BIOSTATISTIK
Konsep Uji Hipotesis Perbedaan Satu Mean dan Dua Mean: Aplikasi Uji
Hipotesis Perbedaan Satu Mean dan Dua Mean”
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Anita (SR19213001)
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2
A. Pengertian Uji Hipotesis ...............................................................................2
B. Uji Hipotesis Perbedaan Satu Mean .............................................................5
C. Uji Hipotesis Perbedaan Dua Mean Independen .........................................9
D. Uji Hipotesis Perbedaan Dua Mean Independen .......................................13
E. Aplikasi Uji Hipotesis ................................................................................16
BAB III PENUTUP .............................................................................................22
A. Kesimpulan .................................................................................................22
B. Saran ...........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti Lemah atau kurang atau
di bawah , Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai
bukti. Sehingga hipotesis dapat diartikan sebagai Pernyataan yang masih lemah
kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara.
Hipotesis juga dapat diartikan sebagai pernyataan keadaan populasi yang akan
diuji kebenarannya menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui
sampel, dan dapat dirumuskan berdasarkan teori, dugaan, pengalaman
pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang masih sangat sementara.
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan
memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian
hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan
bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko
dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian
terpenting dari statistik inferensi (statistic induktif), karena berdasarkan
pengujian tersebut, pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan sebagai
dasar penelitian lebih lanjut dapat terselesaikan
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Uji Hipotesis?
2. Apa yang dimaksud dengan Uji Hipotesis perbedaan satu mean?
3. Apa yang dimaksud dengan Uji Hipotesis perbedaan dua mean
independent?
4. Apa yang dimaksud dengan Aplikasi Hipotesis?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami uji hipotesis
2. Untuk mengetahui dan memahami uji hipotesis perbedaan satu mean dan
dua mean
3. Untuk mengetahui dan memahami pengaplikasian uji hipotesis
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Uji Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata "hypo" dan "thesis". Hypo artinya sementara
atau leman ke-benarannya dan thesis artinya pernyataan atau teori. Dengan
demikian, hipotesis dapat dartikan sebagai pernyataan sementara yang perlu
diuji kebenarannya. Lebih teknis, hipotesis dapat diartikan sebagai asumsi
sementara tentang karakteristik populasi yang akan dibuktikan kebenarannya
melalui pengumpulan data.
Di dalam pengujian hipotesis ter-dapat dua jenis hipotesis yakni hipotesis
nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) sering juga disebut hipotesis penelitian
atau hipotesis kerja. Pengujian hipotesis bermanfaat dalam pengambilan
keputusan tentang apakah suatu hipotesis yang diajukan-seperti perbedaan atau
hubungan, cukup meyakinkan untuk ditolak atau diterima. Keyakinan ini
didasarkan pada besarnya peluang untuk memperoleh hubungan tersebut secara
kebetulan (by chance). Makin kecil peluang adanya by chance, makin besar
keyakinan bahwa hubungan tersebut memang ada atau signifikan.
Prinsip ui hipotesis adalah melakukan perbandingan antara nilai sampel
(data hasil penelitian)-yang sering juga disebut nilai statistik dengan nilai
hipotesis (nilai populasi) yang sering juga disebut nilai parameter yang
diajukan. Peluang diterima atau ditolaknya hipotesis tergantung pada besar
kecilnya perbedaan antara nilai sampel dan nilai hipotesisnya. Jika perbedaan
itu cukup besar, peluang untuk menolak hipotesis pun besar pula. Sebaliknya,
jika perbedaan itu kecil, peluang untuk menolak hipotesis menjadi kecil. Jadi
makin besar perbedaan antara nilai sampel dan nilai hipotesis maka makin besar
pula peluang menolak hipotesis.
Uji Hipotesis dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan:
2
didasarkan atas data sampel. Pengujian ini terdiri dari: pengujian
hipotesis satu rata-rata, pengujian hipotesis beda dua rata-rata, dan
pengujian hipotesis lebin dari dua rata-rata.
b. Pengujian hipotesis tentang proporsi. Pengujian hipotesis tentang
proporsi adalah pengujian hipotesis mengenai proporsi populasi yang
didasarkan atas data sampelnya. Pengujian hipotesis tentang proporsi
terdiri atas penguiian hipotesis satu proporsi dan pengujian hipotesis
beda dua proporsi.
c. Pengujian hipotesis tentang varians. Pengujian hipotesis tentang varians
adalah pengujian hipotesis mengenai varians populasi yang didasarkan
atas data sampelnуа.
2. Berdasarkan jumlah sampelnya, pengujian hipotesis dapat dibedakan atas
dua jenis yakni pengujian hipotesis sampel besar (n>30) dan pengujian
hipotesis sampel kecil (n≤30).
3. Berdasarkan jenis distribusinya, pengujain hipotesis dibedakan atas empat
jenis yakni: pengujian hipotesis dengan distribusi Z, distribusi-t, distribusi
X² (kai kuadrat), distribusi-F (F-ratio).
a. Pengujian hipotesis dengan distribusi Z. Pengujian hipotesis dengan
distribusi Z adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi Z
sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut tabel normal standar.
Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan dengan nilai dalam tabel
untuk menolak atau gagal menolak hipo-tesis nol yang diajukan.
Pengujian hipotesis dengan distribusi Z dilakukan jika jumlah sampel
besar (n ≥30).
b. Pengujian hipotesis dengan distribusi-t (-student). Pengujian hipotesis
dengan distribusi-t adalah pengujian hipotesis yang menggunakan
distribusi t-student. Hasil uji statistiknya kemudian dibandingkan
dengan nilai yang ada pada tabel untuk menolak atau gagal menolak
hipotesis nol yang diajukan. Pengujian hipo-tesis dengan distribusi-t
dilakukan jika jumlah sampel kecil (n < 30).
3
c. Pengujian hipotesis dengan distribusi X² (kai kuadrat). Pengujian
hipotesis dengan distribusi X² (kai kuadrat) adalah hipotesis yang
menggunakan distribusi X² sebagai uji statistik. Tabelnya disebut tabel
X². Hasil uji statistik kemudian dibandingkan dengan nilai yang ada pada
tabelnya untuk menolak atau gagal menolak hipotesis nol yang diajukan.
Pengujian Hipotesis dengan distribusi X² dilakukan jika variabel yang
akan diuji diukur dalam skala kategorikal (nominal dan ordinal).
d. Pengujian hipotesis dengan distribuso F (F-ratio). Pengujian hipotesis
dengan distribusi F adalah pengujian hipotesis yang menggunakan
distribusi F (F-ratio). Tabel pengujiannya disebut tabel F. Hasil uji
statistiknya kemudian dibandingkan dengan nilai yang ada pada tabel
untuk menolak atau gagal menolak hipotesis nol yang diajukan.
Pengujian hipotesis dengan distribusi F dilakukan jika kita hendak
menguji atau membuktikan perbedaan rata-rata lebih dari dua kelompok
data.
4. Berdasarkan arah atau bentuk formulasi hipotesisnya, pengujian hipotesis
dibedakan atas tiga jenis yaitu: pengujian hipotesis dua arah, pengujian
hipotesis satu arah sisi kiri, dan pengujian hipotesis satu arah sisi kanan.
a. Pengujian hipotesis dua arah (two tails test). Pengujian hipotesis dua
arah adalah pengujian hipotesis di mana hipotesis nolnya diformulasikan
dengan kata "sama dengan" atau "tidak berbeda" dan hipotesis
alternatifnya diformulasikan dengan kata "tidak sama" atau "berbeda".
Secara notasi dituliskan sebagai Ho : µ 1= µ2; Ha: µ 1 ≠ µ2.
b. Pengujan hipotesis satu arah sisi kiri. Pengujian hipotesis satu arah sisi
kiri adalah pengujian hipotesis di mana hipotesis nol dirumuskan dengan
kata "sama dengan" dan hipotesis alternatifnya dirumuskan dengan kata
"lebih kecil'. Secara notasi dituliskan sebagai Ho : µ 1= µ2; Ha: µ 1 <
µ2.
c. Pengujian hipotesis satu arah sisi kanan. Pengujian hipotesis satu arah
sisi kanan adalan pengujian hipotesis di mana hipotesis nol dirumuskan
dengan kata "sama dengan" dan hipotesis alternatifn ya dirumuskan
4
dengan kata "lebin besar". Secara notasi dituliskan sebagai Ho : µ 1= µ2;
Ha µ 1 < µ2.
B. Uji Hipotesis Perbedaan Satu Mean
Uji beda rata-rata satu sampel adalah merupakan uji hipotesis untuk
membuktikan apakah ada perbedaan nilai rata-rata sampel dengan populasinya.
Sebagai contoh, kita hendak membuktikan pernvataan sebuah perusahaan
minuman ringan yang menyatakan bahwa rata-rata berat bersih produknya
adalah 400 gram per kemasan. Jika kita ingin membuktikan pernyataan tersebut
dengan meneliti 50 buah kemasan minuman tersebut sebagai sampel dan rata-
rata berat dari 50 sampel produk minuman tadi bisa diuii apakah benar 400 gram
atau tidak.
Ada dua jenis uji beda satu sampel, yaitu uji beda rata-rata dan uji beda
proporsi. Uji beda rata-rata digunakan jika variabel yang akan diuji berkala
interval atau ratio atau data yang bersifat kontinu. Sementara, uji beda proporsi
digunakan ketika variabel yang akan diuji berskala nominal atau ordinal dan
bersifat diskrit.
a. Uji Beda Rata-Rata
Uji beda rata-rata (mean) bertujuan untuk mengetahui perbedaan
rata-rata atau mean populasi (µ) dengan rata-rata atau mean data
sampel penelitian ( 𝑥̅ ) . Karena tujuan peng-ujian hipotesis in
adalah membandingkan data satu sampel dengan data populasinya
maka uji ini sering juga disebut sebagai uji beda rata-rata satu
sampel.
Berdasarkan ada tidaknya nilai 𝜎 (tho), uji beda rata-rata satu
sampel terdiri dari dua jenis, yaitu bila nilai o diketahui atau jumlah
sampel besar (n>30) dan 𝜎 tidak diketahui atau
jumah sampel kecil (n<30).
1) Bila nilai 𝜎 diketahui, uji beda rata-rata satu sample
menggunakan rumus sebagai berikut.
5
2) Bila nilai 𝜎 tidak diketahui, uji beda rata-rata satu sample
menggunakan rumus sebagai berikut.
Contoh
Diketahui bahwa kadar glukosa darah sewaktu orang normal (bukan penyandang
diabetes) adalah 120 mg/dl dengan standar deviasi sebesar 25 mg/di. Seorang
peneliti telah melakukan pengukuran kadar glukosa darah terhadap 81 orang pe-
nyandang diabetes yang dipilih secara random. Diperoleh rata-rata kadar glukosa
mereka adalah 140 mg/dI, peneliti ingin mengetahui apakah kadar glukosa darah
penyandang diabetes berbeda dari kadar glukosa darah orang normal. Bagaimana
kesimpulan penelitian tersebut, jika pengujian hipotesis dilakukan dengan meng-
gunakan alfa 5%?
µ = 120 mg/dl
𝜎 = 25 mg/dl
𝑥̅ = 140 mg/dl
n = 81 orang
𝑎 = 5%
Bagaimana kesimpulan penelitian tersebut?
Ingat langkah-langkah pengujian hipotesis!
a) Formulasi hipotesis:
Ho: 𝑥̅ = µ; Tidak ada perbedaan rata-rata kadar glukosa darah orang normal
6
dengan penyandang diabetes.
Ha: 𝑥̅ ≠ µ; Ada perbedaan rata-rata kadar glukosa darah orang normal
dengan penyandang diabetes.
b) Menentukan batas kritis berdasarkan nilai 𝑎 5% (0,05). Karena formulasi
hipotesis alternatifnya menyatakan tidak sama tau berbeda (≠) maka jenis
uji statistik yang digunakan adalah uji dua arah, sehingga nilai a harus dibagi
2. Jadi besar 𝑎 adalah 2,5% (0,025). Dengan menggunakan tabel distribusi
normal maka diketahui nilai 𝑧1−𝑎 = 1,96.
c) Kriteria pengujian:
Ho ditolak, jika nilai statistik hitung > 1,96
Ho gagal ditolak, jika nilai statistik hitung ≤ 1,96
d) Perhitungan nilai statistic:
Karena nilai 𝜎 diketahui maka rumus yang digunakan adalah:
𝑥̅ − 𝑢
𝑧=
𝜎 ∕ √𝑛
Kesimpulan:
Statistik: Karena nilai statistik hitung (7,22) lebih besar daripada nilai tabel
(1,96) maka Ho ditolak.
Logis: Ada perbedaan rata-rata kadar glukosa darah orang normal dengan
penyandang diabetes.
2) Besaran 𝜎 tidak diketahui
Masih menggunakan contoh kasus di atas, jika peneliti tidak
mengetahui besarnya standar deviasi populasi (𝜎) dan peneliti hanya
mengambil 25 sampel penyandang diabetes dan diperoleh standar
deviasi sampel (s) sebesar 20 mg/di. Dalam kondisi seperti ini maka
uji statistik tidak menggunakan uji Z, tetapi menggunakan uji-t, dan
besarnya nilai 𝜎 dapat diestimasi dengan besarnya nilai s. Di dalam
uji t, kita harus menggunakan tabel distribusit (student distribution)
7
dengan taraf ke-bebasan (degree of freedom) df = n-1. Bagaimana
kesimpulan penelitian tersebut jika nilai a yang digunakan adalah
5%.
µ = 120 mg/dl
𝑠 = 20 mg/dl
𝑥̅ = 140 mg/dl
n = 25 orang
𝑎 = 5% (0,05)
Bagaimana kesimpulan penelitian tersebut?
Ingat langkah-langkah pengujian hipotesis!
a) Formulasi Hipotesis:
Ho: 𝑥̅ = µ; tidak ada perbedaan rata-rata kadar glukosa darah
orang normal dengan penyandang diabetes.
Ha: 𝑥̅ ≠ µ; ada perbedaan rata-rata kadar glukosa dasar orang
normal dengan penyandang diabetes.
b) Menentukan batas kritis berdasarkan nilai 𝑎 5% (0,05).
Karena formulasi hipotesis alternatifnya menyatakan tidak
sama atau berbeda (≠) maka jenis uji satistik yang digunakan
adalah uji dua arah, sehingga nilai 𝑎 harus dibagi 2. Jadi
besar 𝑎 adalah 2,5% (0,025). Dengan menggunakan tabel
distribusi student (tabel-t). Maka diketahui nilai 𝑡1−𝑎 (df=25-
1)= 2,064.
c) Kriteria pengujian:
Ho ditolak, jika nilai statistic hitung >2,064
Ho gagal ditolak, jika nilai statistic hitung ≤2,064
d) Perhitungan nilai statistic:
Karena nilai 𝜎 tidak diketahui maka rumus yang digunakan
adalah:
8
Kesimpulan:
Statistik: karna nilai statistic hitung (5,0) lebih besar dari pada nilai tabel (2,064).
Maka Ho ditolak.
Logis: ada perbedaan rata-rata kadar glukosa darah orang normal dengan
penyandang diabetes
9
Bila nilai 𝜎 tidak diketahui, uji beda rata-rata dua sampel menggunakan
rumus sebagai berikut.
Contoh :
a. Besaran 𝜎 tidak diketahui
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah berat badan bayi yang
dilahirkan oleh ibu yang anemia berbeda dari berat badan bayi yang
dilahirkan oleh ibu yang tidak anemia. Untuk itu telah dilakukan
penelitian terhadap 45 bayi dari ibu yang tidak anemia dengan hasil rata-
rata berat badan 2975 g dengan standar deviasi (s) 550 g dan 40 bayi dari
ibu yang anemia rata-rata berat badannya adalah 2695 g dengan standar
deviasi (s) 700 g. Berikan kesimpulan jika pengujian dilakukan pada alfa
5%.
10
(≠) maka =jenis uji statistik yang digunakan adalah uji dua arah,
sehingga nilai 𝛼 adalah 2,5% (0,025). Dengan menggunakan tabel
distribusi normal karena jumlah n>30 maka diketahui nilai Z 1-𝛼
=1,96.
c) Kriteria pengujian:
Ho ditolak, jika nilai statistik hitung >1,96.
Ho gagal ditolak, jika nilai statistik hitung ≤1,96.
d) Perhitungan nilai statistik
e) Kesimpulan:
Statistik: karena nilai statistik hitung (2,033) lebih besar daripada nilai
tabel (1,96) maka Ho ditolak.
Logis: ada perbedaan rata-rata berat badan bayi yang dilahirkan ibu
anemia dan tidak anemia.
11
Contoh
(n≤30)
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kadar
Hb (haemoglobin) antara ibu hamil yang diberikan tablet zat besi (Fe) merek
“X” dan merek “Y”. untuk itu telah dilakukan pengamatan terhadap 12 orang
yang diberi tablet zat besi merek “X” dengan hasil rata-rata kadar Hb 11,5
g/dl dengan standar deviasi 0,5 g/dl dan kelompok yang diberi tablet zat besi
merek “Y” sebanyak 10 orang dengan hasil rata-rata kadar Hb 10,5 dengan
12
Ho ditolak, jika nilai statistik hitung >2,845
Ho gagal ditolak, jika nilai statistik hitung ≤2,845
d) Perhitungan nilai statistik:
Karena jumlah sampel kecil (n ≤ 30) maka rumus yang digunakan
adalah:
e) Kesimpulan
Statistik: karena nilai statistik hitung (3,91) lebih besar dari pada nilai
tabel (2,845) maka Ho ditolak.
Logis: ada perbedaan rata-rata kadar Hb ibu hamil yang diberi tablet zat
besi merek “X” dan merek “Y”.
13
Rumus uji beda dua sampel dependen adalah sebagai berikut.
Contoh
Seorang peneliti ingin mengetahui efektivitas pemberian tablet Fe (Zat besi)
untuk meningkatkan kadar Hb darah ibu hamil. Untuk itu telah diambil secara
acak 10 orang ibu hamil anemia dan diberikan Fe selama hamil secara terus
menerus. Diperoleh kadar Hb sebelum dan sesudah pemberian sebagai
berikut.
14
3. Kriteria pengujian :
a. Ho ditolak, jika nilai statistik hitung >2,821
b. Ho gagal ditolak, jika nilai statistik hitung ≤2,821
4. Perhitungan nilai statistik:
5. Kesimpulan:
a. Statistik: karena nilai statistik hitung (11,9) lebih besar dari pada nilai
tabel (2,821) maka Ho ditolak.
b. Logis: kadar Hb ibu hamil sebelum pemberian tablet Fe (zat besi)
lebih rendah daripada sesudah pemberian tablet Fe (zat besi) atau
pemberian tablet Fe (zat besi) efektif untuk meningkatkan kadar Hb
ibu hamil.
𝐻0 : 𝜃 = 𝜃0
Gambar :
15
Berikut formulas uji hipotesis dua arah.
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠1 ∶ 𝐻0 : 𝜃 = 𝜃0
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 2 ∶ 𝐻1 : 𝜃 ≠ 𝜃0
Kode Program
For j = 1 To jumNodeHidden
For i = 1 To 7
16
digitBinerTes = Mid(binerTes, i, 1)
v_tes(i,j) = lstBobotV.Items(n)
z_in_tes(b,j) += v_tes(i, j)*digitBinerTes
n += 1
Next
z_tes(b,j) = Aktivasi(z_in_tes(b, j))
Next
17
18
2) Studi Kasus
Uji Hipotesis Sebuah test dilakukan pada 2 kelas yang berbeda yang masing-
masing terdiri dari 40 dan 50 mahasiswa. Dalam kelas pertama diperoleh
nilai rata-rata 74 dengan standar deviasi 8, sementara di kelas kedua nilai
rata-ratanya 78 dengan standar deviasi 7. Apakah kedua kelas tersebut bisa
19
dikatakan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda? Jika ya, apakah
kelas kedua lebih baik dari kelas pertama? Gunakan tingkat signifikansi 0,05.
• SolusiManual:
Ingin diketahui apakah kedua kelas memiliki kemampuan yang berbeda?
Diketahui:
n1 = 40 ; 𝑥̅1 = 74 ; s1 = 8
n2 = 50 ; 𝑥̅2 = 78 ; s2 = 7
a. Formulasi hipotesis
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 1 ∶ 𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 2 ∶ 𝐻1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
b. Tingkat signifikansi&Statistik uji
𝛼 = 5% = 0.05
Statistik uji
20
3) Pengujian Dengan Aplikasi Uji Hipotesis
Hasil pencarian dengan Aplikasi uji Hipotesis sebesar -2,3798 ≈ -2,4. Jadi
dari Pencarian Pengujiah Hipotesis Manual dengan Uji Hipotesis
menggunakan aplikasi diperoleh nilai 𝑍𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang sama yaitu sebesar -2.4
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Simpulan yang didapat peneliti setelah dilakukannya penelitian tentang
Penerapan Aplikasi Uji Hipotesis (One-Tail dan Two Tail) Pada data simulasi
peneliti dapat menarik kesimpulan seperti dengan adanya aplikasi uji hipotesis
ini yang mampu menyelesaikan permasalahan matematika dengan cara yang
lebih mudah dalam waktu yang lebih singkat. Aplikasi yang dibangun
diterapkan pada permasalahan uji hipotesis One-Tail dan Two Tail pada data
simulasi.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami meyadari bahwa masih banyak
kekeliruan dan kesalahan dalam hal penulisan dan penyusunannya. Oleh karena
itu, kami menantikan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk
perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menambah pustaka keilmuan mahasiswa.
22
DAFTAR PUSTAKA
Mochamad, Rachmat. (2020). Buku Ajar Biostatistik Aplikasi Pada Penelitian
Kesehatah. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Vitria, dan Luki. (2022). Penerapan Aplikasi Uji Hipotesis (One Tail dan Two-tail)
pada data simulasi.
23