Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PROJECT

MKU-….
FISKA II
SEMESTER 2

PEMANFAATAN PANEL SURYA SEBAGAI SUMBER DAYA


LISTRIK

Disusun oleh:

KRISTIAN SITEPU 220150087


MUHAMMAD HAIKAL FUAD 220150071
MUHAMMAD FAZA HAI'QAL 220150077

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
TAHUN 2023
BAB I TUJUAN PROJECT

1. Panel surya mengonfersi energi dari matahari menjadi listrik


2. Merubah listrik yang dihasilkan oleh panel surya dari arus searah (DC) menjadi
arus bolak-balik (AC)
3. Menghemat pengeluaran dengan menggunakan panel surya dan hemat listrik
4. Mengurangin polusi dan pemanasan global
5. Membuat rangkain panel surya

BAB II TEORI DASAR

Panel surya adalah seperangkat alat dengan bahan semi konduktor


yang dapat mengkonversi energi sinar matahari yang diterimanya menjadi
energi listrik. Panel surya disebut juga photovoltaic dan terbuat dari bahan
semi konduktor yang pada umumnya adalah silicon. Panel surya dimanfaatan
sebagai alat untuk mengubah cahaya matahari yang mengandung energi
foton untuk diubah menjadi energi listrik. Panel surya bekerja berdasarkan
prinsip photovoltaic, yaitu dengan cara mengubah energi foton dari radiasi
cahaya matahari yang diterimanya menjadi energi listrik. Silikon terdiri atas 2
lapisan didalamnya, yaitu lapisan n(-) dan lapisan p(+). Lapisan n adalah
lapisan yang berada di atas permukaan panel surya dan berhubungan
langsung dengan cahaya matahari, sedangkan lapisan p berada dibawah
lapisan n yang dipisahkan oleh sebuah gerbang (junction). Gerbang ini akan
terbuka saat ada cahaya matahari menyinari permukaan panel surya.
Terbukanya gerbang antar lapisan mengakibatkan elekron yang dihasilkan
mengalir. Intensitas cahaya matahari sangatlah mempengaruhi terbukanya
gerbang antar lapisan, semakin lebar gerbang antar lapisan terbuka karena
intensitas cahaya matahari yang besar, maka semakin besar pula arus yang
mengalir.
Pada umumnya panel surya memiliki rangkaian ekivalen seperti
ditunjukkan pada gambar dan pemodelan matematis sangat diperlukan
untuk mengetahui bagaimana parameter panel surya yang digunakan.
Arus panel Surya (IL ) berbanding lurus dengan besarnya radiasi G dan suhu T
sesuai dengan persamaan dimana (Tref) adalah arus hubung singkat panel
Surya pada suhu referensi (Tref) . Ki adalah konstanta arus yang terlihat
pada gambar dan T adalah suhu dengan suatu derajat Kelvin.

Jika didalm sebuah rangkaian diberi beda potensial V sehingga mengalirkan


suatu muatan listrik sejumlah Q dan arus listrik sebesar I, maka energi listrik
diperlukan

ω=Q ⋅vQ=I ⋅t

Keterangan :
W= Energi Listrik ( JOULE)
Q= Muatan Listrik ( Coulomb)
V= Beda Potensial (V)

Q
Karena I = maka didapatkan perumusan:
t

w=( I ⋅ t ) ⋅v
w=v ⋅ I ⋅t

Jika persamaan tersebut dihubungkan dengan hukum


Ohm (V=I. R)

Maka diperoleh persaman:


W= I. R. I. t
W= I2. R. t
2
v
ω= t
R
Kinerja panel Surya dipengaruhi beberapa faktor diantaranya:
1. Temperatur lingkungan
Temperatur lingkungan sangatlah berpegaruh pada tegangan yang dihasilkan oleh
panel surya. Panel surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperaturnya
tetap normal(yaitu pada 25 ‘C), kenaikan temperatur lebih tinggi dari
temperatur normal akan menurunkan nilai tegangan. Setiap kenaikan temperatur
panel surya 10’ Celsius dari 25’C akan mengurangi sekitar 0,4 % dari total
tegangan yang dihasilkan atau akan melemah dua kali lipat pada kenaikan
temperatur panel per 100 C’.
2. Intensitas Cahaya Matahari
Arus yang dihasilkan panel surya sangatlah bergantung pada intensitas cahaya
matahari yang mengenai permukaannya. Semakin besar intensitas cahaya
matahari, maka semakin besar arus yang dihasilkan.
3. Kondisi Angin
Semakin besar angin yang bertiup disekitar panel maka akan membantu
menurukan suhu permukaan panel surya, sehingga tegangan keluaran dapat
terjaga.
4. Posisi Panel Surya Terhadap Matahari
Posisi dimana cahaya matahari tegak lurus terhadap permukaan panel
menentukan arus yang dihasilkan, semakin tegak permukaan panel surya
terhadap matahari maka semakin maksimal intensitas cahaya yang diserap oleh
panel surya, sehingga posisi panel surya sangat tergantung terhadap waktu dari
pergerakan posisi matahari dari terbit sampai terbenam
5. Jenis Panel Surya
Jenis panel surya digolongkan berdasarkan teknologi pembuatannya. Dengan
arah medan magnet ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Arah arus
menentukan arah medan magnet pada Solenoida.
.
Untuk menentukan daya input panel surya digunakan rumus:

Pin= Irad×A
Keterangan:

Pin= Daya yang masuk pada panel (W)

Irad= Itensitas Cahaya Matahari (W/m2

A= Luas Penampang Panel Surya(m2)

Untuk Output digunakan rumus persaman:

Pout= VPV . IPV


Pout= Daya yang keluar pada panel surya (W)

VPV= Tegangan panel surya (V)

BAB 3 Metode Percobaan


1). Desain dan Bahan

N ALAT dan BAHAN HARGA


O

1. PANEL SURYA MINI 6V 1 WATT 200 mA Rp 20.000

2. TRASISTOR A 564 Rp 6.000

3. MODUL TP4056 CHARGER HP Rp 7.000

4. BATRAI 3 V Rp 3.000

5. LAMPU LED DC 3 V Rp 2.000

6. MULTIMETER PINJAM ( 60.000)

7. SOULDER PINJAM

TOTAL 38.000
2). Prosedur Percobaan dan Cara Kerja Alat

1.1.1

Desain dari mobil listrik yang kami buat adalah sebagai berikut:

Desain Pergerakan Roda

1.1.1.1Desain Badan Mobil

Desain gambar dari samping


Desain gambar dari atas

1.1.2 Bahan

Bahan-bahan dari dari mobil listrik yang kami buat adalah sebagai
berikut:

No. Bahan Harga

1. Tembaga Ber-Enamel Rp5.000

2. Magnet (3 Buah) Rp9.000

3. Batang Logam Rp5.000

4. Laher Rp22.000

5. Stik Es Krim Rp1.000

6. Kardus -

7. Karet Ban Bekas -

8. Baterai 9 Volt ( 2 Buah) Rp18.000

9. Kaleng bekas -

10. Kayu -

11. Wadah Pulpen Bekas -

12. Lem Rp5.000


Total Rp65.000

1.1.3 Cara Kerja Alat

Rancangan sistem penggerak dibuat sedemikian rupa sehingga arus


yang mengalir menjadi putus-putus. Cara kerja dari alat ini adalah ketika
kawat tembaga solenoid dihubungkan ke sumber tegangan , maka apabila
sudah benar-benar terhubung (tembaga pada besi sumbu roda menyentuh
seng kaleng), maka solenoid akan teraliri arus. Akibat adanya arus
mengalir, maka akan timbul medan magnet yang akan menyebabkan
magnet tertarik ke dalam solenoid sehingga akan menggerakkan piston.
Pinson yang bergerak akan menyebabkan roda bergerak pula. Roda berotasi
secara berulang-ulang, sehngga mobil bergerak maju dalam jarak tertentu
sampai arus terputus.

1.2 Prosedur Percobaan

1. Pertama, sambungkan kawat tembaga solenoid ke baterai.

2. Setelah benar benar terhubung (tembaga pada besi sumbu roda


menyentuh seng kaleng), maka arus akan mengalir ke solenoid dan
akan menghasilkan medan magnet.

3. Karena adanya medan magnet ini, menyebabkan magnet tertarik


ke dalam solenoid dan akan menggerakkna piston.

4. Piston yang bergerak akan menggerakkan roda , dan menyebabkan


roda berotasi dan bergerak maju.

2. PERHITUNGAN BERDASARKAN DESAIN ALAT DAN TEORI DASAR

2.1 Data Frekuensi dan Kecepatan Sudut pada Ban

Jumlah Kecepatan
Waktu (sekon) Putaran Frekuensi (Hz) Sudut
Roda (n) (rad/sekon
5 sekon 57 11,4 Hz 71,62 rad/s
10 sekon 107 10,7 Hz 67,196 rad/s

15 sekon 153 10,2 Hz 64,08 rad/


20 sekon 194 9,7 Hz 60,94 rad/s
Tabel 1. Tabel Frekuensi dan Kecepatan Sudut

2.2 Grafik Hubungan Frekuensi dan Kecepatan Sudut

3. PENGOLAHAN DATA

Dari mobil listrik solenoida yang kami buat, diketahui data sebagai berikut :

I = 37

mA N =

150

lilitan l =

2cm

rsolenoid = 6 mm

3.1 Perhitungan secara teoritis adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan Medan Magnet Solenoida

2. Perhitungan Gaya Lorentz

3. Perhitungan Induktansi Diri

4. Perhitungan Rapat Energi


5. Perhitungan Fluks

Dari perhitungan di atas diperoleh nilai fluks yang sangat kecil, karena nilai
yang sangat kecil ini, kita tidak bisa menentukan ggl induksi dari solenoida, karena
perubahan fluks yang kecil ini sendiri dapat diabaikan.

3.2 Data Pengukuran dengan Menggunakan Alat Ukur

1. Amperemeter

Dengan menggunakan amperemeter diperoleh kuat arus sebesar 37mA.

2. Gaussmeter
Dengan menggunakan gaussmeter di peroleh medan magnet sebesar
1,325×10−4 T

3.3 Galat Medan Magnet Teoritis dengan Medan Magnet pada Pengukuran

4. ANALISIS

Dari percobaan ini, kami mendapatkan 2 data medan magnet yang


diperoleh dari data perhitungan secara teoritis dan pengukuran
menggunakan alat gauss meter. Dari hasil tersebut, diperoleh medan magnet
teoritis sebesar 1,7435 × 10−4 T dan medan magnet pengukuran sebesar
1,325 × 10−4 T. Dari kedua hasil tersebut, diperoleh galat sebesar 24%.

Terdapat perbedaan hasil medan magnet pengukuran dengan medan


magnet teoritis.Hal ini dapat disebabkan karena beberapa factor, salah
satunyan adalah tangan
yang tidak stabil saat menghubungkan kawat dengan ujung kutub alat
pengukur, sehingga alat ukiur dalam membaca arus tidak akurat dan berubah-
ubah.

Pada percobaan yang telah dilakukan, roda mobil listrik kami dapat
berputar dengan kencang. Namun, kami menemui satu kendala yakni
mobil tidak dapat berjalan sampai menempuh jarak 2 meter. Terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan mobil listrik tidak bisa bergerak maju,
yakni badan motor listrik terlalu berat sehingga menyebabkan gaya gesek
ban dengan lantai terlalu besar dibanding gaya untuk menggerakkan mobil
yang mengakibatkan mobil tidak bergerak. Selain itu, juga dapat disebabkan
karena perbandingan ukuran diameter solenoid dan magnet terlalu jauh,
jumlah lilitan kurang banyak sehingga medan magnet yang dihasilkan kecil ,
dan arus dari baterai tidak mengalir sempurna.

Selain itu, ketika mobil listrik dihubungkan dengan 2 baterai, roba ban
berputar pelan, akan tetapi saat mobil listrik dihubungkan dengan charger,
roda ban berputar cepat. Hal ini karena arus dan voltase dari charger lebih
stabil dan besar dibandingkan dengan baterai.

5. KESIMPULAN

Dari percobaan dan perhitungan yang kami lakukan, maka kami dapat
menyimpulkan antara lain sebagai berikut:
1. Jumlah lilitan yang kami gunakan pada rangkain mobil solenoid ini
adalah sebanyak
150 lilitan.
2. Laju rata-rata mobil tidak dapat ditentukan karena mobil yang telah kami
buat tidak dapat bergerak.
3. Dari data yang kami peroleh, pada saat 5 detik, frekuensi sudutnya adalah
71,62 rad/sekon. Saat 10 detik, frekuensi sudutnya adalah 67,196
rad/sekon. Saat 15 detik, frekuensi sudutnya adalah 64,08 rad/sekon. Saat
20 detik, frekuensi sudutnya adalah
6-,94 rad/sekon.
4. Medan magnet dari solenoida adalah 1,7435.10-4 Tesla.
5. Gaya Lorentz yang dihasilkan solenoida adalah 1,129.10-7 N.
6. Induktansi diri pada solenoida adalah 6,389. 10−8 b/A.
7. Galat Medan Magnet Teoritis dengan Medan Magnet pada Pengukuran adalah
sebesar
24 %.

8. REFERENSI

1. Halliday, D., Resnick, R., Walker, J. Fundamentals of Physics 7th Edition.


New. York. John Wiley & Sons Inc. 2004.
2. Nasrun M . 2015 . Medan Magnet pada Solenoida di
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil
/Medan- Magnet-2007/konten6.html ( di akses 19 April 2019)
3. Pengertian Solenoida dan Jenis-jenis Solenoida serta cara kerjanya
di https://teknikelektronika.com/pengertian-solenoida-cara-kerja-
jenis- solenoid/ (di akses pada 20 April 2019)

9. PEMBAGIAN TUGAS

No. Nama NIM Tugas


1. K r i s t i a n 16018212 Merakit alat, menentukan komponen
S i t e p u
2. Silvia 16018097 Merakit alat, membuat konsep
3 Widiyani 16018132 Merakit alat, membuat laporan
4. Jeremia 16018207 Merakit alat, membeli bahan
IX. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai