RANGKAIAN LISTRIK 1
PERCOBAAN 3 & PERCOBAAN 4
Disusun Oleh:
Kita sering menjumpai bahkan selalu berhubungan dengan listrik karena hampir
semua alat-alat elektronik yang kita gunakan menggunakan listrik sebagai
tenaganya. Contohnya lampu, bor listrik, mesin pompa dan sebagainya. Berbicara
mengenai listrik tentu tidak ketinggalan pula mengenai rangkaian yang ada
didalamnya.
Besar kecilnya nilai arus yang mengalir pada rangkaian pararel ini bergantung
terhadap besar kecilnya nilai hambatan yang dipakai, maka dari situlah di
percobaan 3 ini praktikan juga melakukan percobaan dengan mengukur arus pada
setiap beban atau hambatan pada rangkaian pararel ini menggunakan multimeter
analog yang telah disediakan oleh para asisten labolatorium dan mencatat setiap
hasil percobaan yang dilakukan oleh asisten labolatorium yang tertuang pada
video percobaan. Praktikan juga melakukan perhitungan nilai-nilai yang terdapat
pada modul percobaan 3 ini dan memahami kaidah operasi untuk rangkain pararel
ini.
1.2. Tujuan
Hukum Ohm merupakan hukum dasar yang menyatakan hubungan antara Arus
Listrik (I), Tegangan (V) dan Hambatan (R). Hukum Ohm berbunyi : “Besar arus
listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan
berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan
kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”. Secara Matematis,
Hukum Ohm dapatdirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah ini :
V=IxR (2.1)
I= (2.2)
R= (2.3)
Dimana:
V = Tegangan (V)
I = Arus (A)
Konsep dasar pembagi arus adalah menggunakan 2 buah resistor yang salah satu
kakinya dihubung menjadi satu ke sumber arus dan kedua kaki yang lain
dihubungkan ke beban yang berbeda. Aturan Pembagi Arus untuk Rangkaian
Paralel :
1. Dua elemen sejajar yang harganya sama, maka arus akan dibagi sama besar.
2. Elemen sejajar dengan harga yang berbeda, semakin kecil hambatan maka
akan semakin besar arus masukan yang lewat.
Jika sebelumnya kita selalu membicarakan mengenai muatan yang diam relatif,
maka dalam pembahasan listrik dinamis, kita akan selalu membicarakan muatan
yang bergerak dalam suatu kawat/bahan konduktor. Suatu bahan disebut bersifat
konduktif (bahan konduktor) jika di dalamnya terdapat cukup banyak muatan
(elektron) bebas. Elektron bebas adalah elektron yang tidak terikat pada satu inti
atom, atau meskipun terikat, ia merupakan elektron yang letaknya jauh dari inti
sehingga hanya mendapatkan gaya tarik yang kecil saja. Elektron bebas ini
kemudian, yang akan “mengalir” dalam bahan (kawat) apabila ada perbedaan
potensial diantara dua titik pada kawat. Elektron-elektron dalam kawat yang
memiliki benda potensial mengalir dari potensial yang lebih rendah (-) ke
potensial yang lebih tinggi (+) (Namun dalam baterai yang terjadi justru
sebaliknya). Hal ini mirip dengan air di sungai yang hanya akan mengalir jika
terdapat beda potensial gravitasi (beda ketinggian) pada dua titik dalam sungai.
Kuat arus listrik (I) didefinisikan sebagai : “Banyaknya muatan yang mengalir
dalam satu detik, sehingga secara matematis bisa dirumuskan sebagai : [3]
( )
Kuat arus (I) = = (2.5)
( )
Satuan dari kuat arus dalam sistem Internasional (SI) adalah Ampere. Arah dari
arus listrik berlawanan dengan arah mengalirnya elektron, ketentuan arah arus ini
hanyalah merupakan sebuah kesepakatan yang dilakukan sebelum diketahui
bahwa penyebab utama timbulnya arus listrik adalah partikel bermuatan negatif
(elektron bebas). [3]
Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial dalam bahasa
Inggris voltage adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan
(sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke
terminal/kutub lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda
potensial jika kita menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari
satu terminal ke terminal lainnya. [1]
V= (2.6)
2.2.3. Hambatan
R=ρ (2.7)
Dengan:
R : Hambatan/resistansi (ohm)
Resistivitas merupakan sifat dari medium. Zat dengan sifat konduktivitas yang
baik memiliki resistivitas yang sangat kecil, sedangkan zat yang bersifat isolator
sebalikya. [1]
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian
garis edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar
beban listrik dihubungkan secara parallel. Masing-masing rangkaian dapat
dihubung-putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain. Rangkaian Paralel
adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel). Lampu
yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain listrik
paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari
sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah
yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya
yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain
kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan
susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau
rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya. [2]
Jika diperhatikan, input masing-masing lampu berasal dari sumber tegangan yang
sama. Artinya, masing-masing beban akan mendapatkan tegangan yang sama,
sehingga arus yang mengalir pada setiap beban akan berbeda-beda. Itulah
mengapa rangkaian paralel disebut sebagai rangkaian pembagi arus. [2]
= +
Ω Ω Ω
= + = =
Ω Ω Ω Ω
Ω
Rtot = = 408,28 Ω
Ω
IR1 = = 0,007 A
Ω
IR2 =
IR2 = = 0,005 A
Ω
= +
Ω Ω Ω
= + = =
Ω Ω Ω Ω
Ω
Rtot = = 130,43 Ω
Ω
IR1 =
IR1 = = 0,033 A
Ω
IR2 =
IR2 = = 0,005 A
Ω
C. Perhitungan rangkaian pararel dengan 3 resistor nomer 1
a. Mencari nilai hambatan total
= + +
Ω Ω Ω Ω
= + + = =
Ω Ω Ω Ω Ω
Ω
Rtot = = 80,32 Ω
Ω
IR1 =
IR1 = = 0,005 A
Ω
IR2 =
IR2 = = 0,007 A
Ω
IR3 =
IR3 = = 0,05 A
Ω
Ω Ω Ω Ω
= + + = =
Ω Ω Ω Ω Ω
Ω
Rtot = = 103,86 Ω
Ω
IR1 =
IR1 = = 0,004 A
Ω
IR2 =
IR2 = = 0,033 A
Ω
IR3 =
IR3 = = 0,01 A
Ω
4.2.2. Analisis Data
Nilai IR1 dan IR2 pada hasil percobaan mau itu dari percobaan 4.1 maupun 4.2
didapat dari percobaan yang dilakukan pada rangkaian pararel dengan 2 resistor
maupun 3 resistor dengan menggunakan multimeter analog dan menggunakan
persamaan (Penunjukan x Skala Ukur/Skala Maksimum) yang dilakukan secara
berurutan.
Nilai IR1 dan IR2 pada hasil perhitungan dari percobaan 4.1 dan 4.2 didapat
dengan menghitung secara manual nilai tersebut menggunakan persamaan (IRn =
V/Rn) setelah dihitung lalu memasukannya kedalam tabel 4.1 dan 4.2 yang telah
dibuat.
Dari data yang telah didapatkan dari kedua tabel (4.1 dan 4.2) di atas antara hasil
percoban dan hasil perhitungan menghasilkan data yang berbeda, ditilik dari error
yang didapat , data yang diperoleh memiliki error terlalu besar dan kemungkinan
besar, kesalahan-kesalahan teknis maupun non-teknis yang terjadi meyebabkan
error menjadi besar adalah kurangnya ketelitian dalam menggunakan alat. Selain
itu, ada ketidaksinkronan data-data pada percobaan dengan data perhitungan.
Misalnya seperti pada IR1 maupun IR2 pada percobaan dan perhitungana
memiliki nilai yang berbeda yang menyebabkan selisih pada arus dan tegangan
menjadi cukup besar dan error.
Selisih pada IR1 dan IR2 terjadi pada percobaan 1 dan 2 yang menyebabkan
ketidaksamaan nilai pada arus dan tegangan yang didapatkan
Nilai tegangan yang terdapat dalam video dan nilai tegangan yang dihitung
berdasarkan hasil perhitungan memiliki selisih yang cukup besar, ini mungkin
disebabkan karena kurangnya ketelitian ketika menghitung ataupun penggunaan
rumus atau persamaan yang salah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum percobaan ini saya dapat menyimpulkan beberapa poin
diantaranya:
1. Rangkaian Pararel merupakan rangkaian pembagi arus. Dimana nilai tegangan
ditiap hambatan sama tetapi tidak dengan nilai kuat arusnya.
2. Semakin besar hambatan yang digunakan maka semakin besar juga nilai
tegangan tetepi semakin kecil kuat arus.
3. Rangkaian pareral merupakan rangkaian yang digunakan untuk memperkecil
nilai hambatan, dirumuskan sebagai berikut: 1/Rp = 1/R1 + 1/R2
4. Semakin banyak hambatan pada rangkaian pararel semakin kecil juga nilai
hambatannya walaupun menggunakan nilai hambatan yang besar.
5.2. Saran
Selama praktikum ini. Saran yang dapat sampaikan untuk praktikum selanjutnya
sebagai berikut:
1. Untuk praktikum selanjutnya, kalau bisa audio dan intonasi suara di video
percobaan lebih jelas lagi, soalnya praktikan kesulitan dalam menangkap hasil
pengukuran dalam percobaan tersebut.
2. Untuk praktikum selanjutnya, kalau bisa praktikan mencoba langsung
mengukur dan menghitung data yang ada di data percobaan. Untuk
memaksimalkan praktikum.
3. Semoga untuk kedepannya pelaksanaan praktikum dilaksanakan secara offline,
gunanya untuk memaksimalkan praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kita sering menjumpai bahkan selalu berhubungan dengan listrik karena hampir
semua alat-alat elektronik yang kita gunakan menggunakan listrik sebagai
tenaganya. Contohnya lampu, bor listrik, mesin pompa dan sebagainya. Berbicara
mengenai listrik tentu tidak ketinggalan pula mengenai rangkaian yang ada
didalamnya.
Rangkaian campuran atau yang disebut seri-pararel yaitu rangkaian listrik yang
disusun oleh perpaduan rangkaian seri dan rangkaian pararel, dimana di dalam
rangkaian campuran ini disusun secara tersusun dan bercabang. Karakteristik
maupun hukum yang berlaku pada rangkaian seri maupun pararel semuanya
berlaku juga terhadap rangkaian campuran ini, contohnya ketika salah satu
hambatan atau beban pada rangkaian campuran ini yang terhubung seri salah
satunya ada yang putus atau mati maka akan mempengaruhi rangkaian campuran,
tetapi sebaliknya ketika ada hambatan atau beban yang putus atau mati pada salah
satu rangkaian pararel maka tidak akan berpengaruh pada rangkaian campuran
tersebut dikarenakan karakteristik dari rangkaian pararel tersebut.
Besar kecilnya nilai arus atau tegangan yang terdapat pada rangkaian campuran
ini bergantung terhadap besar kecilnya nilai hambatan yang dipakai, maka dari
situlah di percobaan 4 ini praktikan melakukan percobaan dengan mengukur nilai
arus dan tegangan pada setiap beban atau hambatan pada rangkaian campuran ini
dengan menggunakan multimeter analog telah disediakan oleh para asisten
labolatorium dan menghitung hasil penunjukan lalu mencatat setiap hasil
penunjukan/percobaan yang dilakukan oleh asisten labolatorium yang tertuang
pada video percobaan tersebut. Praktikan juga melakukan perhitungan nilai-nilai
yang terdapat pada modul percobaan 4 ini dan menggunakan kaidah-kaidah yang
terdapat pada rangkaian seri maupun rangkaian pararel.
1.2. Tujuan
Rangkaian listrik terdiri atas dua jenis yaitu seri dan paralel. Selain itu ada juga
gabungan dari dua jenis rangkaian listrik, yang disebut rangkaian campuran.
Sehingga, terdapat tiga bentuk rangkaian listrik yaitu rangkaian listrik seri,
paralel, dan campuran. Perbedaan jenis rangkaian listrik ini terletak pada cara
merangkainya. Rangkaian listrik seri disusun secara sejajar, sedangkan rangkaian
listrik paralel disusun secara bersusun atau bercabang. Sedangkan rangkaian
campuran merupakan kombinasi dari rangkaian seri dan paralel. Contoh dari
rangkaian campuran adalah
I = I1+I2 (2.1)
= + (2.2)
Dimana:
V = Tegangan (V)
I = Arus (A)
R = Resistansi / Hambatan (Ω)
( )
Kuat arus (I) = = (2.4)
( )
Satuan dari kuat arus dalam sistem Internasional (SI) adalah Ampere. Arah dari
arus listrik berlawanan dengan arah mengalirnya elektron, ketentuan arah arus ini
hanyalah merupakan sebuah kesepakatan yang dilakukan sebelum diketahui
bahwa penyebab utama timbulnya arus listrik adalah partikel bermuatan negatif
(elektron bebas). [4]
V= (2.5)
2.2.3. Hambatan
R=ρ (2.6)
dengan
R : Hambatan/resistansi (ohm)
Resistivitas merupakan sifat dari medium. Zat dengan sifat konduktivitas yang
baik memiliki resistivitas yang sangat kecil, sedangkan zat yang bersifat isolator
sebalikya. [1]
Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian
garis edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar
beban listrik dihubungkan secara parallel. Masing-masing rangkaian dapat
dihubung-putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain. Rangkaian Paralel
adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel). Lampu
yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain listrik
paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari
sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah
yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya
yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain
kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan
susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau
rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya. [2]
Gambar 2.2. Rangkaian Pararel
Jika diperhatikan, input masing-masing lampu berasal dari sumber tegangan yang
sama. Artinya, masing-masing beban akan mendapatkan tegangan yang sama,
sehingga arus yang mengalir pada setiap beban akan berbeda-beda. Itulah
mengapa rangkaian paralel disebut sebagai rangkaian pembagi arus. [2]
Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang seluruh komponen atau beban
listriknya disusun secara berurutan. Artinya, inputan satu komponen atau beban
berasal dari output komponen yang lain. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar
rangkaian seri berikut. [2]
Gambar 2.3 Rangkaian Seri
Besarnya kuat arus yang mengalir pada masing-masing komponen atau beban
adalah sama.
Rangkaian seri disebut juga rangkaian pembagi tegangan. Hal itu karena
sumber tegangan akan dibagi ke dalam banyaknya komponen yang dirangkai
secara seri.
Rtot = R1 + R2 +…Rn
Gambar 4.1 Mengukur nilai tegangan pada hambatan 1kΩ, 470Ω dan 150Ω
Gambar 4.2 Mengukur nilai kuat arus pada hambatan 1kΩ, 470Ω dan 150Ω
Gambar 4.3 Mengukur nilai tegangan pada hambatan 1k2Ω, 690Ω dan 150Ω
Gambar 4.4 Mengukur nilai kuat arus pada hambatan 1k2Ω, 690Ω dan 150Ω
Gambar 4.5 Mengukur nilai tegangan pada hambatan 2k7Ω, 470Ω dan 100Ω
Gambar 4.6 Mengukur nilai kuat arus pada hambatan 2k7Ω, 470Ω dan 100Ω
Tabel 4.1 Hasil pengukuran rangkaian seri-pararel
No R1 R2 R3 Vtot VR1 VR2 VR3 Itot IR1 IR2 IR3
0,8 0,85 1,15
1 1kΩ 470Ω 150Ω 3,8V 3V 0,8V 0,8V 0,8mA
mA mA mA
3
2 1k2Ω 690Ω 150Ω 3,4V 1,8V 1,6V 1,6V 3mA 2,5mA 1,5mA
mA
16,5 16,5 16,5
3 2k7Ω 470Ω 100Ω 3,8V 2,4V 1,4V 1,4V 1,5mA
mA mA mA
4.2. Analisis
4.2.1. Analisis Matematis
A. Mencari nilai Vtotal, Itotal dan Rtotal Pada percobaan 1
a. Mencari nilai Vtotal
Dikarenakan VR2 dan VR3 membentuk rangkaian pararel maka nilai
Vnya sama, oleh karena itu menjadi:
Vtotal = 3 + 0,8
Vtotal = 3,8 V
Itotal = 0,8 mA
.
Rtotal = 1000 +
Rtotal = 1000 +
Rtotal = 1113,7 Ω
Vtotal = 3,4 V
Itotal = IR1
Itotal = 3 mA
c. Mencari nilai Rtotal
.
Rtotal = R1 +
.
Rtotal = 1200 +
Rtotal = 1200 +
Rtotal = 1323,2 Ω
Vtotal = 3,8 V
Itotal = IR1
Itotal = 16,5 mA
Rtotal = 2700 +
Rtotal = 2782,4 Ω
D. Menghitung Nilai IR tiap Hambatan pada Percobaan 1, 2, dan 3
a. Nilai IR pada Percobaan 1
IR1 =
IR1 = = 0,005 A
Ω
IR2 =
IR2 = = 0,01 A
Ω
IR3 =
IR3 = = 0,033 A
Ω
IR1 =
IR1 = = 0,004 A
Ω
IR2 =
IR2 = = 0,007 A
Ω
IR3 =
IR3 = = 0,033 A
Ω
IR1 =
IR1 = = 0,0018 A
Ω
IR2 =
IR2 = = 0,01 A
Ω
IR3 =
IR3 = = 0,05 A
Ω
VR1 = V . ( )=5.( ,
) = 4,45 V
VR2 = V . ( )=5.( ,
) = 2,11 V
VR3 = V . ( )=5.( ,
) = 0,67 V
VR2 = V . ( )=5.( ,
) = 2,6 V
VR3 = V . ( )=5.( ,
) = 0,56 V
VR2 = V . ( )=5.( ,
) = 0,84 V
VR3 = V . ( )=5.( ,
) = 0,18 V
Pada tabel 4.1 semua nilai perhitung diambil dari hasil percobaan yang dilakukan
oleh asisten labolatorium dalam sebuah video, divideo tersebut Asleb melakukan
6 kali perhitungan dimana percobaan didominasi dengan mencari nilai tegangan
dan kuat arus pada setiap rangkaian dengan hambatan yang berbeda, dipercobaan
pertama asleb mencari nilai kuat arus dan tegangan pada rangkaian seri-pararel
dengan nilai hambatan R1=1kΩ , R2=470Ω dan R3=150Ω, dipercobaan kedua
asleb mencari nilai kuat arus dan tegangan pada rangkaian seri-pararel dengn nilai
hambatan R1=1k2 Ω , R2=690Ω dan R3= 150Ω, dan dipercobaan ketika dan
terakhir asleb mencari nilai kuat arus dan tegangan pada rangkaian seri-pararel
dengan nilai hambatan R1=2k7Ω , R2= 470Ω dan R3=100Ω.
Dari data yang telah didapatkan di tabel 4.1 dan hasil perhitungan di atas antara
hasil percoban dengan hasil perhitungan di analisis matematis menghasilkan data
yang berbeda, ditilik dari error yang didapat , data yang diperoleh memiliki error
yang kemungkinan besar, kesalahan-kesalahan teknis maupun non-teknis yang
terjadi meyebabkan error menjadi besar adalah kurangnya ketelitian dalam
menggunakan alat. Selain itu, ada ketidaksinkronan data-data pada percobaan
dengan data perhitungan. menyebabkan selisih pada arus dan tegangan menjadi
cukup besar.
Dari tabel 4.2 didapatkan bahwa nilai yang tertera pada tabel tidak sinkron nilai
yang diberikan dimana nilai yang diberikan saat percobaan untuk tegangan
sebesar 5V dan untuk kuat arus 1A tetapi ketika dilakukan percobaan nilai total
yang dihasilkan pada setiap percobaan tegangan dan kuat arus tidak sama dan
memiliki selisih yang cukup jauh. ini terjadi, kemungkinan dikarenakan
ketidaktelitian saat melakukan percobaan dan membaca penunjukan ataupun
disebabkan oleh alat pengukuran yang error.
Nilai VR dan IR pada tabel 4.1 didapatkan dari hasil pengukuran menggunakan
multimeter analog, dengan menggunakan rumus penunjukan jarum x skala
ukur/skala maksimal. Nilai IR dengan I mempunyai selisih yang sangat jauh
dimana nilai I pada percobaan adalah 1A dan nilai hasil IR adalah dikisaran
milliAmpere, ini yang membuat praktikan bingung, mungkin ini terjadi
dikarenakan adanya kesalahan pengukuran ataupun perhitungan yang dilakukan
oleh praktikan tersebu1
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum percobaan ini saya dapat menyimpulkan beberapa poin
diantaranya:
1. Pada saat perhitungan nilai total yang terdapat pada tabel yang diambil dari
rangkaian campuran harus melihat kaidah-kaidah rangkaian sesuai
rangkaiannya yaitu kaidah rangkaian seri dan pararel
2. Rangkaian campuran terbentuk atau tersusun dari gabungan rangkaian seri dan
rangkaian pararel yang didalamnya terkandung karakteristik rangkaian seri dan
rangkaian pararel.
3. Dalam percobaan kali ini terdapat ketidaksinkronan data yang dihitung dengan
data hasil pengukuran, ini kemungkinan terjadi disebabkan oleh ketidaktelitian
saat melakukan percobaan maupun perhitung.
4. Penggunaan rangkaian campuran adalah untuk mengantisipasi kekurangan
yang dimiliki oleh rangkaian seri dan rangkaian paralel.
5.2. Saran
Selama praktikum ini. Saran yang dapat sampaikan untuk praktikum selanjutnya
sebagai berikut:
1. Semoga untuk kedepannya pelaksanaan praktikum dilaksanakan secara offline,
dikarenakan saya selaku praktikan merasa kurang menangkap dari hasil
praktikum ini yang membuat praktikum ini kurang memaksimalkan.
2. Teruntuk kaka asleb, dimohon untuk tidak salah dalam penyebutan hasil
penunjukan jarum pada multimeter dikarenakan ada beberapa penyebutan hasil
penunjukan yang berbeda antara penunjukan dengan ucapan, contohnya dalam
percobaan ke-6 kaka asleb menyebutkan hasil penunjukan untuk kuat arus
bernilai 5,6 tetapi yang ditunjukan oleh jarum penunjuk yaitu 6,6 itu salah
satunya.
3. Ada beberapa hal yang yang tidak bisa dilaksanakan secara online tetapi secara
offline bisa, ini menjadi kendala besar bagi kami para praktikan.
4. Untuk praktikum selanjutnya dimohon untuk kejelasan informasi, karena ada
beberapa informasi yang membuat praktikan kebingungan, mungkin ini juga
salah satu effect dari dilaksanakannya praktikum secara offline.
DAFTAR PUSTAKA