Anda di halaman 1dari 6

HIPOTESIS PENELITIAN

A. PENGERTIAN HIPOTESIS
Menurut Heryana and Unggul (2020) Istilah hipotesis berasal dari
bahasa yunani, yaitu dari kata hupo dan thesis. Hupo berarti sementara,
atau kurang kebenarannya atau masih lemah kebenarannya. Sedangkan
thesis artinya pernyataan atau teori. Hipotesis pada dasarnya merupakan
suatu proposisi atau anggapan yang mungki benar, dan sering digunakan
sebagai dasar pembuatan keputusan/ pemecahan persoalan ataupn untuk
dasar penelitian lebih lanjut. Anggapan/asumsi sebagai suatu hipotesis
juga merupakan data, akan tetapi karena kemungkinan bisa salah, apabila
akan digunakan sebagai dasar pembuatan keptusan harus diuji terlebih
dahulu dengan menggunakan data hasil observasi. Jadi hipotesis adalah
pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji
kebenarannya.
Menurut Ri (2014) Suatu pengujian hipotesis statistik ialah
prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat yaitu keputusan
untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang di
persoalkan/diuji. Dengan demikian kita
Dihadapkan dengan dua pilihan. Agar pemilihan kita lebih terinci
dan mudah, maka di perlukan hipotesis alternatif yang selanjutnya
disingkat Ha dan hipotesis nol (null) yang dis disingkat menjadi H 0. Ha
adalah lawan atau tandingan dari H0. Ha cenderung dinyatakan dalam
kalimat positif, sedangkan H0 dinyatakan dalam kalimat negatif.

Contoh hipotesis dalam bentuk kalimat diubah menjadi hipotesis statistik


yaitu :
1. Ha : Terdapat perbedaan motivasi kerja anatara pra dan wanita
H0 : Tidak terdapat perbedaan motivasi kerja anatara ptia dan
wanita

Bentuk hipotesis statistiknya adalah

Ha : µpria ≠ wanita
H0 : µwanita

2. Ha : Prosedur Kerja A lebih baik dari pada prosedur kerja B


H0 : Peosedur Kerja A tidak lebih baik dari pada prosedur kerja
B

Bentuk hipotesis statistiknya adalah

Ha : µA ≥ µB
H0 : µA ≤ µB

B. DUA MACAM KESALAHAN DALAM HIPOTESIS


Menurut Melia Nur Indah S (2020) dalam pengujian hipotesis akan terjadi
dua macam kesalahan yaitu :
1. Kesalahan jenis I atau Type I error
Menolak hipotesis nol (H0) padahal hipotesis nol (H0) benar
2. Kesalahan jenis II atau type II error
Menerima hipotesis nol (H0) padahal hipotesis nol (H0) itu salah

Pengertian dari pernyataan di atas mungkin lebih jelas jika diberikan


dengan contoh ini :

Suatu eksperimen pupuk A diberikan pada 100 pohon tertentu dan


setelah sebualn ternayata 50 dari pohon tersebut tidak menunjukkan reaksi
dari pemupukan tu. Kemudian pupuk B diberikan pula kepada 100pohon
tertentu lainnya ternayata hanya 40 pohon yang tidak menunjukkan reaksi
(berbuah).

Berdasarkan data di atas, maka biasanya orang menarik kesimpulan


bahwa pupuk A tidak lebih efektif dari pupuk B, kecuali dari 50 pohon telah
berbuah. Dalam setiap keadaan yang diketahui tidaklah mungkin membuat
kesimpulan sebagai kebenaran, kecuali suatu kesimpulan yang agaknya
benar dapat diputuskan. Dan jika keputusan dibuat, maka kemungkinan
besar akan terjadi kesalahan.

Ketika merencanakan pengujian hipotesis, kedua tipe kesalahan


tersebut hendaklah dibuat sekecil mungkin. Kedua tipe kesalahan tersebut
dinyatakan dalam peluang.peluang membuat kesalahan tipe 1 biasanya
dinayatakan dengan α ( baca alpha). Dan peluang membuat tipe 2 biasanya
dinyatakan dengan lambang β ( baca beta ). Oleh karena itu kesalahan tipe 1
disebut juga dengan kesalahan α dan keselahan tipe 2 disebut juga dengan
kesalahan β. α disebut juga dengan taraf signifikan, taraf arti atau taraf
nyata. Taraf signifikan dinyatakan dalam dua atau tiga desimal atau dalam
persen. Lawan dari taraf signifikan ialah taraf kepercayaan. Jika taraf
signifikan = 5%, maka dengan kata lain dapat disebut taraf kepercayaan =
95%. Demikian seterusnya . dalam penelitian besarnya α biasanya diambil
5% atau 1% ( 0,05 atau 0,01). Artinya α = 0,01 ialah kira-kira 1 dari 100
kesimpulan akan menolak hipotesis yang sebernanya diterima. Atau dengan
kata lain kira-kira 99% percaya bahwa kita telah membuat kesimpulan yang
benar.

C. MACAM-MACAM PENGUJIAN HIPOTESIS


Menurut Melia Nur Indah S (2020) macam-macam pengujian hipotesis
yaitu :
1. Uji dua pihak
Hipotesis tersebut disebut hipotesis nondireksional atau tidak
langsung. Pasangannya disebut pengujian sederhana lawan sederhana.
Pengujiannya menggunakan uji dua pihak.
Hipotesis statistiknya :
Ha : µ1 = µ0
H0 : µ1 ≠ µ0

Kriteria pengujian :
Jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel

Maka H0 diterima

2. Uji satu pihak, yaitu pihak kanan


Jika H0 dinyatakan dengan lebih kecil, maka Ha harus dinyatakan
dengan lebih besar. Hipotesis ini disebut hipotesis direksional.
Pasangannya disebut pengujian komposit dengan komposit.
Pengujiannya menggunakan uji satu pihak yaitu pihak kanan.

Hipotesis statistiknya :
Ha : µ1 ≥ µ0
H0 : µ1 ≤ µ0

Kriteria pengujian :
Jika thitung ≤ ttabel

Maka H0 diterima

3. Uji satu pihak, yaitu pihak kiri


Jika H0 dinyatakan dengan lebih besar, maka Ha harus dinyatakan
dengan lebih kecil. Hipotesis ini disebut hipotesis direksional.
Pasangannya disebut pengujian komposit dengan komposit.
Pengujiannya dengan menggunakan uji satu pihak yaitu pihak kiri.
Hipotesis statistiknya :
Ha : µ1 ≤ µ0
H0 : µ1 ≥ µ0

Kriteria pengujian :
Jika thitung ≥ ttabel

Maka H0 diterima

Dalam pengujian hipotesis, yang diuji apakah H0 ditolak atau diterima.


Untuk dapat memutuskan apakah H0 di tolak atau diterima, maka
diperlukan kriteria tertentu dengan nilai tersebut dibandingkan. Dalam
hal ini dimisalkan kita menggunakan perhitungan t dengan
menggunakan rumus t sehingga diperoleh thitung kemudian kita cari ttabel
dari tabel distribusi t dengan α tertentu.

Nilai ttabel dua pihak dan satu pihak dengan α tertentu diperoleh
dengan melihat daftar atau tabel distribusi t.

Langkah- langkah pengujian hipotesis


1. Tulis Ha dan H0 dalam bentuk kalimat
2. Tulis Ha dan H0 dalam bentuk statistik
3. Hitung thitung

X̅ - µn
Thitung = s
√n

Di mana :
x̅ = Rata-rata data yang ada
µ0 = rata-rata baru
s = simpangan baku
n = jumlah data

4. Tentukan taraf signifikan (α)


5. Cari ttabel dengan ketentuan :
Α telah diketahui ; dk (derajat kebebasan ) = n-1
Dua pihak atau pihak kanan atau pihak kiri tergantung yang
diketahuinya.
6. Tentukan kriteria pengujian
7. Bandingkan thitung dengan ttabel
8. Buatlah kesimpulan
Contoh :
Diketahu : angket penelitian motivasi kerja suatu kantor dengan
jumlah pertanyaan sebanyak 10 buah. Jumlah responden = 30
orang. Angket mempunyai skala pertanyaan 1= sangat rendah, 2 =
rendah, 3 = tinggi, 4= sangat tinggi, S= 7,23 dan X = 26,36

D. SYARAT HIPOTESIS

DI kutip dari Heryana and Unggul (2020) Menurut Borg dan Gall
dalam Suharsimi (2000) ada empat persyaratan bagi hipotesis yang baik,
yaitu:
1. Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan dua
atau lebih variabel.
2. Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau
dasar-dasar teoritik dan hasil penemuan terdahulu.
3. Hipotesis harus dapat diuji
4. Rumusan hipotesis hendaknya yang singkat dan padat.

E. CIRI HIPOTESIS

Menurut Heryana and Unggul (2020) Perumusan hipotesis yang


baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut.
1. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan
deklaratif, bukan kalimat pertanyaan.
2. Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit
dua variabel penelitian.
3. Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta.

4. Hipotesis harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara


spesifik menunjukkan bagaimana variabet-variabel penelitian itu
diukur dan bagaimana prediksi hubungan atau pengaruh antar variabel
termaksud.
5. Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi
kesalahpahaman pengertian.
DAFTAR PUSTAKA

Heryana, Ade, and Universitas Esa Unggul. 2020. “Hipotesis Penelitian.”


(June). doi: 10.13140/RG.2.2.11440.17927.
Ri, Kementerian Kesehatan. 2014. “H i p o t e s i S.”
Melia Nur Indah S. Statistika Deskriptif Dan Induktif, Graha Ilmu, Jogjakarta,
2020

Anda mungkin juga menyukai