Anda di halaman 1dari 13

NURADYA SUKIRMAN

220101500022 PENGUJIAN HIPOTESISI


KELAS A13 STATISTIKA TERAPAN PENDIDIKAN

REZKI NUR ILHAM


220101500031
KELAS A13

MUHAMMAD
SYUKUR
220101502024
KELAS A13
SHELIN EKA PUTRI
220101501034
KELAS A13

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FMIPA
TAHUN AJARAN 2023/2024
PENGUJIAN HIPOTESIS
Hipotesis adalah pernyataan yang diterima sementara dan
Pengertian .
masih perlu diuji. Hipotesis dalam hal ini dapat dibedakan atas
Hipotesisi hipotesis penelitian dan hipotesis kerja (hipotesis statistis).

1. Memberi batasan dan memperkecil jangkauan dan kerja


penelitian:
2. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan
Penggunaan hubungan antarfakta yang kadangkala hilang begitu saja
Hipotesisi dari perhatian penelitian:
3. Sebagai alat sederhana dalam memfokuskan fakta yang
bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan
penting dan menyeluruh;
4. sebagai pedoman dalam pengerjaan serta penyesuaian
dengan fakta dan antarfakta.

1. Menolak Ho yang benar


Kesalahan 2. Menerima ho yang salah
Penggunaan 3. tidak banyak diperkenalkan dan ini mengakibatkan
Hipotesisi pemecahan masalah yang tidak menyelesaikan masalah,
sementara masalah yang sesungguhnya tidak
terselesaikan.
Kegunaan Hipotesis

1. Memberi batasan dan memperkecil jangkauan dan


kerja penelitian
2. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan
hubungan antarfakta yang kadangkala hilang begitu
saja dari perhatian penelitian
3. Sebagai alat sederhana dalam memfokuskan fakta
yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu
kesatuan penting dan menyeluruh
4. sebagai pedoman dalam pengerjaan serta
penyesuaian dengan fakta dan antarfakta.
Kegunaan Hipotesis

Begitu pentingnya hipotesis dalam sebuah penelitian,


perumusannya pun harus dibuat sebaik dan secermat
mungkin. Hipotesis yang baik hendaknya sederhana, bisa
menerangkan fakta, berkaitan dengan ilmu, serta sesuai
dan tumbuh dari hasil pengkajian, serta dapat diuji.
Secara umum, hipotesis yang baik mempertimbangkan
semua fakta yang relevan, masuk akal, dan tidak
bertentangan dengan hukum alam yang telah ditetapkan
oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Hipotesis harus sederhana
dalam arti dapat diuji secara induktif melalui teknik
analisis statistika.
Kesahalan dalam
Pengujian Hipotesis
Kita tetap menyadari bahwa kesimpulan yang diambil
berpeluang untuk keliru. Dalam hal ini ada tiga macam
kesalahan yang mungkin terjadi, yaitu:
1. kesalahan jenis I. yakni menolak Ho yang benar,
2. kesalahan jenis II, yakni menerima Ho yang salah, dan
3. kesalahan jenis III, yakni tidak banyak diperkenalkan
dan ini mengakibatkan pemecahan masalah yang
tidak menyelesaikan masalah, sementara masalah
yang sesungguhnya tidak terselesaikan.
Langkah-Langkah
Pengujian Hipotesis
1. Merumuskan Ho dan Hi dengan jelas sesuai
dengan persoalan yang dihadapi
2. Memilih uji statistik yang sesuai dengan asumsi
sebaran populasi dan skala pengukuran data
3. Menetapkan taraf kesignifikanan a. Nilai yang
biasa digunakan, yaitu a = 0.01 atau α = 0.05
4. Menghitung statistik uji berdasarkan data.
5. Menentukan nilai kritis atau daerah kritis
pengujian.
6. Membuat kesimpulan dengan jalan
membandingkan nilai statistik dengan nilai kritis.
Arti Kesignifikanan

Dalam pengujian hipotesis masalah dapat dibedakan


ke dalam dua kelompok. Signifikan berasal dari
Bahasa Inggris “Significant” yang artinya “sesuatu
yang penting”. Pengertian signifikan merujuk pada
sesuatu yang dirasa penting karena mampu
memberikan pengaruh atau dampak tertentu terhadap
suatu persoalan. Pengertian signifikan juga dapat
diartikan sebagai sesuatu yang benar- benar nyata atau
berbeda. Jika dilihat pada Kamus Tesaurus Indonesia,
signifikan mengandung persamaan kata; berarti,
bermakna, istimewa, penting, relevan, dan substansial.
.
Uji Hipotesisi Tentang
Rerata
Rerata adalah salah satu ukuran gejala pusat yang
banyak digunakan dalam mengungkap informasi dari
sekumpulan data. Hal ini bermanfaat, baik dalam
menjelaskan data secara deskriptif, maupun dalam
menjelaskan populasi.

a. Rerata sebuah populasi


b. Kesamaan dua rerata
c. Pengamatan berpasangan

.
Rerata sebuah populasi

Kalau ada informasi awal tentang nilai parameter


rerata 𝜇𝜇 dari sebuah populasi, hipotesis tentang
parameter itu dapat dibuat untuk menguji
hipotesis ini kita memerlukan asumsi tentang
sebaran populasi dan nilai simpanganbaku 𝜎𝜎.
Kalau ada populasi mempunyai sebaran normal
atau ukuran sample cukup besar (lebih dari 30).
Teknik pengukuran berikut dapat dilakukan untuk
sample berukuran besar dengan menggunakan
teorema limit pusat pendekatantersebut dapat
dilakukan.
Rerata sebuah populasi

a. Simpangan baku 𝜎 diketahui. Perhatikan pasangan


hipotesis berikut: H0: 𝜇= 𝜇0 melawan H1: 𝜇 ≠𝜇0 Dengan
𝜇0 sebuah nilai tertentu.

b. Simpangan baku 𝜎 tidak diketahui. Dalam hal ini


kita menggunakan simpangan baku sampel s
sebagai taksiran simpangan baku populasi 𝜎 untuk
menguji tiga pasang hipotesis tentang rerata 𝜇

.
Kesamaan Dua Rerata

Andaikan kita memiliki dua populasi normal dengan


rerata berturut- turut μi dan μ2, dengan simpangan
baku o dan 02. Dari setiap populasi diambil sebuah
sampel acak secara bebas dengan ukuran berturut-
turut n, dan n2. Dari kedua sampel ini rerata dan
simpangan baku berturut turut diperoleh x₁, dan x₂,
S₂. Pengujian kesamaan rerata µ da µ₂ dalam 3
kemungkinan pasangan hipotesis dapat dilakukan
a. H0 : µ₁ = µ₂ melawan H₁ : µ₂
b. H0 : µ₁ = µ₂ melawan H₁ : µ₂ > µ₂
c. H0 : µ₁ = µ₂ melawan H₁ < µ₂
Pengamatan Berpasangan

Misalkan populasi pertama mempunyai peubah


acak X dan populasi kedua mempunyai peubah
acak Y, dengan nilai rerata berturut-turut µx dan
uy. Untuk itu diambil sebuah sampel acak dari
setiap populasi, yang berukuran sama, yaitu n₁ =
n2 = n. Dengan demikian diperoleh data sampel
(x₁, x₂, xⁿ) dan (yı. y₂, yn). Misalkan kedua data
hasil pengamatan ini berpasangan yaitu
berpasangan dengan y₁ , x₂ berpasangan dengan
y₂.
NURADYA SUKIRMAN

TERIMA

KASIH
220101500022
KELAS A13

REZKI NUR ILHAM


220101500031
KELAS A13
MUHAMMAD
SYUKUR
220101502024
KELAS A13
SHELIN EKA PUTRI
220101501034
KELAS A13

Anda mungkin juga menyukai