Anda di halaman 1dari 22

STATISTIK

PENGUJIAN HIPOTESIS

MAKALAH

Disusun Oleh (Kelompok 5) :

Fahmi Nuddin Kosasih (211010501795)


Indria Nova Sekar Rismala (211010502553)
Jihan Nurraniyah (211010502087)
Jihan Oktaviani Nurcahya (211010501855)
Romipan (211010501998)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah yang kami ambil, dengan judul
"Pengujian Hipotesis”.

Kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan mendukung kami dalam penyusunan makalah ini. Terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan panduan dan
bimbingan kepada kami selama proses pembelajaran.

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan dengan jelas tentang pengujian


hipotesis dalam penelitian dan pentingnya menggunakan pendekatan statistik. Kami
berharap bahwa makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
konsep pengujian hipotesis dan memberikan panduan yang berguna bagi pembaca
yang ingin mengembangkan penelitian dengan pendekatan statistik yang obyektif.

Makalah ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu pendahuluan yang menjelaskan
latar belakang dan tujuan penyusunan makalah, pengertian dan jenis hipotesis,
langkah-langkah dalam pengujian hipotesis, contoh penerapan pengujian hipotesis,
dan kesimpulan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki keterbatasan dan


kekurangan, oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca yang ingin memahami lebih dalam tentang pengujian hipotesis dalam
penelitian.

Pamulang, 01 Juli 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Hipotesis ......................................................................................................... 3

2.2 Fungsi Pengujian Hipotesis .............................................................................................. 4

2.3 Konsep Hipotesis.............................................................................................................. 5

2.4 Cara Menyusun Hipotesis ................................................................................................ 6

2.5 Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis ....................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 18

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam penelitian ilmiah, pengujian hipotesis menjadi salah satu aspek krusial
pada proses analisis data. Pengujian hipotesis dilakukan buat menaruh dasar yg
bertenaga & obyektif pada merogoh kesimpulan. Dalam menguji hipotesis, peneliti
memakai pendekatan statistik yg dari dalam teori probabilitas. Melalui pengujian
hipotesis, peneliti bisa menguji disparitas antara grup sampel, interaksi antara
variabel, atau imbas berdasarkan suatu perlakuan. Dengan menggunakan pendekatan
statistik yang objektif, pengujian hipotesis membantu dalam menyikapi data secara
ilmiah dan mendukung pengembangan pengetahuan.

Tujuan pengujian hipotesis adalah untuk memvalidasi atau menolak hipotesis


yang diajukan. Dengan demikian, pengujian hipotesis dapat memberikan kepastian
dan keakuratan dalam penelitian. Selain itu, pengujian hipotesis juga membantu
dalam menguji teori-teori yang ada, membuat keputusan berdasarkan bukti statistik,
dan menyediakan dasar bagi penelitian lanjutan.

Suatu populasi masyarakat mempunyai masalah sangat kompleks sehingga


butuh sebuah pendekatan statistik untuk memecahkan masalah itu. Peneliti juga
harus mempunyai ilmu pengujian hipotesis mumpuni. Oleh karena itu, pemahaman
yang baik tentang pengujian hipotesis menjadi sangat penting bagi peneliti dalam
menyusun dan melakukan penelitian yang berkualitas. Dengan memahami langkah-
langkah dalam pengujian hipotesis, peneliti akan dapat memperoleh hasil penelitian
yang lebih valid dan akurat.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian uji hipotesis?


2. Apa kegunaan pengujian hipotesis?
3. Apa macam-macam pengujian hipotesis?
4. Bagaimana langkah-langkah dalam pengujian hipotesis?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui pengertian uji hipotesis.


2. Mengetahui kegunaan pengujian hipotesis.
3. Untuk mengetahui macam-macam pengujian hipotesis.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pengujian hipotesis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hipotesis

Menurut Zikmund (1997 : 112) hipotesis adalah proposes atau dugaan belum
terbukti bahwa tentatif menjelaskan fakta atau fenomena serta kemungkinan
jawaban atas pertanyaan- pertanyaan penelitian sedangkan menurut Erwan dan Dyah
( 2007 : 137) hipotesis adalah pernyataan atau tuduhan sementara terhadap masalah
atau kajian penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga
harus diuji secara empiris. Jadi Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
masalah yang masih praduga karena masih harus diverifikasi.

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti Lemah atau kurang atau di
bawah , Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti.
Sehingga hipotesis dapat diartikan sebagai Pernyataan yang masih lemah
kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara.
Hipotesis juga dapat diartikan sebagai pernyataan keadaan populasi yang akan diuji
kebenarannya menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel, dan
dapat dirumuskan berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan
umum, kesimpulan yang masih sangat sementara.

Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan


memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian
hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa
benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan
dalam bentuk probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari
statistik inferensi (statistic induktif), karena berdasarkan pengujian tersebut,
pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan sebagai dasar penelitian lebih lanjut
dapat terselesaikan.

3
2.2 Fungsi Pengujian Hipotesis

Dalam buku Hipotesis dan Variabel Penelitian (2021) karya Ig. Dodiet Aditya
Setyawan, dijelaskan bahwa manfaat hipotesis adalah:

a) Untuk memberi batasan serta memperkecil jangkauan penelitian.


b) Untuk membantu mengarahkan peneliti pada kondisi fakta serta hubungan
antarfakta.
c) Sebagai alat untuk memfokuskan fakta menjadi satu kesatuan utuh.
d) Sebagai panduan untuk menguji serta menyesuaikan fakta dan antarfakta.

Pengujian hipotesis memiliki beberapa kegunaan penting dalam penelitian dan


analisis data, antara lain:

1) Pengambilan Keputusan: Pengujian hipotesis membantu dalam pengambilan


keputusan berdasarkan bukti empiris. Dengan menguji hipotesis, kita dapat
menentukan apakah terdapat cukup bukti untuk menolak hipotesis nol (klaim
awal) dan mendukung hipotesis alternatif.

2) Verifikasi Klaim: Pengujian hipotesis digunakan untuk memverifikasi atau


menguji klaim yang diajukan berdasarkan data empiris. Dalam banyak
konteks, terdapat klaim atau hipotesis yang perlu diuji secara ilmiah untuk
memastikan kebenarannya.

3) Menyelidiki Hubungan: Pengujian hipotesis memungkinkan kita untuk


menyelidiki hubungan antara variabel-variabel tertentu dalam sebuah
penelitian. Misalnya, apakah ada hubungan antara penggunaan media sosial
dan tingkat depresi pada remaja.

4) Evaluasi Efektivitas: Dalam konteks penelitian atau intervensi, pengujian


hipotesis digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dari suatu tindakan atau
perlakuan. Misalnya, apakah program pelatihan meningkatkan keterampilan
kerja karyawan?

5) Pemahaman Populasi: Dengan menguji hipotesis pada sampel yang diambil


dari populasi yang lebih besar, kita dapat memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang karakteristik populasi tersebut. Pengujian hipotesis

4
membantu dalam generalisasi hasil penelitian ke populasi secara
keseluruhan.

6) Validitas dan Keandalan: Pengujian hipotesis membantu dalam memvalidasi


dan memastikan keandalan data dan temuan penelitian. Dengan mengikuti
prosedur pengujian yang tepat, kita dapat memastikan bahwa hasil penelitian
yang diperoleh dapat diandalkan dan memiliki validitas statistik.

Pengujian hipotesis merupakan alat yang penting dalam metode ilmiah dan
analisis data. Melalui pengujian hipotesis, kita dapat mengambil keputusan
berdasarkan bukti empiris, memverifikasi klaim, menyelidiki hubungan,
mengevaluasi efektivitas, memahami populasi, dan memastikan validitas dan
keandalan data penelitian.

2.3 Konsep Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1)


yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan
menggunakan teori-teori yang ada hubungannya (relevan) dengan masalah
penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata dilapangan.
Hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan dengan kalimat positif. Hipotesis nol adalah
pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara parameter
dengan statistik. Hipotesis Nol (Ho) dirumuskan dengan kalimat negatif. Nilai
Hipotesis Nol (Ho) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter.

Menurut Kerlinger (1973:18) dan Tuckman (1982:5) mengartikan hipotesis


adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih.
Selanjutnya menurut Sudjana (1992:219) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau
dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering
dituntut untuk melakukan pengecekannya. Atas dasar dua definisi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus
diuji lagi kebenarannya.

5
2.4 Cara Menyusun Hipotesis

Perlu dipahami bahwa rumusan hipotesis penelitian tidak “jatuh dari langit”
atau muncul secara tiba-tiba tanpa dilandasi suatu teori atau kajian ilmiah. Hipotesis
penelitian tidak dirumuskan hanya sekedar mengikuti dugaan atau asumsi peneliti
saja, meskipun dugaan peneliti dapat menjadi titik tolak dalam telaah teori dan
prediksi hasil penelitiannya kelak. Jadi, hipotesis dirumuskan tidak sekedar
mengikuti dugaan atau asumsi peneliti, tetapi berasal dari penguraian landasan teori
yang disusun sebelumnya.

Dalam perumusan hipotesis secara statistik dinyatakan melalui simbol-simbol.


Terdapat dua macam hipotesis yakni hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha),
yang ditulis selalu berpasangan. Jika salah satu ditolak, yang lain pasti diterima,
sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau H0 ditolak pasti Ha
diterima. Dengan dipasangkan itu, dapat dibuat keputusan yang tegas, mana yang
diterima dan mana yang ditolak.

Di bawah ini merupakan contoh pernyataan yang dapat dirumuskan sebagai


hipotesis statistiknya:

1) Dalam suatu penelitian eksperimen yang berjudul “Pengaruh model


pembelajaran tradisional terhadap kemampuan pro-sosial siswa”, rumusan
hipotesis statistiknya disusun sebagai berikut:

Ho : Tidak ada pengaruh model pembelajaran tradisional terhadap


kemampuan pro-sosial siswa

Ha : Ada pengaruh model pembelajaran tradisional terhadap kemampuan


pro-sosial siswa

2) Dalam peneltian eksperimen yang berjudul “Efektivitas Layanan BK


terhadap peningkatan Percaya Diri Siswa”, rumusan hipotesis statistiknya
disusun sebagai berikut:

Ho : Layanan BK tidak efektif dalam peningkatan Percaya Diri Siswa

Ha : Layanan BK efektif dalam peningkatan Percaya Diri Siswa

6
2.5 Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dapat dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan kriteria yang
menyertainya.

1. Berdasarkan Jenis Parameternya

Didasarkan atas jenis parameter yang di gunakan, pengujian hipotesis dapat di


bedakan atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut .

A) Pengujian Hipotesis Tentang Rata-Rata

Pengujian hipotesis tentang rata-rata adalah pengujian hipotesis mengenai


rata-rata populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya.

1) Sampel besar ( n > 30 )

Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sample besar (n > 30), uji
statistiknya menggunakan distribusi Z.

Contoh Soal :

Seorang peneliti ingin menguji apakah rata-rata tingkat kepuasan pelanggan


pada suatu restoran cepat saji berbeda dari rata-rata tingkat kepuasan pada restoran
sejenis lainnya di daerah tersebut. Dia mengambil sampel acak sebanyak 50
pelanggan dari restoran tersebut dan menemukan rata-rata tingkat kepuasan sebesar
4,2 dengan simpangan baku 0,6. Rata-rata tingkat kepuasan pada restoran sejenis
lainnya di daerah tersebut diketahui sebesar 4,0. Gunakan tingkat signifikansi 0,05.
Apakah ada cukup bukti untuk menyatakan bahwa rata-rata tingkat kepuasan
pelanggan di restoran tersebut lebih tinggi daripada rata-rata tingkat kepuasan pada
restoran sejenis lainnya?

Jawaban: Langkah 1: Menetapkan Hipotesis

➢ Hipotesis Nol (H0): μ = 4,0 (tidak ada perbedaan antara rata-rata tingkat
kepuasan pada restoran tersebut dengan restoran sejenis lainnya).

➢ Hipotesis Alternatif (H1): μ > 4,0 (rata-rata tingkat kepuasan pada restoran
tersebut lebih tinggi daripada restoran sejenis lainnya).

7
Langkah 2: Menentukan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi (α) ditentukan
sebelumnya dan dalam contoh ini menggunakan α = 0,05.

Langkah 3: Menentukan Uji Statistik Karena sampel memiliki ukuran yang cukup
besar (n > 30) dan diasumsikan mewakili populasi dengan baik, kita dapat
menggunakan uji statistik z. Rumus uji statistik z adalah: z = (x̄ - μ) / (σ / √n) Di
mana:

➢ x̄ adalah rata-rata sampel

➢ μ adalah rata-rata populasi yang diajukan dalam hipotesis nol

➢ σ adalah simpangan baku populasi

➢ n adalah ukuran sampel

Langkah 4: Menghitung Uji Statistik Dalam contoh ini, x̄ = 4,2, μ = 4,0, σ = 0,6, dan
n = 50. Menggantikan nilai-nilai ini ke dalam rumus, kita dapat menghitung uji
statistik z: z = (4,2 - 4,0) / (0,6 / √50) z ≈ 1,67

Langkah 5: Menentukan Batasan dan Daerah Kritis Karena hipotesis alternatif


adalah "lebih besar dari" (>), kita menggunakan uji satu sisi dan menentukan batasan
pada ekor positif distribusi normal standar. Dalam tingkat signifikansi 0,05, batasan
pada ekor positif adalah z = 1,645 (dalam uji statistik z).

Langkah 6: Pengambilan Keputusan Jika nilai uji statistik z lebih besar dari batasan
pada daerah kritis (lebih besar dari 1,645), maka kita dapat menolak hipotesis nol
dan menerima hipotesis alternatif. Jika nilai uji statistik z tidak melebihi batasan
pada daerah kritis, maka kita gagal menolak hipotesis nol.

Dalam contoh ini, nilai uji statistik z sebesar 1,67 lebih besar dari batasan pada
daerah kritis (1,645). Oleh karena itu, kita dapat menolak hipotesis nol dan
menyimpulkan bahwa terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa rata-rata
tingkat kepuasan pelanggan di restoran tersebut lebih tinggi daripada rata-rata
tingkat kepuasan pada restoran sejenis lainnya pada tingkat signifikansi 0,05.

8
2) Sampel Kecil (n ≤ 30)

Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel kecil (n ≤ 30), uji
statistiknya menggunakan distribusi t.

Contoh Soal:
Sebuah perusahaan percetakan mengklaim bahwa rata-rata ketebalan kertas
yang diproduksi adalah 0,25 mm. Untuk menguji klaim ini, seorang peneliti
mengambil sampel acak sebanyak 20 lembar kertas dan menemukan rata-rata
ketebalan sebesar 0,27 mm, dengan simpangan baku 0,04 mm. Apakah ada cukup
bukti untuk mendukung klaim perusahaan tersebut? Gunakan tingkat signifikansi
0,05.

Jawaban:

Langkah 1: Menetapkan Hipotesis

➢ Hipotesis Nol (H0): μ = 0,25 mm (tidak ada perbedaan antara rata-rata


ketebalan kertas yang diproduksi dengan klaim perusahaan).

➢ Hipotesis Alternatif (H1): μ ≠ 0,25 mm (ada perbedaan antara rata-rata


ketebalan kertas yang diproduksi dengan klaim perusahaan).

Langkah 2: Menentukan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi (α) ditentukan


sebelumnya dan dalam contoh ini menggunakan α = 0,05.

Langkah 3: Menentukan Uji Statistik Karena sampel memiliki ukuran kecil (n < 30),
kita menggunakan t-distribution untuk pengujian hipotesis. Rumus uji statistik t
adalah: t = (x̄ - μ) / (s / √n) Di mana:

➢ x̄ adalah rata-rata sampel

➢ μ adalah rata-rata populasi yang diajukan dalam hipotesis nol

➢ s adalah simpangan baku sampel

➢ n adalah ukuran sampel

Langkah 4: Menghitung Uji Statistik Dalam contoh ini, x̄ = 0,27 mm, μ = 0,25 mm,
s = 0,04 mm, dan n = 20. Menggantikan nilai-nilai ini ke dalam rumus, kita dapat
menghitung uji statistik t: t = (0,27 - 0,25) / (0,04 / √20) t ≈ 2,5

9
Langkah 5: Menentukan Derajat Kebebasan dan Daerah Kritis Derajat kebebasan
(df) dalam uji statistik t dihitung menggunakan (n - 1). Dalam contoh ini, df = 20 -
1 = 19. Selanjutnya, kita menentukan daerah kritis pada distribusi t dengan tingkat
signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan 19.

Langkah 6: Pengambilan Keputusan Jika nilai uji statistik t berada di luar daerah
kritis (lebih besar dari t-nilai kritis positif atau lebih kecil dari t-nilai kritis negatif),
maka kita dapat menolak hipotesis nol. Jika nilai uji statistik t berada di dalam daerah
kritis, maka kita gagal menolak hipotesis nol.

Dalam contoh ini, dengan menggunakan tabel distribusi t atau perangkat lunak
statistik, t-nilai kritis pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df = 19 adalah ±2,093.
Karena nilai uji statistik t sebesar 2,5 berada di luar daerah kritis ±2,093, kita dapat
menolak hipotesis nol dan menyimpulkan bahwa terdapat cukup bukti untuk
mendukung klaim perusahaan bahwa rata-rata ketebalan kertas yang diproduksi
berbeda signifikan dengan klaim mereka pada tingkat signifikansi 0,05.

B) Pengujian Hipotesis Beda Dua Rata-Rata

1) Sampel besar ( n > 30 )

Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel besar (n > 30),
uji statistiknya menggunakan distribusi Z.

Contoh Soal:
Sebuah perusahaan makanan mengklaim bahwa rata-rata waktu pengiriman
pesanan melalui sistem pengiriman baru mereka lebih cepat daripada sistem lama.
Untuk menguji klaim ini, seorang peneliti mengumpulkan data waktu pengiriman
pesanan dari 50 pesanan menggunakan sistem pengiriman baru dan 40 pesanan
menggunakan sistem pengiriman lama. Rata-rata waktu pengiriman pesanan
menggunakan sistem baru adalah 25 menit dengan simpangan baku 4 menit,
sedangkan rata-rata waktu pengiriman pesanan menggunakan sistem lama adalah 30
menit dengan simpangan baku 5 menit. Gunakan tingkat signifikansi 0,05. Apakah
ada cukup bukti untuk menyatakan bahwa rata-rata waktu pengiriman pesanan
menggunakan sistem baru lebih cepat daripada sistem lama?

10
Jawaban: Langkah 1: Menetapkan Hipotesis

➢ Hipotesis Nol (H0): μ1 - μ2 = 0 (tidak ada perbedaan antara rata-rata waktu


pengiriman pesanan menggunakan sistem baru dan sistem lama).

➢ Hipotesis Alternatif (H1): μ1 - μ2 < 0 (rata-rata waktu pengiriman pesanan


menggunakan sistem baru lebih cepat daripada sistem lama).

Langkah 2: Menentukan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi (α) ditentukan


sebelumnya dan dalam contoh ini menggunakan α = 0,05.

Langkah 3: Menentukan Uji Statistik Karena sampel memiliki ukuran yang cukup
besar (n > 30) dan diasumsikan mewakili populasi dengan baik, kita dapat
menggunakan uji statistik z untuk perbedaan dua rata-rata. Rumus uji statistik z
adalah: z = ((x̄1 - x̄2) - (μ1 - μ2)) / √((σ1^2/n1) + (σ2^2/n2)) Di mana:

➢ x̄1 dan x̄2 adalah rata-rata sampel

➢ μ1 dan μ2 adalah rata-rata populasi yang diajukan dalam hipotesis nol

➢ σ1 dan σ2 adalah simpangan baku populasi

➢ n1 dan n2 adalah ukuran sampel

Langkah 4: Menghitung Uji Statistik Dalam contoh ini, x̄1 = 25, x̄2 = 30, μ1 - μ2 =
0 (hipotesis nol), σ1 = 4, σ2 = 5, n1 = 50, dan n2 = 40. Menggantikan nilai-nilai ini
ke dalam rumus, kita dapat menghitung uji statistik z: z = ((25 - 30) - 0) / √((4^2/50)
+ (5^2/40)) z ≈ -3,13

Langkah 5: Menentukan Daerah Kritis Karena hipotesis alternatif adalah "kurang


dari" (<), kita menggunakan uji satu sisi dan menentukan batasan pada ekor negatif
distribusi normal standar. Dalam tingkat signifikansi 0,05, z-nilai kritis adalah -
1,645 (menggunakan tabel distribusi z atau perangkat lunak statistik).

Langkah 6: Pengambilan Keputusan Jika nilai uji statistik z berada di luar daerah
kritis (lebih kecil dari z-nilai kritis), maka kita dapat menolak hipotesis nol. Jika nilai
uji statistik z berada di dalam daerah kritis, maka kita gagal menolak hipotesis nol.

Dalam contoh ini, nilai uji statistik z sebesar -3,13 lebih kecil dari z-nilai kritis -
1,645. Oleh karena itu, kita dapat menolak hipotesis nol dan menyimpulkan bahwa
11
terdapat cukup bukti untuk menyatakan bahwa rata-rata waktu pengiriman pesanan
menggunakan sistem baru lebih cepat daripada sistem lama pada tingkat signifikansi
0,05.

2) Sampel Kecil ( n ≤ 30 )

Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel kecil (n ≤ 30),
uji statistiknya menggunakan distribusi t.

Contoh Soal:

Sebuah perusahaan elektronik mengklaim bahwa rata-rata usia produk A lebih


tinggi daripada produk B. Untuk menguji klaim ini, seorang peneliti mengambil
sampel acak sebanyak 15 produk A dan 12 produk B. Rata-rata usia produk A adalah
3 tahun dengan simpangan baku 0,8 tahun, sedangkan rata-rata usia produk B adalah
2,5 tahun dengan simpangan baku 0,6 tahun. Gunakan tingkat signifikansi 0,05.
Apakah ada cukup bukti untuk mendukung klaim perusahaan tersebut?

Jawaban: Langkah 1: Menetapkan Hipotesis

➢ Hipotesis Nol (H0): μ1 - μ2 = 0 (tidak ada perbedaan antara rata-rata usia


produk A dan produk B).

➢ Hipotesis Alternatif (H1): μ1 - μ2 > 0 (rata-rata usia produk A lebih tinggi


daripada produk B).

Langkah 2: Menentukan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi (α) ditentukan


sebelumnya dan dalam contoh ini menggunakan α = 0,05.

Langkah 3: Menentukan Uji Statistik Karena sampel memiliki ukuran kecil (n ≤ 30),
kita menggunakan t-distribution untuk pengujian hipotesis. Rumus uji statistik t
adalah: t = ((x̄1 - x̄2) - (μ1 - μ2)) / √((s1^2/n1) + (s2^2/n2)) Di mana:

➢ x̄1 dan x̄2 adalah rata-rata sampel

➢ μ1 dan μ2 adalah rata-rata populasi yang diajukan dalam hipotesis nol

➢ s1 dan s2 adalah simpangan baku sampel

➢ n1 dan n2 adalah ukuran sampel

12
Langkah 4: Menghitung Uji Statistik Dalam contoh ini, x̄1 = 3, x̄2 = 2,5, μ1 - μ2 =
0 (hipotesis nol), s1 = 0,8, s2 = 0,6, n1 = 15, dan n2 = 12. Menggantikan nilai-nilai
ini ke dalam rumus, kita dapat menghitung uji statistik t: t = ((3 - 2,5) - 0) /
√((0,8^2/15) + (0,6^2/12)) t ≈ 1,67

Langkah 5: Menentukan Derajat Kebebasan dan Daerah Kritis Derajat kebebasan


(df) dalam uji statistik t dihitung menggunakan (n1 + n2 - 2). Dalam contoh ini, df =
15 + 12 - 2 = 25. Selanjutnya, kita menentukan daerah kritis pada distribusi t dengan
tingkat signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan 25.

Langkah 6: Pengambilan Keputusan Jika nilai uji statistik t berada di luar daerah
kritis (lebih besar dari t-nilai kritis), maka kita dapat menolak hipotesis nol. Jika nilai
uji statistik t berada di dalam daerah kritis, maka kita gagal menolak hipotesis nol.

Dalam contoh ini, kita perlu menggunakan tabel distribusi t atau perangkat lunak
statistik untuk menentukan t-nilai kritis pada tingkat signifikansi 0,05 dan derajat
kebebasan 25. Misalkan t-nilai kritis adalah 1,711. Jika nilai uji statistik t sebesar
1,67 kurang dari t-nilai kritis 1,711, maka kita gagal menolak hipotesis nol. Oleh
karena itu, tidak ada cukup bukti untuk mendukung klaim perusahaan bahwa rata-
rata usia produk A lebih tinggi daripada produk B pada tingkat signifikansi 0,05.

C) Pengujian Hipotesis Beda Tiga Rata-Rata

1) Pengujian hipotesis tentang proporsi

Pengujian hipotesis tentang proporsi adalah pengujian hipotesis mengenai


proporsi populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya.

Contohnya:

a) Pengujian hipotesis satu proporsi

b) Pengujian hipotesis beda dua proporsi

c) Pengujian hipotesis beda tiga proporsi

2) Pengujian hipotesis tentang varians

Pengujian hipotesis tentang varians adalah pengujian hipotesis mengenai rata


rata populasi yang di dasarkan atas informasi sampelnya.
13
Contohnya:

a) Pengujian hipotesis tentang satu varians

b) Pengujian hipotesis tentang kesamaan dua varians

2. Berdasarkan Jumlah Sampelnya

Didasarkan atas ukuran sampelnya, pengujian hipotesis dapat dibedakan atas dua
jenis, yaitu sebagai berikut.

a) Pengujian hipotesis sampel besar

Pengujian hipotesis sampel besar adalah pengujian hipotesis yang menggunakan


sampel lebih besar dari 30 (n > 30).

b) Pengujian hipotesis sampel kecil

Pengujian hipotesis sampel kecil adalah pengujian hipotesis yang menggunakan


sampel lebih kecil atau sama dengan 30 (n ≤ 30).

3. Berdasarkan Jenis Distribusinya

Didasarkan atas jenis distribusi yang digunakan, pengujian hipotesis dapat


dibedakan atas empat jenis, yaitu sebagai berikut.

a) Pengujian hipotesis dengan distribusi Z

Pengujian hipotesis dengan distribusi Z adalah pengujian hipotesis yang


menggunakan distribusi Z sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut tabel
normal standard. Hasil uji statistik ini kemudian di bandingkan dengan nilai dalam
tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) yang dikemukakan.

Contohnya :

1) Pengujian hipotesis satu dan beda dua rata-rata sampel besar

2) Pengujian satu dan beda dua proporsi

14
b) Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student)

Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian hipotesis yang


menggunakandistribusi t sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut tabel t-
student. Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan dengan nilai dalam tabel untuk
menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) yang dikemukakan.

Contohnya :

1) Pengujian hipotesis satu rata-rata sampel kecil

2) Pengujian hipotesis beda dua rata-rata sampel kecil

c) Pengujian hipotesis dengan distribusi χ2 ( kai kuadrat)

Pengujian hipotesis dengan distribusi χ2 ( kai kuadrat) adalah pengujian


hipotesis yang menggunakan distribusi χ2 sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya
disebut tabel χ2. Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan dengan nilai dalam
tabel untukmenerima atau menolak hipotesis nol (Ho) yang dikemukakan.

Contohnya :

1). Pengujian hipotesis beda tiga proporsi

2). Pengujian Independensi

3). Pengujian hipotesis kompatibilitas

4). Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio)

d) Pengujian hipotesis dengan distribusi

F (F-ratio) adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi F (F-ratio)


sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut tabel F. Hasil uji statistik ini
kemudian dibandingkan dengan nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak
hipotesis nol (Ho) yang dikemukakan.

Contohnya :

1) Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata

15
2) Pengujian hipotesis kesamaan dua varians

4. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya

Didasarkan atas arah atau bentuk formulasi hipotesisnya, pengujian hipotesis


dibedakan atas 3 jenis, yaitu sebagai berikut.

a) Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test)

Pengujian hipotesis dua pihak adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis nol
(Ho) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (H1) berbunyi “tidak sama
dengan” (Ho = dan H1 ≠)

b) Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri

Pengujian hipotesis pihak kiri adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis nol
(Ho) berbunyi “sama dengan” atau “lebih besar atau sama dengan” dan hipotesis
alternatifnya (H1) berbunyi “lebih kecil” atau “lebih kecil atau sama dengan” (Ho =
atau Ho ≥ dan H1 < atau H1 ≤ ). Kalimat “lebih kecil atau sama dengan” sinonim
dengan kata “paling sedikit atau paling kecil”.

5. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya

Didasarkan atas arah atau bentuk formulasi hipotesisnya, pengujian hipotesis


dibedakan atas 3 jenis, yaitu sebagai berikut.

a) Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test)

Pengujian hipotesis dua pihak adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis nol
(Ho) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (H1) berbunyi “tidak sama
dengan” (Ho = dan H1 ≠)

b) Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri

Pengujian hipotesis pihak kiri adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis nol
(Ho) berbunyi “sama dengan” atau “lebih besar atau sama dengan” dan hipotesis
alternatifnya (H1) berbunyi “lebih kecil” atau “lebih kecil atau sama dengan” (Ho =
atau Ho ≥ dan H1 < atau H1 ≤ ). Kalimat “lebih kecil atau sama dengan” sinonim

16
dengan kata “paling sedikit atau paling kecil”.

c) Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan

Pengujian hipotesis pihak kanan adalah pengujian hipotesis di mana hipotesis


nol (Ho) berbunyi “sama dengan” atau “lebih kecil atau sama dengan” dan hipotesis
alternatifnya (H1) berbunyi “lebih besar” atau “lebih besar atau sama dengan” (Ho
= atau Ho ≤ dan H1 > atau H1 ≥). Kalimat “lebih besar atau sama dengan” sinonim
dengan kata “paling banyak atau paling besar”.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti Lemah atau kurang atau
di bawah , Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai
bukti. Sehingga dapat diartikan sebagai Pernyataan yang masih lemah kebenarannya
dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara.Pengujian
Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah
menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang di
buat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar atau salah, sehingga
menimbulkan risiko.

Prosedur Pengujian hipotesis

1) Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis


alternatifnya (Ha).

2) Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai table.

3) Langkah 3 : Membuat kriteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan


H0.

4) Langkah 4 : Melakukan uji statistik

5) Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan


H0.

18
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Purnomo Setiady dan Husaini Usman. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua.
Bandung : Alfabeta

Saputro, Budi. 2013. Pengertian, Fungsi, Ciri-ciri, Jenis-jenis, dan Pengujian


Hipotesis.[online] (http://saputro64.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-
fungsi-ciri-ciri-jenis- jenis_4796.html diakses 20 Maret 2018)

Iqbal, M Hasan. 2002. Pokok-pokok materi statistik 2 (statistik intensif).


Jakarta :Bumi Aksara

iv

Anda mungkin juga menyukai