Anda di halaman 1dari 15

A.

TUJUAN
Tujuan dilakukannya percobaan Franck Hertz adalah untuk memahami
tentang energi diskrit pada atom serta menunjukkan tingkat energi eksitasi dalam
atom.

B. DASAR TEORI
Atom terdiri dari muatan positif dimana muatan negatif berada pada sebuah
lintasan. Ketika sebuah orbit mengelilingi inti atom maka akan memiliki sebuah
energi tertentu. Terdapat sebuah eletron memiliki sebuah tingkat energi yang
berbeda maka akan mempengaruhi tingkat energi ataom pada sebuah lintasan.
Energi pada sebuah atom dapat dipancarkan atau diserap dan akan membentuk
sebuah spektrum elektron. Ketika elektron memancarkan sebuah sinar energi hal
itu dikarenakan elektron berada disekitar lintasan. Tingkat energi pada sebuah
atom akan digunakan konstanta plank. Jika atom dikenai efek medan listrik maka
akan mendapatkan gaya listrik (gaya coloumb). Hukum coulomb adalah hukum
yang menjelaskan gaya yang dikenai dengan titik muatan pada jarak tertentu.
Gaya yang akan ditimbulkan adalah gaya tarik menarik atau tolak menolak
(Amelia. Titis., Fajar. B.C., Ghita. A.N.;2018).

Dari berbagai macam arus dan tegangan yang dikeluarkan maka akan
membentuk sebuah energi atom pada lintasan. Hal itu menandakan jumlah energi
elektron pada sebuah atom dengan nilai 4,9 ev. Banyak tubrukan arus dan
tegangan dimana terjadi penurunan arus dan kenaikan arus pada tegangan tertentu.
Sehingga percepatan potensial menjadi 4,9 volt. Tubrukan tersebut membuat
elektron akan menyebabkan energi kinetik pada atom itu sendiri ( Saragih. Clara.
Sinta.;2014).

Mekanisme yang dipilih dalam dalam eksperimen Fanck dan Hertz adalah
teori tumbukan atom dengan partikel lain, yaitu dengan menimbulkan lucutan
listrik dalam gas bertekanan rendah, sehingga timbul medan listrik yang
mempercepat elektron dan ion atomik hingga energi kinetiknya cukup untuk
mengeksitasikan atom ketika terjadi tumbukan. Pada waktu terjadinya tumbukan
dengan partikel lain, sebagian energi kinetik partikel diserap oleh atom. Atom
yang tereksitasi dengan cara ini akan kembali ke tingkat dasar dalam waktu rata-
rata 10-8 s dengan memancarkan satu atau lebih foton. Hasil percobaan ini
menunjukkan bahwa tingkat energi atomik memang ada dan tingkat-tingkat ini
sama dengan tingkat-tingkatyang terdapat pada spektrum garis (Tim Praktikum
Fisika Modern, 2016).

C. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT DAN BAHAN
Dalam percobaan Frank-Hertz, alat yang digunakan adalah set-up
dari percobaan Franck-Hertz yang dilengkapi dengan heater yang
difungsikan sebagai pemanas katoda, tabung gas sebagai tempat dari gas,
pengatur grid 1 dan 2, voltemeter dan amperemeter sebagai pengukur
tegangan dan arus serta beberapa tombol dengan fungsi yang memiliki
fungsi tertentu dalam percobaan.

2. DESAIN PERCOBAAN

Gambar 4.Set-up alat Franck-Hertz

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengatur switch power (1) pada posisi off, switch (9) pada posisi manu,
switch (10) pada posisi internal, dan switch (11) pada posisi meter.
Memutar semua tombol pada posisi minimum, yaitu dengan cara memutar
berlawanan arah dengan perputaran jarum jam.
2. Menghubungkan input dengan sumber tegangan 220 V, kemudian
mengatur jarum ammeter pada posisi nol dengan menggunakan tombol
zero (7). Mengatur tombol gain pada posisi garis penunjuk mengarah ke
atas.
3. Memutar tombol G2-K (5) searah jarum jam sampai voltmeter menunjuk
kira-kira 30 volt.
4. Memutar tombol pemanas (2) sampai garis penunjuk mengarah ke atas dan
menunggu kira-kira 2-3 menit.
5. Memutar tombol G1-K (3) sampai ammeter menunjukkan adanya arus dan
memutar tombol G2-P (4) sampai menunjukkan adanya pengaruh pada
jarum ammeter. Mengatur G1-K (3) dan G2-P (4) sedemikian sehingga bila
G2-K (5) diputar ke arah maksimum ammeter tidak melebihi batas
maksimum.
6. Mengatur tombol zero (7) agar menunjuk nol pada saat G2-K minimum
(nol). Dari harga nol, V diperbesar dengan memutar G2-K (5) sedikit demi
sedikit yang akan diikuti oleh bertambah besarnya arus yang ditunjukkan
oleh jarum ammeter.Pada posisi harga V tertentu harga i akan turun drastis
kemudian bertambah besar lagi. Mencari keadaan penurunan i ini sebanyak
3-4 kali untuk satu proses perubahan V dari harga nol sampai maksimum.
7. Apabila keadaan di atas sudah didapat, meminimumkan tombol G2-K (5),
kemudian mengubah switch (9) pada posisi auto. Selanjutnya dengan
memaksimumkan tombol G2-K (5), akan terlihat secara otomatis jarum
voltmeter bertambah tetapi jarum ammeter naik-turun-naik-turun dan
seterusnya.
8. Meminimumkan tombol G2-K (5) dan mengubah kembali switch (9) pada
posisi manu kembali.
9. Melakukan secara manual pengukuran V dan i dengan memutar tombol
G2-K (5) sedikit demi sedikit.
10. Melakukan pelaksanaan 5-9 pada kondisi yang lain dengan mangatur
tombol G1-K (3) dan G2-P (4) yang berbeda.

E. LEMBAR KERJA

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3


No Volt (V)
I1 (A) I2 (A) I3 (A)
1 2 10 2 4
2 4 14 4 6
3 6 20 6 10
4 8 24 6 14
5 10 28 8 24
6 12 34 10 24
7 14 42 12 28
8 16 52 16 32
9 18 60 20 36
10 20 62 (I max) 22 (I max) 40
11 22 56 (I min) 20 42 (I max)
12 24 56 18 38
13 26 56 18 36 (I min)
14 28 58 18 (I min) 40
15 30 68 20 56
16 32 82 26 60
17 34 94 32 64
18 36 100 (I max) 36 68
19 38 92 36 68 (I max)
20 40 84 34 60
21 42 82 32 58 (I min)
22 44 82 (I min) 32 68
23 46 84 32 76
24 48 96 38 80
25 50 100 (I max) 40 84
26 52 92 48 90
27 54 94 54 94 (I max)
28 56 94 54 90
29 58 96 54 (I max) 88
30 60 96 52 80 (I min)
31 62 98 50 92
32 64 100 (I max) 50 (I min) 98
33 66 92 (I min) 52 100 (Imax)
34 68 92 56 96 (I min)
35 70 98 62 98
36 72 100 (I max) 66 100 ( I max)
37 74 80 (I min) 70 86
38 76 82 72 84 (I min)
39 78 82 72 (I max) 86
40 80 84 70 88
41 82 84 70 90
42 84 86 70 (I min) 94
43 86 88 72 100 (I max)
44 88 92 76 100
45 90 94 80 88
46 92 96 82 92
47 94 98 86 94
48 96 100 86 98
49 98 100 88 (I max) 100
50 100 100 (I max) 86 (I min) 100 (I max)

F. ANALISIS DATA
Pada percobaan Franck-Hertz menggunakan metode analisis data grafik,
untuk menunjukkan hubungan antara arus kolektor dan tegangan.Selain itu,
percobaan ini juga menggunakan ralat mutlak dan ralat relatif untuk menentukan
standar deviasi serta besarnya ketidakpastian (ralat) panjang gelombang atom
hasil pengukuran. Dengan persamaan:

−hc 2 1 2 Sλ

S λ= | 2
eV 3 2
2|
;
R λ=

Pada eksperimen ini, arus yang terbaca pada amperemeter bersifat


λ
x 100 %

fluktuatif(naik turun). Suatu keeadaan dimana arus (I) mengalami penurunan


drastis disebut sebagai tegangan rata-rata terjadinya eksitasi. Tegangan eksitasi
digunakan untuk menghitung energi eksitasi serta panjang gelombang yang
dinyatakan dalam persamaan berikut :
- Persamaan untuk menghitung Energi eksitasi
E=eV dengan E : Energi eksitasi (Joule)
e : Muatan elektron 1,602 x 10-19 C
V : Tegangan eksitasi (Volt)
- Persamaan untuk menghitung panjang gelombang
hc
λ=
E dengan λ : Panjang gelombang (m)
h : Tetapan Plank 6,626 x 10-34 J.s
c : Cepat rambat cahaya 3 x 108 m/s
E : Energi eksitasi (Joule)
a. Menghitung rata-rata tegangan eksitasi, energi eksitasi dan panjang
gelombang
Dari hasil percobaan, didapatkan tegangan eksitasi (saat terjadi penurunan
arus) pada keempat titik di setiap percobaan sebagai berikut :
Titik Ke- Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
1 56 V 18 V 36 V
2 82 V 50 V 58 V
3 92 V 70 V 80 V
4 80 V 86 V 96 V

Dengan demikian tegangan eksitasi rata-rata empat titik minimum pada


percobaan Franck Hertz adalah:
Titik Pertama Titik Kedua
56+18+36 82+50+58
V 1= V 2=
3 3
V 1=36,66 volt V 2=63,33 volt

Titik Ketiga Titik Keempat


92+70+80 80+86+ 96
V 3= V 4=
3 3
V 3=80,66 volt V 4 =87,33 volt

Tegangan eskitasi selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung besarnya


energi eksitasi dan panjang gelombang sebagai berikut :
- Pada titik pertama

 Energi eksitasi  Panjang gelombang


Eeks 1=e V 1 hc
λ 1=
Eeks 1=( 1,602 x 10−19 ) (36,66) eV1
Eeks 1=5,872 x 10−18 Joule ( 6,626 x 10−34 ) (3 x 108)
λ 1=
5,872 x 10−18
λ 1=3,38 x 10−8 m=33,8 nm
 Menentukan S λ  Menentukan ralat relatif
2 Sλ
Sλ= |√ ∂∂ λv 23 ∆ v| Ralat Relatif = x 100 %
λ
0,6 x 10−9
2
x 100 %
Sλ=
√| ∂ hc 2
eV 2 3
∆v
|
2
¿
3,38 x 10−8
¿ 1,77 % (3 AP)
Sλ=
√|−hc 2
eV 2 3
∆v
|
2

√|
−34 8
Sλ=
−( 6,626 x 10 ) ( 3 x 10 ) 2
(1,602 x 10−19)(36,66)2 3
.1
|
S λ =0,6 x 10−9m

Jadi, panjang gelombang pada tegangan eksitasi dititik pertama adalah


( 33,8 ± 0,6 ) 10−9 mdengan ralat relatif sebesar 1,77 %(3 AP)
- Pada titik kedua
 Energi eksitasi  Panjang gelombang
Eeks 1=e V 2 hc
λ 1=
eV1
Eeks 1=( 1,602 x 10−19 ) (63,33)
( 6,626 x 10−34 ) (3 x 108)
λ 1=
Eeks 1=10,14 x 10−18 Joule 10,14 x 10−18
λ 1=1,96 x 10−8 m=19,6 nm

 Menentukan S λ  Menentukan ralat relatif


2
Sλ= |√ ∂∂ λv 23 ∆ v| Ralat Relatif =

λ
x 100 %

2
0,206 x 10−9
Sλ=
√|
∂ hc 2
eV 2 3
∆v
|
2
¿
1,96 x 10−8
¿ 1,05 %( 3 AP)
x 100 %

Sλ=
√|
−hc 2
eV 2 3
∆v
|
2

√|
−34 8
Sλ=
−( 6,626 x 10 ) ( 3 x 10 ) 2
(1,602 x 10−19)(63,33)2 3
.1
|
S λ =0,206 x 10−9m
Jadi, panjang gelombang pada tegangan eksitasi dititik kedua adalah
( 19,6 ± 0,206 ) 10−9 mdengan ralat relatif sebesar 1,05% (3 AP) .

- Pada titik ketiga


 Energi eksitasi  Panjang gelombang
Eeks 1=e V 2 hc
λ 1=
Eeks 1=( 1,602 x 10−19 ) ( 80,66) eV1
Eeks 1=12,92 x 10−18 Joule ( 6,626 x 10−34 ) (3 x 108)
λ 1=
12,92 x 10−18
λ 1=1,54 x 10−8 m=15,4 nm

 Menentukan S λ  Menentukan ralat relatif


2 Sλ
Sλ=
√|
∂λ 2
∂v 3
∆v |
2
Ralat Relatif = x 100 %
λ
0,12 x 10−9
x 100 %
Sλ=
√| ∂ hc 2
eV 2 3
∆v
|
2
¿
1,54 x 10−8
¿ 0,779 % (4 AP )
Sλ=
√|
−hc 2
eV 2 3
∆v
|
2

√|
−34 8
Sλ=
−( 6,626 x 10 ) ( 3 x 10 ) 2
(1,602 x 10−19)(80,66)2 3
.1
|
S λ =0,12 x 10−9m

Jadi, panjang gelombang pada tegangan eksitasi dititik ketiga


adalah ( 15,4 ± 0,12 ) 10−9 m denganralat relatif sebesar 0,779 % (4 AP)

- Pada titik keempat


 Energi eksitasi  Panjang gelombang
Eeks 1=e V 2 hc
λ 1=
eV1
Eeks 1=( 1,602 x 10−19 ) (87,33)
( 6,626 x 10−34 ) (3 x 108)
λ 1=
Eeks 1=13,99 x 10−18 Joule 13,99 x 10
−18

λ 1=1,42 x 10−8 m=14,2 nm

 Menentukan S λ  Menentukan ralat relatif


2 Sλ
Sλ=
∂λ 2
∂v 3
∆v
√| |
2
Ralat Relatif =
λ
x 100 %
0,1 x 10−9
x 100 %
Sλ=
√| ∂ hc 2
eV 2 3
∆v
|
2
¿
1,42 x 10−8
¿ 0,70 % (4 AP )
Sλ=
−hc 2
eV 2 3
∆v
√| |
2

Sλ=
√|
−( 6,626 x 10−34 ) ( 3 x 108 ) 2
(1,602 x 10−19)(87,33)2 3
S λ =0,1 x 10−9m
.1
|
Jadi, panjang gelombang pada tegangan eksitasi dititik keempa adalah
( 14,2 ±0,1 ) 10−9 m dengan ralat relatif sebesar0,70 % (4 AP )

b. Menentukan Grafik Hubungan antara Arus dan Tegangan


Berdasarkan data pengamatan yang telah diperoleh pada percobaan 1-3,
didapatkan grafik hubungan I dan V sebagai berikut :

Hubungan V dan I percobaan 1


120
100
80
I (mikroA)

60
40
20
0
0 20 40 60 80 100 120
V (Volt)

Hubungan V dan I percobaan 2


100
80
I (mikroA)

60
40
20
0
0 20 40 60 80 100 120
V (Volt)
Hubungan V dan I percobaan 3
120
100
80

I (mikroA) 60
40
20
0
0 20 40 60 80 100 120
V (Volt)

Pada ketiga grafik diatas memilik grafik naik turun atau yang disebut
sebagai fluktuatif dimana ada saat tertentu bertambahnya tegangan yang dapat
menyebabkan penurunan pada arus. Ketika arus mengalami kenaikan maka pada
saat tertentu akan mengalami penurunan. Bentuk grafik diatas disebabkan adanya
tingkat energi eksitasi pada suatu atom.

TUGAS
1. Gambarkan grafik hubungan I terhadap V
Jawaban :

Hubungan V dan I percobaan 1


120
100
80
I (mikroA)

60
40
20
0 Hubungan V dan I percobaan 2
0 20 40 60 80 100 120
100
V (Volt)
80
I (mikroA)

60
40
20
0
0 20 40 60 80 100 120
V (Volt)
Hubungan V dan I percobaan 3
120
100
80
I (mikroA)

60
40
20
0
0 20 40 60 80 100 120
V (Volt)

2. Tentukan besarnya tegangan terjadinya eksitasi (penurunan I secara


drastis), energi eksitasi dan panjang gelombang yang dihasilkan.
Jawaban :
- Titik pertama : Besar tegangan eksitasi (V) = 36,66 volt
Energi eksitasi (E) =5,872 x 10−18 Joule
Panjang gelombang (λ) =3,38 x 10−8 m
- Titik kedua :Besar tegangan eksitasi (V) = 63,33 volt
Energi eksitasi (E) = 10,14 x 10−18 Joule

Panjang gelombang (λ) =1,96 x 10−8 m

- Titik ketiga : Besar tegangan eksitasi (V) = 80,66volt


Energi eksitasi (E) = 12,92 x 10−18 Joule
Panjang gelombang (λ) =1,54 x 10−8 m
- Titik keempat : Besar tegangan eksitasi (V) = 87,33 volt
Energi eksitasi (E) =13,99 x 10−18 Joule
Panjang gelombang (λ) =1,42 x 10−8 m
3. Jelaskan secara fisis sehingga dapat terjadi grafik hubungan I-V seperti yang
ditunjukkan pada percobaan Franck Hertz di atas !
Jawaban :
Secara fisis terjadinya grafik hubungan V dan I adalah akibat penurunan
arus secara drastis ketika atom berada dalam suatu keadaan tereksitasi.
Elektron-elektron yang dipanasi dengan filamen (H) bergerak dari Katoda ke
Anoda, dalam perjalanannya elektron-elektron tersebut melewati kisi dalam

tabung hampa. Arus elektriknya dapat diukur melalui μA yang dipasang seri
dengan plat Anoda.
Dalam perjalanannya elektron-elektron bertumbukan dengan atom-atom
suatu unsur gas atau uap dalam kisi dan tumbukan yang terjadi adalah
tumbukan tidak lenting sama sekali, dengan anggapan bahwa elektron yang
bertumbukan memberikan sebagian atau seluruh energinya pada atom. Pada
suatu keadaan tertentu energi yang diberikan oleh elektron-elektron tersebut
akan sama dengan energi yang dibutuhkan oleh elektron-elektron untuk
menaikkan atom ke tingkat eksitasi terendahnya, maka atom kembali
bereksitasi pada tingkat energi berikutnya.
Efeknya adalah terjadi penurunan arus secara drastis. Karena elektron-
elektron yang bergerak setelah terjadi tumbukan bergerak dengan energi
rendah menuju Anoda. Elektron-elektron kembali dan dipercepat dengan
potensial V dengan memutar tombol (5) maka kembali terjadi kenaikan arus.
Begitu seterusnya.

4. Sebutkan model-model atom yang saudara ketahui dan sebutkan pula


kelemahan-kelemahannya
Jawaban :
a. Model Atom Dalton (1766-1844) : Atom adalah partikel terkecil yang tidak
dapat dibagi-bagi lagi dan jika jumlahnya dua atau lebih, maka akan
membentuk unsur
Kelemahan : Dalam perkembangan atom, ternyata atom terdiri dalam
suatu struktur tertentu yang tidak dapat dijelaskan oleh Dalton yakni tentang
kelistrikan
b. Model Atom Thomson (1859-1940) : atom merupakan bola yang bermuatan
positif yang dikelilingi oleh elektron bermuatan negatif.
Kelemahan :
- Tidak mampu menerangkan penyerapan elektron pada frekuensi yang
sama.
- Hamburan partikel alfa yang ditembakkan pada atom dengan sudut
hambur yang besar bahkan mampu membalikkan partikel tersebut yang
menunjukkan bahwa muatan positif tidak tersebar merata melainkan
berkonsentrasi pada sebuah inti yang kecil pada pusat atom.
c. Model Atom Rutherford: Atom terdiri dari inti atom dan elektron. Massa
dan muatan positifnya terpusat pada inti atom, sedangkan elektron beredar
mengelilingi inti pada kulitnya.
Kelemahan : Tidakbisa menjelaskan kemantapan atom, jika elektron
mengorbit berputar mengelilingi inti, maka elektron harus terus menerus
meradiasikan energinya.Dikarenakan energi pada atom berkurang yang
diikuti oleh jari-jari maka akhirnya jatuh pada inti.
d. Model Atom Bohr : Penyempuraan dari model atom Rutherford dengan
dua postulat yaitu :
1) Elektron mengelilingi inti melalui lintasan yang tetap (stationer) dan
tidak mengurangi yang dimiliki oleh elektron dengan momentum sudut

nh
Mvr=
2π .
2) Elektron akan mengalami perubahan energi jika terjadi perpindahan
elektron pada lintasan lain dengan menyerap energi hν jika pindah ke
lintasan yang lebih tinggi dan memancarkan energi hν jika pindah ke
lintasan yang lebih rendah.
Kelemahan :
- Hanya sesuai untuk atom-atom berelektron tunggal atau disebut atom
Hidrogenitik yaitu He+, Li2+, Be2+ dan lainnya. Namun tidak untuk atom
berelektron 2 atau lebih.
- Tidak dapat menjelaskan spektrum atomik yang terdiri dari banyak garis
spektrum.
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan Franck Hertz fenomena yang terjadi adalah fenomena naik
turunnya arus yang terbaca pada amperemeter. Fenomena tersebut
menunjukkan adanya energi eksitasi pada atom. Percobaan ini didasari atas
dasar prinsip dalam model atom Bohr dimana sistem atom itu ada dan dalam
keadaan diskrit (tidak kontinu) yang digambarkan dengan energi yang diskit.
Atom-atom yang saling bertumbukan dengan elektron akan ditunjukkan oleh
katoda dalam tabung Franck Hertz yang dipanaskan oleh filamen.
Dari percobaan yang telah dilakukan, dengan menggunakan tegangan
kelipatan 2V hingga mencapai 100 V didapatkan grafik hubungan I dan V
yang fluktuatif (naik turun). Fenomena eksitasi terjadi apabila energi elektron
yang datang lebih besar dari energi pada atom. Saat tegangan diperbesar maka
elektron-elektron akan memiliki energi kinetik yang semakin besar pula
sehingga dapat melewati kolektor dan menyebabkan kenaikan arus.. Naik
turunnya arus akan berulang dan fluktuatif sampai percobaan berakhir dan
menunjukkan adanya energi eksitasi yang merupakan sisa energi yang tidak
terserap oleh atom dan akan menjadi energi kinetik atom. Pada percobaan ini,
didapatkan energi rata-rata eksitasi atom mulai dari titik pertama sampai titik
keempat adalah 5,872 x 10−18, 10,14 x 10−18, 12,92 x 10−18, 13,99 x 10−18 (dalam
satuan Joule). Dan panjang gelombang yang dihasilkan dari titik 1 sampai 4
berturut turut adalah ( 33,8 ± 0,6 ) 10−9 m dengan ralat relatif 1,77% (3AP),
( 19,6 ± 0,206 ) 10−9 m dengan ralat relatif 1,05% (3AP), ( 15,4 ± 0,12 ) 10−9 m
dengan ralat relatif 0,779% (4AP), ( 14,2 ±0,1 ) 10−9 m dengan ralat relatif 0,70%
(4AP).

H. KESIMPULAN
Percobaan Franck-Herzt membuktikan bahwa tingkat energi pada atom
bersifat diskrit (tidak kontinu). Percobaan Franck-herzt juga membuktikan bahwa
elektron hanya bergerak melalui lintasan-lintasan pada atom. Sehingga akan
menyebabkan penurunan atau kenaikan pada arus yang dialiri pada saat tegangan
tertentu.
Pada percobaan franck-Herzt ketika arus yang dialirkan mengalami
penurunan atau kenaikan maka akan menyebabkan tingkat energi eksitasi pada
atom. Ketika elektron berpindah ke energi yang lebih rendah maka akan terjadi
pemancaran sinar sedangkan ketDalam percobaan ini juga membuktikan tingkat
enika elektron berpindah ke energi yang lebih tinggi maka sinar akan menyerap.
Dalam percobaan ini, didapatkan energi rata-rata eksitasi atom berturut turut
mulai dari titik pertama sampai titik keempat adalah 5,872 x 10−18, 10,14 x 10−18,
12,92 x 10−18, 13,99 x 10−18 , (dalam satuan Joule).

Anda mungkin juga menyukai