OLEH:
Rimbani Nisa Ayu Wahanani NIM: 4.31.23.0.21
KELOMPOK 5:
Kristiano Gobai NIM: 4.31.23.0.09
Nasywaan Restu Putra M NIM: 4.31.23.0.17
Wahyu Chandra Kusuma NIM: 4.31.23.0.23
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………ii
JUDUL PERCOBAAN………………………………………………………………………………………………………1
TUJUAN PERCOBAAN……………………………………………………………………………………………………1
DASAR TEORI………………………………………………………………………………………………………………..1
RANGKAIAN PERCOBAAN……………………………………………………………………………………………..6
LANGKAH PERCOBAAN…………………………………………………………………………………………………6
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………8
KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………..15
2. TUJUAN PERCOBAAN
a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara membaca kode warna
resistor
b. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian menggunakan protoboard
c. Dapat mengerti tentang R total dan tahanan masing masing resistor beserta
toleransinya
d. Mahasiswa dapat mencari Arus dan Tegangan yang mengalir di rangkaian
e. Dapat menghitung dan mencari error dari sebuah resistor, dapat merangkai
rangkaian seri resistor dan menempatkan alat ukur sesuai ketentuan
f. Mahasiswa bisa mengukur resistansi menggunakan multimeter analog dan
digital, serta mengukur arus dan tegangan.
g. Mahasiswa dapat menggunakan power supply dan mengatur tegangannya agar
tidak lebih dari 10 Volt dan minimal 5 Volt
h. Mahasiswa dapat membaca hasil ukur dari multimeter analog dan menentukan
skala yang tepat dari harga sebuah resistor
i. Dapat mengfungsikan multimeter analog dan digital sebagai alat ukur arus dan
tegangan secara bergantian
j. Mahasiswa dapat membandingkan error dari sebuah pengukuran dan teori /
hitungan
k. Mahasiswa dapat menggunakan excel untuk menghitung resistansi dan
toleransinya
l. Mahasiswa dapat membuat laporan / karya ilmiah yang baik dan benar.
3. DASAR TEORI
3.1. Resistor
Menurut Salim M.P2. Resistor adalah suatu komponen elektronika yang ada
di hampir semua perangkat elektronika, baik itu TV, radio, ponsel, komputer, dan
sebagainya serta resistor berfungsi untuk menciptakan hambatan dalam aliran arus
listrik. Adapun besaran hambatan sebuah resistor diukur dalam satuan ohm (Ω).
Ohm adalah besaran resistansi yang terjadi ketika arus satu ampere (A) melewati
resistor dengan penurunan satu volt (V) di terminalnya. Rasio ini diwakili oleh
hukum Ohm dituliskan pada persamaan (1), sebagai berikut:
R=V/I (1) 2
Keterangan: R = Resistor
V = Tegangan
I = Arus
Resistor susunan seri dapat dilihat pada gambar 1, berguna memperbesar hambatan
pada suatu rangkaian. “Susunan seri adalah besar hambatan pengganti seri setara
dengan jumlah dari tiap hambatan yang digunakan. Susunan seri memiliki tegangan
pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan jumlah tegangan pada
ujung-ujung tiap penghambat. Kuat arus pada tiap penghambat sama, yakni sama
dengan kuat arus yang melalui hambatan pengganti serinya.”(Tysara L, 2022)4
Besarnya resistansi suatu bahan bergantung pada panjang dan luas penampang
bahan. Secara matematis dapat dituliskan pada persamaan (3), sebagai berikut:
I
𝑅 = 𝜌A (3)1
Dari persamaan di atas, resistansi berbanding lurus dengan panjang bahan dan
berbanding terbalik dengan luas penampang. Artinya, semakin panjang bahan atau
semakin kecil luas penampang, semakin besar resistansi bahan. Sebaliknya,
semakin pendek atau semakin besar luas penampang bahan, semakin kecil
resistansinya.
Menurut Ahmad Nurhakim & Cecep Saeful Mukti, S.1, resistansi atau hambatan di
dalam rangkaian listrik berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik
dengan kuat arus listrik. Secara matematis dapat dituliskan pada persamaan (4)
sebagai berikut:
V
𝑅= (4)1
I
Nilai resistansi resistor tetap diindikasikan oleh garis-garis warna dalam tubuh
resistor. Dapat dilihat pada gambar 3, nilai resistansi resistor dapat dibedakan sesuai
warna cicin nya. Cicin nya pun bervariasi, ada 3 cicin, 4 cicin, 5 cicin, dan 6 cicin.
Menurut Silmi Nurul Utami, N. N.3 , pada rangkaian seri, jika salah satu
komponen rusak maka seluruh rangkaian akan ikut rusak, karena rangkaian seri
hanya memiliki satu jalur listrik. Jika terdapat gangguan maka listrik tidak dapat
mengalir lagi. Berbeda dengan rangkaian paralel yang memiliki banyak cabang
sehingga saat satu komponen rusak, maka komponen dalam jalur lainnya masih
dapat berfungsi.
5. RANGKAIAN PERCOBAAN
Pada percobaan pengukuran resistansi seri, terdapat 3 buah resistor yang
terhubung secara menyambung atau seri. Dapat dilihat pada gambar 4.
6. LANGKAH PERCOBAAN
a) Siapkan 15 Resistor yang nilainya total tidak boleh melebihi dari 2600 ohm
b) Siapkan alat ukur multimeter analog dan digital, sebuah protoboard untuk
merangkai resistor serta sebuah power supply untuk sumber tegangan + arus
c) Rangkailah 3 resistor dengan seri di protoboard dan perhatikan nilai totalnya
tidak boleh melebihi 2600 ohm dan resistor yang dipakai harus diatas 10
ohm
d) Mulai melakukan pengukuran dengan mengubah saklar multimeter ke VDC
dan baca hasilnya
e) Rangkaikan resistor dan multimeter analog / digital mengikuti gambar
rangkaian 1, fungsikan mutimeter analog sebagai voltmeter dan multimeter
digital sebagai ampere meter.
f) Tukar Multimeter analog sebagai amperemeter dan multimeter digital
sebagai voltmeter
g) Catat hasilnya dan simpan datanya.
h) Masukkan data pada excel yang sudah dibuat di percobaan sebelumnya
menjadi 1 dengan data resistornya
i) Catatlah hasil pengukuran dan penghitungan di excel, dan laporkan
hasilnya!
8. PEMBAHASAN
Resistansi Seri:
a) Berdasarkan data pada tabel percobaan 1 nomer 1. Resistor Seri
R1+R2+R3, yaitu 680+1k+120. Rtotalnya adalah 1.800. Dengan nilai
toleransi masing-masing 5%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter
Analog dengan nilai skala x1k, mendapatkan hasil sebesar 1,8k (dapat
dilihat pada gambar 1.1). Maka, batas toleransinya adalah (1800 - 1800) /
1800*100% = 0%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Digital
mendapatkan hasil sebesar 1,786k (dapat dilihat pada lampiran gambar 1.2).
Maka, batas toleransinya adalah (1800 – 1,786) / 1800*100% = 0.007%.
Dapat di simpulkan bahwa resistor seri tersebut masih memenuhi batas
toleransi yang baik. Antara pengukuran dan perhitungan mendapatkan hasil
yang tidak jauh beda.
b) Berdasarkan data pada tabel percobaan 1 nomer 2. Resistor Seri R1+R2+R3,
yaitu 220+670+560. Rtotalnya adalah 1450. Dengan nilai toleransi masing-
masing 5%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Analog dengan
nilai skala x1k, mendapatkan hasil sebesar 1430 (dapat dilihat pada
lampiran gambar 1.3). Maka, batas toleransinya adalah (1450 - 1430) /
1450*100% = 0.013%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Digital
mendapatkan hasil sebesar 1438 (dapat dilihat pada lampiran gambar 1.4).
Maka, batas toleransinya adalah (1450 – 1438) / 1450*100% = 0.008%.
Dapat di simpulkan bahwa resistor seri tersebut masih memenuhi batas
toleransi yang baik. Antara pengukuran dan perhitungan mendapatkan hasil
yang tidak jauh beda.
c) Berdasarkan data pada tabel percobaan 1 nomer 3. Resistor Seri R1+R2+R3,
yaitu 680+1k+390. Rtotalnya adalah 2070. Dengan nilai toleransi masing-
masing 5%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Analog dengan
nilai skala x1k, mendapatkan hasil sebesar 2.1k (dapat dilihat pada lampiran
gambar 1.5). Maka, batas toleransinya adalah (2070 - 2100 ) / 2070*100%=
0.01%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Digital mendapatkan
hasil sebesar 2.057k (dapat dilihat pada lampiran gambar 1.6). Maka, batas
toleransinya adalah (2070 – 2057) / 2070*100% = 0.6%. Dapat di simpulkan
bahwa resistor seri tersebut masih memenuhi batas toleransi yang baik.
Antara pengukuran dan perhitungan mendapatkan hasil yang tidak jauh
beda.
d) Berdasarkan data pada tabel percobaan 1 nomer 4. Resistor Seri R1+R2+R3,
yaitu 680+120+120. Rtotalnya adalah 920. Dengan nilai toleransi masing-
masing 5%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Analog dengan
nilai skala x100, mendapatkan hasil sebesar 950 (dapat dilihat pada
lampiran gambar 1.7). Maka, batas toleransinya adalah (920 - 950 ) /
920*100% = 0.03%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Digital
mendapatkan hasil sebesar 0.911k (dapat dilihat pada lampiran gambar 1.8).
Maka, batas toleransinya adalah (920 – 911) / 920*100% = 0.009% . Dapat
di simpulkan bahwa resistor seri tersebut masih memenuhi batas toleransi
yang baik. Antara pengukuran dan perhitungan mendapatkan hasil yang
tidak jauh beda.
e) Berdasarkan data pada tabel percobaan 1 nomer 5. Resistor Seri R1+R2+R3,
yaitu 120+120+10. Rtotalnya adalah 250. Dengan nilai toleransi masing-
masing 5%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Analog dengan
nilai skala x100, mendapatkan hasil sebesar 250 (dapat dilihat pada
lampiran gambar 1.9). Maka, batas toleransinya adalah (250 - 250 ) /
250*100% = 0%. Hasil pengukuran menggunakan Multimeter Digital
mendapatkan hasil sebesar 0.248k (dapat dilihat pada lampiran gambar
1.10). Maka, batas toleransinya adalah (250 – 0.248) / 250*100% = 0.99%.
Dapat di simpulkan bahwa resistor seri tersebut masih memenuhi batas
toleransi yang baik. Antara pengukuran dan perhitungan mendapatkan hasil
yang tidak jauh beda.
Analog:
Eabsolute = |8.5-8.4| = 0.1
0.1
Erelative = 8.4 = 0.011
Error = 0.011*100% = 1.1%
Digital:
Eabsolute = |8.5-8.55| = 0.05
0.05
Erelative = 8.55 = 0.005
Error = 0.005*100% = 0.05%
Digital:
Eabsolute = |4.722-09.16| = 4.44
4.44
Erelative = 09.16 = 0.484
Error = 0.484*100% = 48.4%
Analog:
Eabsolute = |8.6-8.55| = 0.05
0.05
Erelative = 8.55 = 0.005
Error = 0.005*100% = 0.5%
Digital:
Eabsolute = |8.6-8.50| = 0.1
0.01
Erelative = 8.50 = 0.011
Error = 0.011*100% = 1.1%
Digital:
Eabsolute = |6.043-08.50| = 2.457
2.457
Erelative = 08.50 = 0.289
Error = 0.289*100% = 28.9%
Analog:
Eabsolute = |8.5-8.4| = 0.1
0.1
Erelative = 8.4 = 0.011
Error = 0.011*100% = 1.1%
Digital:
Eabsolute = |8.5-8.50| = 0
0
Erelative = 8.50 = 0
Error = 0*100% = 0%
Digital:
Eabsolute = |4.088-04.24| = 0.152
0.152
Erelative = 04.24 = 0.035
Error = 0.035*100% = 3.5%
Analog:
Eabsolute = |8.5-8.4| = 0.1
0.1
Erelative = 8.4 = 0.011
Error = 0.011*100% = 1.1%
Digital:
Eabsolute = |8.5-8.50| = 0
0
Erelative = 8.50 = 0
Error = 0*100% = 0%
Digital:
Eabsolute = |9.231-07.88| = 1.351
1.351
Erelative = 07.88 = 0.171
Error = 0.171*100% = 17.1%
Analog:
Eabsolute = |8.5-8.4| = 0.1
0.1
Erelative = 8.4 = 0.011
Error = 0.011*100% = 1.1%
Digital:
Eabsolute = |8.5-8.50| = 0
0
Erelative = 8.50 = 0
Error = 0*100% = 0%
Digital:
Eabsolute = |34-0.34| = 33.66
33.66
Erelative = = 99
0.34
Error = 99*100% = 99%
Untuk pengukuran arus memiliki eror yang cukup banyak. Selisih antara
perhitungan dan pengukuran cukup tinggi. Hal ini dapat disebabkan
kesalahan alat pada saat mengukur ataupun kesalahan saat mengukur.
Kesalahan manusia yang disebabkan oleh penyesuaian dan penggunaan
yang tidak tepat, dan kesalahan pembacaan buatan manusia yang tidak dapat
dihindari tetapi dapat diminimalkan. Hal ini seharusnya dilakukan
pengukuran ulang untuk memastikan. Untuk mengurangi kesalahan
pengukuran, perlu memahami karakteristik multimeter dan penyebab
kesalahan pengukuran, serta menguasai teknik dan metode pengukuran
yang benar.
9. KESIMPULAN
a) Dengan mempelajari tabel kode warna resistor yang menunjukkan nilai
resistansi dan toleransi. Setiap gelang berwarna pada resistor masing-
masing menunjukkan digit pertama, digit kedua, angka pengali, dan nilai
toleransi. Contohnya, resistor yang memiliki gelang berwarna kuning, ungu,
oranye, dan emas memiliki resistansi sebesar 47 KΩ dengan toleransi
sebesar 5%.
b) Merangkai rangkaian menggunakan protoboard dengan cara memasukkan
komponen elektronik ke dalam lubang-lubang yang tersedia pada
protoboard. Protoboard memiliki terminal-terminal dan jalur-jalur kawat
yang membentuk garis horisontal dan vertikal, yang digunakan untuk
membentuk garis koneksi antara komponen elektronik. Setiap titik
pertemuan antara terminal dan jalur kawat, terdapat lubang-lubang kecil
yang berfungsi sebagai titik koneksi.
c) Nilai tahanan resistor dapat diketahui melalui kode warna pada gelang
resistor. Salah satu contoh dari resistor tetap adalah resistor karbon. Resistor
variabel adalah resistor yang dapat diubah-ubah sebagaimana yang
dibutuhkan dalam rangkaian listrik/elektronika. Resistor ini berfungsi untuk
mengatur besaran listrik pada suatu rangkaian sesuai yang diinginkan.
Contoh dari resistor variabel adalah potensiometer dan rheostat.
d) Mencari arus dan tegangan yang mengalir di rangkaian, harus mengetahui
nilai tahanan (R) dan tegangan (V) dari setiap resistor, serta nilai tahanan
total (Rtotal) dan tegangan total (Vtotal) pada rangkaian. Setelah itu,
mahasiswa dapat menggunakan rumus-rumus di atas untuk menghitung arus
dan tegangan yang mengalir di setiap resistor, serta nilai arus total dan
tegangan total pada rangkaian.
e) Menghitung dan mencari error pada resistor, dapat menggunakan rumus
kesalahan batas relatif (relative limiting error) yang didefinisikan sebagai
perbandingan kesalahan batas terhadap nilai kuantitas yang ditetapkan
(nominal). Kesalahan batas relatif dapat dinyatakan oleh persamaan:
Kesalahan batas relatif = (kesalahan batas / nilai kuantitas) x 100%.
f) Menggunakan power supply dan mengatur tegangannya dengan cara
mengatur knob tegangan pada power supply. Power supply adalah alat yang
digunakan untuk mengubah tegangan listrik dari sumber tegangan DC
menjadi tegangan yang dapat digunakan oleh komponen elektronik. Untuk
mengatur tegangan pada power supply dapat mengatur knob tegangan yang
tersedia pada power supply. Jika power supply memiliki knob tegangan
dapat mengatur tegangan pada power supply dengan menyesuaikan posisi
knob tegangan sesuai dengan kebutuhan.
g) Analog multimeter menggunakan needle untuk menunjukkan nilai arus atau
tegangan, sedangkan digital multimeter menunjukkan nilai dalam angka di
layar LCD atau LED. Analog multimeter lebih tepat dalam mengukur arus
diode, tetapi digital multimeter lebih mudah dibaca dan menyediakan nilai
yang lebih tepat. Digital multimeter juga lebih mudah untuk dibaca oleh
orang yang tidak laku dalam mengukur.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Nurhakim & Cecep Saeful Mukti, S. (2023, Mei 11). Pengertian Resistansi, Rumus,
Lambang dan Satuannya. Retrieved from Quipper Blog:
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/resistansi/
Salim, M. P. (22, September 24). Cara Membaca Resistor 4 Warna dengan Mudah,
Lengkap dengan Tabel Kode Warna. Retrieved from Liputan6:
https://www.liputan6.com/hot/read/5078955/cara-membaca-resistor-4-warna-
dengan-mudah-lengkap-dengan-tabel-kode-warna
Silmi Nurul Utami, N. N. (2021, Januari 31). Bedanya Rangkaian Seri dan Rangkaian
Paralel. Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/31/175409569/bedanya-
rangkaian-seri-dan-rangkaian-paralel?page=all
Tysara, L. (2022, Januari 24). Cara Menghitung Resistor Paralel dan Seri, Simak Contoh
Soal dan Pembahasannya. Retrieved from Liputan6:
https://www.liputan6.com/hot/read/4867769/cara-menghitung-resistor-
paralel-dan-seri-simak-contoh-soal-dan-pembahasannya?page=5
Ujiyanto. (2016, Februari 01). Rangkaian Seri dan Paralel Resistor. Retrieved from
GoKako Elektro : https://gokakoelektro.blogspot.com/2016/02/rangkaian-seri-
dan-paralel-resistor.html?m=1
LAMPIRAN
Gambar 1.a. Rtotal analog rangkaian 1 Gambar 1.b. Rtotal digital rangkaian 1
Gambar 2.a. Rtotal analog rangkaian 1 Gambar 2.b Rtotal digital rangkaian 2
Gambar 3.a. Rtotal analog rangkaian 3 Gambar 3.b. Rtotal digital rangkaian 3
Gambar 4.a. Rtotal analog rangkaian 4 Gambar 4.b. Rtotal digital rangkaian 4
Gambar 5.a. Rtotal analog rangkaian 5 Gambar 5.b Rtotal digital rangkaian 5