅
425,6
𝐼𝐿1 = ( ) ∗ 38
425,6 + 98
= 30,887 𝑚𝐴
Menghitung VL menggunakan hokum
ohm
Gambar 3.27 Rangkaian sederhana Norton VL1 = IL1 * RL1
= 6,21 * 980
• Memisahkan jaringan A dan jaringan B = 6,085 V
• Membuat rangkaian ekivalen northon

Gambar 3.28 Rangkaian lepas Norton Gambar 3.29 Rangkaian ekivalen Norton

• Sumber tegangan bebas di-short circuit • Menghitung %error


untuk mencari nilai RN - %error RN :
V1 = 11,83 𝑅𝑁 𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑅𝑁 ℎ𝑖𝑡
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100%
𝑅𝑁 ℎ𝑖𝑡
V2 = 11,81
425,6 − 275,3
Perhitungan : =| | 𝑥 100%
275,3
𝑅1 ∗ 𝑅2
𝑅𝑁 = = 54 %
𝑅1 + 𝑅2
980 ∗ 383 - %error IN :
= 𝐼𝑁 𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝐼𝑁 ℎ𝑖𝑡
980 + 383
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100%
= 275,3 Ω 𝐼𝑁 ℎ𝑖𝑡

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


38 − 43 ukur maupun hitung pada setiap beban
=| | 𝑥 100%
43 adalah sama meskipun beban berbeda. Hal
= 11,6%
ini disebabkan kedua parameter tersebut
- %error IN dengan data RL = 980 :
adalah hasil ekivalen dari rangkaian.
𝐼𝐿 𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝐼𝐿 ℎ𝑖𝑡
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100% Pada nilai persentase error yang
𝐼𝐿 ℎ𝑖𝑡
didapatkan cukup besar karena selisih kedua
6,21 − 30,887
=| | 𝑥 100% nilai arus cukup tinggi. Adanya persentase
30,887
= 79% error dikarenakan kurang presisinya alat
- %error VL dengan data RL = 980 : atau human error.
𝑉𝐿 𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑉𝐿 ℎ𝑖𝑡
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = | | 𝑥 100%
𝑉𝐿 ℎ𝑖𝑡 Tabel 3.16 Hasil perhitungan arus beban
11,3 − 6,085 IL ukur IL hit Error
=| | 𝑥 100% RL
6,085
(mA) (mA) (%)
= 85% 666 Ω 6,21 30,887 79
800 Ω 6,21 30,887 79
4.3.2 Analisis 1167 Ω 6,21 30,887 79
Tabel 3.14 Hasil perhitungan tahanan Tabel diatas menjelaskan bahwa nilai
Norton arus ukur dan hitung pada beban semakin
RN ukur RN hit Error mengecil seiring bertambahnya nilai RLoad
Tahanan
(Ω) (Ω) (%)
Hal ini sesuai dengan hokum Ohm yaitu
RL1 425,6 275,3 54
RL2 425,6 275,3 54
arus berbanding terbalik dengan beban.
RL3 425,6 275,3 54 Nilai persentase error juga semakin
menurun mengikuti nilai arus.
Tabel diatas menjelaskan bahwa
tahanan thevenin memiliki nilai ukur dan Tabel 3.17 Hasil perhitungan tegangan
hitung yang masing-masing sama saat nilai beban
Rload bervariasi. Hal ini juga menyebabkan VL ukur VL hit Error
RL
nilai persentase erronya sama, yakni 0,54. (V) (V) (%)

Tabel 3.15 Hasil perhitungan arus Norton 2464 Ω 11,3 6.085 85

IN ukur IN hit Error 667 Ω 11,3 1.087 85


R
(mA) (mA) (%) 1180 Ω 11,3 9.320 85
RL1 38 43 11,69
RL2 38 43 11,69
Tabel diatas menjelaskan bahwa nilai
RL3 38 43 11,69
tegangan ukur dan hitung pada beban
mengalami pertambahan seiring
Berdasarkan tabel perhitungan arus
bertambahnya nilai Rload, hal ini sesuai
Norton di atas dapat dilihat bahwa nilai IN
dengan persamaan hokum Ohm yaitu

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021


tegangan berbanding lurus dengan beban. tegangan di setiap titik/node ialah sama, dan
Nilai persentase error tegangan semakin nilai tahanan pada rangkaian seri lebih besar
menurun akibat dari kesalahan dalam nilainnya di bandingkan dengan nilai
pembacaan alat ukur yang kurang presisi. tahanan pada rangkaian paralel.

5. KESIMPULAN 5.3 Teorema Norton


5.1 Teorema Superposisi 1. Nilai IN dan RN untuk nilai resistor yang
1. Pada percobaan ini nilai arus dan tegangan berbebeda sama besar , hal ini saat
dari tiap-tiap resistor pada rangkain DC pengukuran maupun perhitungan nilai
lebih dari satu sumber bersifat fluktuaktif resistansi load diabaikan. Sedangkan nilai
karena dipengaruhi oleh variable dan IL dapat dihitung setelah resistor beban
parameter yang ada pada rangkaian. dihubungkan ke rangkaian ekivalen Norton
2. Untuk mencari nilai arus dan tegangan tiap- 2. Teorema Norton dapat digunakan untuk
tiap resistor pada suatu rangkaian listrik menganalisis suatu rangkaian DC dengan
dapat diselesaikan dengan menggunakan dua sumber dengan mengubah suatu
teorema superposisi apabila rangkaian rangkaian yang rumit menjadi rangkaian
tersebut linier (lebih dari satu sumber), yang sederhana
dimana pada percobaan ini rangkaian yang
dianalisis termasuk rangkaian yang linier. DAFTAR PUSTAKA
Hyat, William, 1972, Engineering Circuit
5.2 Teorema Thevenin Analysis, Mc Graw Hill., Singapore.
1. Berdasarkan data hasil percobaan pada Ramdhani , Mohamad . 2005 . Rangkaian
teorema Thevenin, dapat disimpulkan bahwa Listrik (Revisi) . Laboratorium Sistem
semakin besar nilai Rload ,maka nilai Elektronika . Jurusan Teknik Elektro .
Tegangan beban semakin besar, sedangkan Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung
nilai arus beban semakin kecil, sesuai Tim Lab Listrik Dasar. 2021 .Penuntun
dengan persamaan : Praktikum Rangkaian Listrik, Laboratorium
Listrik Dasar. FT UNRAM
V V
I= ;R=
R I

2. Berdasarkan eksperimen nilai V dan R


dalam rangkain seri-paralel, bahwa nilai
tegangan pada rangkaian seri mengalami
drop tegangan di masing-masing tahanan,
sedangkan pada rangkaian paralel, nilai

| Praktikum Rangkaian Listrik 2021

Anda mungkin juga menyukai