Anda di halaman 1dari 11

KONSEP DASAR PENGUJIAN HIPOTESIS

Dosen Pengampu : Lucy Asri Purwasi, M.Pd.Mat

Kelompok 2:

Maria Gabriella Berlian tampubolon (2021040)

Widia Angelina (20210

Intan Nabila (2021071)

Meli Agustina (2021055)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

UNPARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Konsep Dasar Pengujian Hipotesis”. Tujuan
penulisan ini untuk memenuhi tugas dari Ibu Lucy Asri Purwasi, M.Pd.Mat. Karya tulis ini
diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca serta bagi penulis sendiri.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Lubuklinggau, November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan..................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1

BAB II Pembahasan.................................................................................................2

A. Pengertian Hipotesis.....................................................................................2
B. Hipotesis Satu Pihak atau Arah....................................................................3
C. Hipotesis Dua Pihak atay Arah....................................................................5

BAB III Penutup......................................................................................................7

A. Kesimpulan..................................................................................................7

Daftar Pustaka..........................................................................................................8

iii
BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Statistika merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang memiliki peran
penting dalam kehidupan. Statistika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari,
karena hampir semua bidang memerlukan statistika. Aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa hampir semua terkait dengan
statistika. Satistika dapat dipandang sebagai alat untuk memecahkan suatu masalah
dalam kehidupan sehari-hari, tempat kerja, dan dalam ilmu pengetahuan (Moore,
1997).
Fungsi dari statistika adalah untuk pengumpulan data, pengolahan data,
penarikan kesimpulan dan memprediksi keadaan dari hasil pengolahan data. Dilihat
dari peran dan fungsi statistika sangat diperlukan dalam kehidupan, maka sangat perlu
munguasai statistika dengan baik. Untuk mempelajari statistika diperlukan penalaran
statistis. Penalaran statistis digunakan untuk menjadikan informasi statistik menjadi
mudah dipahami. Menurut Ben-Zvi dan Garfield (2004) penalaran statistis adalah cara
seseorang berfikir dengan menggunakan informasi statistik menjadi bermakna.
Penalaran statistis mencakup interpretasi terhadap sekumpulan data, representasi
grafis, dan ringkasan secara statistik (Andriani, 2016: 154).
Kemampuan penalaran statistis merupakan kemampuan untuk menggunakan
ide-ide statistik dalam menginterprestasikan, menafsirkan dan merangkum
sekumpulan data untuk mendapat kesimpulan berdasarkan data. Menurut NCTM
(2000) bahwa dalam memecahkan suatu masalah tidak hanya dengan cara prosedural
tetapi dengan problem solving dan penalaran. Jadi, kemampuan penalaran statistis
sangat diperlukan untuk membentuk proses berfikir seseorang dengan menggunakan
informasi statistik menjadi bermakna.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara kerja hipotesis satu pihat atau arah?
2. Bagaimana cara kerja hipotesis dua pihak atau arah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara kerja hipotesis satu pihak atau arah.
2. Untuk mengetahui cara kerja hipotesis dua pihak atau arah.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis
Setelah peneliti mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai
sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah
merumuskan hipotesis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang pada
tingkat tertentu dipercaya sebagai sesuatu yang benar, bertitik tolak pada pertanyaan
yang disusun dalam bentuk masalah penelitian. Untuk menjawab pertanyaan itu,
disusun suatu jawaban sementara yang kemudian dibuktikan melalui penelitian
empiris, tetapi pernyataan itu masih bersifat dugaaan dan pada tahap ini kita
mengumpulkan data untukmenguji hipotesis kita.Olehkarena itu, sebelum mencari
jawaban secara faktual, terlebih dahulu kita mencoba menjawab secara teoritis.
Hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan mengenai suatu hal, atau hipotesis
merupakan jawaban sementara suatu masalah, atau juga hipotesis dapat diartikan
sebagai kesimpulan sementara tentang hubungan suatu variabel dengan satu atau lebih
variabel yang lain. Namun menurut Prof. Dr. S. Nasution definisi hipotesis adalah
pernyataan tentatif yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati
dalam usaha untuk memahaminya.
Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dinyatakan dengan parameter suatu
populasi. Adapun definisi dari uji hipotesis adalah suatu prosedur yang digunakan
untuk menguji kevalidan hipotesis statistika suatu populasi dengan menggunakan data
dari sampel populasi tersebut. Sedangkan fungsi Hipotesis adalah :
1. Untuk menguji kebenaran suatu teori
2. Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori.
3. Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari.
Hipotesis adalah suatu proses dari pendugaan parameter dalam populasi, yang
membawa kita pada perumusan segugus kaidah yang dapat membawa kita pada suatu
keputusan akhir, yaitu menolak atau menerima pernyataan tersebut. Contoh:
1. Seorang peneliti masalah kedokteran diminta untuk memutuskan,
berdasarkan bukti-bukti hasil percobaan, apakah suatu vaksin baru lebih baik
daripada yang sekarang beredar di pasaran.
2. Berdasarkan data, apakah ada perbedaan ketelitian antara dua jenis alat
ukur;
3. Seorang ahli sosiologi ingin mengumpulkan data yang memungkinkan ia
menyimpulkan apakah jenis darah dan warna seseorang ada hubungannya atau
tidak.

Hipotesis Statistika: suatu proses untuk menentukan apakah dugaan tentang


nilai parameter/karakteristik populasi didukung kuat oleh data sampel atau tidak.
Dalam statistika, dikenal 2 macam hipotesis:

2
1. Hipotesis nol (H0), berupa suatu pernyataan tidak adanya perbedaan
karakteristik/parameter populasi (selalui ditandai dengan tanda =)

2. Hipotesis alternatif (H1), berupa suatu pernyataan yang bertentangan dengan H0.

Yang diuji dalam hipotesis adalah parameter, maka notasi yang digunakan dalam
hipotesis statistika adalah parameter  (untuk nilai tengah),  (untuk simpangan
baku), dan p (untuk proporsi).
Contoh: Suatu obat baru lebih baik dari obat yang selama ini digunakan jika
persentase orang yang sembuh setelah meminum obat baru ini lebih dari 60%. Dalam
permasalahan ini, maka dapat dibentuk hip statistik:
H0 : p = 0,6 (obat baru tidak lebih baik)
H1 : p > 0,6 (obat baru lebih baik)
B. Hipotesis satu arah (atau hipotesis satu sisi)

Contoh pengujian hipotesis satu arah dapat diilustrasikan dengan sebuah skenario
berikut:

Misalkan seorang peneliti ingin menguji apakah terdapat perbedaan yang signifikan
dalam rata-rata kecepatan tumbuh tanaman A yang diberi pupuk X dibandingkan
dengan tanaman A yang tidak diberi pupuk X. Peneliti memiliki hipotesis nol (H0)
yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam rata-rata
kecepatan pertumbuhan antara dua kelompok tanaman tersebut. Sedangkan hipotesis
alternatif (H1) menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam rata-rata
kecepatan pertumbuhan antara kedua kelompok tanaman.Langkah-langkah dalam
pengujian hipotesis satu arah adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesis Nol dan Alternatif:


 H0: Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam rata-rata kecepatan
pertumbuhan antara tanaman A yang diberi pupuk X dan tanaman A yang
tidak diberi pupuk X.
 H1: Ada perbedaan yang signifikan dalam rata-rata kecepatan pertumbuhan
antara kedua kelompok tanaman.
2. Menentukan Tingkat Signifikansi (α):
 Tingkat signifikansi (α) biasanya ditentukan sebelumnya, misalnya 0,05 atau
0,01. Tingkat signifikansi ini menunjukkan batas probabilitas di mana kita
akan menolak hipotesis nol.
3. Mengumpulkan dan Menganalisis Data:
 Peneliti melakukan pengumpulan data tentang kecepatan pertumbuhan
tanaman A yang diberi pupuk X dan tanaman A yang tidak diberi pupuk X.
 Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan metode statistik yang
sesuai. Dalam contoh ini, misalnya, menggunakan uji t-test atau uji ANOVA
untuk membandingkan rata-rata kedua kelompok tanaman.
4. Menentukan Nilai Kritis:
 Nilai kritis adalah titik batas di mana kita akan menolak hipotesis nol jika nilai
uji statistik kita melebihi nilai tersebut. Nilai kritis bergantung pada tingkat
signifikansi yang telah ditentukan sebelumnya dan jumlah sampel.

3
5. Menghitung Uji Statistik:
 Berdasarkan metode statistik yang digunakan, peneliti menghitung nilai uji
statistik yang sesuai (misalnya, nilai t atau F-value).
6. Membandingkan Nilai Uji Statistik dengan Nilai Kritis:
 Jika nilai uji statistik melebihi nilai kritis, maka hipotesis nol ditolak, dan kita
menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara dua kelompok
tanaman. Jika nilai uji statistik tidak melebihi nilai kritis, maka hipotesis nol
diterima, dan kita tidak dapat menyimpulkan adanya perbedaan yang
signifikan.
7. Melakukan Interpretasi dan Kesimpulan:
 Setelah melalui semua langkah di atas, peneliti melakukan interpretasi
terhadap hasil pengujian hipotesis. Jika hipotesis nol ditolak, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam kecepatan
pertumbuhan tanaman A yang diberi pupuk X dibandingkan dengan tanaman
A yang tidak diberi pupuk X. Contoh di atas hanya merupakan gambaran
umum tentang pengujian hipotesis satu arah. Perlu dicatat bahwa metode
statistik yang tepat dan langkah-langkah yang lebih rinci akan tergantung pada
jenis data yang dikumpulkan dan pertanyaan penelitian yang ingin dijawab.

Pengujian hipotesis satu arah yakni hipotesis yang dilakukan ketika kita tertarik
untuk melihat apakah terdapat perbedaan atau hubungan dalam satu arah tertentu.
Misalnya, kita ingin menguji apakah ada peningkatan rata-rata dalam kelompok
perlakuan. Dalam pengujian hipotesis satu arah, hipotesis alternatif mengasumsikan
adanya perbedaan positif atau negatif, sementara hipotesis nol menyatakan tidak
adanya perbedaan.
Pengujian hipotesis satu arah adalah konsep yang penting dalam metode statistik
yang telah diakui oleh para ahli di bidang statistika dan penelitian. Para ahli telah
mengembangkan dan menyampaikan pandangan mereka tentang pengujian hipotesis
satu arah serta kegunaannya dalam praktik ilmiah. Berikut ini adalah beberapa
pandangan dari para ahli terkait pengujian hipotesis satu arah:

Ronald A. Fisher mengemukakan bahwa pengujian hipotesis harus didasarkan pada


pendekatan statistik yang obyektif dan harus melibatkan penggunaan statistik
inferensial. Dia juga menekankan pentingnya mempertimbangkan tingkat signifikansi
dan melakukan analisis yang teliti untuk mengambil keputusan yang tepat.

Jerzy Neyman dan Egon Pearson mengusulkan pendekatan hipotesis nol dan hipotesis
alternatif serta memperkenalkan konsep tingkat signifikansi dalam pengujian
hipotesis. Neyman dan Pearson juga mengembangkan kerangka kerja untuk
memahami kesalahan tipe I dan tipe II dalam pengujian hipotesis.

William G. Cochran adalah seorang statistikawan yang berkontribusi dalam


pengembangan metode pengujian hipotesis satu arah. Dia menyampaikan pentingnya

4
merancang penelitian dengan baik, termasuk pemilihan sampel yang representatif dan
penggunaan metode pengumpulan data yang sesuai. Cochran juga menyoroti perlunya
interpretasi yang hati-hati terhadap hasil pengujian hipotesis untuk menghindari
kesimpulan yang salah.

Jika hipotesis alternatif menunjukkan tanda > atau <. Hal ini dikarenakan si
peneliti atau si perancang hipotesis, menginginkan suatu perubahan satu arah,
misalnya apakah meningkat, apakah terjadi penurunan, dan sebagainya.
Contoh: sebuah perusahaan rokok menyatakan bahwa kadar nikotin rata-rata rokok
yang diproduksinya tidak melebihi 2,5 miligram (tidak melebihi berarti kurang dari,
berarti satu arah saja, H1 : < 2,5).
C. Hipotesis dua arah (atau hipotesis dua sisi)
Pengujian hipotesis dua arah digunakan ketika kita ingin menguji apakah ada
perbedaan nyata antara dua kelompokatau variabel yang kita amati. Dalam pengujian
hipotesis dua arah, Anda tidak hanya tertarik apakah ada perbedaan positif atau
negatif, tetapi apakah ada perbedaan signifikan secara umum. Pengujian ini
memberikan fleksibilitas dalam menangkap kemungkinan perbedaan di kedua arah,
sehingga tidak terbatas hanya pada satu sisi perubahan.
Dengan menggunakan pengujian hipotesis dua arah, peneliti dapat melakukan
inferensi yang lebih kuat dan komprehensif tentang perbedaan yang mungkin ada
dalam kelompok atau variabel yang diamati. Beberapa alasan utama mengapa
pengujian hipotesis dua arah digunakan adalah:
1. Dalam pengujian hipotesis satu arah, peneliti hanya tertarik pada satu arah
perubahan atau efek yang diharapkan. Namun, dalam realitasnya, perubahan atau
efek dapat terjadi di kedua arah. Dengan menggunakan pengujian hipotesis dua
arah, peneliti tidak terpaku pada asumsi sebelumnya dan dapat mendeteksi
perbedaan signifikan apa pun yang mungkin terjadi, baik itu peningkatan maupun
penurunan.
2. Dalam banyak situasi penelitian, tidak ada dasar yang kuat untuk membatasi
analisis hanya pada satu sisi perubahan. Menggunakan pengujian hipotesis dua
arah memungkinkan peneliti untuk menjelajahi semua kemungkinan dan tidak
melewatkan efek yang mungkin terjadi di sisi lain.
3. Pengujian hipotesis dua arah membantu memastikan interpretasi yang lebih akurat
dan objektif terkait hasil penelitian. Dengan mempertimbangkan perbedaan di
kedua arah, peneliti dapat memberikan kesimpulan yang lebih komprehensif dan
menghindari kesalahan interpretasi yang mungkin terjadi jika hanya menggunakan
pendekatan satu arah.
4. Dalam beberapa kasus, efek yang tidak terduga atau tidak diantisipasi mungkin
muncul dalam penelitian. Dengan menggunakan pengujian hipotesis dua arah,
peneliti dapat dengan lebih sensitif menangkap efek-efek ini dan menganalisisnya
secara lebih menyeluruh.
5
Jika hipotesis alternatif menunjukkan tanda . Misalkan H0 :  = 20, lawan H1 :
  20 Ini berarti hipotesis alternatifnya memiliki dua definisi, H1 :  > 20 dan/atau
H1 :  < 20. Hal ini dikarenakan si peneliti menginginkan suatu perbedaan, yaitu
apakah berbeda atau tidak (entah berbeda itu meningkat, atau menurun). Contoh:
sebuah pabrik sereal ingin mengetes unjuk kerja dari mesin pengisinya. Mesin
tersebut dirancang untuk mengisi 12 ons setiap boksnya. (karena hanya ingin menguji
apakah rata-rata mesin pengisi tersebut dapat mengisi 12 ons setiap boksnya atau
tidak, H0 :  = 12, dan H1 :   12)
Contoh pengujian hipotesis dua arah adalah studi yang ingin menguji apakah terdapat
perbedaan signifikan dalam rata-rata skor tes antara siswa laki-laki dan siswa
perempuan di sebuah sekolah. Hipotesis nol (H0) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan signifikan antara rata-rata skor tes siswa laki-laki dan siswa perempuan,
sedangkan hipotesis alternatif (H1) menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan.
Dalam studi ini, data skor tes dari kedua kelompok diambil, dan dilakukan
pengujian menggunakan uji t-test. Setelah menghitung statistik uji, misalnya nilai t
dan derajat kebebasan, kemudian membandingkannya dengan nilai kritis yang sesuai
dengan tingkat signifikansi yang telah ditentukan sebelumnya. Jika nilai t yang
dihitung lebih ekstrim daripada nilai kritis, maka kita dapat menolak hipotesis nol dan
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata skor tes siswa
laki-laki dan siswa perempuan.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan mengenai suatu hal, atau hipotesis
merupakan jawaban sementara suatu masalah, atau juga hipotesis dapat diartikan
sebagai kesimpulan sementara tentang hubungan suatu variabel dengan satu atau
lebih variabel yang lain. Adapun definisi dari uji hipotesis adalah suatu prosedur
yang digunakan untuk menguji kevalidan hipotesis statistika suatu populasi
dengan menggunakan data dari sampel populasi tersebut.
Hipotesis adalah suatu proses dari pendugaan parameter dalam populasi, yang
membawa kita pada perumusan segugus kaidah yang dapat membawa kita pada
suatu keputusan akhir, yaitu menolak atau menerima pernyataan tersebut.
Pengujian hipotesis satu arah yakni hipotesis yang dilakukan ketika kita tertarik
untuk melihat apakah terdapat perbedaan atau hubungan dalam satu arah tertentu.
Dalam pengujian hipotesis satu arah, hipotesis alternatif mengasumsikan
adanya perbedaan positif atau negatif, sementara hipotesis nol menyatakan tidak
adanya perbedaan.Pengujian hipotesis satu arah adalah konsep yang penting
dalam metode statistik yang telah diakui oleh para ahli di bidang statistika dan
penelitian.
Hipotesis dua arah (atau hipotesis dua sisi) Pengujian hipotesis dua arah
digunakan ketika kita ingin menguji apakah ada perbedaan nyata antara dua
kelompokatau variabel yang kita amati.Dengan menggunakan pengujian hipotesis
dua arah, peneliti dapat melakukan inferensi yang lebih kuat dan komprehensif
tentang perbedaan yang mungkin ada dalam kelompok atau variabel yang
diamati.Dengan mempertimbangkan perbedaan di kedua arah, peneliti dapat
memberikan kesimpulan yang lebih komprehensif dan menghindari kesalahan
interpretasi yang mungkin terjadi jika hanya menggunakan pendekatan satu arah.

DAFTAR PUSTAKA
Nuryadi, Astutti Dewi Tutut, Utami Sri Endang, Budiantara M. 2017. Dasar-Dasar Statistika
Penelitian. Yogyakarta. Gramusurya

Kadir.2015.STATISTIKA TERAPAN: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program


Spss/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai