Anda di halaman 1dari 11

Hipotesa Parameter

2.1  Pengertian hipotesis


Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisa data,
baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik
sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak
mungkin disebabkan oleh factor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah
ditentukan sebelumnya.
Uji hipotesis kadang disebut juga “konfirmasi analisa data”. Keputusan dari uji hipotesis
hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab
pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis nol adalah benar.
Daerah kritis (en= Critical Region) dari uji hipotesis adalah serangkaian hasil yang bisa menolak
hipotesis nol, untuk menerima hipotesis alternatif. Daerah kritisini biasanya di simbolkan dengan
huruf C.

Dalam pengujian hipotesis kita harus mementukan tolok ukur penerimaan dan penolakan
yang didasarkan pada peluang penerimaan dan penolakan H0 itu sendiri.

Interpretasi
Jika nilai p lebih kecil dari tingkat signifikan test yang diharapkan, maka hipotesis nol bisa di
tolak. Jika nilai p tidak lebih kecil dari tingkat signifikan test yang diharapkan bisa

disimpulkan bahwa tidak cukup bukti untuk menolak hipotesa nol, dan bisa disimpulkan
bahwa hipotesa alternatiflah yang benar.

2.2 Kegunaan hipotesis


Ada beberapa Kegunaan yang terdapat dari hipotesis antara lain:
 Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala.
 Hipotesis sebagai pengetahuan dalam suatu bidang.
 Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam
penelitian.
 Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
 Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

2.3  Arah atau bentuk uji hipotesis


Bentuk hipotesis alternative akan menentukan arah uji statistic apakah satu arah ( one tail )
atau dua arah ( two tail ).

 One tile ( satu sisi )


Adalah bila hipotesis alternativena menyatakan adanya perbedaan dan ada pernyataan
yang mengatakan yang satu lebih tinggi atau rendah dari pada yang lain.

 Two tile ( dua sisi )


Merupakan hipotesis alternative yang hanya menyatakan perbedaan tanpa melihat apakah
hal yang satu lebih tinggi atau rendah dari hal yang lain.
2.4 Jenis-jenis hipotesis
Pengujian hipotesis dapat di bedakan atas beberapa jenis berdasarkan criteria yang
menyertainya.

1.  Berdasarkan Jenis Parameternya


Didasarkan atas jenis parameter yang di gunakan, pengujian hipotesis dapat di bedakan atas tiga
jenis, yaitu sebagai berikut .

a.  Pengujian hipotesis tentang rata-rata


Pengujian hipotesis tentang rata-rata adalah pengujian hipotesis mengenai rata-rata populasi yang
di dasarkan atas informasi sampelnya.
Contohnya:
1. Pengujian hipotesis satu rata-rata
2.Pengujian hipotesis beda dua rata-rata
3.Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata

b. Pengujian hipotesis tentang proporsi


Pengujian hipotesis tentang proporsi adalah pengujian hipotesis mengenai proporsi populasi yang
di dasarkan atas informasi sampelnya.
Contohnya:
1. Pengujian hipotesis satu proporsi
2.Pengujian hipotesis beda dua proporsi
3.Pengujian hipotesis beda tiga proporsi

c. Pengujian hipotesis tentang varians


Pengujian hipotesis tentang varians adalah pengujian hipotesis mengenai rata-rata populasi yang
di dasarkan atas informasi sampelnya.
Contohnya:
1.   Pengujian hipotesis tentang satu varians
2.   Pengujian hipotesis tentang kesamaan dua varians

2. Berdasarkan Jumlah Sampelnya


Didasarkan atas ukuran sampelnya, pengujian hipotesis dapat di bedakan atas dua jenis,
yaitu sebagai berikut.
a. Pengujian hipotesis sampel besar
Pengujian hipotesis sampel besar adalah pengujian hipotesis yang menggunakan sampel lebih
besar dari 30 (n > 30).
b. Pengujian hipotesis sampel kecil
Pengujian hipotesis sampel kecil adalah pengujian hipotesis yang menggunakan sampel lebih
kecil atau sama dengan 30 (n ≤ 30)

2.5  Prosedur  Pengujian Hipotesis


             Prosedur pengujian hipotesis statistic adalah langkah-langkah yang di pergunakan dalam
menyelesaikan pengujian hipotesis tersebut. Berikut ini langkah-langkah pengujian hipotesis
statistic adalah sebagai berikut.
1.      Menentukan  Formulasi Hipotesis
Formulasi atau perumusan hipotesis statistic dapat di bedakan atas dua jenis, yaitu sebagai
berikut;
a.       Hipotesis nol / nihil (H )
O

Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan di uji.
Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.
b.      Hipotesis alternatif/ tandingan (H / H )
1 a

Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang di rumuskan sebagai lawan atau tandingan dari
hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul 3 keadaan berikut.
1)      H menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang di
1

hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi
atau arah kanan.
2)      H menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang di
1

hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi
atau arah kiri.
3)      H menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang di
1

hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu pengujian sisi
atau arah kanan dan kiri sekaligus.

Apabila hipotesis nol (H ) diterima (benar) maka hipotesis alternatif (H ) di tolak.


0 a

Demikian pula sebaliknya, jika hipotesis alternatif (H ) di terima (benar) maka hipotesis nol (H )
a 0

ditolak.

4. Menentukan Nilai Uji Statistik


Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu dalam
pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel
yang di ambil secara random dari sebuah populasi. Misalkan, akan di uji parameter populasi (P),
maka yang pertama-tam di hitung adalah statistik sampel (S).

5. Membuat Kesimpulan
               Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan
hipotesis nol (H ) yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah
o

membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel atau nilai kritis.
a.       Penerimaan H terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya.
o

b.      Penolakan H terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.
o

Kelima langkah pengujian hipotesis tersebut di atas dapat di ringkas seperti berikut.

Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H ) dan hipotesis alternatifnya (H )


0 a

Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai table.
Langkah 3 : Membuat criteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H . 0

Langkah 4 : Melakukan uji statistic


Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H . 0
Contoh soal

PENGUJIAN RATA-RATA

1. Suatu sampel acak 8 catatan untuk gajih dengan jenis pekerjaan tenaga usaha menurut
pendidikan yang ditamatkan menunjukkan rata-rata gajih yang didapat adalah sebesar
Rp. 1.603.321 dengan standar deviasi Rp 1231,1. Apakah hal ini menunjukkan bahwa
harapan gajih yang diterima oleh seseorang dengan jenis tenaga usaha jasa lebih dari Rp
1.500.000 per-bulan jika dengan menggunakan α = 10%?

Penyelesaian
Dik : μ0 : μ¿1,5 juta
μ1 :μ ¿1,5 juta
α = 10 % =0,1
n=8
v = n-1
jawab :
−μ 1.603.321−1.500 .000
t= 0 ¿
s 1.231,1 = 29,6722
√n √8
t α = t 0,1= 1,415 (lihat tabel)

Daerah penolakan

-1,415 μ0 1,415

Kesimpulan : Tolak H0 ,maka dapat diyakini bahwa gajih yang diterima seseorang
dengan jenis pekerjaan tenaga kerja usaha jasa adalah lebih dari Rp 1,5 juta
/bulan.
PENGUJIAN SELISIH DUA RATA-RATA

2. Didapatkan 8 data dari penghasilan atau gajih dengan pendidikan yang ditamatkan adalah
SD, dan 6 data penghasilan atau gajih dengan pendidikan yang ditamatkan adalah SMA.
Pada awal bulan,yang hanya menamatkan SMA mendapat gaijh rata-rata Rp
2.014.550,66666667 dengan s= 1518,4. Sedangkan yang menamatkan SD memperoleh
gajih rata-rata Rp 1.415.672,25 dengan s= 216,73. Ujilah hipotesis bahwa dampak dari
pendidikan mereka tidak berpengaruh terhadap gajih mereka dengan α = 10% dan
asumsikan bahwa keduanya berdistribusi normal dengan varians yang sama.

Penyelesaian

Dik : H0 : μ0 =μ 1 μ0 −μ 1=0

H1 : μ 0 ≠ μ 1 μ0 −μ 1 ≠0 (pakai t α/2)

jawab : α =0,1

v = n1+n2-2

= 8+6-2 =12

t α/2 = t0,05 =1,782 (lihat tabel)

daerah penolakan

-1,782
μ0 1,782

( n1−1 ) s 12 ±(n 2−1)s 22 501.755,4703+11.527 .692,8


s2p ¿ = 12
=
n1+ n2−2
1.002.454,022525
sp = 1.001,27
1−2−d 0 2.014 .550,66666667−1.415 .672,25−0
t=
sp
√ 1
+
1 =
n1 n2
1.001,27
√ 1 1
+
8 6
= 1.107,49

kesimpulan : tolak H0 karena t hit > t tabel yaitu 1.107,49 > 1,782. Maka dapat disimpulkan
bahwa pendidikan yang ditamatkan keduanya berpengaruh terhadap gajih mereka yaitu gajih
yang menamatkan SMA lebih besar dari gajih yang menamatkan SD.

PENGUJIAN PROPORSI

3. Seorang peneliti keuangan menyatakan bahwa 70% gajih yang didapat oleh seseorang
dengan pendidikan yang ditamatkan adalah Universitas adalah diatas 2 juta/bulan.
Apakah Anda setuju dengan pernyataan tersebut bila diantara 50 orang pekerja yang
diambil secara random terdapat 80% pekerja dengan tamatan universitas mendapatkan
gajih dibawah 2 juta/bulan? Gunakan α = 20%

Penyelesaian
Dik : H0 : p = 0,7 ^p=0,8
H1 : p ≠ 0,7
N= 50
Jawab : α =2=% =0,2
α/2 =0,1

UJI PROPORSI Z
z α/2 = z0,1 = 1,28

Daerah penolakan

-1,28 p 1,28
Uji statistic z
^p − p 0 0,8−0,7
Z=
√ p0q0
n
=
√ 0,7 x 0,3
50
= 1,543

Kesimpulan : Tolak H0 karena z hit > z α/2 yaitu 1,543 > 1,28. Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada alasan untuk menerima pernyataan peneliti tersebut.

PENGUJIAN SELISIH DUA PROPORSI

4. Seorang peneliti keuangan meneliti tentang gajih 2 orang yaitu A dan B yang masing-
masing pendidikan terakhir keduanya adalah SD dan SMA. Dari hasil penelitian
didapatkan kesalahan presentasi tentang gajih keduanya yaitu gajih A (tamatan SD ) lebih
besar daripada gajih B (tamatan SMA ). Untuk menguji hipotesis tersebut diambil sampel
sebnayak 40 data gajih pekerja yang tamatan SD dan 50 data gajih pekerja yang tamatan
SMA. Dari sampel tersebut gajih pekerja A (tamatan SD) 15% lebih besar dan gajih
pekerja B (tamatan SMA) 12% lebih besar. Apakah benar bahwa gajih A lebih besar dari
gajih B? Ujilah dengan derajat kebebasan α =5%

Penyelesaian
Dik : H0 : p1 =p2 α = 5% = 0,05
H1 : p1 >p2 z0,05 = 1,64

Daerah penolakan

-1,64 ^p 1,64

Uji statistik
0,15
^p1= = 0,00375
40
0,12
^p2= = 0,0024
50
0,15+0,12
^p = = 0,003 q^ = 1- 0,003 =0,997
40+50
^p 1−^p 2 0,00375−0,0024
Z = ^^ = = 0,1164
√ pq¿¿¿ √ 0,003 x 0,997 ¿ ¿ ¿

Kesimpulan : Gagal tolak Ho karena Z hit < Z 0,05 yaitu 0,1164 < 1,64. Maka dapat
disimpulkan bahwa gajih yang didapat A (tamatan SD) lebih besar dari gajih B (tamatan
SMA) adalah tidak benar.

Sumber : http://teknikelektronika.com/pengertian-uji-hipotesis-jenis-jenisnya/
https://docs.google.com/document/d/1sghj_vj7Aia2H1IZXwMu6jX66MCr2-
z8VChB2WlgMuo/edit#

Anda mungkin juga menyukai