Anda di halaman 1dari 18

KELISTRIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015

GARIS GERAK LISTRIK


Michael Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat
hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya dapat menimbulkan arus listrik. Untuk
membuktikan kebenaran hipotesis Faraday.

Berdasarkan percobaan, ditunjukkan bahwa gerakan magnet di dalam kumparan


menyebabkan jarum galvanometer menyimpang. Jika kutub utara magnet digerakkan
mendekati kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kanan. Jika magnet diam dalam
kumparan, jarum galvanometer tidak menyimpang. Jika kutub utara magnet digerakkan
menjauhi kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kiri. Penyimpangan jarum
galvanometer tersebut menunjukkan bahwa pada kedua ujung kumparan terdapat arus listrik.
Peristiwa timbulnya arus listrik seperti itulah yang disebut induksi elektromagnetik. Adapun
beda potensial yang timbul pada ujung kumparan disebut gaya gerak listrik (GGL) induksi.

Terjadinya GGL induksi dapat dijelaskan seperti berikut. Jika kutub utara magnet
didekatkan ke kumparan. Jumlah garis gaya yang masuk kumparan makin banyak. Perubahan
jumlah garis gaya itulah yang menyebabkan terjadinya penyimpangan jarum galvanometer.
Hal yang sama juga akan terjadi jika magnet digerakkan keluar dari kumparan. Akan tetapi,
arah simpangan jarum galvanometer berlawanan dengan penyimpangan semula. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa penyebab timbulnya GGL induksi adalah perubahan
garis gaya magnet yang dilingkupi oleh kumparan.

Menurut Faraday, besar GGL induksi pada kedua ujung kumparan sebanding dengan
laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi kumparan. Artinya, makin cepat terjadinya
perubahan fluks magnetik, makin besar GGL induksi yang timbul. Adapun yang dimaksud
fluks nmgnetik adalah banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu bidang.

PENERAPAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK


Pada induksi elektromagnetik terjadi perubahan bentuk energi gerak menjadi energi
listrik. Induksi elektromagnetik digunakan pada pembangkit energi listrik. Pembangkit energi
listrik yang menerapkan induksi elektromagnetik adalah generator dan dinamo. Di dalam
generator dan dinamo terdapat kumparan dan magnet. Kumparan  atau  magnet  yang 
berputar  menyebabkan  terjadinya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam
kumparan. Perubahan  tersebut  menyebabkan  terjadinya  GGL  induksi  pada kumparan. 
Energi  mekanik  yang  diberikan  generator  dan  dinamo diubah ke dalam bentuk energi
gerak rotasi. Hal  itu menyebabkan GGL  induksi  dihasilkan  secara  terus-menerus  dengan 
pola  yang berulang secara periodik

Generator

Generator atau pembangkit listrik yang sederhana dapat ditemukan pada sepeda. Pada
sepeda, biasanya dinamo digunakan untuk menyalakan lampu. Caranya ialah bagian atas
dinamo (bagian yang dapat berputar) dihubungkan ke roda sepeda. Pada proses itulah terjadi
perubalian energi gerak menjadi energi listrik. Generator (dinamo) merupakan alat yang
prinsip kerjanya berdasarkan induksi elektromagnetik. Alat ini pertama kali ditemukan oleh
Michael Faraday.

Berkebalikan dengan motor listrik, generator adalah mesin yang mengubah energi
kinetik menjadi energi listrik. Energi kinetik pada generator dapat juga diperoleh dari angin
atau air terjun. Berdasarkan arus yang dihasilkan. Generator dapat dibedakan menjadi dua
rnacam, yaitu generator AC dan generator DC. Generator AC menghasilkan arus bolak-balik
(AC) dan generator DC menghasilkan arus searah (DC). Baik arus bolak-balik maupun
searah dapat digunakan untuk penerangan dan alat-alat pemanas.

Generator AC

Bagian utama generator AC terdiri atas magnet permanen (tetap), kumparan


(solenoida). cincin geser, dan sikat. Pada generator. perubahan garis gaya magnet diperoleh
dengan cara memutar kumparan di dalam medan magnet permanen. Karena dihubungkan
dengan cincin geser, perputaran kumparan menimbulkan GGL induksi AC. OIeh karena itu,
arus induksi yang ditimbulkan berupa arus AC. Adanya arus AC ini ditunjukkan oleh
menyalanya lampu pijar yang disusun seri dengan kedua sikat. Sebagaimana percobaan
Faraday

GGL induksi yang ditimbulkan oleh generator AC dapat diperbesar dengan cara:
Memperbanyak lilitan kumparan, menggunakan magnet permanen yang lebih kuat.
mempercepat perputaran kumparan, dan menyisipkan inti besi lunak ke dalam kumparan.
Contoh generator AC yang akan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah
dinamo sepeda. Bagian utama dinamo sepeda adalah sebuah magnet tetap dan kumparan
yang disisipi besi lunak. Jika magnet tetap diputar, perputaran tersebut menimbulkan GGL
induksi pada kumparan. Jika sebuah lampu pijar (lampu sepeda) dipasang pada kabel yang
menghubungkan kedua ujung kumparan. lampu tersebut akan dilalui arus induksi AC.
Akibatnya, lampu tersebut menyala. Nyala lampu akan makin terang jika perputaran magnet
tetap makin cepat (laju sepeda makin kencang).

o Generator DC

Prinsip kerja generator (dinamo) DC sama dengan generator AC. Namun, pada generator
DC arah arus induksinya tidak berubah. Hal ini disebabkan cincin yang digunakan pada
generator DC berupa cincin belah (komutator).

Transformator

Agar tidak berbahaya tegangan yang tinggi itu harus diturunkan terlebih dahulu
sebelum arus listrik disalurkan ke rumah-rumah penduduk. Pada umumnya tegangan listrik
yang disalurkan ke rumah-rumah penduduk ada dua macam, yaitu 220 volt dan 1l0 volt. Alat
yang digunakan untuk menurunkan tegangan disebut transformator.

Bagian utama transformator adalah dua buah kumparan yang keduanya dililitkan pada
sebuah inti besi lunak. Kedua kumparan tersebut memiliki jumlah lilitan yang berbeda.
Kumparan yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC disebut kumparan primer,
sedangkan kumparan yang lain disebut kumparan sekunder.

Jika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan AC (dialiri arus listrik
AC), besi lunak akan menjadi elektromagnet. Karena arus yang mengalir tersebut adalah arus
AC, garis-garis gaya elektromagnet selalu berubah-ubah. Oleh karena itu, garis-garis gaya
yang dilingkupi oleh kumparan sekunder juga berubah-ubah. Perubahan garis gaya itu
menimbulkan GGL induksi pada kumparan sekunder. Hal itu menyebabkan pada kumparan
sekunder mengalir arus AC (arus induksi).
Kita dapat rnembedakan transformator menjadi dua macam. yaitu transformator step
up dan transformator step down. Transformator .step up adalah transformator yang jumlah
lilitan primernya lebih kecil dari pada lilitan sekunder. Oleh karena itu, transformator step up
dapat digunakun untuk menaikkan tegangan AC.

TRANSFORMATOR

Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan
pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak
sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang
dihasilkan.

Prinsip Kerja Transformator

Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan
primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat
oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-
ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal.

Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:

1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik


rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan
sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik
tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer
lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).

Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder
adalah:

1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).


2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
o Penggunaan Transformator

Banyak peralatan listrik di rumah yang menggunakan transformator step down. Trafo
tersebut berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik PLN yang besarnya 220 V menjadi
tegangan lebih rendah sesuai dengan kebutuhan. Sebelum masuk rangkaian elektronik pada
alat, tegangan 220 V dari PLN dihubungkan dengan trafo step down terlebih dahulu untuk
diturunkan. Misalnya kebutuhan peralatan listrik 25 V. Jika alat itu langsung dihubungkan
dengan PLN, alat itu akan rusak atau terbakar. Namun, apabila alat itu dipasang trafo step
down yang mampu mengubah tegangan 220 V menjadi 25 V, alat itu akan terhindar dari
kerusakan. Ada beberapa alat yang menggunakan transformator antara lain catu daya,adaptor.

Power supply(catu daya)


Catu daya merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan tegangan AC yang
rendah. Catu daya menggunakan trafo step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
220 V menjadi beberapa tegangan AC yang besarnya antara 2 V sampai 12 V.

Transmisi daya listrik jarakjauh


Pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari permukiman penduduk. Proses
pengiriman daya listrik kepada pelanggan listrik (konsumen) yang jaraknya jauh disebut
transmisi daya listrik jarak jauh. Untuk menyalurkan energi listrik ke konsumen yang jauh,
tegangan yang dihasilkan generator pembangkit listrik perlu dinaikkan mencapai ratusan ribu
volt. Untuk itu, diperlukan trafo step up. Tegangan tinggi ditransmisikan melalui kabel
jaringan listrik yang panjang menuju konsumen. Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk
tegangan diturunkan menggunakan trafo step down hingga menghasilkan 220 V. Transmisi
daya listrik jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan besar dan arus yang
kecil. Dengan cara itu akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam
perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil serta
harganya lebih murah.

Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan


perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan
tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk
mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt.
Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi,
gardu listrik dan sebagainya.

Di rumah mungkin kamu pernah dihadapkan persoalan tegangan listrik, ketika kamu akan
menghidupkan radio yang memerlukan tegangan 6 V atau 12 V. Padahal tegangan listrik
yang disediakan PLN 220 V. Bahkan generator pembangkit listrik menghasilkan tegangan
listrik yang sangat tinggi mencapai hingga puluhan ribu volt. Kenyataannya sampai di rumah
tegangan listrik tinggal 220 V. Bagaimanakah cara mengubah tegangan listrik? Alat yang
digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC disebut transformator (trafo).

Trafo memiliki dua terminal, yaitu terminal input dan terminal output. Terminal input
terdapat pada kumparan primer. Terminal output terdapat pada kumparan sekunder.
Tegangan listrik yang akan diubah dihubungkan dengan terminal input. Adapun, hasil
pengubahan tegangan diperoleh pada terminal output. Prinsip kerja transformator
menerapkan peristiwa induksi elektromagnetik. Jika pada kumparan primer dialiri arus AC,
inti besi yang dililiti kumparan akan menjadi magnet (elektromagnet). Karena arus AC, pada
elektromagnet selalu terjadi perubahan garis gaya magnet. Perubahan garis gaya tersebut
akan bergeser ke kumparan sekunder. Dengan demikian, pada kumparan sekunder juga
terjadi perubahan garis gaya magnet. Hal itulah yang menimbulkan GGL induksi pada
kumparan sekunder. Adapun, arus induksi yang dihasilkan adalah arus AC yang besarnya
sesuai dengan jumlah lilitan sekunder.

Bagian utama transformator ada tiga, yaitu inti besi yang berlapis-lapis, kumparan primer,
dan kumparan sekunder. Kumparan primer yang dihubungkan dengan PLN sebagai tegangan
masukan (input) yang akan dinaikkan atau diturunkan. Kumparan sekunder dihubungkan
dengan beban sebagai tegangan keluaran (output).

Macam-Macam Transformator

Apabila tegangan terminal output lebih besar daripada tegangan yang diubah, trafo
yang digunakan berfungsi sebagai penaik tegangan. Sebaliknya apabila tegangan terminal
output lebih kecil daripada tegangan yang diubah, trafo yang digunakan berfungsi sebagai
penurun tegangan.  Dengan demikian, transformator (trafo) dibedakan menjadi dua, yaitu
trafo step up dan trafo step down.

Trafo  step up adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan AC. Trafo ini
memiliki ciri-ciri:

a. jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan sekunder.


b. tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder.
c. kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder.

Trafo step down adalah transformator yang berfungsi untuk menurunkan  tegangan AC.
Trafo ini memiliki ciri-ciri:

a. jumlah lilitan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder.


b. tegangan primer lebih besar daripada tegangan sekunder.
c. kuat arus primer lebih kecil daripada kuat arus sekunder.

2. Transformator Ideal

Besar tegangan dan kuat arus pada trafo bergantung banyaknya lilitan. Besar tegangan
sebanding dengan jumlah lilitan. Makin banyak jumlah lilitan tegangan yang dihasilkan
makin besar. Hal ini berlaku untuk lilitan primer dan sekunder. Hubungan antara jumlah
lilitan primer dan sekunder dengan tegangan primer dan tegangan sekunder dirumuskan

Trafo dikatakan ideal jika tidak ada energi yang hilang menjadi kalor, yaitu ketika jumlah
energi yang masuk pada kumparan primer sama dengan jumlah energi yang keluar pada
kumparan sekunder. Hubungan antara tegangan dengan kuat arus  pada kumparan sekunder
Dalam hal ini faktor (V  ×  I) adalah daya (P) transformator.
demikian untuk transformator ideal akan berlaku persamaan berikut.
Dengan:
Vp = tegangan primer (tegangan input = Vi ) dengan satuan volt (V)
Vs = tegangan sekunder (tegangan output = Vo) dengan satuan volt (V)
Np = jumlah lilitan  primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Ip = kuat arus primer (kuat arus input = Ii) dengan satuan ampere (A)
Is = kuat arus sekunder (kuat arus output = Io) dengan satuan ampere (A)

. 3. Efisiensi Transformator
Di bagian sebelumnya kamu sudah mempelajari transformator atau trafo yang ideal. Namun,
pada kenyataannya trafo tidak pernah ideal. Jika trafo digunakan, selalu timbul energi kalor.
Dengan demikian, energi listrik yang masuk pada kumparan primer selalu lebih besar
daripada energi yang keluar pada kumparan sekunder. Akibatnya, daya primer lebih besar
daripada daya sekunder. Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah trafo ditentukan
oleh besarnya efisiensi trafo. Perbandingan antara daya sekunder dengan daya primer atau
hasil bagi antara energi sekunder dengan energi primer yang dinyatakan dengan persen
disebut efisiensi trafo

4. Penggunaan  Transformator

Prinsip kerja
Prinsip kerja alat ukur induksi ini dipengaruhi adannya torsi yang terjadi karena
adanya reaksi antara fluks magnetis yang magnitudenya tergantung pada arus atau
tegangan yang diukur serta tergantung pada arus eddy atau arus putar yang terinduksi pada
piringan atau silinder metal oleh fluks magnet yang lain.

Skema prinsip kerja alat ukur induksi diperlihatkan pada gambar 17.

Gambar 17. Prinsip kerja alat ukur induksi

Alat ukur induksi mempunyai kelebihan yaitu sistem perputarannya yang sederhana
tapi kokoh, sudut penunjukkannya lebar karena penyimpangan untuk skala penuh
dapat melebihi 2000 serta tidak banyak dipengaruhi medan eksternal. Akan tetapi
kelemahan alat ukur ini terbatas penggunaannya pada arus bolak-balik, biasanya
hanya dipergunakan pada panel-panel listrik serta mengkonsumsi daya yang cukup
banyak.

B.Ammeter Induksi

Konfigurasi alat ukur arus tipe induksi ini ditunjukkan pada gambar 18

Gambar 18. Ammeter jenis induksi


Untuk alat ukur ammeter induksi, torsi total yang bekerja pada piringan adalah
T =K 2 ϕ1 m ϕ2 mm sin α

Apabila kedua fluks yang dihasilkan oleh listrik bolak-balik yang diukur sama dengan
harga tertentu, torsi sebanding dengan kuadrat arus. Jika piringan mempunyai kontrol
pegas, piringan akan mencapai posisi simpangan stabil waktu torsi kontrol sama dengan
torsi penyimpang.

Ammeter induksi terbagi menjadi tiga jenis yaitu:


1. Alat ukur piringan dengan kumparan fase belah, jenis silinder dengan kumparan fase-
belah
2. Alat ukur jenis silinder dengan kumparn fase- belah
3. Ammeter induksi kutub bayangan

1. Alat ukur piringan dengan kumparan fase belah (ferraris type)

Pada dasarnya beda fase diperoleh dengan cara menambahkan tahanan shunt pada salah satu
rangkaian kutubnya (gambar 19). Kumparan pada dua magnet yang berlapis-lapis P1 dan P2
dihubungkan secara seri. Kumparan P2 dihubungkan paralel dengan tahanan R sehingga kumparan
ketinggalan arus total. Sudut pergeseran fase a yang dihasilkan fluks magnet ϕ 1dan ϕ 2 oleh P1 dan
P2 yang diperlukan adalah 600 . Apabila histerisis diabaikan, maka masing-masing fluks magnet
sebanding dengan arus yang diukur yaitu I
T α ∞ ϕ1 m ϕ2 m sin α

atau Td ∞ I 2dimana I merupakan harga rms


Apabila digunakan kontrol pegas, maka T¥q
Pada sisi simpangan akhir Tc=Td sehingga θ ∞ I 2

Ammeter ini menggunakan peredam arus eddy sehingga apabila piringan berputar,
maka piringan tersebut akan memotong fluks pada celah udara magnet dan arus eddy yang
dihasilkan menjadi peredam.

Gambar 19. Ammeter induksi dengan kumparan fase belah

2. Ammeter jenis silinder kumparan fase belah

Alat ukur ini bekerja dengan cara kerja piringan dengan kumparan fase belah, dimana
piringan putarnya diganti dengan drum alumunium beronnga. Kutub P1 menimbulkan
fluks magnet bolak balik dan arus eddy pada bagian drum yang terletak di bawah P2,
sedangkan kutub P2 menghasilkan fluks magnet bolak balik dan arus eddy pada bagian
drum yang terletak di bawah P1. Terdapat gaya F1 yang sebanding dengan ϕ 2 I 2 serta F2
yang sebanding dengan ϕ 2 I 1 dimana gaya tersebut adalah tangensial terhadap permukaan
drum yang menimbulkan torsi dan memutarkan drum di seputar sumbunya. Kumparan P2
yang dihuungkan paralel dengan tahanan R menimbulkan pergeseran fase antara fluks
magnet ϕ 1
dan ϕ 2.

Agar putaran dari drum tidak berrlebih, diatasi oleh pegas kontrol yang dapat
menghentikan putaran pada suatu posisi dimana torsi penyimpang menjaadi sama dengan
torsi pengontrol. Jarum penunjuk dipasang pada poros yang dua ujung landasannya diberi
bantalan dari bahan intan. Inti silinder yang berlapis-lapis dalam rongga drum berfungsi
untuk menguatkan fluks magnet yang memotong drum. Kutub-kutub juga dibuat berlapis-
lapis dan rangkaian magnet dilengkapi dengan gandar dan inti, sedangkan uuntuk peredam
dilakukan oleh arus eddy yang diinduksikan pada piringan alumunium terpisah.
Gambar 20. Ammeter induksi jenis silinder dengan fase belah

3. Ammeter induksi kutub bayangan (Shaded pole)

Kumparan yang digunakan pada alat ukur ini hanya satu buah. Fluks magnet
dihasilkan oleh kumparan kemudian displit menjadi fluks ϕ 1 dan ϕ 2yang membuat
pegeseran fase sebesar . Bagian atas dan bawah dari kutub dekat piringan terbagi dua
alur yang salah satu bagiannya diberi cincin hubung singkat. Incin ini berfungsi sebagai
kumparan sekunder sedangkan kumparan utama berfungsi sebagai kumparan primer. Arus
induksi menimbulkan pergeseran fase sebesar ϕ 2terhadap ϕ 1yang besarnya sekitar 500.
Fluks magnet ϕ 1 yang ϕ 2melewati bagian yang tidak diberi cincin dan yang diberi cincin
masing-masingmenimbulkan arus eddy dan menghasilkan torsi penggerak total

Td ∞ ϕ 1m ϕ 2m sin α

Jika ϕ 1dan ϕ 2sebanding dengan I maka Td ∞ I 2 torsi ini diimbangi dengan torsi kontrol
oleh pegas kontrol seperti ditunjukkan
pada gambar 21

Gambar 21. Ammeter induksi kutub bayangan


Ammeter induksi jenis kutub bayangan yang selengkapnya ditunjukkan pada gambar
22. Ammeter ini terdiri dari piringan alumunium atau tembaga yang dipasang pada sumbu
putar (poros). Poros dengan jarum penunjuk dikontrol oleh pegas kontrol.

Gambar 22. Skema lengkap ammeter induksi kutub bayangan

Piringan yang bergerak pada celah udara elektromagnetik yang berlapis-lapis dan
diperkuat oleh arus yang diukur . Peredaman yang dipakai adalah peredaman karena
adanya arus putar yang diinduksikan oleh magnet tetap yang ada di bagian tertentu pada
piringan. Dua fluks magnet satu sama lain mempunyai beda fase 40 0 sampai 500. Masing-
masing fluks menginduksikan arus putar pada piringan.. Karena masing-masing dari arus
putar sefase dengan fluks, maka terdapat dua buah torsi yang saling berlawanan arah dan
menghsilkan torsi total. Torsi ini akan memutar piringan-putaran yang dikontrol oleh
pegas control agar dapat berhenti. Simpangan jarum penunjuk sebanding dengan kuadrat
arus atau tegangan yang sedang diukur.

B. Voltmeter Induksi

Pada alat ukur ini jumlah lilitan kumparannya banyak dan kecil-kecil. Kumparan
dihubungkan paralel dengan jaring-jaring dan mengalirkan arus kecil 5-10 mA. Supaya
garis-garis gaya magnet yang dihasilkan cukup, jumlah lilitan kumparan harus banyak.

C. Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan alat ukur jenis induksi ini adalah memiliki skala penuhpengukuran yang
cukup besar yang dapat melebihi 2000 , tidak banyak dipengaruhioleh medan dari luar,serta
sangat efisiennya peredaman. Sedangkan kelemahanyang dimiliki oleh alat ukur ini adalah
hanya dapat digunakan untuk pengukuranlistrik searah, memerlukan daya yang cukup
besar dalam penggunaannya sertadapat menimbulkan kesalahan (error) jika tidak
dikompensasi oleh variasifrekuensi dan suhu.
ELEKTROMOTIVE FORCE

Electromotive Force (EMF) / Gaya Gerak Listrik EMF (Electromotive Force) induksi
biasanya disebut EMF Counter. atau EMF kembali. EMF (Electromotive Force) kembali
artinya adalah EMF tersebut ditimbulkan oleh angker dinamo yang yang melawan tegangan
yang diberikan padanya. Teori dasarnya adalah jika sebuah konduktor listrik memotong garis
medan magnet maka timbul ggl pada konduktor.

Electromotive Force (EMF) / Gaya Gerak Listrik Electromotive Force (EMF) / Gaya
Gerak Listrik,Electromotive Force,pengertian Electromotive Force,EMF,pengertian
EMF,definisi EMF,penyebab Electromotive Force (EMF),terjadinya Electromotive Force
(EMF),hukum lenz EMF,EMF induksi,Electromotive Force induksi, EMF kembali,ilustrasi
Electromotive Force,Electromotive Force (EMF),gaya gerak listrik,arus induksi pada
dinamo,dinamo,EMF dinamo,Electromotive Force,(EMF),EMF konduktor,EMF dinamo.
EMF kembali disebabkan oleh pemotongan medan listrik yang terus berubah pada konduktor
pada dinamo atau generator. Medan yang terus berubah pada konduktor dinamo ini
disebabkan atau dihasilkan oleh penggunaan EMF (Electromotive Force) EMF
(Electromotive Force) induksi terjadi pada motor listrik, generator serta rangkaian listrik
dengan arah berlawanan terhadap gaya yang menimbulkannya.

HF. Emil Lenz mencatat pada tahun 1834 bahwa “arus induksi selalu berlawanan arah
dengan gerakan atau perubahan yang menyebabkannya”. Hal ini disebut sebagai Hukum
Lenz. Timbulnya EMF (Electromotive Force) tergantung pada: kekuatan garis fluks magnet
jumlah lilitan konduktor sudut perpotongan fluks magnet dengan konduktor kecepatan
konduktor memotong garis fluks magnet Tidak ada arus induksi yang terjadi pada konduktor
dinamo apabila angker dinamo atau generator tersebut diam (tidak berputar).
KAIDAH TANGAN KANAN FLEEMING

Dalam matematika dan fisika, kaidah tangan kanan adalah jembatan keledai yang
umum untuk memahami konvensi notasi vektor dalam bangun tiga dimensi. Kaidah ini
diciptakan untuk digunakan dalam elektromagnetisme oleh fisikawan Inggris John Ambrose
Fleming pada akhir abad ke-19.[1][2]

Saat memilih tiga vektor dengan sudut tegak lurus satu sama lain, ada dua solusi yang
berbeda, sehingga ketika gagasan ini diungkapkan dalam matematika, kita harus
menyingkirkan kerancuan atas solusi yang dimaksud.Ada variasi pada jembatan keledai
tersebut yang tergantung pada konteks, tetapi semua variasi terkait dengan memilih konvensi.

Salah satu bentuk dari kaidah tangan kanan digunakan dalam situasi di mana operasi
pengurutan harus dilakukan pada dua vektor, yaitu a dan b yang hasilnya berupa vektor c
yang tegak lurus dengan a dan b. Contoh yang paling umum adalah perkalian vektor. Kaidah
tangan kanan menerapkan prosedur berikut untuk memilih satu dari dua arah.

Dengan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah di sudut tegak lurus satu sama lain (dengan
jari telunjuk mengarah lurus), jari tengah menunjuk ke arah c sedangkan ibu jari mewakili a
dan jari telunjuk mewakili b.

Penggunaan jari lainnya yang setara juga memungkinkan. Contohnya, jari pertama
(telunjuk) dapat mewakili a, vektor pertama dalam perkalian; jari kedua (jari tengah) sebagai
b, vektor yang kedua; dan jempol sebagai c, adalah hasilnya.
Arah yang terkait dengan rotasiPrediksi arah medan (B), mengingat bahwa arus I
mengalir ke arah ibu jariKaidah tangan kanan sebagaimana diterapkan pada gerakan yang
dihasilkan dengan sekrup benang.

Suatu bentuk yang berbeda dari kaidah tangan kanan, kadang-kadang disebut kaidah
pegangan tangan kanan atau aturan pembuka botol atau aturan jempol kanan, digunakan
dalam situasi dimana vektor harus diberikan kepada rotasi tubuh, sebuah medan magnet atau
cairan. Atau, ketika rotasi ditentukan oleh vektor, dan perlu untuk memahami cara di mana
rotasi terjadi, aturan pegangan tangan kanan berlaku.

Versi kaidah ini digunakan dalam dua aplikasi yang saling melengkapi seperti hukum
Ampère:
Sebuah arus listrik melewati sebuah solenoid, menghasilkan sebuah medan magnet.
Ketika anda melilitkan tangan kanan Anda di sekitar solenoid dengan jari Anda di arah arus
listrik, ibu jari Anda menunjuk ke arah kutub magnetik utara.Sebuah arus listrik melewati
sebuah kawat lurus. Disini, jempol menunjuk ke arah arus konvensional (dari positif ke
negatif), dan jari menunjuk ke arah garis magnetik fluks.

Prinsipnya digunakan pula untuk menentukan arah vektor Torsi. Jika Anda
memegang sumbu rotasi dari gaya rotasi sehingga jari Anda menunjuk ke arah gaya,
kemudian ibu jari yang diperpanjang menunjuk ke arah vektor torsi.

Kaidah pegangan tangan kanan adalah sebuah konvensi yang berasal dari konvensi
kaidah tangan kanan untuk vektor. Ketika menerapkan kaidah itu kepada arus pada kawat
lurus misalnya, arah dari medan magnet (berlawanan daripada searah jarum jam ketika dilihat
dari ujung jempol) adalah hasil dari konvensi ini dan bukan fenomena fisik yang
mendasarinya.

Aplikasi
Bentuk pertama dari kaidah ini digunakan untuk menentukan arah dari cross product
dari dua vektor. Hal ini menyebabkan untuk digunakan secara luas dalam fisika, dimanapun
cross product terjadi. Sebuah daftar dari kuantitas fisika yang arahnya terkait dengan kaidah
tangan kanan terlampir di bawah ini. (Beberapa dari daftar berikut terkait tak langsung
dengan cross product, dan menggunakan bentuk kedua.)medan magnet dalam gulungan
kawat dan arus listrik di dalam kawat tersebut
Gaya dari sebuah medan magnet dari partikel yang berubah, medan magnet itu sendiri, dan
kecepatan dari objek tersebut.

PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Berikut akan dijelaskan mengenai prinsip kerja sistem pengapian konvensional.


Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak
ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.

1)  Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup

Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup

Aliran arusnya adalah sebagai berikut:


Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.

Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.

2) Saat platina membuka


Aliran Arus Saat Platina terbuka

Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan
tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:

Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel
tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.

Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara
antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga
api.

PRINSIP INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Penerapan induksi elektromagnetik

Pada induksi elektromagnetik terjadi perubahan bentuk energi gerak menjadi energi
listrik. Induksi elektromagnetik digunakan pada pembangkit energi listrik. Pembangkit energi
listrik yang menerapkan induksi elektromagnetik adalah generator dan dinamo. Di dalam
generator dan dinamo terdapat kumparan dan magnet. Kumparan atau magnet yang berputar
menyebabkan terjadinya perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam kumparan.
Perubahan tersebut menyebabkan terjadinya GGL induksi pada kumparan.

Energi mekanik yang diberikan generator dan dinamo diubah ke dalam bentuk energi
gerak rotasi. Hal itu menyebabkan GGL induksi dihasilkan secara terus-menerus dengan pola
yang berulang secara periodik

Generator Generator dibedakan menjadi dua, yaitu generator arus searah (DC) dan
generator arus bolak-balik (AC). Baik generator AC dan generator DC memutar kumparan di
dalam medan magnet tetap. Generator AC sering disebut alternator. Arus listrik yang
dihasilkan berupa arus bolak-balik. Ciri generator AC menggunakan cincin ganda. Generator
arus DC, arus yang dihasilkan berupa arus searah. Ciri generator DC menggunakan cincin
belah (komutator).
Jadi, generator AC dapat diubah menjadi generator DC dengan cara mengganti cincin
ganda dengan sebuah komutator. Sebuah generator AC kumparan berputar di antara kutub-
kutub yang tak sejenis dari dua magnet yang saling berhadapan. Kedua kutub magnet akan
menimbulkan medan magnet. Kedua ujung kumparan dihubungkan dengan sikat karbon yang
terdapat pada setiap cincin. Kumparan merupakan bagian generator yang berputar (bergerak)
disebut rotor. Magnet tetap merupakan bagian generator yang tidak bergerak disebut stator.

Bagaimanakah generator bekerja? Ketika kumparan sejajar dengan arah medan


magnet (membentuk sudut 0 derajat), belum terjadi arus listrik dan tidak terjadi GGL
induksi . Pada saat kumparan berputar perlahan-lahan, arus dan GGL beranjak naik sampai
kumparan membentuk sudut 90 derajat. Saat itu posisi kumparan tegak lurus dengan arah
medan magnet. Pada kedudukan ini kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai
maksimum. Selanjutnya, putaran kumparan terus berputar, arus dan GGL makin berkurang.
Ketika kumparan mem bentuk sudut 180 derajat kedudukan kumparan sejajar dengan arah
medan magnet, maka GGL induksi dan arus induksi menjadi nol.gb122

Putaran kumparan berikutnya arus dan tegangan mulai naik lagi dengan arah yang
berlawanan. Pada saat membentuk sudut 270 derajat, terjadi lagi kumparan berarus tegak
lurus dengan arah medan magnet. Pada kedudukan kuat arus dan GGL induksi menunjukkan
nilai maksimum lagi, namun arahnya berbeda. Putaran kumparan selanjutnya, arus dan
tegangan turun perlahanlahan hingga mencapai nol dan kumparan kembali ke posisi semula
hingga memb entuk sudut 360 derajat.

Dinamo Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo arus searah (DC) dan dinamo
arus bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama dengan generator yaitu memutar kumparan
di dalam medan magnet atau memutar magnet di dalam kumparan. Bagian dinamo yang
berputar disebut rotor. Bagian dinamo yang tidak bergerak disebut stator. Perbedaan antara
dinamo DC dengan dinamo AC terletak pada cincin yang digunakan.

Pada dinamo arus searah menggunakan satu cincin yang dibelah menjadi dua yang
disebut cincin belah (komutator). Cincin ini memungkinkan arus listrik yang dihasilkan pada
rangkaian luar Dinamo berupa arus searah walaupun di dalam dinamo sendiri menghasilkan
arus bolak-balik. Adapun, pada dinamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua
cincin). Alat pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah dinamo
sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda. Jika roda berputar,
gb124kumparan atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi pada ujung-ujung
kumparan dan arus listrik mengalir. Makin cepat gerakan roda sepeda, makin cepat magnet
atau kumparan berputar.

Makin besar pula GGL induksi dan arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan
dengan lampu, nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat diperbesar
dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang kuat (besar), jumlah lilitan
diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam kumparan.

Anda mungkin juga menyukai