INTERFEROMETER MICHELSON
A. TUJUAN
Tujuan dalam percobaan interferometer Michelson adalah
mahasiswa diharapkan mampu memahami cara kerja interferometer
Michelson dan mampu mengukur panjang gelombang sinar LASER He-
Ne.
B. TEORI DASAR
Salah satu sifat gelombang ialah yang ditunjukkan oleh fenomena
interferensi. Inteferensi merupakan gabungan secara supeposisi dari dua
atau lebih sumber cahaya yang dapat menghasilkan pola terang (inteferensi
maksimum) dan pola gelap (inteferensi minimum) agar dapat
berinterferensi cahaya harus memiliki amplitudo, frekuensi, dan beda fase
yang tetap.
Σ x2 n
dengan nilai S a=S y
√ 2
n Σ x −(Σ x )
2
√
dan nilai Sb =S y 2
n Σ x −( Σ x )
2
dengan nilai S y =
√| 1
n−2 [
Σ y 2−
Σ x2 ( Σ y)2 −2 Σ x . Σ y . Σ xy +n(Σ xy )2
n Σ x 2− ( Σ x )
2
Pada metode kuadrat terkecil ini mengacu pada dua persamaan yakni :
]|
2
λ= ¿
n
2
n= ¿
λ
Maka didapatkan hubungan sebagai berikut :
No ¿ n=y Xy x2 y2
1 0 4 0 16 0
2 1 7 1 49 7
3 2 10 4 100 20
4 3 13 9 169 39
5 4 16 16 256 64
6 5 19 25 361 95
7 6 23 36 529 138
8 7 25 49 625 175
9 8 30 64 900 240
10 9 33 81 1089 297
Σ 45 180 285 4094 1075
Σ2 2025 32400 81225 16760836 1155625
Keterangan :
n=y 2
=b
λ
¿=x
a=0
Menentukan nilai b́
n Σ xy−Σ x−Σ y
b́= 2 2
n Σ x −( Σ x )
b́=3,21212
Menentukan S y
Sy=
1
n−2√| 2
Σy −
S y =0,125
Σ x 2 (Σ y )2−2 Σ x . Σ y . Σ xy+ n( Σ xy )2
[ n Σ x 2− ( Σ x )
2
]|
Menentukan Sb
n
Sb =S y
√ 2
n Σ x −( Σ x )
2
Sb =¿0,03892
Panjang gelombang (λ ¿ dari laser He-Ne
2
b=
λ
2
λ́=
b́
λ́=0,62264 μm
Ralat mutlak
2
Sλ=
∂λ
√|
S
∂b b
2
|
√
S λ = |2. Sb|
S λ =0,07785
Ralat relatif
Sλ
Rλ= x 100 %
λ
R λ =0,1250 % ( 4 AP )
Jadi, panjang gelombang laser He-Ne yang digunakan dalam
percobaan ini adalah : λ=(0,6226± 0,0778) μm dengan ralat
relatif sebesar 0,1250 % (4AP)
Maka didapatkan grafik sebagai berikut:
Grafik Hubungan antara Perubahan Pola Gelap-Terang (n) dengan
Perubahan Panjang Lintasan Cahaya (lM'2-M2l) :
40
30 f(x) = 3.21 x + 3.55
20 R² = 1
n
10
M2'-M2
0 Linear (M2'-
0 1 2 3 4 5 6 7 8M2) 9 10
M2'-M2
2
persamaan. λ= yang menghasilkan panjang gelombang sebesar 0.62264
b
μm.
G. DISKUSI (PEMBAHASAN)
Semua interferometer memiliki komponen kunci yaitu beam
splitter(Half mirror) yang digunaan untuk memecah sinar, temasuk dalam
Interferometer Michelson memiliki beam splitter ini, yang mengakibatkan
ketika sinar sampai ke spliter akan pecah dan dipantulkan dengan cermin
M1 dan juga M2 yang selanjutnya memasuki splitter lagi dan akan
dibelokkan menuju detektor/layar yang akan memunculkan pola gelap-
terang karena terjadinya interferensi gelombang. (Tim Praktikum Fisika
Modern, 2016)
Interferometer Michelson dapat digunakan untuk menentukan
besar panjang gelombang sinar laser yang digunakan. Didalam percobaan
interferometer kali ini adalah menggunakan sinar laser He-Ne. pada
percobaan ini didapatkan panjang gelombang sebesar
λ=( 0,6226 ± 0,0778 ) μm dengan ralat relatif sebesar 0,1250 %. Hasil yang
didapatkan hampir mendekati dengan panjang gelombang laser He-Ne
referensi yaitu : λ=0,6329 μm yang memiliki selisih sebesar 0,0103 μm.
Perbedaan hasil tersebut bisa terjadi dikarenakan kurang cermatnya dalam
menentukan n (jumlah pola gelap-terang-gelap) dan juga dikarenakan
telalu cepatnya perubahan pola gelap-terang-gelap pada saat memutar
vernier sehingga menjadi kurang teramati.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan interferometer Michelson yang telah dilasanakan
dan dianalisis maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada percobaan interferometer Michelson terjadi interferensi berkas
cahaya yang koheren dikarenakan adanya perbedaan lintasan optic dua
berkas cahaya yang berinteraksi, sehingga membentuk pola gelap-
terang-gelap-teang, apabila dua berkas cahaya tersebut tepat
berinteaksi.
2. Panjang gelombang sinar dari laser He-Ne pada percobaan
Interferometer Michelson adalah λ=( 0,6226 ± 0,0778 ) μm dengan ralat
relatif sebesar 0,1250 %.