Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRATIKUM KONVERSI ENERGI

SEL SURYA

KELOMPOK :4
ANGGOTA KELOMPOK : Herico Putro Utomo
Ibadurrahman Nur Wahid
M. Alif Nur Aqlis
KELAS : 5E
PEMBIMBING : Emir Ridwan, Ir, MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sumber energi dibagi 2 yaitu, sumber energi renewable (sumber energi yang
dapat diperbarui) dan non-renewable (sumber energi yang tidak dapat diperbarui).
Energy Surya adalah salah satu contoh yang renewable artinya sumber energi yang
sifatnya tidak terbatas jumlahnya melimpah.
Energi surya sangat atraktif karena tidak bersifat polutif, tak dapat habis, dapat
dipercaya, dan gratis. Dua kekurangan utama dari energi surya ialah, bahwa ia sangat
halus (dilute) dan tidak konstan. Arus energi surya yang rendah mengakibatkan
terpaksa dipakainya sistem dan panel surya yang luas permukaannya untuk dapat
menghasilkan energi yang besar. Disamping sistem sel surya ini berharga mahal,
masalah besar lainnya yang mungkin timbul ialah kenyataan bahwa sistem-sistem di
bumi tidak dapat diharapkan untuk menerima persediaan terus menerus dari energi
surya ini. Ini berarti diperlukan pula semacam sistem penyimpanan energi atau sistem
lain diperlukan untuk menyimpan energi pada malam hari serta pada waktu cuaca
mendung yang panjang. Sistem penyimpanan ini atau sistem konversi alternatif jelas
menambah mahalnya unit surya ini secara keseluruhan.
Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara langsung
energi cahaya menjadi energi listrik. Proses pengubahan energi ini terjadi melaluiefek
fotolistrik. Efek fotolistrik adalah peristiwa terpentalnya sejumlah elektron pada
permukaan sebuah logam ketika disinari seberkas cahaya (Krane, 1992). Gejala efek
fotolistrik dapat diterangkan melalui teori kuantum Einstein. Menurut teori kuantum
Einstein, cahaya dipandang sebagai sebuah paket energi (foton) yang besar energinya
bergantung pada frekuensi cahaya. Pada sel surya energi foton akan diserap oleh
elektron sehingga elektron akan terpental keluar menghasilkan arus dan tegangan
listrik. Arus(I) dan tegangan(V) yang dihasilkan ketika sel memperoleh penyinaran
merupakan karakteristik setiap sel surya. Karakteristik ini selalu disajikan dalam
bentuk kurva hubungan I dan V.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik sel surya dipengaruhi oleh
intensitas cahaya dan suhu permukaan sel. Dalam praktikum ini akan akan dilakukan
pengamatan untuk membuktikan ketergantungan karakteristik sel surya pada suhu
kamar terhadap variasi intensitas cahaya.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui kemampuan dan karakteristik sel surya dipasang seri dan paralel, jika
menggunakan sudut bebas.
2. Menentukan kemampuan dan karakteristik kemiringan sudut panel sel surya.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sel surya
4. Mengetahui arus, tegangan, daya, dan efisiensi yang dihasilkan sel surya.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Sel Surya

Pada umunya sel surya terbuat dari bahan semi konduktor. Salah satu bahan sel
surya adalah kristal silikon (c-Si). Bahan ini merupakan silikon murni (elektron
valensi 4) yang diberi pengotoran (impurity) bervalensi 3 sehingga menjadi silikon tak
murni (kekurangan sebuah elektron). Silikon jenis ini kemudian diberi nama silikon
tipe P. Sebuah silikon murni yang diberi pengotoran bervalensi 5 (kelebihan sebuah
elektron) juga menghasilkan silikon tipe N. Sambungan kedua jenis silikon ini akan
membentuk persambungan (junction) PN. Pada batas sambungan akan timbul sebuah
celah energy atau energy gap (Eg) yang membatasi pita valensi dengan pita konduksi.

Pada semikonduktor c-Si, energy gapnya sebesar 1,11 eV, artinya bila elektron
pada λ pita valensi Si memperoleh energy foton yang lebih besar dari 1,11 eV maka
elektron tersebut akan mampu melewati celah energy dan berpindah menuju pita
konduksi (Beaser 1992). Perpindahan elektron-elektron ini menyebabkan terjadinya
aliran elektron pada pita konduksi hingga terjadilah aliran arus listrik.

2.1 Terminologi Parameter Sudut Matahari

Besar intensitas radiasi matahari langsung yang jatuh pada luasan bidang di
permukaan bumi ditentukan berdasarkan parameter-parameter sebagai berikut:

1. Sudut lintang (Ɵ) adalah sudut lokasi bidang di permukaan bumi terhadap ekuator
bumi dimana dimana untuk arah ke utara diberi tanda positip. Nilai untuk sudut
lintang ini : - 90 <Ɵ < 90 (untuk kota SurabayaƟ = 7º)
2. Sudut kemiringan (ß) adalah sdudut antar permukaan bidang yang
dimaksud terhadap horisontal : 0 <ß< 180º
3. Sudut deklinasi matahari (δ), merupakan sudut kemiringan bumi terhadap
matahari akibat rotasi bumi pada arah sumbu axis bumi – matahari : - 23,45º< δ <
23,45º
4. Sudut jam matahari (ω) adalah pergeseran sudut dari matahari ke arah timur /
barat dari garis bujur lokal akibat rotasi bumi pada sumbunya. Besar pergeseran
sudut tersebut 15º tiap jam.
5. Sudut ketinggian matahari (α) adalah sudut antara radiasi langsung dari matahari
dengan bidang horisontal yang ditentukan berdasarkan permukaan:
sin α = cos Ɵ cos δ cos ω + sin Ɵ sin δ
BAB III
METODELOGI

3.1 Alat

1. Voltmeter
2. Amperemeter
3. Kabel Penghubung
4. Thermo Couple
5. Solarimeter
6. Multimeter
7. Panel surya
8. Rheostat

Rangkaian peralatan uji sebagai berikut

Gambar 1. Rangkaian praktikum

3.2 Prosedur Percobaan


Praktikum 1

1. Membuat rangkaian seperti diagram diatas


2. Menyusun kabel penghubung panel surya secara seri.
3. Menentukan Intensitas
4. Setiap Intensitas yang diuji dibuat konstan dan diambil 15 data (setiap 5 menit)
5. Menentukan tahanan yang bervariasi .
6. Lakukan pengambilan data (arus dan tegangan yang terbaca pada amperemeter
dan voltmeter)
Praktikum 2

1 Membuat rangkaian seperti diagram diatas


2. Menyusun kabel penghubung panel surya secara paralel
3 Menentukan Intensitas
4 Setiap Intensitas yang diuji dibuat konstan dan diambil 15data (setiap 5 menit)
5 Menentukan tahanan yang bervariasi .
6. Lakukan pengambilan data (arus dan tegangan yang terbaca pada amperemeter
dan voltmeter )
BAB IV

DATA DAN ANALISA


Percobaan 1 (seri)
Intensitas
68Watt/m2
Luas 1,485 m2
R Arus Tegangan Pout Pin
ɳ (%)
(Ω) (Amp (Volt (W) (W)
ere) )
5 1.6 10 16 95 16,84
10 1.5 17 25,5 95 26,84
15 1.3 21 27,3 95 28,73
20 1.15 25 28,75 95 30,26
25 1 25 25 95 26,13
30 0.9 26 23,4 95 24,63
35 0.8 27 21,6 95 22,73
40 0.75 29 21,75 95 22,89
45 0.6 29 17,4 95 18,32
50 0.6 29 17,4 95 18,32
55 0.55 30 16,5 95 17,38
60 0.5 30 15 95 15,79
65 0.45 30 13,5 95 14,21
70 0.45 31 13,95 95 14,68
75 0.45 31 13,95 95 14,68
Grafik Arus terhadap Tegangan
1.8

1.6

1.4

1.2
Arus (Ampere)

0.8

0.6

0.4

0.2

0
5 10 15 20 25 30 35
Tegangan (Volt)

Grafik Daya terhadap Hambatan


35

30

25

20
Daya

15

10

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Hambatan (Ohm)
Percobaan 2 (paralel)
Intensitas 68Watt/m2
Luas 1,485 m2
R V i Pout Pin
(Ω) (Volt) (A) (W) (W) ɳ (%)
5 8,6 1,9 16,34 95 17,2
10 11,2 1,8 20,6 95 21,684
15 12,4 1,1 13,64 95 14,35
20 14 0,9 12,6 95 13,26
25 14,6 0,7 10,22 95 10,75
30 14,8 0,62 9,176 95 9,65
35 15,2 0,46 6,992 95 7,36
40 15,4 0,4 6,16 95 6,48
45 15,6 0,37 5,772 95 6,07
50 15,8 0,35 5,53 95 5,821
55 16,2 0,3 4,86 95 5,115
60 16,4 0,3 4,92 95 5,178
65 16,4 0,25 4,1 95 4,315
70 16,4 0,25 4,1 95 4,315
75 16,4 0,2 3,28 95 3,452
Grafik Arus terhadap Tegangan
2
1.8
1.6
1.4
Arus (Ampere)

1.2
1
Y-Values
0.8
0.6
0.4
0.2
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tegangan (Volt)

Grafik Daya terhadap Hambatan


25

20

15
Daya (Watt)

Y-Values
10

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Hambatan
Analisa Data

Dari data yang kami dapatkan , semakin kami meningkatkan besar hambatan
semakin besar pula tegangan yang diperoleh , sehingga arus yang diperoleh pun
semakin kecil. Dan sangat berpengaruh terhadap daya yang dikeluarkan dari solar
panel tersebut. Berdasarkan rumus
P = V2/R
Semakin besar nilai hambatan maka semakin kecil nilai daya yang dihsasilkan.

Pada rangkaian seri tegangan yang terbaca pada alat ukur memiliki nilai lebih
besar dibandingkan dengan rangkaian paralel pada solar panel hal ini sesuai dengan
konsep rangkaian listrik sederhana yaitu nilai tegangan total pada rangkaian seri adalah
jumlah tegangan yang dihasilkan setiap solar sel, sebaliknya pada rangkaian paralel
nilai voltasenya lebih kecil jika dibandingkan dengan rangkaian seri karena nilai
tegangan total adalah sama dengan tegangan satu solar panel.
Pada rangkaian pararel arus yang terbaca pada alat ukur lebih besar dibanding
dengan rangkaian seri ini berart sesuai dengan konsep rangkaian listrik sederhana yaitu
arus pada rangkaian paralel adalah jumlah arus dari setiap panel sedangkan pada
rangkaian seri nilai arus total adalah sama dengan nilai arus pada 1 panel surya
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan

Praktikum 1
1. Dari data percobaan diperoleh bahwa semakin siang dan semakin kecil
intensitas dari cahaya matahari
2. Dari data percobaan diperoleh semakin besar hambatan maka voltasenya semakin besar
3. Dari data percobaan diperoleh semakin besar hambatan maka arus yang diperoleh
semakin kecil
4. Dari data percobaan diperoleh semakin besar hambatan maka daya output
yang diperoleh semakin kecil
5. Dalam praktikum solar panel ini terjadi beberapa masalah pada alat pengujian terutama
rheostat
6. Pada rangkaian seri tegangan yang terbaca pada alat ukur memiliki nilai lebih besar
dibandingkan dengan rangkaian paralel pada solar panel hal ini sesuai dengan konsep
rangkaian listrik sederhana yaitu nilai tegangan total pada rangkaian seri adalah jumlah
tegangan yang dihasilkan setiap solar sel, sebaliknya pada rangkaian paralel nilai
voltasenya lebih kecil jika dibandingkan dengan rangkaian seri karena nilai tegangan total
adalah sama dengan tegangan satu solar panel.

Praktikum 2
1. Dari data percobaan diperoleh bahwa semakin siang dan semakin kecil
intensitas dari cahaya matahari
2. Dari data percobaan diperoleh semakin besar hambatan maka voltasenya semakin besar
3. Dari data percobaan diperoleh semakin besar hambatan maka arus yang diperoleh
semakin kecil
4. Dari data percobaan diperoleh semakin besar hambatan maka daya output
yang diperoleh semakin kecil
5. Dalam praktikum solar panel ini terjadi beberapa masalah pada alat pengujian terutama
rheostat
6. Pada rangkaian pararel arus yang terbaca pada alat ukur lebih besar dibanding dengan
rangkaian seri ini berart sesuai dengan konsep rangkaian listrik sederhana yaitu arus pada
rangkaian paralel adalah jumlah arus dari setiap panel sedangkan pada rangkaian seri nilai
arus total adalah sama dengan nilai arus pada 1 panel surya
Saran

1. Pastikan komponen-komponen yang akan digunakan untuk praktek dalam keadaan baik
2. Bacalah alat ukur dengan teliti dan cermat
3. Cek semua kabel menggunakan multimeter guna memastikan kabel tersebut berfungsi
4. Pahamilah jobset dengan cermat

Anda mungkin juga menyukai