Dalam pengujian hipotesis kita harus mementukan tolok ukur penerimaan dan penolakan
yang didasarkan pada peluang penerimaan dan penolakan H0 itu sendiri.
Interpretasi
Jika nilai p lebih kecil dari tingkat signifikan test yang diharapkan, maka hipotesis nol bisa di
tolak. Jika nilai p tidak lebih kecil dari tingkat signifikan test yang diharapkan bisa
disimpulkan bahwa tidak cukup bukti untuk menolak hipotesa nol, dan bisa disimpulkan
bahwa hipotesa alternatiflah yang benar.
Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan di uji.
Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.
b. Hipotesis alternatif/ tandingan (H / H )
1 a
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang di rumuskan sebagai lawan atau tandingan dari
hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul 3 keadaan berikut.
1) H menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang di
1
hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi
atau arah kanan.
2) H menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang di
1
hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi
atau arah kiri.
3) H menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang di
1
hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu pengujian sisi
atau arah kanan dan kiri sekaligus.
Demikian pula sebaliknya, jika hipotesis alternatif (H ) di terima (benar) maka hipotesis nol (H )
a 0
ditolak.
5. Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan
hipotesis nol (H ) yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah
o
membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel atau nilai kritis.
a. Penerimaan H terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya.
o
b. Penolakan H terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.
o
Kelima langkah pengujian hipotesis tersebut di atas dapat di ringkas seperti berikut.
Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai table.
Langkah 3 : Membuat criteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H . 0
PENGUJIAN RATA-RATA
1. Suatu sampel acak 8 catatan untuk gajih dengan jenis pekerjaan tenaga usaha menurut
pendidikan yang ditamatkan menunjukkan rata-rata gajih yang didapat adalah sebesar
Rp. 1.603.321 dengan standar deviasi Rp 1231,1. Apakah hal ini menunjukkan bahwa
harapan gajih yang diterima oleh seseorang dengan jenis tenaga usaha jasa lebih dari Rp
1.500.000 per-bulan jika dengan menggunakan α = 10%?
Penyelesaian
Dik : μ0 : μ¿1,5 juta
μ1 :μ ¿1,5 juta
α = 10 % =0,1
n=8
v = n-1
jawab :
−μ 1.603.321−1.500 .000
t= 0 ¿
s 1.231,1 = 29,6722
√n √8
t α = t 0,1= 1,415 (lihat tabel)
Daerah penolakan
-1,415 μ0 1,415
Kesimpulan : Tolak H0 ,maka dapat diyakini bahwa gajih yang diterima seseorang
dengan jenis pekerjaan tenaga kerja usaha jasa adalah lebih dari Rp 1,5 juta
/bulan.
PENGUJIAN SELISIH DUA RATA-RATA
2. Didapatkan 8 data dari penghasilan atau gajih dengan pendidikan yang ditamatkan adalah
SD, dan 6 data penghasilan atau gajih dengan pendidikan yang ditamatkan adalah SMA.
Pada awal bulan,yang hanya menamatkan SMA mendapat gaijh rata-rata Rp
2.014.550,66666667 dengan s= 1518,4. Sedangkan yang menamatkan SD memperoleh
gajih rata-rata Rp 1.415.672,25 dengan s= 216,73. Ujilah hipotesis bahwa dampak dari
pendidikan mereka tidak berpengaruh terhadap gajih mereka dengan α = 10% dan
asumsikan bahwa keduanya berdistribusi normal dengan varians yang sama.
Penyelesaian
Dik : H0 : μ0 =μ 1 μ0 −μ 1=0
H1 : μ 0 ≠ μ 1 μ0 −μ 1 ≠0 (pakai t α/2)
jawab : α =0,1
v = n1+n2-2
= 8+6-2 =12
daerah penolakan
-1,782
μ0 1,782
kesimpulan : tolak H0 karena t hit > t tabel yaitu 1.107,49 > 1,782. Maka dapat disimpulkan
bahwa pendidikan yang ditamatkan keduanya berpengaruh terhadap gajih mereka yaitu gajih
yang menamatkan SMA lebih besar dari gajih yang menamatkan SD.
PENGUJIAN PROPORSI
3. Seorang peneliti keuangan menyatakan bahwa 70% gajih yang didapat oleh seseorang
dengan pendidikan yang ditamatkan adalah Universitas adalah diatas 2 juta/bulan.
Apakah Anda setuju dengan pernyataan tersebut bila diantara 50 orang pekerja yang
diambil secara random terdapat 80% pekerja dengan tamatan universitas mendapatkan
gajih dibawah 2 juta/bulan? Gunakan α = 20%
Penyelesaian
Dik : H0 : p = 0,7 ^p=0,8
H1 : p ≠ 0,7
N= 50
Jawab : α =2=% =0,2
α/2 =0,1
UJI PROPORSI Z
z α/2 = z0,1 = 1,28
Daerah penolakan
-1,28 p 1,28
Uji statistic z
^p − p 0 0,8−0,7
Z=
√ p0q0
n
=
√ 0,7 x 0,3
50
= 1,543
Kesimpulan : Tolak H0 karena z hit > z α/2 yaitu 1,543 > 1,28. Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada alasan untuk menerima pernyataan peneliti tersebut.
4. Seorang peneliti keuangan meneliti tentang gajih 2 orang yaitu A dan B yang masing-
masing pendidikan terakhir keduanya adalah SD dan SMA. Dari hasil penelitian
didapatkan kesalahan presentasi tentang gajih keduanya yaitu gajih A (tamatan SD ) lebih
besar daripada gajih B (tamatan SMA ). Untuk menguji hipotesis tersebut diambil sampel
sebnayak 40 data gajih pekerja yang tamatan SD dan 50 data gajih pekerja yang tamatan
SMA. Dari sampel tersebut gajih pekerja A (tamatan SD) 15% lebih besar dan gajih
pekerja B (tamatan SMA) 12% lebih besar. Apakah benar bahwa gajih A lebih besar dari
gajih B? Ujilah dengan derajat kebebasan α =5%
Penyelesaian
Dik : H0 : p1 =p2 α = 5% = 0,05
H1 : p1 >p2 z0,05 = 1,64
Daerah penolakan
-1,64 ^p 1,64
Uji statistik
0,15
^p1= = 0,00375
40
0,12
^p2= = 0,0024
50
0,15+0,12
^p = = 0,003 q^ = 1- 0,003 =0,997
40+50
^p 1−^p 2 0,00375−0,0024
Z = ^^ = = 0,1164
√ pq¿¿¿ √ 0,003 x 0,997 ¿ ¿ ¿
Kesimpulan : Gagal tolak Ho karena Z hit < Z 0,05 yaitu 0,1164 < 1,64. Maka dapat
disimpulkan bahwa gajih yang didapat A (tamatan SD) lebih besar dari gajih B (tamatan
SMA) adalah tidak benar.
Sumber : http://teknikelektronika.com/pengertian-uji-hipotesis-jenis-jenisnya/
https://docs.google.com/document/d/1sghj_vj7Aia2H1IZXwMu6jX66MCr2-
z8VChB2WlgMuo/edit#