Oleh :
Riska Novitasari (F14140058)
Latar Belakang
Perkembangan era globalisasi saat ini berdampak pada kebutuhan konsumsi
energy listrik yang semakin meningkat. Indonesia menerima energi surya yang radiasi
energi harian rata-rata persatuan luas per satuan waktu sebesar kira-kira 4,8
kilowatt/m2. Energi surya adalah salah satu sumber energi terbarukan yang melimpah,
bebas polusi, dan dapat dieksplorasi secara optimal. Indonesia yang terletak di daerah
tropis sangat cocok dan berpotensi dalam mengembangkan energi surya. Dalam
pemanfaatan energi surya, perlu dikembangkan suatu teknologi yang mampu mengubah
energi matahari menjadi energi yang diinginkan yakni energi listrik. Teknologi ini
dikenal dengan istilah sel surya atau dalam dunia internasional lebih dikenal dengan
solar cell atau photovoltaic.
Sel surya adalah piranti untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik.
Energi listrik tersebut diperoleh dari sel surya yang menerima cahaya langsung dari
matahari dan memunculkan efek fotovoltaik. Efek fotovoltaik pertama kali ditemukan
oleh Edmond Becquerel pada tahun 1839. Pada tahun 1912 Einstein menjelaskan secara
teori mekanisme fenomena tersebut namun hanya sebatas eksperimen di laboratorium.
Pada tahun 1954 tiga peneliti bell laboratories,chapin ,fuller , dan pearson menemukan
sebuah fenomena p-n junction yang dapat mengubah radiasi sinar matahari menjadi
tenaga listrik pertama kalinya menggunakan materia lberupa silicon(Si). Solarcell(SC)
berbasis silicon merupakan jenis solarcell yang banyak digunakan saat ini. Walaupun
Solarcell sekarang didominasi oleh bahan silikon, masalah mahalnya biaya produksi dan
proses fabrikasinya yang tidak sederhana menjadi suatu kendala. Disamping itu sel
surya konvensional jenis silicon ini memiliki keterbatasan bahan baku silikon. Ini dapat
dimengerti karena harga silikon meningkat seiring dengan permintaan industri
semikonduktor. Dengan keterbatasan suplai bahan baku silikon, mulai ditemukan efek
photovoltaic dari tembaga yang lebih murah dan lebih sederhana.
Tujuan
1. Mengukur karakteristik PV
2. Menetukan efisiensi PV
METODOLOGI
Metode Percobaan
1. Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk praktikum
2. Menempatkan photovoltaic dan pyranometer pada daerah yang terkena sinar matahari
secara langsung.
3. Menghubungkan pyranometer pada digital multimeter untuk dicatat voltasenya
4. Menghubungkan photovoltaic dengan kipas angin.
5. Melakukan identifikasi alat (menghitung luas photovoltaic)
6. Mencatat nilai arus listrik, tegangan listrik dan iradiasi dengan pyranometer yang
terukur dalam bentuk tegangan (mV) pada masing-masing multimeter setiap 10 menit
sekali.
7. Praktikum dilakukan selama 100 menit
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Photovoltaic
Iradiasi
No Waktu Iradiasi (6°) (6o) Arus Voltase Daya Terukur
mV kW/m2 W/m2 i(A) v(volt) Pw
1 10.22 4.5 0.642857143 642.8571 0.021 4.44 0.09324
2 10.32 6.1 0.871428571 871.4286 0.025 4.92 0.123
3 10.42 3.3 0.471428571 471.4286 0.015 3.74 0.0561
4 10.52 3.6 0.514285714 514.2857 0.02 4.08 0.0816
5 10.62 4.3 0.614285714 614.2857 0.21 4.44 0.9324
6 10.72 2.6 0.371428571 371.4286 0.07 0.218 0.01526
7 10.82 3 0.428571429 428.5714 0.16 3.88 0.6208
8 10.92 5.3 0.757142857 757.1429 0.25 3.07 0.7675
9 10.102 6 0.857142857 857.1429 0.24 3.09 0.7416
10 10.112 6 0.857142857 857.1429 0.27 5 1.35
Rata-
Rata 3.6878
Daftar Pustaka
Laboratorium Rekayasa Energi dan Pengkondisian Lingkungan. 2016. Modul Praktikum Sistem
Rekayasa Konversi dan Konservasi Energi. Teknik Fisika ITS, Surabaya
Mintorogo, D.S. 2000. Strategi Aplikasi Sel Surya (Photovoltaic Cells) pada Perumahan Dan
Bangunan Komersial. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
Universitas Kristen Petra, Surabaya
Lampiran 1. Contoh Perhitungan
Luas (A) = 18 * Luas PV kecil
= 18 * 150,14
= 2702.52 cm2 = 0,27 m2
Iradiasi = 4.5 mV * 7 mV/kWm-2
= 0.642857143 kW/m2 = 642.8571 W/m2