Anda di halaman 1dari 9

PENGUJIAN HIPOTESIS DESKRIPTIF (SATU SAMPEL)

Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi


hasil penelitian yang didasarkan pada satu sampel. Kesimpulan yang dihasilkan nanti adalah
apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasikan atau tidak. Bila Ho diterima berarti
dapat digeneralisasikan. Dalam pengujian ini variabel penelitiannya bersifat mandiri, oleh
karena itu hipotesis penelitian tidak berbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua
variabel atau lebih.
Secara skematis pengujian hipotesis desktiptif dapat digambarkan seperti Gambar 5.1.
Terdapat beberapa macam Teknik statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis
tersebut. Teknik statistic mana yang akan dipakai tergantung pada jenis data yang akan
dianalisis. (Lihat pedoman dalam memilih Teknik statistic atau Tabel 5.1)
TABEL 5.1
Statistik Yang Digunakan Untuk Menguji Hipotesis Deskriptif (Satu Sampel)
Teknik statistic yang digunakan untuk
Jenis/ tingkatan data
pengujian
Nominal 1. Test binomial
2. Chi kuadrat (1 sampel)
Ordinal Run test
Menurut interval/ ratio t-test (1 sampel)

Reduksi

Parameter populasi
µ = rata-rata
o = Simpangan baku Statistik (ukuran sampel)
Þ = Proposal x = rata-rata
s = Simpangan baku
r = Koefisien korelasi
Membuat generalisasi = menguji
hipotesis deskriptif
Gambar 5.1 Prinsip dasar pengujian hipotesis deskriptif (1 sampel). Bandingkan
dengan hipotesis komparatif dan asosiatif
Pada tabel 5.1 ditunjukkan hubungan antara jenis data dengan statistik yang
digunakan yaitu statistic parametris dan nonparametris. Digunakan statistic parametris bila
data yang akan dianalisis berbentuk inyterval atau ratio, sedangkan bila datanya berbentuk
nominal atau ordinal, maka dapat digunakan statistik nonparametris. Statistik parametris
bekerja dengan asumsi bahwa data yang akan dianalisis berdistribusi normal, sedangkan
untuk statiistik non parametris, distribusi data yang akan dianalisis adalah bebas. Baik
statistic parametris maupun non parametris, selalu berasumsi bahwa sampel yang digunakan
sebagai sumber data dapat diambil secara random.

A. Statistik Parametris
Statistik parametris yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila
datanya interval atau rasio adalah t-test 1 sampel. Sebenarnya terdapat dua rumus yang
dapat digunakan untuk pengujian, yaitu rumus t dan z. Rumus z digunakan bila simpangan
baku populasi diketahui, dan rumus t bila simpangan baku populasi tidak diketahui.
Simpangan baku sampel dapat dihitung berdasarkan data yang telah terkumpul.
Karena pada dasarnya simpangan baku setiap populasi ini jarang diketahui, maka
rumus z jarang digunakan. Oleh karena itu maka dalam buku ini hanya dikemukakan t-test
saja.
Terdapat dua macam pengujian hipotesis deskriptif yaitu dengan uji dua fihak (two
tail test) dan uji satu fihak (one tail test). Uji satu fihak ada dua macam yaitu uji fihak
kanan dan uji fihak kiri. Jenis uji mana yang akan digunakan tergantung pada bunyi
kalimat hipotesis.
Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif (satu sampel) yang datanya
interval atau ratio adalah seperti yang tertera dalam rumus 5.1

???

Dimana:
T = Nilai t yang dihitung, selanjutnya disebut t hitung
X = Rata-rata xi
µo = Nilai yang dihipotesiskan
S = Simpangan baku
n = Jumlah anggota sampel
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis deskriptif:
1. Menghitung rata-rata data
2. Menghitung simpangan baku
3. Menghitung harga t
4. Melihat harga t tabel
5. Menggambar kurve
6. Meletakkan kedudukan t hitung t table dalam kurve yang telah dibuat
7. Membuat keputusan pengujian hipotesis

1. Uji Dua Pihak (Two Tail Test)


Uji dua Pihak digunakan bila hipotesis nol (H 0) berbunyi “sama dengan” dan
hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “tidak sama dengan” (Ho =; Ha ≠)
Contoh rumusan hipotesis:
Hipotesis nol: Daya tahan berdiri pelayan toko tiap hari = 8 jam
Hipotesis alternatif: Daya tahan berdiri pelayan toko tiap hari ≠ 8 jam

Bila ditulis dalam ringkas


Ho : µ = 8 jam
Ha : µ ≠ 8 jam
Uji dua Pihak dapat digunakan seperti gambar 5.2 berikut:

Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho

Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua fihak ini berlakuk
ketentuan, bahwa bila harga t hitung berada pada penerimaan Ho atau terletak
diantara harga tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian bila
harga t hitung lebih kecil atau sama dengan (≤) dari harga tabel maka Ho
diterima. Harga t hitung adalah mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-) nya
Contoh Uji Dua Pihak
Telah dilakukan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang
menyatakan bahwa daya tahan berdiri pramuniaga (pelayan toko) di Jakarta
adalah 4 jam/hari. Berdasarkan sampel 31 orang yang diambil secara random
terhadap pelayan toko yang dimintai keterangan masing-masing memberikan data
sebagai berikut:
32345678534566788534 56234563233
Berdasarkan pernyataan tersebut diatas, maka
n = 31: µo = 4 jam/hari
Harga x dan s hitung
Harga x dihitung dengan rumus ∑ Xi / n RUMUSSSS

X =

X = 4,645
Harga s (simpangan baku sampel) dihitung dengan rumus s ditemukan =
1,81. Jadi rata-rata daya tahan berdiri pramuniaga berdasarkan sampel 31
responden adalah 4,645 jam/hari. Selanjutnya rata-rata sampel tersebut akan diuji,
apakah ada perbedaan secara signifikan atau tidak dengan yang dihipotesiskan,
dimana dalam hipotesisi daya tahan berdiri adalag 4 jam tiap hari
Untuk pengujian hipotesis ini digunakan rumus yaitu:
t = …… ……………

Untuk membuat keputusan apakah hipotesis itu terbukti atau tidak, maka
harga t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel. Untuk melihat harga t tabel
maka didasarkan pada (dk) derajat kebebasan yang besarnya adalah n-1 yaitu 31-
1= 30. Bila taraf kesalahan (α) ditetapkan 5%, sedangkan pengujian dilakukan
dengan menggunakan uji dua fihak, maka harga t tabel adalah = 2,042
Untuk mempermudah dimana kedudukan t hitung dan t tabel maka perlu
dibuat gambar sebagai berikut. Dalam gambar terlihat bahwa ternyata harga t
hitung berada pada daerah penerimaan Ho (karena t hitung lebih kecil dari t
tabel). Dengan demikian hipotesis nol (Ho) yang menyatakan bahwa daya tahan
berdiri pramuniaga di Jakarta adalah 4 jam perhari diterima. Jadi kalua Ho
diterimaa, berarti hipotesis nol yang menyatakan bahwa daya tahan berdiri 4 jam
itu dapat digeneralisasikan atau dapat diberlakukan untuk seluruh populasi

Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho

Daerah penerimaan Ho

Gambar 5.3 Penerapan Uji Dua Pihak

2. Uji Satu Pihak (One Tail Test)


a. Uji pihak kiri
Uji pihak kiri digunakan apabila : hipotesis nol (Ho) berbunyi “lebih besar
atau sama dengan (≥)” dan hipotesis alternatifnya berbunyi “lebih kecil (<)”, kata
lebih besar atau sama dengan sinonim “kata paling sedikit atau paling kecil”.
Contoh rumusan hipotesis:
Hipotesis nol: Daya tahan lampu merk A paling sedikit 400 jam (lebih besar atau
sama dengan (≥) 400 jam);
Hipotesis alternatif: Daya tahan lampu merk A lebih kecil dari (<) 400 jam
Atau dapat ditulis singkat:
Ho : µ ≥ 400 jam
Ha : µ < 400 jam
Uji Pihak kiri dapat digambarkan seperti gambar berikut:

Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan Ho


Gambar 5.4 Uji Pihak Kiri
Dalam uji Pihak kiri ini berlaku ketentuan, bila harga t hitung jatuh pada
daerah penerimaan Ho lebih besar atau sama dengan (≥) dari t tabel, maka Ho
diterima dan Ha ditolak
Contoh Uji Pihak Kiri:
Suatu perusahaan lampu pijar merk Laser, menyatakan bahwa daya tahan
lampu yang dibuat paling sedikit 400 jam. Berdasarkan pernyataan produsen
tersebut, maka Lembaga konsumen akan melakukan pengujian, apakah daya
tahan lampu itu betul 400 jam atau tidak, sebab ada keluhan dari masyarakat yang
menyatakan bahwa lampu pijar merk Laser cepat putus.
Untuk membuktikan penyataan produsen lampu pijar tersebut, dilakukan
penelitian melalui uji coba terhadap daya tahan 25 lampu yang diambil secara
rabdom. Dari uji coba diperoleh data tentang daya tahan 25 lampu sebagai
berikut:
450 390 400 480 500 380 350 400 340 300 300 345 375 425 400 425 390 340
350 360 300 200 300 250 400
Untuk membuktikan pernyataan produsen lampu pijar tersebut, maka
perlu dirumuskan hipotesis. Rumusan hipotesis statistic adalah:
Ho = µØ ≥ 400 jam
Ha = µØ < 400 jam
Kalau rumusan hipotesis seperti tersebut diatas maka pengujiannya
dilakukan dengan uji fihak kiri. Rumus untuk menghitung besarnya t hitung sama
dengan uji dua fihak. Sebelum dimasukkan kedalam rumus maka perlu dihitung
rata-rata dan simpangan bakunya.

X= = 366

Simpangan baku sampel = 68,25


t = ……RUMUS

dk= n-1 = 25-1 = 24. Jadi t tabel dengan dk = 24, dan taraf kesalahn 5% untuk uji
satu fihak = 1,711. Ternyata t hitung jauh pada penerimaan Ha, oleh karena itu
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi pernyataan produsen lampu, yang
menyatakan bahwa daya tahan lampu pijar merk Laser paling sedikit 400 jam
ditolak, karena Ha yang diterima maka dapat dinyatakan bahwa daya tahan lampu
lebih kecil dari 400 jam. Berdasarkan data sampel daya tahan lampu ini rata-rata
hanya 366 jam. Untuk melihat dimana kedudukan t hitung dan t tabel maka dapat
dilihat pada gambar 5.5 berikut.

-2,49 -1,71
Gambar 5.5 Penerapan Uji Fihak Kiri pada Lampu Merk A
b. Uji Pihak Kanan
Uji Pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi “lebih kecil
atau sama dengan (≤)” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih besar
(>)”. Kalimat lebih kecil atau sama dengan sinonim dengan kata “paling besar”.
Contoh rumusan hipotesis:
Hipotesis nol : Pedagang bauh paling besar bias menjual buah jeruk 100 kg tiap
hari
Hipotesis alternatif : Pedagang buah dapat menjual buah jeruknya lebih dari 100
kg tiap hari
Atau dapat ditulis singkat:
Ho = µØ ≥ 100 kg/hr
Ha = µØ > 100 kg/hr
Uji fihak kanan dapat digambarkan seperti gambar 5.6 berikut:
Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho/penerimaan Ha

Gambar 5.6 Uji Pihak Kanan


Dalam uji dua Pihak ini berlaku ketentuan bahwa bila harga t hitung lebih kecil
atau sama dengan (≤) harga t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Contoh Uji Pihak Kanan
Karena terlihat ada kelesuan dalam perdagangan jeruk, maka akan
dilakukan penelitian untuk mengetahui berapa kg jeruk yang dapat terjual oleh
pedagang pada setiap hari. Berdasarkan pengamatan sepintas terhadap
perdagangan jeruk, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa pedagang jeruk
tiap hari paling banyak menjual 100 kg jeruk kepada konsumen
Berdasarkan hipotesis tersebut, maka telah dilakukan pengumpulan data
terhadap 20 pedagang jeruk. Pengambilan sampel 20 pedagang jeruk dilakukan
secara random. Data dari 20 pedagang diberikan data sebagai berikut:
98 80 120 90 70 100 60 85 95 100 70 95 90 85 75 90 70 90 60 110
Hipotesis statistik untuk uji fihak kanan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ho = µØ ≥ 100 kg/hr
Ha = µØ > 100 kg/hr
Dari data tersebut diperoleh rata-rata jeruk yang dapat dijual setiap hari x = 86,65
dan simpangan baku s= 15,83
Harga-harga selanjutnya dimasukkan dalam rumus 5.1
t = …………..

Bila taraf kesalahan 5%, dk = n – 1 = 20 – 1 = 19. Untuk uji satu fihak, harga t
tabel = 1, 729. Untuk dapat membuat keputusan apakah Ho ditolak atau diterima,
maka kedudukan t hitung dan t tabel dapat disusun dalam ga,bar 5.7 berikut:

-3,77 1,729
Gambar 5.7 Penerapan Uji Fihak Kanan
Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa t hitung ternyata jatuh pada
daerah penerimaan Ho. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pedagang jaruk setiap hari paling banyak hanya menjual 100
kg adalah betul.

Anda mungkin juga menyukai