Anda di halaman 1dari 6

SUMMARY PENGUJIAN HIPOTESIS

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah


Statistika Terapan Pendidikan

Dosen Pengampu:
Dr.Rosidah, M.Si
Dr. Ahmad Zaki, S.Si.,M.Si

Oleh:
Kelompok 1
1. Nuradya Sukirman (220101500022)
2. Rezki Nur Ilham (220101500031)
3. Muhammad Syukur (220101502024)
4. Shelin Eka Putri (220101501034)

PRODI PENDIDIKAN MATEMAKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Tugas SUMMARY materi kelompok hipotesis (kelompok 1)
Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang diterima sementara dan masih perlu diuji. Hipotesis dalam
hal ini dapat dibedakan atas hipotesis penelitian dan hipotesis kerja (hipotesis statistis). Seorang
peneliti memerlukan hipotesis yang akan mengarahkan rencana dan langkah penelitian- nya.
Hipotesis dinyatakan sebagai suatu kebenaran sementara, dan merupakan dasar kerja serta
panduan dalam analisis data. Tanpa hipotesis atau antisipasi terhadap fenomena yang dihadapi,
tidak akan memberikan kemajuan dalam wawasan atau pengertian ilmiah untuk mengumpulkan
fakta empiris. Tanpa ide yang mengarahkan, peneliti sulit mencari fakta yang ingin dikumpulkan
dan sukar menentukan mana yang relevan dan mana yang tidak.
Kegunaan Hipotesis
Nazir (1983) mengemukakan garis besar kegunaan hipotesis sebagai berikut:
1. Memberi batasan dan memperkecil jangkauan dan kerja penelitian:
2. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antarfakta yang kadangkala
hilang begitu saja dari perhatian penelitian:
3. Sebagai alat sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke
dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh;
4. sebagai pedoman dalam pengerjaan serta penyesuaian dengan fakta dan antarfakta.
Begitu pentingnya hipotesis dalam sebuah penelitian, perumusannya pun harus dibuat
sebaik dan secermat mungkin. Hipotesis yang baik hendaknya sederhana, bisa menerangkan fakta,
berkaitan dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dari hasil pengkajian, serta dapat diuji. Secara
umum, hipotesis yang baik mempertimbangkan semua fakta yang relevan, masuk akal, dan tidak
bertentangan dengan hukum alam yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Hipotesis
harus sederhana dalam arti dapat diuji secara induktif melalui teknik analisis statistika.
Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis
Kita tetap menyadari bahwa kesimpulan yang diambil berpeluang untuk keliru. Dalam hal
ini ada tiga macam kesalahan yang mungkin terjadi, yaitu
(1) kesalahan jenis I. yakni menolak Ho yang benar,
(2) kesalahan jenis II, yakni menerima Ho yang salah, dan
(3) kesalahan jenis III, yakni tidak banyak diperkenalkan dan ini mengakibatkan
pemecahan masalah yang tidak menyelesaikan masalah, sementara masalah yang sesungguhnya
tidak terselesaikan.
A. Langkah-langkah Pengujian Hipotesis
Langkah-langkah sistematis yang perlu diambil dalam pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut.
1. Merumuskan Ho dan Hi dengan jelas sesuai dengan persoalan yang dihadapi. Perlu diingat
bahwa pasangan hipotesis harus dapat teruji dengan data yang akan dikumpulkan atau data
yang sudah dimiliki.
2. Memilih uji statistik yang sesuai dengan asumsi sebaran populasi dan skala pengukuran
data.
3. Menetapkan taraf kesignifikanan a. Nilai yang biasa digunakan, yaitu a = 0.01 atau α = 0.05.
Misalnya a = 0.01, dalam bahasa peluang berarti kira-kira 1 di antara setiap 100 kesimpulan
bahwa kita akan menolak H yang sebenarnya harus diterima. Dengan kata lain, kita memiliki
tingkat keyakinan 99% bahwa keputusan yang diambil untuk menolah Ho adalah tepat.
4. Menghitung statistik uji berdasarkan data.
5. Menentukan nilai kritis atau daerah kritis pengujian.
6. Membuat kesimpulan dengan jalan membandingkan nilai statistik dengan nilai kritis.

B. Arti Kesignifikanan
Dalam pengujian hipotesis masalah dapat dibedakan ke dalam dua kelompok. Signifikan
berasal dari Bahasa Inggris “Significant” yang artinya “sesuatu yang penting”. Pengertian
signifikan merujuk pada sesuatu yang dirasa penting karena mampu memberikan pengaruh
atau dampak tertentu terhadap suatu persoalan. Pengertian signifikan juga dapat diartikan
sebagai sesuatu yang benar- benar nyata atau berbeda. Jika dilihat pada Kamus Tesaurus
Indonesia, signifikan mengandung persamaan kata; berarti, bermakna, istimewa, penting,
relevan, dan substansial.
F. Uji Hipotesis tentang Rerata
Rerata adalah salah satu ukuran gejala pusat yang banyak digunakan dalam mengungkap informasi
dari sekumpulan data. Hal ini bermanfaat, baik dalam menjelaskan data secara deskriptif, maupun
dalam menjelaskan populasi.
1. Rerata Sebuah Populasi
Kalau ada informasi awal tentang nilai parameter rerata 𝜇𝜇 dari sebuah populasi, hipotesis
tentang parameter itu dapat dibuat untuk menguji hipotesis ini kita memerlukan asumsi tentang
sebaran populasi dan nilai simpanganbaku 𝜎𝜎. Kalau ada populasi mempunyai sebaran normal
atau ukuran sample cukup besar (lebih dari 30). Teknik pengukuran berikut dapat dilakukan untuk
sample berukuran besar dengan menggunakan teorema limit pusat pendekatan tersebut dapat
dilakukan.

a. Simpangan baku 𝜎𝜎 diketahui. Perhatikan pasangan hipotesis berikut:


H0: 𝜇𝜇= 𝜇𝜇0 melawan H1: 𝜇𝜇 ≠𝜇𝜇0 Dengan 𝜇𝜇0 sebuah nilai tertentu. Sesuai asumsi yang
digunakan tentang populasi, kita dapat menggunakan statistic dengan rumus:

Statistik z mempunyai sebaran normal baku dan hipotesis menunjukkan pengujian dua pihak.
Untuk pengujian satu pihak kriteria pengambilan kesimpulan akan berbeda. Uji pihak kanan
dengan pasangan hipotesis Ho : 𝜇𝜇 > 𝜇𝜇o
b. Simpangan baku 𝜎𝜎 tidak diketahui
Pada kenyataannya nilai simpangan baku 𝜎𝜎 sering tidak di ketahui. Dalam hal ini kita
menggunakan simpangan baku sampel s sebagai taksiran simpangan baku populasi 𝜎𝜎 untuk
menguji tiga pasang hipotesis tentang rerata 𝜇𝜇

Untuk populasi normal statistik t mempunyai sebaran Student t dengan derajat kebebasan dk=n-
1. Karena itu untuk menentukan kriteria pengujian di gunakan sebaran t dan batas batas kriteria
atau nilai kritis didapat di tabel sebaran t.
Keterangan

µ : adalah hipotesis nol (nilai mean) yang akan diuji

σ : adalah deviasi standar yang diberikan

n : adalah jumlah sampel

x̄n : adalah rata-rata sampel

z : adalah statistik yang diuji


Contoh Hipotesis Statistik

Contoh 1
Uang logam dilempar 100 kali. Kita ingin menguji hipotesis bahwa proporsi munculnya sisi
gambar adalah p = 0.5 apabila dari 100 kali lemparan hnaya menghasilkan 35 sisi gambar maka
kita mempunyai cukup bukti untuk menolak HoHo : p = 0.5 Ditolak H1 : p ≠ 0.5 Diterima Apabila
dari 100 kali lemparan menghasilkan 48 kali sisi gambar makaHo : p = 0.5 Diterima H1 : p ≠ 0.5
Ditolak Penolakan suatu hipotesis berarti menyimpulkan bahwa hipotesis itu salah sedangkan
penerimaan hipotesis semata – mata karena kita tidak cukup bukti untuk mempercayai / menolak
hipotesis tersebut.Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolek adalah hipotesis nol (
Ho).Penolakan Ho mengakibatkan penerimaan suatu hipotesis alternatif (H1)Hipotesis alternatif
ada 3 kemungkinan rumusan yaitu :
H1 : µ ≠ µoH1 : µ > µoH1 : µ < µoWilayah penolakan disebut juga sebagai wilayah kritik.

2.Kesamaan dua Rerata


Banyak penelitian yang memerlukan perbandingan dua populasi. Misalnya, peneliti
ingin membandingkan dua cara mengajar, daya sembuhdua macam obat, dan sebagainya. Kita
membatasi pembicaraan pada dua rerata populasi yang mempunyai sebaran normal, atau
penggunaan ukuran sampel yang memungkinkan digunakannya pende katan normal.
Andaikan kita memiliki dua populasi normal dengan rerata berturut- turut μi dan μ2,
dengan simpangan baku o dan 02. Dari setiap populasidiambil sebuah sampel acak secara bebas
dengan ukuran berturut-turut n, dan n2. Dari kedua sampel ini rerata dan simpangan baku berturut
turut diperoleh x₁, dan x₂, S₂. Pengujian kesamaan rerata µ da µ₂ dalam 3 kemungkinan
pasangan hipotesis dapat dilakukan

a. H0 : µ₁ = µ₂ melawan H₁ : µ₂
b. H0 : µ₁ = µ₂ melawan H₁ : µ₂ > µ₂
c. H0 : µ₁ = µ₂ melawan H₁ < µ₂
Ketiga hipotesis itu secara berturut turut disebut uji dua pihak, uji pihak kanan dan uji
pihak kiri. Kita membedakan situasi berikut untuk menentukan rumus statistik yang relevan untuk
di gunakan.

3.Pengamatan Berpasangan

Misalkan populasi pertama mempunyai peubah acak X dan populasi kedua mempunyai
peubah acak Y, dengan nilai rerata berturut-turut µx dan uy. Untuk itu diambil sebuah sampel acak
dari setiap populasi, yang berukuran sama, yaitu n₁ = n2 = n. Dengan demikian diperoleh data
sampel (x₁, x₂, xⁿ) dan (yı. y₂, yn). Misalkan kedua data hasil pengamatan ini berpasangan yaitu
berpasangan dengan y₁ , x₂ berpasangan dengan y₂.

Anda mungkin juga menyukai