Disusun oleh:
Kelompok XVIII
1. Rafli Anang Pangestu 21110120130069
2. Amanda Wijayanti 21110120130070
3. Naufal Damar Iman 21110120130074
4. Jessika Nur Agita 21110120130076
5. Arya Pandu Wijaya 21110120130080
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
𝜀 = 𝐵. 𝐴. 𝜔. 𝑁
Generator dibagi menjadi dua, yaitu generator arus searah (DC) dan arus bolak-
balik (AC).
1. Generator DC
Generator DC atau Direct Current merupakan pembangkit listrik yang
menghasilkan arus listrik searah. Generator DC juga biasa disebut dynamo.
Pada generator ini terdapat komutator (sepasang cincin belah) yang berfungsi
menghindari terlilitnya kabel sekaligus mentransmisikan arus listrik yang
tercipta. Proses sedemikian rupa yang terjadi pada cara kerja generator DC,
menyebabkan arus listrik induksi yang mengalir selalu ke luar generator searah.
Gambar 1 Generator DC
2. Generator AC
Generator AC atau Alternating Current yang biasa disebut alat Altenator
merupakan pembangkit listrik dengan keluaran arus listrik bolak-balik. Pada
alat ini terdapat dua buah cincin luncur untuk menghindari melilitnya kabel.
Cara kerja berputarnya kumparan yang berada di dalam alat disebabkan oleh
adanya energi dari luar, sebagai contoh tenaga air, panas bumi dan uap panas.
Oleh karena itu, tenaga-tenaga eksternal yang menjadi motor berputarnya
kumparan dijadikan sebutan pembangkit listrik bertenaga tersebut.
4
Gambar 2 Generator AC
II.2 Transformator
Transformator dapat disebut juga trafo, yaitu alat yang digunakan untuk
mengubah besar tegangan AC dengan prinsip induksi elektromagnetik. Perubahan
yang dilakukan trafo dapat memperbesar dan memperkecil tegangan tersebut. Prinsip
kerja trafo dengan induksi elektromagnetik melalui pemindahan energi listrik secara
induksi melalui kumparan primer menuju kumparan sekunder. GGL yang terbentuk
pada trafo dikarenakan adanya perubahan medan magent yang dialiri arus listrik AC
pada kumparan primer yang selanjutnya diinduksikan oleh besi lunak menuju
kumparan sekunder.
Secara umum trafo memiliki dua kumparan. Kumparan primer yang berada di
bagian input menjadi tempat tegangan listrik masuk menuju trafo. Lainnya adalah
kumparan sekunder yang berada di bagian output, menjadi tegangan listrik hasil
konversi keluar dari trafo.
5
Trafo juga dibagi menjadi 2 jenis, sebagai berikut :
1. Trafo Step-Up, yaitu trafo yang memiliki fungsi untuk menaikkan tegangan
arus AC sumber dengan jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak
dibandingkan dengan lilitan primer.
2. Trafo Step-Down, bersifat sebaliknya yaitu berfungsi untuk menurunkan
tegangan arus AC sumber dengan jumlah lilitan sekunder lebih sedikit.
6
berlaku pada sebuah trafo. Pada prinsipnya, trafo dapat dikatakan ideal apabila dalam
prosedurnya tidak ada energi yang hilang terkonversi menjadi kalor, yaitu saat jumlah
energi yang masuk pada kumparan primer sama dengan jumlah energi yang keluar
melalui kumparan sekunder. Dengan kata lain, seluruh energi listrik pada input
kumparan dapat terdistribusikan menuju kumparan keluaran sehingga daya listrik pada
kumparan primer sama dengan daya pada kumparan sekunder. Maka persamaan
sebelumnya tersebut terjadi ketika asumsi trafo dalam keadaan ideal.
II.2.2 Efisiensi Transformator
Walaupun ada sebuah pemahaman mengenai transformator ideal, tetapi pada
kenyataannya trafo tidak pernah bekerja secara ideal. Pada kerja trafo selalu timbul
energi kalor. Dengan demikian, energi yang masuk pada kumparan primer selalu lebih
besar dibandingkan melalui kumparan sekunder. Perbandingan antara daya sekunder
dengan daya primer, kemudian dikalikan persen dinyatakan sebagai efisiensi trafo.
Umumnya, efisiensi trafo dikenal sebagai persentease keidealan sebuah trafo dalam
menaik dan menurunkan tegangan, yaitu berdasarkan jumlah daya yang tidak hilang.
Efisiensi trafo disimbolkan dengan 𝜂.
II.3 Induktor
Induktor merupakan salah satu komponen yang memiliki prinsip kerja dengan
basis induksi magnet. Induktor dikenal sebagai alat yang dapat menghasilkan medan
magnet yang digunakan untuk menghasilkan GGL induksi. Induktor juga berfungsi
sebagai tempat terjadinya gaya magnet, pelipat tegangan dan juga berguna dalam
pembangkit getaran. Induktor berisfat menahan arus bolak-balik dan konduktif
terhadap arus searah.
Secara bentuknya induktor merupakan kawat yang digulung sehingga menjadi
kumparan. Induktor pada umumnya merupakan kawat pengantar, kawat melingkar,
solenoida atau toroida. Untuk memperbesar induktansi, kumparan ditambahkan bahan
besi sebagai inti yang disebut elektromagnetik. Macam lain induktor diklasifikasikan
berdasarkan bahan pembuat intinya dan memiliki simbolnya masing-masing, antara
lain :
7
1. Induktor dengan inti udara
8
Gambar 8 Induktor dengan perubahan inti
9
DAFTAR PUSTAKA
10