Anda di halaman 1dari 12

Perbandingan Besar Simpangan Pendulum

Elektromagnetik Terhadap Tiga Variabel: Jumlah


Lilitan pada Solenoid, Jumlah Magnet pada Pendulum,
dan Nilai Tegangan yang Digunakan

KELAS : 09
KELOMPOK : 7
1. Hafizh Amanullah Darmawan (16920310)1
2. Muhammad Falah Aryasatya (16920315)2
3. Kevin Yehezkiel Leonardo (16920320)3
4. Gumilang Mokhamad Firdaus (16920325)4
5. Achmad Ghifari Nur (16920330)5
6. Ari Rahadyan (16920335)6
7. Nizam Machdy Purbowiseso (16920340)7
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, 40132
1
16920310@mahasiswa.itb.ac.id 216920315@mahasiswa.itb.ac.id 316920320@mahasiswa.itb.ac.id
4
16920325@mahasiswa.itb.ac.id 516920330@mahasiswa.itb.ac.id 616920335@mahasiswa.itb.ac.id
7
16920340@mahasiswa.itb.ac.id

Abstrak

Pendulum adalah benda yang terikat pada sebuah tali yang dapat berayun dengan bebas. Elektromagnet
adalah salah satu cara untuk menggerakkan pendulum. Pendulum yang digerakkan dengan konsep
elektromagnet disebut pendulum elektromagnetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
frekuensi dan amplitudo terhadap jumlah magnet, besar tegangan, dan jumlah lilitan pada pendulum
elektromagnetik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan jumlah magnet, besar
tegangan, dan jumlah lilitan sebagai variabel kontrol, sedangkan frekuensi dan amplitudo berperan sebagai
variabel terikat. Penelitian ini menggunakan metode observasi kuantitatif sebagai metode pengambilan data
berupa jumlah ayunan, durasi ayunan, dan besar simpangan terjauh pada ayunan. Dari data-data tersebut,
dapat diperoleh nilai frekuensi dan amplitudo pada tiap variasi. Simpulan dari penelitian ini adalah jumlah
magnet mempunyai nilai yang berbanding lurus dengan periode dan amplitudo sudut, besar tegangan
mempunyai nilai yang berbanding lurus dengan frekuensi dan berbanding terbalik dengan amplitudo sudut,
dan jumlah lilitan mempunyai nilai yang berbanding lurus dengan frekuensi dan amplitudo.

Kata kunci: pendulum, elektromagnet, amplitudo, frekuensi, periode


1. TUJUAN

1. Mengetahui hubungan frekuensi dan amplitudo terhadap jumlah magnet yang digunakan pada
pendulum elektromagnetik.
2. Mengetahui hubungan frekuensi dan amplitudo terhadap besar tegangan pada pendulum
elektromagnetik.
3. Mengetahui hubungan frekuensi dan amplitudo terhadap jumlah lilitan pada kumparan pendulum
elektromagnetik.

2. TEORI DASAR

Elektromagnet adalah medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik. Biasanya terdiri atas kawat yang
dililit menjadi kumparan. Arus yang melalui kawat menciptakan medan magnet yang terkonsentrasi dalam
lubang, yaitu pusat kumparan. Medan magnet menghilang ketika arus dimatikan. Kawat sering dililit di
sekitar inti magnetik yang terbuat dari bahan feromagnetik atau ferrimagnetik seperti besi; inti magnetik
memusatkan fluks magnetik dan membuat magnet lebih kuat. Elektromagnet banyak digunakan sebagai
komponen perangkat listrik lainnya, seperti dinamo, generator, bel listrik, telepon, dan masih banyak lainnya
[1].

Pendulum atau bandul adalah benda yang terikat pada sebuah tali dan dapat berayun secara bebas
dan periodik yang menjadi dasar kerja dari sebuah jam dinding kuno yang mempunyai ayunan [2]. Pendulum
dapat digerakkan dengan elektromagnet dengan memanfaatkan magnet dan juga kumparan yang dapat
menghasilkan arus dan menciptakan medan magnet untuk menggerakkan bandul elektromagnetik. Prinsip-
prinsip dasar alat percobaan adalah sebagai berikut: ketika saklar disambungkan, pendulum akan menyimpang
ke satu arah. Jika saklar dilepas, bandul akan kembali ke posisi semula. Saat bandul kembali ke posisi semula,
saklar disambungkan kembali untuk menyimpangkan bandul ke arah lainnya. Kapasitor akan menunda
tengangan untuk sampai ke kumparan selama seper-sekian detik untuk membantu timing saklar. Hal ini
dilakukan terus menerus hingga mendapat simpangan maksimum.

Aksi pendulum adalah contoh yang baik dari kekekalan energi mekanik. Hukum fisika menyatakan energi
di dalam sistem selalu tetap konstan [3]. Dengan kata lain, jumlah energi selalu sama dan energi tidak dapat
diciptakan atau dihancurkan. Ada berbagai jenis energi yang menyatakan sebuah objek dapat dalam bentuk,
seperti energi kinetik, potensial, kimia, nuklir, dan termal. Energi Potensial dan kinetik merupakan energi
keadaan yang diukur dan diamati dalam bandul fisika [4]. Ketika pendulum berayun, energi keadaan yang
berubah berdasarkan tempat di busur benda, tetapi semuanya tetap sama dalam jumlah total potensial dan
kinetik energi benda – dengan kata lain, energi kekal. Pada titik tertinggi bandul, ia tidak memiliki kecepatan
dan semua energi dalam sistem adalah energi potensial. Ketika jatuh melalui busur, benda memperoleh energi
kinetik dan kecepatan sambil kehilangan energi potensial. Setelah melewati bagian bawah busur, ia mulai
lambat dan kehilangan energi kinetik sambil mendapatkan energi potensial dan ketinggian. Meskipun energi
kinetik dan potensial bervariasi, pengukuran fisika bandul menunjukkan total tetap sama di semua titik di busur
pendulum.
3. METODE

3.1 Desain dan Bahan

Gambar 3.1 Pendulum Elektromagnetik

Untuk membuat alat yang digunakan pada percobaan ini seperti pada Gambar 3.1, diperlukan alat dan
bahan di tabel 3.1.
Tabel 3.1. Alat dan Bahan
No Alat/bahan Jumlah Harga
1 Kayu triplek 8mm 1 lembar Rp120.000,00
2 Magnet neodymium 5 buah Rp28.000,00
3 Kapasitor elco 2200 µf 16V 3 buah Rp6.000,00
4 Kapasitor elco 3300 µf 16V 3 buah Rp7.500,00
5 Reed switch 1 buah Rp1.500,00
6 Baterai 1,5 V 5 buah Rp18.000,00
7 Kawat enamel diameter 0,03 cm 15 meter Rp30.000,00
8 Paku 5 ons Rp5.000,00
9 Kabel merah dan hitam 1 meter Rp7.000,00
10 Aligator clip 2 pasang Rp8.000,00
Total Harga Rp231.000.00

3.2 Cara Kerja Alat

Rangkaian pendulum elektromagnetik dibuat dengana alat dan bahan yang terdaftar pada tabel 3.1.
Komponen yang dibuat pertama adalah dudukan kayu tempat diletakkannya pendulum dan rangkaian listrik
seperti di gambar 3.1. Setelah dudukan sudah disusun, langkah selanjutnya adalah menyusun rangkaian listrik
solenoida.

Untuk menghasilkan kumparan yang bekerja secara optimal, ujung-ujung kawat enamel yang akan
dihubungkan kepada sumber tegangan harus diamplas terlebih dahulu untuk mengikis lapisan isolator pada
kawat. Setelah kedua ujung berhasil diamplas, kawat enamel dililitkan kepada bundaran isolator sebanyak
lilitan yang dibutuhkan percobaan.
Untuk kapasitor-kapasitor yang digunakan, rangkaiannya dibuat paralel terlebih dahulu untuk
memaksimalkan nilai kapasitansinya. Setelah semua komponen siap untuk dihubungkan, rangkaian disusun
seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Rangkaian Listrik Percobaan Pendulum Elektromagnetik

Kepada dudukan kayu, ditancapkan paku yang memiliki sifat konduktif tempat dihubungkannya kapasitor
dan solenoida secara paralel. Setelah kapasitor, solenoida, dan sumber tegangan telah dihubungkan dengan
kabel dan paku konduktor, rangkaian siap dihubungkan dengan menyiapkan saklar manual pada bagian yang
terlihat pada susunan rangkaian di atas.

Fungsi utama dari susunan dudukan dan rangkaian listirk ini adalah untuk mengayunkan pendulum dengan
polaritas medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan ketika dihubungkan dengan sumber tegangan. Agar
pendulum yang telah dilekatkan magnet neodymium dapat mengayun, saklar dihubungkan secara manual
dengan interval yang konstan untuk memastikan pendulum dapat mengayun dengan lancar.

3.3 Prosedur Percobaan

Setelah susunan dudukan dan rangkaian berhasil dirangkai, diamati perbedaan besar sudut simpangan dan
dihitung nilai frekuensi dari ayunan pendulum dalam setiap variasi percobaan. Percobaan dan pengambilan
data dilakukan dengan mengubah variasi jumlah magnet, nilai tegangan/jumlah baterai, dan jumlah lilitan
kumparan. Sudut simpangan yang dihasilkan diukur menggunakan busur derajat dari tiang penyangga hingga
lengan pendulum saat berada di posisi simpangan terjauhnya, sedangkan frekuensi dihitung dengan membagi
jumlah ayunan dengan satuan waktu yang terdata. Waktu dan periode ayunan diamati dengan menghitung
menggunakan stopwatch atau timer.

4. PERHITUNGAN BERDASARKAN DESAIN DAN TEORI

Pengukuran yang penulis hitung dengan alat yang telah dirangkai berfokus pada 3 macam variasi, yaitu
variasi jumlah lilitan, jumlah baterai, dan jumlah magnet yang digunakan. Pada percobaan ini, penulis
menggunakan pedoman hukum Biot dan Savart. Kita hanya memperhatikan kumparan dengan loop melingkar
tunggal dan hanya titik yang tegak lurus dengan sumbu pusat. Ambil titik tersebut sebagai sumbu-z, maka besar
medan magnet pada titik-titik tersebut adalah

𝜇 0 𝑖𝑅 2
𝐵(𝑧) = 3 (1)
2(𝑅 2 +𝑧 2 )2

dengan R adalah jari-jari loop melingkar dan z merupakan jarak titik yang ditanyakan dari pusat loop. Arah
medan magnet adalah sama dengan arah momen dipol magnet μ dari loop. Untuk titik aksial yang jauh dari
loop, nilai z > R dan dengan aproksimasi tersebut, persamaan tereduksi menjadi

𝜇0 𝑖𝑅 2
𝐵(𝑧) = (2)
2𝑧 3

Telah diketahui bahwa μ𝑅2 adalah luas A dari loop dan memperluas hasil kita sehingga melingkupi
kumparan dengan N lilitan. Oleh sebab itu, persamaannya dapat dituliskan sebagai
𝜇0 𝑁𝑖𝐴
𝐵(𝑧) = (3)
2𝜋 𝑧 3

Selanjutnya, hukum Ohm dapat digunakan untuk mencari nilai arus listrik I sesuai persamaan

𝑉 = 𝐼𝑅 (4)

dengan V adalah tegangan, I adalah arus listrik, dan R adalah hambatan

Induksi elektromagnetik adalah peristiwa timbulnya gaya gerak listrik (GGL) pada kumparan akibat adanya
perubahan fluks magnetik. Pada percobaan Michael Faraday pada tahun 1821, telah dibuktikan bahwa
perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus lisrtik. Faraday menyimpulkan medan magnet yang konstan
tidak dapat menghasilkan arus dan laju perubahan fluks magnet pada suatu kumparan menimbulkan GGL
induksi yang besarnya juga dipengaruhi oleh jumlah lilitan. Fluks magnet dapat diartikan sebagai perkalian
antara medan magnet dengan luas bidang yang letaknya tegak lurus dengan induksi magnetnya. Secara
matematis, dapat ditulis sebagai
Φ = ∫ 𝐵. 𝑑𝐴 (5)

dengan Φ adalah fluks magnet, B adalah induksi magnet, dan A adalah luas bidang.

Sementara itu, GGL induksi dapat dicari dengan menggunakan persamaan :


∆ΦB
𝜀 = −𝑁 (6)
∆𝑡

(tanda negatif menunjukkan arah induksi melawan perubahan fluks)

dengan E adalah GGL induksi, N adalah jumlah lilitan, dan ∆ϕ/∆t adalah laju perubahan fluks magnetik
terhadap waktu.

Untuk dapat mengetahui frekuensi dan periode dari hasil percobaan digunakan persamaan
𝑛
𝑓= (7)
𝑡

dengan n adalah anyak ayunan dan t adalah waktu.

Selanjutnya, untuk mendapatkan nilai periode, digunakan persamaan sebagai berikut.


1
𝑇= (8)
𝑓

5. PENGOLAHAN DATA

5.1 Percobaan dengan Variasi Jumlah Magnet

Percobaan kali ini dilakukan dengan jumlah magnet yang berbeda dengan 1 medan magnet sampai 5 medan
magnet dan menggunakan tegangan yang tetap sebesar 7,5 V dan jumlah lilitan sebanyak 300 lilitan.
Pengambilan data bertujuan untuk mengukur periode, frekuensi, dan amplitudo bila alat uji diperlakukan
dengan berbagai perlakuan yang berbeda.

Tabel 5.1 Data Percobaan dengan variasi jumlah magnet


Jumlah Banyak Waktu Amplitudo
No Variasi Magnet Ayunan (n) (s) T (s) f (Hz) (Sudut)
1. 1 7 6,30 0,900 1,111 26,0
2. 2 6 5,00 0,833 1,200 26,0
3. Jumlah Magnet 3 6 5,15 0,858 1,165 27,0
4. 4 5 5,56 1,112 0,899 28,0
5. 5 4 5,48 1,370 0,730 29,5

Dengan menggunakan data dari tabel 5.1, dilakukan perhitungan regresi linear melalui persamaan berikut.

𝑦 = 𝐵𝑥 + 𝐴

Pada percobaan dengan variasi jumlah magnet, frekuensi atau amplitudo berlaku sebagai variabel 𝑦 dan
jumlah magnet sebagai variabel 𝑥. Nilai B menunjukkan kemiringan kurva dari data percobaan. sedangkan
nilai A menunjukkan nilai awal atau intercept dari kurva pada keadaan awalnya.

Grafik 5.1.1 Grafik Regesi Linear Frekuensi terhadap Jumlah Magnet

Grafik 5.1.2 Grafik Regesi Linear Amplitudo terhadap Jumlah Magnet

5.2 Percobaan dengan Variasi Besar Tegangan

Percobaan kali ini dilakukan dengan tegangan yang berbeda dengan 1 baterai bertegangan 1,5 V sampai 5
baterai bertegangan 7,5 V dan menggunakan 5 buah magnet yang tetap dan jumlah lilitan sebanyak 300 lilitan.
Pengambilan data bertujuan untuk mengukur periode, frekuensi, dan amplitudo bila alat uji diperlakukan
dengan berbagai perlakuan yang berbeda.

Tabel 5.2 Data Percobaan dengan Variasi Tegangan


Banyak Waktu Amplitudo
No Variasi Tegangan (V) Ayunan (n) (s) T (s) f (Hz) (Sudut)
1. 1,5 7 6,21 0,887 1,127 26,5
2. 3,0 7 5,85 0,836 1,197 27,0
3. Tegangan 4,5 6 5,64 0,940 1,064 28,0
4. 6,0 5 5,02 1,004 0,996 28,5
5. 7,5 4 5,23 1,308 0,765 29,0

Dengan menggunakan data dari tabel 5.2, dilakukan perhitungan regresi linear melalui persamaan berikut.

𝑦 = 𝐵𝑥 + 𝐴

Pada percobaan dengan variasi besar tegangan, frekuensi atau amplitudo berlaku sebagai variabel 𝑦 dan
besar tegangan sebagai variabel 𝑥.

Grafik 5.2.1 Grafik Regresi Linear Frekuensi terhadap Tegangan

Grafik 5.2.2 Grafik Regresi Linear Amplitudo terhadap Tegangan


5.3 Percobaan dengan Variasi Jumlah Lilitan

Percobaan kali ini dilakukan dengan jumlah lilitan yang berbeda dengan 50 lilitan sampai 300 lilitan dan
menggunakan 5 buah magnet yang tetap dan tegangan sebesar 7,5 V yang tetap. Pengambilan data bertujuan
untuk mengukur periode, frekuensi, dan amplitudo bila alat uji diperlakukan dengan berbagai perlakuan yang
berbeda.
Tabel 5.3 Data percobaan dengan Variasi Jumlah Lilitan
Jumlah Banyak Waktu Amplitudo
No Variasi Lilitan (N) Ayunan (n) (s) T (s) f (Hz) (Sudut)
1. 50 5 6,21 1,242 0,805 25,0
2. 100 6 6,34 1,057 0,946 27,0
Jumlah
3. Lilitan 150 6 6,32 1,053 0,949 28,5
4. 200 7 6,20 0,886 1,129 29,0
5. 300 8 6,21 0,776 1,288 29,5

Dengan menggunakan data dari tabel 5.3, dilakukan perhitungan regresi linear melalui persamaan berikut.

𝑦 = 𝐵𝑥 + 𝐴

Pada percobaan dengan variasi jumlah lilitan, frekuensi atau amplitudo berlaku sebagai variabel 𝑦 dan
jumlah lilitan sebagai variabel 𝑥.

Grafik 5.3.1 Grafik Regresi Linear Frekuensi terhadap Jumlah Lilitan


Grafik 5.3.2 Grafik Regesi Linear Amplitudo terhadap Jumlah Lilitan

6. ANALISIS
Percobaan pertama menggunakan variasi jumlah magnet. Berdasarkan hasil regresi linier pada grafik 5.1.1,
dapat dilihat bahwa frekuensi bandul yang dihasilkan berkorelasi negatif terhadap jumlah magnet yang
digunakan dengan nilai R2 sebesar 0,70. Sementara itu, berdasarkan grafik 5.1.2, dapat dilihat bahwa amplitudo
sudut berkorelasi positif terhadap jumlah magnet yang digunakan dengan nilai R2 sebesar 0,75. Percobaan
kedua menggunakan variasi tegangan. Berdasarkan hasil regresi linier pada grafik 5.2.1, dapat dilihat bahwa
frekuensi bandul yang dihasilkan berkorelasi positif terhadap besar tegangan dengan nilai R2 sebesar 0,78.
Sementara itu, berdasarkan grafik 5.2.2, dapat dilihat bahwa amplitudo sudut berkorelasi negatif terhadap besar
tegangan dengan nilai R2 sebesar 0,98. Percobaan ketiga menggunakan variasi jumlah lilitan. Berdasarkan hasil
regresi linier pada grafik 5.3.1, dapat dilihat bahwa frekuensi bandul yang dihasilkan berkorelasi positif
terhadap jumlah lilitan yang digunakan dengan nilai R2 sebesar 0,96. Kemudian, berdasarkan grafik 5.3.2, dapat
dilihat amplitudo sudut juga berkorelasi positif terhadap jumlah lilitan yang digunakan dengan nilai R2 sebesar
0,88.

Dengan kata lain, jumlah magnet berbanding terbalik dengan frekuensi dan berbanding lurus dengan besar
amplitudo, besar tegangan berbanding lurus dengan frekuensi dan berbanding terbalik dengan besar amplitudo,
dan jumlah lilitan berbanding lurus dengan frekuensi dan juga besar amplitudo.

Nilai R2, koefisien determinasi, pada hasil regresi linier dari percobaan-percobaan tersebut yang cenderung
mendekati 1 membuktikan korelasi antara frekuensi dan amplitudo terhadap masing-masing tiga variabel di
atas cukup kuat. Nilai R2 yang tidak sama dengan 1 disebabkan oleh beberapa faktor eksternal pada percobaan.
Faktor-faktor tersebut ialah adanya gangguan medan magnet lain pada saat melakukan percobaan,
ketidaksempurnaan alat percobaan, ketidakstabilan arus listrik yang mengalir pada kumparan, ketidaktelitian
alat ukur, dan ketidaktelitian pengukuran yang dilakukan oleh pengamat.

7. SIMPULAN

1. Pada pendulum elektromagnetik, jumlah magnet mempunyai nilai yang berbanding terbalik terhadap
frekuensi, tetapi berbanding lurus terhadap amplitudo.
2. Pada pendulum elektromagnetik, besar tegangan mempunyai nilai yang berbanding lurus terhadap
frekuensi, tetapi berbanding terbalik terhadap amplitudo.
3. Pada pendulum elektromagnetik, jumlah lilitan mempunyai nilai yang berbanding lurus terhadap
frekuensi dan amplitudo.
8. REFERENSI

1. J.C. Maxwell. (2006). Buku Ensiklopedi. Diakses pada 23 Mei 2021


2. Giancoli Douglas C. (2001). Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga
3. Halliday, Resnick, Walker. (2013). Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 2. Jakarta: Erlangga
4. Limiansih K, Santosa Ign E. (2013). Redaman pada Pendulum Sederhana. Jurnal Fisika
Indonesia. Vol XVII, Edisi Desember 2013, 17-1
Lampiran A
Pembagian Tugas

Nama anggota Tugas


Hafizh Amanullah Darmawan 1. Eksperimen
(16920310) 2. Merevisi laporan bagian Metode
3. Merevisi presentasi bagian Cara Kerja
4. Rekaman video bagian eksperimen
5. Editor Makalah
Muhammad Falah Aryasatya 1. Menulis bagian Teori Dasar
(16920315) 2. Menulis bagian Perhitungan Berdasarkan Desain dan Teori
3. Menulis bagian Referensi
Kevin Yehezkiel Leonardo 1. Menulis bagian Tujuan
(16920320) 2. Menulis bagian Analisis
3. Menulis bagian Simpulan
4. Rekaman video bagian Tujuan
5. Rekaman video bagian Teori Dasar
Gumilang Mokhamad Firdaus 1. Menulis bagian Pengolahan Data
(16920325) 2. Rekaman video bagian Pengolahan Data

Achmad Ghifari Nur (16920330) 1. Menulis bagian Abstrak


2. Menulis bagian Metode
3. Merevisi dan menambahkan bagian Analisis
4. Editor makalah agar sesuai format dan PUEBI
5. Rekaman video presentasi bagian Metode
Ari Rahadyan (16920335) 1. Mengedit video presentasi keseluruhan
2. Eksperimen
3. Rekaman video bagian Eksperimen
Nizam Machdy Purbowiseso 1. Eksperimen
(16920340) 2. Mengerjakan presentasi
3. Merevisi laporan bagian Metode
4. Rekaman video bagian eksperimen
5. Logger catatan kemajuan
Lampiran B
Catatan Kemajuan RBL
Media
Anggota
koordinasi
Tanggal Jam Tugas/Pekerjaan kelompok Hasil Keterangan
yang
yang hadir.
digunakan
22.00 Pengenalan konsep Kevin, Ari, Google Pembagian Satu anggota
05/05/21 dan pembagian Ghifari, Meet bahan dan berhalangan
bahan eksperimen Gumilang, penentuan hadir
Nizam, Falah waktu
eksperimen
11.00 Percobaan pertama Kevin, Ari, Luar Pendulum Pertemuan
15/05/21 pembuatan alat Ghifari, jaringan magnetik diadakan di
eksperimen Nizam, yang belum daerah
pendulum Hafizh bekerja Pancoran,
elektromagnetik Jakarta
Selatan
22.00 Pembagian tugas Semua Google Penentuan
19/05/21 laporan dan video anggota hadir Meet bagian
pekerjaan
10.00 Percobaan kedua Ari, Nizam, Luar Pendulum Pertemuan
22/05/21 pembuatan alat Hafizh jaringan magnetik diadakan di
eksperimen yang bekerja daerah
pendulum Depok, Jawa
elektromagnetik Barat
19.30 Pembuatan laporan Semua Media Kerangka Dilakukan di
23/05/21 RBL anggota hadir sosial LINE laporan RBL kediaman
dan MS masing -
Word masing
online
12.30 Pembuatan Nizam, Ari, Google Presentasi Satu anggota
29/05/21 presentasi dan Ghifari, Meet RBL dan berhalangan
diskusi lanjutan Hafizh, lanjutan hadir
pembuatan laporan Kevin, Falah laporan
19.30 Penyelesaian Semua Media Laporan RBL Dilakukan di
29/05/21 kegiatan rangkaian anggota hadir sosial LINE kediaman
laporan RBL dan MS masing -
Word masing
online

Anda mungkin juga menyukai