Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRAKTEK RANGKAIAN LISTRIK


KELAS TE 1A SEMESTER II

MENGUKUR RESISTANSI SERI, TEGANGAN DAN ARUS DC


PADA RESISTOR SERI

OLEH:
Rimbani Nisa Ayu Wahanani NIM: 4.31.23.0.21

KELOMPOK 5:
Kristiano Gobai NIM: 4.31.23.0.09
Nasywaan Restu Putra M NIM: 4.31.23.0.17
Wahyu Chandra Kusuma NIM: 4.31.23.0.23

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
07 MARET 2024
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………ii

JUDUL PERCOBAAN………………………………………………………………………………………………………1

TUJUAN PERCOBAAN……………………………………………………………………………………………………1

DASAR TEORI………………………………………………………………………………………………………………..1

ALAT DAN BAHAN…………………………………………………………………………………………………………5

RANGKAIAN PERCOBAAN……………………………………………………………………………………………..6

LANGKAH PERCOBAAN…………………………………………………………………………………………………6

DATA HASIL PERCOBAAN……………………………………………………………………………………………..7

PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………8

KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………..15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 18


LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………………………….17
1. JUDUL PERCOBAAN : Mengukur resistansi seri, tegangan
dan arus dc pada resistor seri.

2. TUJUAN PERCOBAAN
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara membaca kode warna
resistor
b. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian menggunakan protoboard
c. Dapat mengerti tentang R total dan tahanan masing masing resistor beserta
toleransinya
d. Mahasiswa dapat mencari Arus dan Tegangan yang mengalir di rangkaian
e. Dapat menghitung dan mencari error dari sebuah resistor, dapat merangkai
rangkaian seri resistor dan menempatkan alat ukur sesuai ketentuan
f. Mahasiswa bisa mengukur resistansi menggunakan multimeter analog dan
digital, serta mengukur arus dan tegangan.
g. Mahasiswa dapat menggunakan power supply dan mengatur tegangannya agar
tidak lebih dari 10 Volt dan minimal 5 Volt
h. Mahasiswa dapat membaca hasil ukur dari multimeter analog dan menentukan
skala yang tepat dari harga sebuah resistor
i. Dapat mengfungsikan multimeter analog dan digital sebagai alat ukur arus dan
tegangan secara bergantian
j. Mahasiswa dapat membandingkan error dari sebuah pengukuran dan teori /
hitungan
k. Mahasiswa dapat menggunakan excel untuk menghitung resistansi dan
toleransinya
l. Mahasiswa dapat membuat laporan / karya ilmiah yang baik dan benar.

3. DASAR TEORI
3.1. Resistor

Menurut Salim M.P2. Resistor adalah suatu komponen elektronika yang ada
di hampir semua perangkat elektronika, baik itu TV, radio, ponsel, komputer, dan
sebagainya serta resistor berfungsi untuk menciptakan hambatan dalam aliran arus
listrik. Adapun besaran hambatan sebuah resistor diukur dalam satuan ohm (Ω).
Ohm adalah besaran resistansi yang terjadi ketika arus satu ampere (A) melewati
resistor dengan penurunan satu volt (V) di terminalnya. Rasio ini diwakili oleh
hukum Ohm dituliskan pada persamaan (1), sebagai berikut:
R=V/I (1) 2

Keterangan: R = Resistor

V = Tegangan

I = Arus

3.2. Rangkaian Seri


Menurut Ujiyanto5 , rangkaian seri resistor adalah rangkaian dua buah
resistor atau lebih yang disusun secara berurutan/berderet (seri), dengan dua buah
resistor atau lebih apabila dirangkai secara seri maka nilai hambatannya akan
bertambah, sesuai dengan persamaan (2), sebagai berikut:

Rtotal = R1+R2+R3+……Rn (2)5


Keterangan: Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n

Resistor susunan seri dapat dilihat pada gambar 1, berguna memperbesar hambatan
pada suatu rangkaian. “Susunan seri adalah besar hambatan pengganti seri setara
dengan jumlah dari tiap hambatan yang digunakan. Susunan seri memiliki tegangan
pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan jumlah tegangan pada
ujung-ujung tiap penghambat. Kuat arus pada tiap penghambat sama, yakni sama
dengan kuat arus yang melalui hambatan pengganti serinya.”(Tysara L, 2022)4

Gambar 1. Rangkaian seri


3.3. Resistansi
Menurut Ahmad Nurhakim & Cecep Saeful Mukti, S.1, resistansi adalah
kemampuan suatu bahan untuk menghambat laju aliran muatan listrik atau arus
listrik, itulah mengapa komponen yang memiliki kemampuan semacam ini disebut
sebagai resistor atau hambatan listrik. Semakin besar resistansi suatu bahan,
semakin kecil arus listrik yang akan mengalir pada bahan tersebut. Setiap bahan
memiliki nilai resistansi yang berbeda-beda. Dalam dunia elektronika, resistansi
bisa digambarkan sebagai garis zig-zag seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Simbol Resistansi

Besarnya resistansi suatu bahan bergantung pada panjang dan luas penampang
bahan. Secara matematis dapat dituliskan pada persamaan (3), sebagai berikut:

I
𝑅 = 𝜌A (3)1

Keterangan: R = resistansi (Ω)

𝜌 = hambatan jenis bahan (Ωm)

l = panjang bahan (m)

A = luas penampang bahan (m2)

Dari persamaan di atas, resistansi berbanding lurus dengan panjang bahan dan
berbanding terbalik dengan luas penampang. Artinya, semakin panjang bahan atau
semakin kecil luas penampang, semakin besar resistansi bahan. Sebaliknya,
semakin pendek atau semakin besar luas penampang bahan, semakin kecil
resistansinya.
Menurut Ahmad Nurhakim & Cecep Saeful Mukti, S.1, resistansi atau hambatan di
dalam rangkaian listrik berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik
dengan kuat arus listrik. Secara matematis dapat dituliskan pada persamaan (4)
sebagai berikut:
V
𝑅= (4)1
I

Keterangan: R = hambatan listrik (Ω)


V = tegangan listrik (V)

I = kuat arus listrik (A)

Nilai resistansi resistor tetap diindikasikan oleh garis-garis warna dalam tubuh
resistor. Dapat dilihat pada gambar 3, nilai resistansi resistor dapat dibedakan sesuai
warna cicin nya. Cicin nya pun bervariasi, ada 3 cicin, 4 cicin, 5 cicin, dan 6 cicin.

Gambar 3. Tabel Kode Warna Resistor


3.4. Arus dan Tegangan pada Rangkaian
Menurut Silmi Nurul Utami, N. N.3 , arus yang mengalir pada setiap
komponen dalam rangkaian seri adalah sama. Sedangkan arus yang mengalir pada
komponen rangkaian paralel berbeda. Jadi jumlah arus total rangkaian paralel sama
dengan hasil pertambahan seluruh arus dalam komponen listriknya. Maka, dapat
dituliskan pada persamaan (5), sebagai berikut:
Iseri = I1 = I2 = I3 = I4 (5)3
Iparalel = I1 + I2 + I3 + I4
Jika arus listrik dalam setiap komponen rangkaian seri adalah sama, maka
sebaliknya bahwa tegangan dalam setiap komponen rangkaian paralel adalah sama.
Sedangkan tegangan tiap komponen pada rangkaian seri tergantung pada hambatan
dan arusnya. Dapat dituliskan pada persamaan (6), sebagai berikut:
Vseri = V1 + V2 + V3 + V4 (6)3
Vparalel = V1 + V2 + V3 + V4

Menurut Silmi Nurul Utami, N. N.3 , pada rangkaian seri, jika salah satu
komponen rusak maka seluruh rangkaian akan ikut rusak, karena rangkaian seri
hanya memiliki satu jalur listrik. Jika terdapat gangguan maka listrik tidak dapat
mengalir lagi. Berbeda dengan rangkaian paralel yang memiliki banyak cabang
sehingga saat satu komponen rusak, maka komponen dalam jalur lainnya masih
dapat berfungsi.

4. ALAT DAN BAHAN


Pada percobaan pengukuran resistansi seri, tegangan dan arus dc pada resistor
seri dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut:
4.1. Alat:
1) Multimeter Analog 1 buah
2) Multimeter Digital 1 buah
3) Protoboard 1 buah
4) Power Supply Dc (-,0,+)Dewengan Output Variabel Voltage 1 buah
5) Jumper banana to crocodile clip 2 buah
6) Jumper crocodile clip to crocodile clip 2 buah
4.2. Bahan:
1) 15 Resistor 0,25 Watt ,Dengan Nilai Resistansi Total Maksimum 2500 0hm
( R1+R2+R3),Minimum 10 0hm,Rtotal (R1+R2+R3) Maksimum 2600
0hm.
a. 120 ohm, (coklat,merah,coklat,emas)
b. 120 ohm, (coklat,merah,coklat,emas)
c. 120 ohm, (coklat,merah,coklat,emas)
d. 10 ohm, (coklat,hitam,hitam,emas)
e. 1k ohm, (coklat,hitam,merah,emas)
f. 1k ohm, (coklat,hitam,merah,emas)
g. 10 ohm, (coklat,hitam,hitam,emas)
h. 680 ohm, (biru,abu,coklat,emas)
i. 680 ohm, (biru,abu,coklat,emas)
j. 680 ohm, (biru,abu,coklat,emas)
k. 680 ohm, (biru,abu,coklat,emas)
l. 120 ohm, (coklat,merah,coklat,emas)
m. 120 ohm, (coklat,merah,coklat,emas)
n. 390 ohm, (oreng,putih,coklat,emas
o. 120 ohm, (coklat,merah,coklat,emas)

5. RANGKAIAN PERCOBAAN
Pada percobaan pengukuran resistansi seri, terdapat 3 buah resistor yang
terhubung secara menyambung atau seri. Dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Rangkaian percobaan pengukuran resistansi seri

Gambar 5. Rangkaian percobaan pengukuran tegangan dan arus seri

6. LANGKAH PERCOBAAN
a) Siapkan 15 Resistor yang nilainya total tidak boleh melebihi dari 2600 ohm
b) Siapkan alat ukur multimeter analog dan digital, sebuah protoboard untuk
merangkai resistor serta sebuah power supply untuk sumber tegangan + arus
c) Rangkailah 3 resistor dengan seri di protoboard dan perhatikan nilai totalnya
tidak boleh melebihi 2600 ohm dan resistor yang dipakai harus diatas 10
ohm
d) Mulai melakukan pengukuran dengan mengubah saklar multimeter ke VDC
dan baca hasilnya
e) Rangkaikan resistor dan multimeter analog / digital mengikuti gambar
rangkaian 1, fungsikan mutimeter analog sebagai voltmeter dan multimeter
digital sebagai ampere meter.
f) Tukar Multimeter analog sebagai amperemeter dan multimeter digital
sebagai voltmeter
g) Catat hasilnya dan simpan datanya.
h) Masukkan data pada excel yang sudah dibuat di percobaan sebelumnya
menjadi 1 dengan data resistornya
i) Catatlah hasil pengukuran dan penghitungan di excel, dan laporkan
hasilnya!

7. DATA HASIL PERCOBAAN


Data hasil percobaan pengukuran resistansi, tegangan, dan arus seri merupakan
data yang diperoleh dari suatu percobaan yang dilakukan untuk mengukur nilai
resistansi, tegangan, dan arus seri. Data ini berisi nilai resistansi, tegangan, dan
arus yang diukur pada komponen-komponen yang disusun seri. Hasil
pengukuran resistansi seri dapat dilihat pada tabel 1 dan hasil pengukuran
tegangan dan arus dapa dilihat pada tabel 2. Hasil pengukuran nantinya akan
dibandingkan dengan perhitungan sesuai teori.

Berdasarkan percobaan pengukuran resistansi,tegangan, dan arus pada 3 buah


resistor seri, didapatkan hasil pengukuran sebagai berikut:

DATA HASIL PERCOBAAN 1


No R1 R2 R3 R Total Analog Digital
680 1K 120 1800
1 646 714 960 1050 114 126 1710 1890 1.8K 1,786K
220 670 560 1450
2 209 231 636.5 703.5 532 588 1377.5 1522.5 1430 1438
680 1k 390 2070
3 646 714 950 1050 370.5 409.5 1966.5 2173.5 2.1k 2.057k
680 120 120 920
4 646 714 114 126 114 126 874 966 9.5 0.911
120 120 10 250
5 114 126 114 126 9.5 10.5 234.5 262.5 250 248
Tabel 1. Data pecobaan 1
DATA HASIL PERCOBAAN 2 VDC
No R1 R2 R3 R Total Analog Digital Analog Digital Vr Analog Ir Digital Vr Digital Ir Analog
680 1K 120 1800
1 646 714 960 1050 114 126 1710 1890 1.8K 1,786K 8.5V 08.64V 8.4V 09.16mA 08.55V 11.5mA
220 670 560 1450
2 209 231 636.5 703.5 532 588 1377.5 1522.5 1430 1438 8.6V 08.57V 8.55V 08,01mA 08.50V 08.50mA
680 1k 390 2070
3 646 714 950 1050 370.5 409.5 1966.5 2173.5 2.1k 2.057k 8.5 08.64V 8.4V 04.24mA 08.50V 8.2mA
680 120 120 920
4 646 714 114 126 114 126 874 966 9.5 0.911 8.5 08.64V 8.4V 07.88mA 08.50V 13.8mA
120 120 10 250
5 114 126 114 126 9.5 10.5 234.5 262.5 250 248 8.5 08.64V 8.4V 0.34mA 08.51V 9.8mA
Tabel 2. Data percobaan 2

8. PEMBAHASAN
 Resistansi Seri:
a) Berdasarkan data pada tabel percobaan 1 nomer 1. Resistor Seri
R1+R2+R3, yaitu 680+1k+120. Rtotalnya adalah 1.800. Dengan nilai
toleransi masing-masing 5%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter
Analog dengan nilai skala x1k, mendapatkan hasil sebesar 1,8k (dapat
dilihat pada gambar 1.1). Maka, batas toleransinya adalah (1800 - 1800) /
1800*100% = 0%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Digital
mendapatkan hasil sebesar 1,786k (dapat dilihat pada lampiran gambar 1.2).
Maka, batas toleransinya adalah (1800 – 1,786) / 1800*100% = 0.007%.
Dapat di simpulkan bahwa resistor seri tersebut masih memenuhi batas
toleransi yang baik. Antara pengukuran dan perhitungan mendapatkan hasil
yang tidak jauh beda.
b) Berdasarkan data pada tabel percobaan 1 nomer 2. Resistor Seri R1+R2+R3,
yaitu 220+670+560. Rtotalnya adalah 1450. Dengan nilai toleransi masing-
masing 5%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Analog dengan
nilai skala x1k, mendapatkan hasil sebesar 1430 (dapat dilihat pada
lampiran gambar 1.3). Maka, batas toleransinya adalah (1450 - 1430) /
1450*100% = 0.013%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Digital
mendapatkan hasil sebesar 1438 (dapat dilihat pada lampiran gambar 1.4).
Maka, batas toleransinya adalah (1450 – 1438) / 1450*100% = 0.008%.
Dapat di simpulkan bahwa resistor seri tersebut masih memenuhi batas
toleransi yang baik. Antara pengukuran dan perhitungan mendapatkan hasil
yang tidak jauh beda.
c) Berdasarkan data pada tabel percobaan 1 nomer 3. Resistor Seri R1+R2+R3,
yaitu 680+1k+390. Rtotalnya adalah 2070. Dengan nilai toleransi masing-
masing 5%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Analog dengan
nilai skala x1k, mendapatkan hasil sebesar 2.1k (dapat dilihat pada lampiran
gambar 1.5). Maka, batas toleransinya adalah (2070 - 2100 ) / 2070*100%=
0.01%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Digital mendapatkan
hasil sebesar 2.057k (dapat dilihat pada lampiran gambar 1.6). Maka, batas
toleransinya adalah (2070 – 2057) / 2070*100% = 0.6%. Dapat di simpulkan
bahwa resistor seri tersebut masih memenuhi batas toleransi yang baik.
Antara pengukuran dan perhitungan mendapatkan hasil yang tidak jauh
beda.
d) Berdasarkan data pada tabel percobaan 1 nomer 4. Resistor Seri R1+R2+R3,
yaitu 680+120+120. Rtotalnya adalah 920. Dengan nilai toleransi masing-
masing 5%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Analog dengan
nilai skala x100, mendapatkan hasil sebesar 950 (dapat dilihat pada
lampiran gambar 1.7). Maka, batas toleransinya adalah (920 - 950 ) /
920*100% = 0.03%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Digital
mendapatkan hasil sebesar 0.911k (dapat dilihat pada lampiran gambar 1.8).
Maka, batas toleransinya adalah (920 – 911) / 920*100% = 0.009% . Dapat
di simpulkan bahwa resistor seri tersebut masih memenuhi batas toleransi
yang baik. Antara pengukuran dan perhitungan mendapatkan hasil yang
tidak jauh beda.
e) Berdasarkan data pada tabel percobaan 1 nomer 5. Resistor Seri R1+R2+R3,
yaitu 120+120+10. Rtotalnya adalah 250. Dengan nilai toleransi masing-
masing 5%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Analog dengan
nilai skala x100, mendapatkan hasil sebesar 250 (dapat dilihat pada
lampiran gambar 1.9). Maka, batas toleransinya adalah (250 - 250 ) /
250*100% = 0%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Digital
mendapatkan hasil sebesar 0.248k (dapat dilihat pada lampiran gambar
1.10). Maka, batas toleransinya adalah (250 – 0.248) / 250*100% = 0.99%.
Dapat di simpulkan bahwa resistor seri tersebut masih memenuhi batas
toleransi yang baik. Antara pengukuran dan perhitungan mendapatkan hasil
yang tidak jauh beda.

 Tegangan dan Arus Seri:


1. Berdasarkan data pada tabel percobaan 2 nomer 1. Resistor Seri R1+R2+R3,
yaitu 680+1k+120. Dengan nilai toleransi masing-masing 5%. Dengan Vdc
sebesar 8.5V. Hasil pengukuran tegangan menggunakan Multimeter Analog
dengan skala x10, mendapatkan hasil tegangan sebesar 8.25V. Hasil
pengukuran tegangan Multimeter Digital mendapatkan hasil sebesar
08.55V. Dengan menggunakan persaamaan maka galat pengukuran
tegangan adalah:

Analog:
Eabsolute = |8.5-8.4| = 0.1
0.1
Erelative = 8.4 = 0.011
Error = 0.011*100% = 1.1%

Digital:
Eabsolute = |8.5-8.55| = 0.05
0.05
Erelative = 8.55 = 0.005
Error = 0.005*100% = 0.05%

Dari perhitungan di atas, dapat dinyatakan bahwa galat pengukuran


tegangan analog sebesar 1.1% dan pengukuran tegangan digital sebesar
0.05%..

Hasil pengukuran arus menggunakan Multimeter Analog dengan skala


x25m, mendapatkan hasil sebesar 11.75mA. Hasil pengukuran arus
Multimeter Digital mendapatkan hasil sebesar 09.16mA. Dengan
menggunakan persaamaan, maka galat pengukuran arus adalah:
I=V/R= 8.5/1.800=4.722 mA
Analog:
Eabsolute = |4.722-11.5| = 6.77
7.03
Erelative = 11.5 = 0.588
Error = 0.588*100% = 58.8%

Digital:
Eabsolute = |4.722-09.16| = 4.44
4.44
Erelative = 09.16 = 0.484
Error = 0.484*100% = 48.4%

Dari perhitungan di atas, dapat dinyatakan bahwa galat pengukuran arus


analog sebesar 59.8% dan pengukuran tegangan digital sebesar 48.4%.

2. Berdasarkan data pada tabel percobaan 2 nomer 2. Resistor Seri R1+R2+R3,


yaitu 680+120+10. Dengan nilai toleransi masing-masing 5%. Dengan Vdc
sebesar 8.6. Hasil pengukuran tegangan menggunakan Multimeter Analog
dengan skala x10, mendapatkan hasil tegangan sebesar 8.55V Hasil
pengukuran tegangan Multimeter Digital mendapatkan hasil sebesar
08.50V. Dengan menggunakan persaamaan maka galat pengukuran
tegangan adalah:

Analog:
Eabsolute = |8.6-8.55| = 0.05
0.05
Erelative = 8.55 = 0.005
Error = 0.005*100% = 0.5%

Digital:
Eabsolute = |8.6-8.50| = 0.1
0.01
Erelative = 8.50 = 0.011
Error = 0.011*100% = 1.1%

Dari perhitungan di atas, dapat dinyatakan bahwa galat pengukuran


tegangan analog sebesar 0.5% dan pengukuran tegangan digital sebesar
1.1%..

Hasil pengukuran arus menggunakan Multimeter Analog dengan skala


x25m mendapatkan hasil sebesar 08.01mA Hasil pengukuran arus
Multimeter Digital mendapatkan hasil sebesar 08.50mA. Dengan
menggunakan persaamaan, maka galat pengukuran arus adalah:
I=V/R= 8.6/1430= 6.043 mA
Analog:
Eabsolute = |6.043-08.01| = 1.967
1.967
Erelative = 08.01 = 0.245
Error = 0.245*100% = 24.5%

Digital:
Eabsolute = |6.043-08.50| = 2.457
2.457
Erelative = 08.50 = 0.289
Error = 0.289*100% = 28.9%

Dari perhitungan di atas, dapat dinyatakan bahwa galat pengukuran


tegangan analog sebesar 24.5% dan pengukuran tegangan digital sebesar
28.9%.

3. Berdasarkan data pada tabel percobaan 2 nomer 3. Resistor Seri R1+R2+R3,


yaitu 680+1k+390. Dengan nilai toleransi masing-masing 5%. Dengan Vdc
sebesar 8.5V. Hasil pengukuran tegangan menggunakan Multimeter Analog
dengan skala x10, mendapatkan hasil tegangan sebesar 8.4V Hasil
pengukuran tegangan Multimeter Digital mendapatkan hasil sebesar
08.50V. Dengan menggunakan persaamaan maka galat pengukuran
tegangan adalah:

Analog:
Eabsolute = |8.5-8.4| = 0.1
0.1
Erelative = 8.4 = 0.011
Error = 0.011*100% = 1.1%

Digital:
Eabsolute = |8.5-8.50| = 0
0
Erelative = 8.50 = 0
Error = 0*100% = 0%

Dari perhitungan di atas, dapat dinyatakan bahwa galat pengukuran


tegangan analog sebesar 1.1% dan pengukuran tegangan digital sebesar 0%.

Hasil pengukuran arus menggunakan Multimeter Analog dengan skala


x25m mendapatkan hasil sebesar 8.2mA. Hasil pengukuran arus Multimeter
Digital mendapatkan hasil sebesar 04.24mA. Dengan menggunakan
persaamaan, maka galat pengukuran arus adalah:
I=V/R= 8.5/2070= 4.088 mA
Analog:
Eabsolute = |4.088-8.2| = 4.112
4.112
Erelative = 8.2 = 0.501
Error = 0.501*100% = 50.1%

Digital:
Eabsolute = |4.088-04.24| = 0.152
0.152
Erelative = 04.24 = 0.035
Error = 0.035*100% = 3.5%

Dari perhitungan di atas, dapat dinyatakan bahwa galat pengukuran


tegangan analog sebesar 50.1% dan pengukuran tegangan digital sebesar
3.5%.

4. Berdasarkan data pada tabel percobaan 2 nomer 3. Resistor Seri R1+R2+R3,


yaitu 680+120+120. Dengan nilai toleransi masing-masing 5%. Dengan
Vdc sebesar 8.5. Hasil pengukuran tegangan menggunakan Multimeter
Analog dengan skala x10 mendapatkan hasil tegangan sebesar 8.4V Hasil
pengukuran tegangan Multimeter Digital mendapatkan hasil sebesar
08.50V. Dengan menggunakan persaamaan maka galat pengukuran
tegangan adalah:

Analog:
Eabsolute = |8.5-8.4| = 0.1
0.1
Erelative = 8.4 = 0.011
Error = 0.011*100% = 1.1%

Digital:
Eabsolute = |8.5-8.50| = 0
0
Erelative = 8.50 = 0
Error = 0*100% = 0%

Dari perhitungan di atas, dapat dinyatakan bahwa galat pengukuran


tegangan analog sebesar 1.1% dan pengukuran tegangan digital sebesar 0%.

Hasil pengukuran arus menggunakan Multimeter Analog dengan skala


x25m mendapatkan hasil sebesar 13.8mA Hasil pengukuran arus
Multimeter Digital mendapatkan hasil sebesar 07.88mA. Dengan
menggunakan persaamaan, maka galat pengukuran arus adalah:
I=V/R= 8.5/920= 9.231 mA
Analog:
Eabsolute = |9.231-13.8| = 4.569
4.569
Erelative = = 0.331
13.8
Error = 0.331*100% = 33.1%

Digital:
Eabsolute = |9.231-07.88| = 1.351
1.351
Erelative = 07.88 = 0.171
Error = 0.171*100% = 17.1%

Dari perhitungan di atas, dapat dinyatakan bahwa galat pengukuran


tegangan analog sebesar 33.1% dan pengukuran tegangan digital sebesar
17.1%.

5. Berdasarkan data pada tabel percobaan 2 nomer 3. Resistor Seri R1+R2+R3,


yaitu 120+120+10. Dengan nilai toleransi masing-masing 5%. Dengan Vdc
sebesar 8.5V. Hasil pengukuran tegangan menggunakan Multimeter Analog
dengan skala x10, mendapatkan hasil tegangan sebesar 8.4V. Hasil
pengukuran tegangan Multimeter Digital mendapatkan hasil sebesar
08.51V. Dengan menggunakan persaamaan maka galat pengukuran
tegangan adalah:

Analog:
Eabsolute = |8.5-8.4| = 0.1
0.1
Erelative = 8.4 = 0.011
Error = 0.011*100% = 1.1%

Digital:
Eabsolute = |8.5-8.50| = 0
0
Erelative = 8.50 = 0
Error = 0*100% = 0%

Dari perhitungan di atas, dapat dinyatakan bahwa galat pengukuran


tegangan analog sebesar 1.1% dan pengukuran tegangan digital sebesar 0%.

Hasil pengukuran arus menggunakan Multimeter Analog dengan skala


x0.25, mendapatkan hasil sebesar 9.8mA. Hasil pengukuran arus
Multimeter Digital mendapatkan hasil sebesar 0.34mA Dengan
menggunakan persaamaan, maka galat pengukuran arus adalah:
I=V/R= 8.5/250= 34 mA
Analog:
Eabsolute = |34-9.8| = 24.2
24.2
Erelative = = 2.46
9.8
Error = 2.46*100% = 246%

Digital:
Eabsolute = |34-0.34| = 33.66
33.66
Erelative = = 99
0.34
Error = 99*100% = 99%

Dari perhitungan di atas, dapat dinyatakan bahwa galat pengukuran arus


analog sebesar 246% dan pengukuran tegangan digital sebesar 99%.

Untuk pengukuran arus memiliki eror yang cukup banyak. Selisih antara
perhitungan dan pengukuran cukup tinggi. Hal ini dapat disebabkan
kesalahan alat pada saat mengukur ataupun kesalahan saat mengukur.
Kesalahan manusia yang disebabkan oleh penyesuaian dan penggunaan
yang tidak tepat, dan kesalahan pembacaan buatan manusia yang tidak dapat
dihindari tetapi dapat diminimalkan. Hal ini seharusnya dilakukan
pengukuran ulang untuk memastikan. Untuk mengurangi kesalahan
pengukuran, perlu memahami karakteristik multimeter dan penyebab
kesalahan pengukuran, serta menguasai teknik dan metode pengukuran
yang benar.

9. KESIMPULAN
a) Dengan mempelajari tabel kode warna resistor yang menunjukkan nilai
resistansi dan toleransi. Setiap gelang berwarna pada resistor masing-
masing menunjukkan digit pertama, digit kedua, angka pengali, dan nilai
toleransi. Contohnya, resistor yang memiliki gelang berwarna kuning, ungu,
oranye, dan emas memiliki resistansi sebesar 47 KΩ dengan toleransi
sebesar 5%.
b) Merangkai rangkaian menggunakan protoboard dengan cara memasukkan
komponen elektronik ke dalam lubang-lubang yang tersedia pada
protoboard. Protoboard memiliki terminal-terminal dan jalur-jalur kawat
yang membentuk garis horisontal dan vertikal, yang digunakan untuk
membentuk garis koneksi antara komponen elektronik. Setiap titik
pertemuan antara terminal dan jalur kawat, terdapat lubang-lubang kecil
yang berfungsi sebagai titik koneksi.
c) Nilai tahanan resistor dapat diketahui melalui kode warna pada gelang
resistor. Salah satu contoh dari resistor tetap adalah resistor karbon. Resistor
variabel adalah resistor yang dapat diubah-ubah sebagaimana yang
dibutuhkan dalam rangkaian listrik/elektronika. Resistor ini berfungsi untuk
mengatur besaran listrik pada suatu rangkaian sesuai yang diinginkan.
Contoh dari resistor variabel adalah potensiometer dan rheostat.
d) Mencari arus dan tegangan yang mengalir di rangkaian, harus mengetahui
nilai tahanan (R) dan tegangan (V) dari setiap resistor, serta nilai tahanan
total (Rtotal) dan tegangan total (Vtotal) pada rangkaian. Setelah itu,
mahasiswa dapat menggunakan rumus-rumus di atas untuk menghitung arus
dan tegangan yang mengalir di setiap resistor, serta nilai arus total dan
tegangan total pada rangkaian.
e) Menghitung dan mencari error pada resistor, dapat menggunakan rumus
kesalahan batas relatif (relative limiting error) yang didefinisikan sebagai
perbandingan kesalahan batas terhadap nilai kuantitas yang ditetapkan
(nominal). Kesalahan batas relatif dapat dinyatakan oleh persamaan:
Kesalahan batas relatif = (kesalahan batas / nilai kuantitas) x 100%.
f) Menggunakan power supply dan mengatur tegangannya dengan cara
mengatur knob tegangan pada power supply. Power supply adalah alat yang
digunakan untuk mengubah tegangan listrik dari sumber tegangan DC
menjadi tegangan yang dapat digunakan oleh komponen elektronik. Untuk
mengatur tegangan pada power supply dapat mengatur knob tegangan yang
tersedia pada power supply. Jika power supply memiliki knob tegangan
dapat mengatur tegangan pada power supply dengan menyesuaikan posisi
knob tegangan sesuai dengan kebutuhan.
g) Analog multimeter menggunakan needle untuk menunjukkan nilai arus atau
tegangan, sedangkan digital multimeter menunjukkan nilai dalam angka di
layar LCD atau LED. Analog multimeter lebih tepat dalam mengukur arus
diode, tetapi digital multimeter lebih mudah dibaca dan menyediakan nilai
yang lebih tepat. Digital multimeter juga lebih mudah untuk dibaca oleh
orang yang tidak laku dalam mengukur.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Nurhakim & Cecep Saeful Mukti, S. (2023, Mei 11). Pengertian Resistansi, Rumus,
Lambang dan Satuannya. Retrieved from Quipper Blog:
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/resistansi/

Salim, M. P. (22, September 24). Cara Membaca Resistor 4 Warna dengan Mudah,
Lengkap dengan Tabel Kode Warna. Retrieved from Liputan6:
https://www.liputan6.com/hot/read/5078955/cara-membaca-resistor-4-warna-
dengan-mudah-lengkap-dengan-tabel-kode-warna

Silmi Nurul Utami, N. N. (2021, Januari 31). Bedanya Rangkaian Seri dan Rangkaian
Paralel. Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/31/175409569/bedanya-
rangkaian-seri-dan-rangkaian-paralel?page=all

Tysara, L. (2022, Januari 24). Cara Menghitung Resistor Paralel dan Seri, Simak Contoh
Soal dan Pembahasannya. Retrieved from Liputan6:
https://www.liputan6.com/hot/read/4867769/cara-menghitung-resistor-
paralel-dan-seri-simak-contoh-soal-dan-pembahasannya?page=5

Ujiyanto. (2016, Februari 01). Rangkaian Seri dan Paralel Resistor. Retrieved from
GoKako Elektro : https://gokakoelektro.blogspot.com/2016/02/rangkaian-seri-
dan-paralel-resistor.html?m=1
LAMPIRAN

Gambar 1.a. Rtotal analog rangkaian 1 Gambar 1.b. Rtotal digital rangkaian 1

Gambar 2.a. Rtotal analog rangkaian 1 Gambar 2.b Rtotal digital rangkaian 2
Gambar 3.a. Rtotal analog rangkaian 3 Gambar 3.b. Rtotal digital rangkaian 3

Gambar 4.a. Rtotal analog rangkaian 4 Gambar 4.b. Rtotal digital rangkaian 4
Gambar 5.a. Rtotal analog rangkaian 5 Gambar 5.b Rtotal digital rangkaian 5

Anda mungkin juga menyukai