Anda di halaman 1dari 12

Voltameter Tembaga (L1)

I. Tujuan Percobaan
1. Mengenal konsep kerja perangkat voltameter tembaga.
2. Mengenal prinsip elektrolisis.

II. Alat-Alat
1. Bejana Gelas berisi larutan Tembaga Sulfat

2. Empat buah keping tembaga

3. Sumber Tegangan/ Power Supply yang dilengkapi dengan pengatur


arus.

4. Amperemeter DC.
5. Neraca OHAUS

6. Stopwatch

III. Teori
Larutan elektrolit CuSO4 dilarutkan dalam air/aquades akan terurai menjadi ion
positif Cu2+ dan ion negatif SO42−. Apabila elektroda dimasukkan ke dalam
larutan CuSO4 dan dihubungkan dengan sumber tegangan searah (DC), maka ion
Cu2+ akan melekat pada katoda dan tereduksi menjadi atom Cu, lama kelamaan
berat katoda bertambah dan berat anoda berkurang sehingga konsentrasi larutan
CuSO4 tetap.

Berdasarkan informasi massa Cu yang melekat pada katoda serta dari waktu yang
diperlukan untuk mengendapkan Cu, dapat ditentukan kuat arus listrik yang
mengalir ke dalam larutan dengan memanfaatkan persamaan:

m = z · I· t
yang mana , z merupakan ekivalen elektrokimia, I adalah kuat arus listrik yang
mengalir, dan t adalah waktu pengendapan.
Gambar 6.1: Rangkaian percobaan voltameter tembaga

Besarnya kuat arus yang mengalir juga dapat diukur dengan amperemeter. Dengan
demikian kita dapat membandingkan kuat arus yang ditunjukkan oleh amperemeter
dengan kuat arus yang dihitung dari voltameter tembaga.

Informasi yang telah diambil dari percobaan voltameter tembaga juga dapat
dimanfaatkan untuk memperoleh nilai berat atom tembaga :
𝑚𝑣𝐹
𝐵𝐴 =
𝑙ℎ ⋅ 𝑡
Yang mana v adalah valensi tembaga dan F adalah bilangan faraday = 96500
IV. Langkah Percobaan
1. Gosoklah katoda dari voltameter tembaga (salah satu keping tembaga)
dengan ampelas hingga bersih, lalu cucilah katoda yang sudah bersih itu
dengan air kemudian dikeringkan di tempat pembakaran / kompor listrik
2. Setelah kering tembaga tersebut ditimbang sebanyak tiga kali
penimbangan dengan me- makai neraca Ohauss.
3. Buatlah rangkaian voltamater tembaga seperti pada gambar, sebelum
menggunakan kato- da yang asli gunakan dulu katoda pertolongan dan
jalankan arus sambil mengatur potensio sehingga Amperemeter
menunjukkan arus 1 (satu) ampere (periksakan dulu kepada Asis- ten).
4. Ganti Katoda pertolongan tadi dengan katoda sebenarnya yang telah dicuci
bersih dan telah dikeringkan, usahakan supaya luas permukaan katoda
sebenarnya dan katoda per- tolongan yang tercelup dalam larutan CuSO4
sama (tidak usah merubah rangkaian lagi). Alirkan arus selama 30 menit,
pada waktu mulai dialiri arus waktu sudah mulai dicatat dengan
menggunakan stop watch.Pertahankan arus teteap sebesar 1 Ampere selama
30 menit dengan cara mengatur potensiometer.
5. Sesudah 30 menit arus diputuskan (PSA dimatikan), lalu ambil katoda
tadi dan cuci hingga bersih (jangan digosok dengan lap) lalu
dikeringkan lagi. Setelah kering katoda tadi ditimbang hingga
miligram.

6. Ulangi percobaan diatas tadi untuk arus 1,5 ampere selama 20 menit, dan arus 2
ampere selama 15 menit (Tiap ganti katoda harus selalu dibersihkan dan
dikeringkan dulu)

V. Tabel Pengamatan
Tabel Data

No Ip ± ∆Ip t ± ∆t M1 M 1 ± ∆M1 M2 M 2 ± ∆M2 M ± ∆M Ih ± ∆Ih


1. 153,30 1. 153,90
1 1, 00 ± 0, 05 1800, 00 ± 0, 05 2. 153,30 153,293 ± 2. 153,92 153,91± 0,619± 0,00017±
3. 153,28 0,009 3. 153,91 0,006 0,016 0,00000425
1. 176,31 1. 176,98
2 1, 50 ± 0, 05 1200, 00 ± 0, 05 2. 176,29 176,29±0,00 2. 177,05 177,007 ± 0,71± 0,00029 ±
3. 176,29 6 3. 176,99 0,026 0,032 0,000013
1. 153,90 1. 154,48
3 2, 00 ± 0, 05 900, 00 ± 0, 05 2. 153,92 153,91± 2. 154,49 154,48 ± 0,577 ± 0,00032 ±
3. 153,91 0,006 3. 154,49 0,006 0,012 0,00000672

Keterangan:
𝐼𝑝 = Kuat arus hasil pengamatan (Ampere)
𝐼ℎ = Kuat arus hasil perhitungan (Ampere)
𝑡 = Waktu pengamatan (sekon)
𝑀1 = Massa katoda sebelum eksperimen (gram)
𝑀2 = Massa katoda sesudah eksperimen (gram)
𝑀̅ = 𝑀2
̅̅ - 𝑀1
̅ (gram)
|∆𝑀| = |∆𝑀1| + |∆𝑀2| (gram)

VI. Data Perhitungan


VII. Pertanyaan Akhir
1. Berdasarkan jumlah endapan yang didapat, hitunglah jumlah muatan yang
mengalir! (un- tuk tiap-tiap percobaan dengan sesatannya)
2. Bandingkan kuat arus yang ditunjukkan oleh amperemeter dengan kuat
arus yang dihitung dari voltameter! (untuk tiap-tiap percobaan dengan
sesatannya)
3. Hitunglah berat atom dengan menganggap amperemeter yang digunakan
adalah benar!
4. Bandingkan hasil perhitungan di atas dengan literatur (lihat tabel periodik
kimia)
5. Mengapa keping katoda harus dicuci dahulu sebelum
dbakar/dikeringkan?
6. Mengapa keping katoda harus dibakar/dikeringkan sebelum ditimbang dan
dipergunakan?
Jawaban:

1. Terlampir pada data perhitungan.

2. Hasil kuat arus yang ditunjukkan oleh ampermeter berbeda dengan arus
yang pada voltameter. Perbedaan ini dikarenakan fungsi amperemeter
digunakan untuk mengukur arus pada rangkaian dan voltameter
digunakan untuk mengukur tegangan pada rangkaian, penggunaan nya
berbeda dimana amperemeter ini digunakan secara seri dengan
rangkaiannya, sedangkan voltmeter digunakan secara pararel dengan
rangkaiannya.

3. Terlampir pada data perhitungan.

4. Bobot atom tembaga pada tabel periodik adalah 63,5 gram/mol.


Sedangkan hasil pada perhitungan dalam praktikum ini yaitu
6.207.851,3 g/mol saat percobaan pertama, 6.251.009,33 g/mol saat
percobaan kedua, dan 6.063.919,27 g/mol saat percobaan ketiga.

5. Agar bersih serta menghilangkan unsur lain yang terdapat pada


praktikum sebelumnya didalam keping tembaga. Kandungan air
yang menempel di katoda hilang dan hanya Cu murni tanpa
campuran air yang menempel pada katoda sehingga saat
ditimbang hasilnya akurat.
6. Untuk menghilangkan sisa-sisa air pada keeping.
VIII. Kesimpulan

Besarnya kuat arus yang mengalir dapat diukur menggunakan


ampermeter. Dengan demikian kita dapat membandingkan kuat arus
yang ditunjukkan amperemeter dengan kuat arus yang dihitung dari
voltameter tembaga . Voltameter tembaga menghasilkan nilai yang
berbeda, hal ini dikarenakan kuat arus yang digunakan tidak
dipertahankan untuk stabil serta ketidakstabilan dalam amperemeter.
DAFTAR PUSTAKA
Dharma, Eka. 2019. “Panduan Praktikum Fisika Dasar – Teknik Pertanbangan
Farmasi (Daring)” Bandung: Laboratorium Farmasi TerpaduUnit C-Fisika
Universitas Islam Bandung.

Anda mungkin juga menyukai