Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ENERGI DAN LISTRIK PERTANIAN


PHOTOVOLTAIC

Oleh :
Riska Novitasari (F14140058)

Senin, 20 Maret 2017


Dosen Praktikum: Dr.Ir.Dyah Wulandani,M.Si

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perkembangan era globalisasi saat ini berdampak pada kebutuhan konsumsi
energy listrik yang semakin meningkat. Indonesia menerima energi surya yang radiasi
energi harian rata-rata persatuan luas per satuan waktu sebesar kira-kira 4,8
kilowatt/m2. Energi surya adalah salah satu sumber energi terbarukan yang melimpah,
bebas polusi, dan dapat dieksplorasi secara optimal. Indonesia yang terletak di daerah
tropis sangat cocok dan berpotensi dalam mengembangkan energi surya. Dalam
pemanfaatan energi surya, perlu dikembangkan suatu teknologi yang mampu mengubah
energi matahari menjadi energi yang diinginkan yakni energi listrik. Teknologi ini
dikenal dengan istilah sel surya atau dalam dunia internasional lebih dikenal dengan
solar cell atau photovoltaic.

Sel surya adalah piranti untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik.
Energi listrik tersebut diperoleh dari sel surya yang menerima cahaya langsung dari
matahari dan memunculkan efek fotovoltaik. Efek fotovoltaik pertama kali ditemukan
oleh Edmond Becquerel pada tahun 1839. Pada tahun 1912 Einstein menjelaskan secara
teori mekanisme fenomena tersebut namun hanya sebatas eksperimen di laboratorium.
Pada tahun 1954 tiga peneliti bell laboratories,chapin ,fuller , dan pearson menemukan
sebuah fenomena p-n junction yang dapat mengubah radiasi sinar matahari menjadi
tenaga listrik pertama kalinya menggunakan materia lberupa silicon(Si). Solarcell(SC)
berbasis silicon merupakan jenis solarcell yang banyak digunakan saat ini. Walaupun
Solarcell sekarang didominasi oleh bahan silikon, masalah mahalnya biaya produksi dan
proses fabrikasinya yang tidak sederhana menjadi suatu kendala. Disamping itu sel
surya konvensional jenis silicon ini memiliki keterbatasan bahan baku silikon. Ini dapat
dimengerti karena harga silikon meningkat seiring dengan permintaan industri
semikonduktor. Dengan keterbatasan suplai bahan baku silikon, mulai ditemukan efek
photovoltaic dari tembaga yang lebih murah dan lebih sederhana.

Fotovoltaik merupakan suatu teknologi konversi yang mengubah cahaya (foto)


menjadi listrik (volt) secara langsung (direct conversion). Peristiwa ini dikenal sebagai
efek fotolistrik (photovoltaic effect). Efek sel photovoltaik terjadi akibat lepasnya
elektron yang disebabkan adanya cahaya yang mengenai logam. Logam-logam yang
tergolong golongan 1 pada sistem periodik unsur-unsur seperti Lithium, Natrium,
Kalium, dan Cessium sangat mudah melepaskan elektron valensinya. Selain karena
reaksi redoks, elektron valensi logam-logam tersebut juga mudah lepas oleh adanya
cahaya yang mengenai permukaan logam tersebut. Diantara logam-logam diatas
Cessium adalah logam yang paling mudah melepaskan elektronnya.

Tegangan yang dihasilkan oleh sensor fotovoltaik adalah sebanding dengan


frekuensi gelombang cahaya (sesuai konstanta Plank E = h.f). Semakin ke arah warna
cahaya biru, makin tinggi tegangan yang dihasilkan. Tingginya intensitas listrik akan
berpengaruh terhadap arus listrik. Bila fotovoltaik diberi beban maka arus listrik dapat
dihasilkan adalah tergantung dari intensitas cahaya yang mengenai permukaan
semikonduktor.

Tujuan
1. Mengukur karakteristik PV
2. Menetukan efisiensi PV

METODOLOGI

Waktu dan Tempat


Pratikum ini dilakukan pada Senin, 20 Maret 2017 pukul 10.00- 13.00 WIB di
Laboratorium Teknik Energi Terbarukan (Surya), Departemen Teknik Mesin Dan
Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan


 Digital multimeter
 Panel surya (PV)
 Pyranometer
 Kipas
 Tool set
 Mistar
 Stopwatch

Metode Percobaan
1. Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk praktikum
2. Menempatkan photovoltaic dan pyranometer pada daerah yang terkena sinar matahari
secara langsung.
3. Menghubungkan pyranometer pada digital multimeter untuk dicatat voltasenya
4. Menghubungkan photovoltaic dengan kipas angin.
5. Melakukan identifikasi alat (menghitung luas photovoltaic)
6. Mencatat nilai arus listrik, tegangan listrik dan iradiasi dengan pyranometer yang
terukur dalam bentuk tegangan (mV) pada masing-masing multimeter setiap 10 menit
sekali.
7. Praktikum dilakukan selama 100 menit
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Photovoltaic

Iradiasi
No Waktu Iradiasi (6°) (6o) Arus Voltase Daya Terukur
mV kW/m2 W/m2 i(A) v(volt) Pw
1 10.22 4.5 0.642857143 642.8571 0.021 4.44 0.09324
2 10.32 6.1 0.871428571 871.4286 0.025 4.92 0.123
3 10.42 3.3 0.471428571 471.4286 0.015 3.74 0.0561
4 10.52 3.6 0.514285714 514.2857 0.02 4.08 0.0816
5 10.62 4.3 0.614285714 614.2857 0.21 4.44 0.9324
6 10.72 2.6 0.371428571 371.4286 0.07 0.218 0.01526
7 10.82 3 0.428571429 428.5714 0.16 3.88 0.6208
8 10.92 5.3 0.757142857 757.1429 0.25 3.07 0.7675
9 10.102 6 0.857142857 857.1429 0.24 3.09 0.7416
10 10.112 6 0.857142857 857.1429 0.27 5 1.35
Rata-
Rata 3.6878

I radiasi 638.5714 W/m2


I 0.1281 A
V 3.6878 Volt
Pterukur 0.472407 W
Psurya 344.8286 W
Efisiensi 0.27%

Grafik Hubungan Arus dengan


Voltase
300
250
Arus (mA)

200 Grafik Hubungan


150 Arus dengan Voltase
100
50 Linear (Grafik
0 Hubungan Arus
0 2000 4000 6000 dengan Voltase)
Voltase (mV)

Gambar 1. Grafik Hubungan Arus dengan Voltase


Pembahasan

Sel surya merupakan suatu devais semikonduktor yang dapat menghasilkan


listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Atau dengan kata lain, sel surya bekerja
dengan prinsip mengubah energi cahaya (sinar matahari) menjadi energi listrik.
Photovoltaic merupakan sumber energi listrik terbarukan yang dapat merubah energi
cahaya matahari menjadi energi listrik. Efisiensi konversi energi surya ke listrik
bergantung pada intensitas iluminasi spektrum bahan pembentuk sel dan suhu.
Spektrum pada panjang gelombang ini mencakup sinar ultraviolet, sinar tampak dan
sinar infra merah. Sampai saat ini sel photovoltaik yang sudah diproduksi dari jenis
multikristal mempunyai efisiensi sebesar 14.5 % sedangkan jenis amorphous silicon
efisiensinya sebesar 7-8%. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi adalah
panjang gelombang, penggabungan p/n junction, resistansi grid, daya pantul silikon
(lapisan penyerap, antirefleksi), suhu, kelembaban udara, dan debu.
Dari prosedur percobaan yang dilakukan, pemasangan voltmeter secara paralel
dan ampere meter secara seri terhadap rangkaian penel surya berfungsi untuk mengukur
tegangan dan arus dari panel surya tersebut yang merupakan terapan dari Hukum
Kirchoff. Dimana pada rangkaian parallel, tegangan dari setiap komponen dalam
rangkaian selalu sama. Dan pada rangkaian seri arus yang melewati setiap komponen
selalu sama.
Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan praktikum kali ini,, bahwa,
lamanya waktu penyinaran tidak mempengaruhi nilai kuat arus yang diukur oleh
praktikan mengunakan multimeter digital, hal itu terbukti karena pada waktu penyinaran
berlangsung selama 10 menit, kuat arus yang terukur adalah 0,021 A. Arus mengalami
kenaikan pada menit ke 20, yaitu sebesar 0,025 A. Setelah 30 menit, arus mengalami
penurunan kembali. Dari hasil yang diperoleh bahwa daya yang dipanen oleh PV lebih
kecil dibandingkan dengan daya potensial surya yang ada. Rata-rata daya yang terukur
pada PV diperoleh nilai 0.472407 watt, daya surya sebesar 344.8286 watt, sehingga
nilai rasio energinya pun menjadi kecil yaitu 0.13699 %. Artinya lebih dari 90%
dayanya hilang baik itu sebagai panas atau yang terpantul kembali. Efisiensi maksimum
photovoltaic pada praktikum hanya mencapai 0.27%, hal ini dapat terjadi karena alat
yang digunakan sudah mulai rusak dan dilakukan pada musim hujan sehingga intensitas
matahari sangat sedikit.
Secara umum penerapan sistem photovoltaik di Indonesia dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu : sistem elektrifikasi pedesaan (sistem AC dan sistem DC) dan sistem
pompa air. Selain itu, photovoltaik digunakan untuk stasiun microwave, untuk lampu
lalu lintas, tanda rambu lalu lintas di malam hari, kalkulator, jam tangan dan laini-lain.
KESIMPULAN
Efisiensi photovoltaic dapat diketahui dengan cara membandingkan daya yang
dapat dipanen oleh photovoltaic dengan daya surya potensial. Efisiensi maksimum
photovoltaic pada praktikum hanya mencapai 0.27%, hal ini dapat terjadi karena alat
yang digunakan sudah mulai rusak dan dilakukan pada musim hujan sehingga intensitas
matahari sangat sedikit. Oleh karena itu perlu adanya suatu teknologi yang dapat
meningkatkan proses pemanenan efisiensi dari photovoltaic agar dapat tercapai produk
berupa energy terbarukan.

Daftar Pustaka
Laboratorium Rekayasa Energi dan Pengkondisian Lingkungan. 2016. Modul Praktikum Sistem
Rekayasa Konversi dan Konservasi Energi. Teknik Fisika ITS, Surabaya

Mintorogo, D.S. 2000. Strategi Aplikasi Sel Surya (Photovoltaic Cells) pada Perumahan Dan
Bangunan Komersial. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
Universitas Kristen Petra, Surabaya
Lampiran 1. Contoh Perhitungan
Luas (A) = 18 * Luas PV kecil
= 18 * 150,14
= 2702.52 cm2 = 0,27 m2
Iradiasi = 4.5 mV * 7 mV/kWm-2
= 0.642857143 kW/m2 = 642.8571 W/m2

Pterukur = 0.021 A * 4.44 V


= 0.09324 W

Efisiensi = (Pterukur / (I*A)) * 100%


= (0.472407 W / (638.5714 W/m2 * 0,27 m2)) * 100%
= 0.27 %

Anda mungkin juga menyukai