Anda di halaman 1dari 6

TUGAS STATISTIKA EKONOMI “HIPOTESIS”

Kelompok 1:
C1C019001 Candy Pricillia H
C1C019003 Muchammad Rif’an
C1C019006 Wanda Putri R
C1C019025 Evan Bonar P.G
C1C019092 Syifa’ Ibnatu S
C1C019101 Muh. Rafi Naufal I
C1C019113 Nisya Asqiyatul F
C1C019114 Ghautsul Azham S

1. Hipotesis berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa”
yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesis adalah suatu dugaan yang perlu diketahui
kebenarannya yang berarti dugaan itu mungkin benar mungkin salah. Hipotesis
merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya. Tidak semua
penelitian memerlukan hipotesis, penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif
tidak memerlukan hipotesis. Tujuan Hipotesis antara lain:
1) Untuk menguji teori
2) Mendorong munculnya teori
3) Menerangkan fenomenasosial
4) Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian
5) Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

2. Type- type hipotesis:


1) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak
membuat perbandingan atau hubungan. Dalam perumusan hipotesis statistik,
antara hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) selalu berpasangan, bila
salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan
yang tegas, yaitu kalau Ho ditolak pasti Ha diterima. Hipotesis statistik dinyatakan
melalui simbol-simbol.
2) Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai
dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.
3) Hipotesis Hubungan (Assosiatif)
Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang
hubungan antara dua variabel atau lebih.

3. Prosedur Pengujian Hipotesis


1) Menentukan Formulasi Hipotesis
Formulasi atau perumusan hipotesis statistic dapat di bedakan atas dua jenis,
yaitu sebagai berikut;
a. Hipotesis nol / nihil (HO)
Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu
pernyataan yang akan di uji. Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau
perbedaannya nol dengan hipotesis sebenarnya.
b. Hipotesis alternatif/ tandingan (H1 / Ha)
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang di rumuskan sebagai lawan
atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif,
timbul 3 keadaan berikut:
1. H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga yang
di hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah,
yaitu pengujian sisi atau arah kanan.
2. H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga yang
di hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu arah,
yaitu pengujian sisi atau arah kiri.
3. H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga yang di
hipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah,
yaitu pengujian sisi atau arah kanan dan kiri sekaligus.
2) Menentukan Taraf Nyata (α)
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil
hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang
di gunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang di
uji, padahal hipotesis nol benar.
Besaran yang sering di gunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan
dalam %, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf
nyata di tuliskan sebagai α0,01, α0,05, α0,1. Besarnya nilai α bergantung pada
keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan
(yang menyebabkan resiko) yang akan di tolerir. Besarnya kesalahan tersebut di
sebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah
penolakan ( region of rejection).
Nilai α yang dipakai sebagai taraf nyata di gunakan untuk menentukan nilai
distribusi yang di gunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z),
distribusi t, dan distribusi X². Nilai itu sudah di sediakan dalam bentuk tabel di
sebut nilai kritis.
3) Menentukan Kriteria Pengujian
Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau
menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingkan nilai α tabel
distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk
pengujiannya. Yang di maksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau arah
pengujian.
a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di
luar nilai kritis.
b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di
luar nilai kritis.
4) Menentukan Nilai Uji Statistik
Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi
tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk
menduga parameter data sampel yang di ambil secara random dari sebuah
populasi. Misalkan, akan di uji parameter populasi (P), maka yang pertama-tam di
hitung adalah statistik sampel (S).
5) Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal
penerimaan atau penolakan hipotesis nol (Ho) yang sesuai dengan kriteria
pengujiaanya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji
statistik dengan nilai α tabel atau nilai kritis.
a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya.
b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.

4. Dasar perumusan hipotesis


1) Berdasarkan teori
Teori merupakan dasar yang paling kuat untuk dijadikan dasar perumusan
hipotesis karena merupakan pernyataan yang secara umum telah diakui
kebenarannya.
2) Berdasarkan riset terdahulu
Riset terdahulu dengan tema yang relatif sama dapat digunakan sebagai acuan
dalam merumuskan hipotesis.
3) Berdasarkan riset pendahuluan
Perumusan hipotesis dengan riset pendahuluan dapat dilakukan dengan
melakukan riset kecil (small research) atau wawancara dengan narasumber yang
memahami betul masalah yang akan diteliti.
4) Berdasarkan akal sehat
Apabila tidak ditemui teori yang mendukung atau riset terdahulu yang relevan
dan karena sesuatu hal tidak dapat dilakukan riset pendahuluan maka hipotesis
dapat dirumuskan berdasarkan akal sehat peneliti.

5. Penelitian memiliki metode yang berbeda-beda, sama halnya juga dengan hipotesis.
Berikut ini macam-macam hipotesis dan contohnya.
Berdasarkan Hubungan antara Variabel-variabel dari Kategori Rumusannya
Terdapat 2 macam hipotesis ini yaitu hipotesis nol (H 0) dan alternatif (Ha) yang
merupakan bagian dari hipotesis statistik karena penggunaannya tidak terlepas dari
simbol-simbol statistik. Lain halnya dengan hipotesis penelitian biasa yang disusun
dalam bentuk pernyataan. Namun keduanya saling berhubungan karena hipotesis
statistik merupakan penjabaran dari hipotesis penelitian.
1) Hipotesis nol (H0)
Hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan, hubungan, interaksi, atau
pengaruh antara dua variabel. Hipotesis ini selalu diformulasikan untuk ditolak
atau keberadaanya tidak ada.
Sehingga rumusan hipotesis nol yaitu:
 Tidak ada perbedaan antara…dengan…dalam
 Tidak ada pengaruh…terhadap
Contohnya:
H0= Tidak ada hubungan antara pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan
kaktus.
2) Hipotesis Alternatif (Ha)
Hipotesis ini menyatakan bahwa terdapat suatu variabel yang mempunyai
pengaruh, hubungan, atau perbedaan dengan variabel lainnya. Hipotesis ini
merupakan harapan berdasarkan teori. Terdapat 2 macam hipotesis alternatif yaitu
hipotesis terarah dan tidak terarah. Hipotesis terarah yaitu hipotesis yang secara
tegas sudah dirumuskan/diprediksi variabel independen oleh peneliti. Sedangkan
hipotesis tidak terarah merupakan kebalikan dari hipotesis terarah. Artinya peneliti
tidak memprediksikan arah hasil penelitian.
Rumusan hipotesis alternatif (Ha) yaitu:
 Ada perbedaan antara…dan…dalam…(hipotesis tidak terarah)
 …lebih baik dari…(hipotesis terarah)
 Ada pengaruh…terhadap…
 Jika…maka
Contoh:
Ha = Pengaruh pemberian konsentrasi X unsur nitrogen pada tanah lebih baik
dibandingkan konsentrasi Y terhadap pertumbuhan kacang tanah (Hipotesis
terarah)
Ha = Ada perbedaan pemberian konsentrasi X unsur nitrogen pada tanah dengan
konsentrasi Y terhadap pertumbuhan kacang tanah (Hipotesis tidak terarah)
Dalam penggunaanya, hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) selalu
berpasangan sehingga dapat ditentukan dengan tegas mana variabel yang nantinya
akan ditolak dan diterima.
Berdasarkan Hubungan Tingkat Eksplanasi yang akan Diuji
1) Hipotesis Deskriptif
Merupakan hipotesis yang memiliki variabel mandiri artinya tidak terdapat
hubungan atau perbandingan. Dalam hipotesis deskriptif dikenal dengan uji satu
pihak (one tail) dan dua pihak (two tail). Uji satu pihak (one tail) memprediksikan
salah satu variabel lebih tinggi daripada variabel lain. Sedangkan uji dua pihak
(two tail) memprediksikan bahwa tidak ada variabel yang lebih tinggi dengan
variabel lain. Berikut ini contoh dari hipotesis deskriptif:
 Contoh Hipotesis uji satu pihak (one tail):
Bakteri X memiliki suhu pertumbuhan optimum tidak lebih dari 35 oC. Maka
rumusan hipotesisnya adalah
Ho : μ ≤ 35 (lebih kecil atau sama dengan)
Ha : μ > 35 (lebih besar)
 Contoh Hipotesis uji dua pihak (two tail):
Tinggi tanaman kacang tanah umur x hari pada daerah terang rata-rata adalah 5
cm, dan daerah gelap adalah 10 cm.
Daerah terang:
Ho : μ = 5 cm
Ha : μ ≠ 5 cm
Daerah gelap:
H0 : μ = 10 cm
Ha : μ ≠ 10 cm
2) Hipotesis Komparatif
Hipotesis ini menunjukkan dugaan nilai dalam satu atau lebih variabel pada
sampel yang berbeda, contoh rumusan masalah dan hipotesisnya:
Apakah terdapat perbedaan rata-rata berat badan ayam broiler yang diberi pakan
X dan Y ?
Hipotesisnya:
 Tidak terdapat perbedaan nyata antara rata-rata berat badan ayam broiler yang
diberi pakan X dan Y
Ho : μ1 = μ2
Ha : μ1 ≠ μ2 (Rumusan uji hipotesis dua pihak)
 Rata-rata berat badan ayam broiler yang diberi pakan Y lebih kecil sama dengan
pakan X
Ho : μ1 ≥ μ2
Ha : μ1 < μ2 (Rumusan uji hipotesis pihak kiri)
 Rata-rata berat badan ayam broiler yang diberi pakan Y lebih tinggi sama dengan
pakan X
Ho : μ1 ≤ μ2
Ha : μ1 > μ2 (Rumusan uji hipotesis pihak kanan)
3) Hipotesis Asosiatif
Hipotesis ini menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contohnya: Adakah hubungan antara panjang dan berat biji nangka?
Hipotesis ini dapat dibentuk seperti dibawah ini:
Ho : ρ = 0 (tidak ada hubungan)
Ha : ρ ≠ 0 (tidak sama dengan nol, mungkin lebih atau kurang, menujukkan suatu
hubungan)
Berdasarkan Keluasan Variabel yang Diuji
1) Hipotesis Mayor
Hipotesis mayor adalah hipotesis ini mencakup seluruh variabel yang saling
berkaitan (hubungan yang kompleks). Contohnya: “Ada pengaruh antara faktor
abiotik/biotik terhadap penyebaran hewan di benua Australia.”
2) Hipotesis Minor
Hipotesis minor adalah hipotesis yang berupa bagian-bagian atau perincican
dari hipotesis mayor yang menyatakan hubungan keseragaman. Contohnya jika
mencari pengaruh faktor-faktor abiotik/biotik terhadap penyebaran hewan di
benua Australia, maka hipotesisnya bisa dijabarkan sebagai berikut:
 Ada hubungan ketersediaan makanan dengan ciri khas fauna Australia DAN
penyebarannya
 Ada hubungan kondisi topografi dengan penyebaran hewan di benua Australia

6. Bentuk-bentuk hipotesis dalam penelitian:


1) Hipotesis Deskriptif ,yaitu dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif yang berhubungan dengan variabel tunggal/mandiri.
2) Hipotesis Komparatif, yaitu dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan
masalah yang mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara dua variabel
penelitian.
3) Hipotesis Asosisatif, yaitu dugaan/jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang mempertanyakan hubungan (asosiasi) antara dua variabel penelitian.

7. Sebutkan ciri-ciri hipotesis yang baik


1) Merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih
2) Disusun dengan jelas menggunakan kalimat deklaratif
3) Menyatakan sesuatu yang mungkin terjadi
4) Mampu menjelaskan kenyataan yang menjadi masalah utama
5) Harus dapat diuji dengan data yang ada
6) Harus menyatakan hubungan.
7) Harus sesuai dengan fakta.
8) Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu
pengetahuan.
9) Harus sederhana.
8. Bagaimana cara merumuskan hipotesis ?
1) Teori Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya
menurunkan sebuah teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi
tersebut dapat didefinisikan sebagai anggapan atau dugaan yang mendasari
hipotesis. Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang telah diuji dengan
menggunakan data melalui proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh
kesimpulan.
2) Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
Fakta didefinisikan sebagai kebenaran yang dapat diterima oleh nalar dan
sesuai dengan kenyataan yang dapat dikenali dengan panca indera.
Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan
berbagai cara, misalnya :
 Memperoleh dari sumber aslinya
 Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya
dari sumber yang asli.
 Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya
dalam bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).
Hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa sumber lain, yakni:
1. Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk
2. Ilmu yang menghasilkan teori yang relevan
3. Analogi
4. Reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman

Anda mungkin juga menyukai