Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring lajunya perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin
hari semakin melakukan perbaikan dan pembaharuan, tentunya kita
selalu menghadapi kendala ataupun suatu masalah. Untuk mencari
solusi dari segala masalah yang ada kita butuh suatu upaya- pemecahan.
Adapun salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah suatu bentuk
kegiatan yang sering kita sebut dengan penelitian.
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam
kehidupan. Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai
macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Dengan mempunyai rasa keingintahuan tentang sesuatu, mendorong
manusia untuk meneliti dan menghasilkan kebenaran. Untuk
melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan terlebih
dahulu, ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni
menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis.
Pada setiap kerja penelitian, peneliti hampir selalu dituntut
merumuskan asumsi, baik sebagai pijakan untuk merumuskan
hipotesis, mempertegas variabel maupun untuk uji hipotesis. Dalam
banyak literatur metodologi penelitian, pembahasan mengenai asumsi
selalu didekatkan dengan pembahasan mengenai hipotesis. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Hipotesis
merupakan suatu dugaan/kesimpulan sementara yang yang dapat
dibuktikan dan masih dapat dibuktikan kebenarannya, yang berarti
dugaan itu mungkin benar mungkin salah. Jadi, hipotesis adalah
kesimpulan teoritik yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui
anlisis terhadap bukti-bukti empirik.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis
dengan baik terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat
kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis
yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan
hipotesis, bagaimana bentuk/pola hubungan dalam penelitiannya dan
bagaimana pola berpikir dalam menyusun hipotesis. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai
pengertian, kegunaan dan jenis-jenis hipotesis, kesalahan dalam
pengujian hipotesis hingga langkah-langkah dalam pengujian
hipotesis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipotesis?
2. Sebutkan kegunaan hipotesis!
3. Apa saja yang termasuk jenis-jenis hipotesis?
4. Bagaimanakah kesalahan dalam pengujian hipotesis?
5. Sebutkan langkah-langkah pengujian hipotesis!
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hipotesis.
2. Untuk mengetahui kegunaan hipotesis.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis hipotesis.
4. Untuk mengetahui kesalahan dalam pengujian hipotesis.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah pengujian hipotesis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Hipotesis
Hipotesis, sesuai dengan asal katanya (hypo berarti di bawah,
thesis berarti dalih, kaidah, hukum), adalah pernyataan tentang suatu
dalil atau kaidah, tetapi yang kebenarannya belum terujikan secara
empirik. Dengan demikian, dikaitkan dengan masalah penelitian,
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan
yang diajukan, yang kebenaran jawaban ini akan dibuktikan secara
emperik dengan penelitian yang akan dilakukan. Dari uraian tersebut,
hipotesis dapat didefenisikan sebagai:
“Penjelasan sementara yang diajukan untuk menerangkan fenomena
problematic atau persoalan penelitian yang dihadapi”
Kemudian, berhubung pengertian permasalahan penelitian
seperti yang dikupas sebelumnya, maka defenisi tersebut dapat
diformulasikan pula secara lebih operasional sebagai:
“Suatu pernyataan tentang hubungan (yang diharapkan) antara dua
variabel atau lebih yang memungkinkan untuk pembuktian secara
empirik”
Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan–kesimpulan
teoritis yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan. Hipotesis adalah
jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap
paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
B. Kegunaan Hipotesis
Menurut Ary, dkk. (2010) bahwa ada dua alasan penting
mengapa hipotesis dinyatakan sebelum peneliti mengumpulkan data
penelitiannya. Kedua alasan itu adalah:
1. Hipotesis yang dinyatakan dengan tepat menunjukkan bahwa
peneliti memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidangnya untuk
melakukan penelitian atau investigasi.
2. Hipotesis itu memberikan arah untuk mengumpulkan dan
melakukan interpretasi data penelitian.
Sebagaimana diuraikan sebelumnya, hipotesis ini penting
artinya bagi seorang peneliti. Hipotesis bukan sekedar pernyataan,
melainkan merupakan pernyataan yang menyatakan sebagai jawaban
sementara terhadap persoalan dan sebagai prediksi (ramalan).
Hipotesis yang dirumuskan itu memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala
dan memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Artinya, hipotesis memberikan jawaban yang bersifat sementara
atas masalah yang dikemukakan oleh peneliti.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung
dapat diuji dalam penelitian. Hasil analisis data yang menyatakan
apakah hipotesis diterima atau ditolak, didasarkan pada keputusan
pengujian hipotesis yang memperlihatkan apakah suatu hipotesis
didukung atau tidak didukung oleh pembuktian dalam pengujian.
3. Hipotesis memberikan arah bagi penelitian. Hipotesis penelitian
yang dikemukakan oleh peneliti menjadi acuan kearah mana
penelitian kita, atau tipe jenis apa penelitian yang kita kerjakan.
Apakah penelitian kita ingin menguji perbedaan sesuatu, misalnya
hasil belajar siswa yang diberiperlakuan berbeda. Atau, hipotesis
yang kita rumuskan mengarahkan apakah ada hubungan atara
suatu variable atau factor tertentu dengan variable lainnya.
Misalnya, hubungan antara tingkat kemandirian dan hasil belajar
siswa.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan dan
hasil penelitian. Hasil pengujian atau pembuktian hipotesis,
menjadi rujukan untuk membuat keputusan dan kesimpulan
peneliti terkait dengan hasil analisis data. Kerangka acuan itu
berkenaan dengan besar kecil atau kuat lemahnya hubungan, jika
penelitian menggunakan rancangan korelasional, dan ada tidak
nya perbedaan skor rata-rata jika penelitian itu mengunakan
rancangan eksperimen.
C. Jenis-Jenis Hipotesis
1. Hipotesis Nihil (Ho)
Ketika akan menguji statistik kita selalu bekerja dengan dua
hipotesis yaitu hipotesis nihil atau hipotesis nol dan hipotesis
alternative. Hipotesis nihil (Ho) inilah yang sebenarnya diuji secara
statistik dan merupakan pernyataan tentang parameter yang
bertentangan dengan keyakinan peneliti. Ho sementara waktu di
pertahankan benar benar hingga pengujian statistik mendapatkan
bukti yang menentang atau mendukungnya. Apabila dari pengujian
statistik diperoleh keputusan yang mendukung atau setuju dengan
Ho, maka dapat dinyatakan bahwa Ho diterima. Sebaliknya jika
diperoleh keputusan yang bertolak belakang atau bertentangan
dengan keputusan Ho, maka dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak.
Hipotesis ini mempunyai bentuk dasar atau memiliki
statetment yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X
dan variabel Y yang akan diteliti, atau variabel Indipenden (X) tidak
memengaruhi variabel dependen (Y). Statetment kongkritnya dapat
di contohkan.
Contoh : tidak ada hubungan antara tingkat pelanggaran seksual
dan tingkat kasus penyakit AIDS/HIV disuatu negara.
Hipotesis Nol ini dibuat dengan kemungkinan yang benar
untuk ditolak, ini berarti apabila terbukti bahwa hipotesis nol tidak
benar dalam arti hipotesis itu ditolak, maka disimpulkan bahwa ada
hubungan antara variabel X dan variabel Y.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Hipotesis Alternatif diberi symbol Ha, disebut juga hipotesis
kerja (H1). Pihak peneliti tidak menguji Ha sebab Ha adalah lawan
Ho. Hipotesis alternatif dapat langsung dirumuskan apabila
ternyata pada suatu penelitian, hipotesis nol ditolak.
Hipotesis ini menyatakan ada hubungan, yang berarti ada
signifikan hubungan antara variabel indipenden (X) dan variabel
dependen (Y).
Sebagai hipotesis yang berlawanan dengan hipotesis nol,
maka hipotesis ini disiapkan untuk suatu kecenderungan menerima
statetment nya atau kebenarannya. Beberapa contoh dari hipotesis
kerja adalah:
“Ada perbedaan antara tingkat pendidikan seseorang dan status
sosial seseorang di masyarakat”.
Pada penjelasan mengenai hipotesis nol diatas disebutkan
apabila hipotesis nol di tolak, maka secara otomatis hipotesis
alternatif diterima. Keadaan seperti ini pula terjadi pada hipotesis
alternatif, yaitu apabila hipotesis alternatif terbukti ditolak, maka
hipotesis nol diterima.
Sebagai contoh, hipotesis nol berbunyi “Tidak ada hubungan
antara sikap liberalisme orang tua dan pemilihan tempat sekolah
anak anaknya”. Apabila ternyata hipotesis nol ini ditolak, maka
otomatis hipotesis alternatif berbunyi “ada hubungan antara
liberalisme orangtua dan pemilihan tempat sekolah anak anaknya”
dapat diterima. Hal semacam ini sama saja sebaliknya apabila kita
memulai dengan hipotesis alternatif, misalnya berbunyi : “ada
perbedaan kekuatan penyerapan pemirsa terhadap iklan yang
disiarkan melalui media televisi dan media cetak”. Kalau hipotesis
ini ternyata ditolak maka otomatis hipotesis nol berbunyi “ tidak
ada perbedaan kekuatan penyerapan pemirsa terhadap iklan yang
disiarkan melalui media televisi dan media cetak”, diterima.
Penolakan atau penerimaan suatu hipotesis penelitian, sama
sekali tidak ada hubungan dengan kredibilitas penelitinya. Karena
dalam suatu penelitian, sebuah hipotesis dapat ditolak atau
diterima tergantung hasil penelitian tersebut.
D. Kesalahan Dalam Pengujian Hipotesis
Ada dua macam kesalahan dalam pengujian hipotesis, yaitu:
1. Apabila kita menyatakan Ho diterima, kemudian dibuktikan
melauipenelitian kita menerimanya, maka kesimpulan yang dibuat
adalah benar.
2. Apabila kita menyatakan Ho diterima, kemudian dibuktikan melalui
penelitian ditolak, maka kesimpulann yang dibuat adalah
kesalahan model I.
3. Apabila kita menyatakan Ho ditolak, kemudian dibuktikan melalui
penelitian ditolak, maka kesimpulan yang dibuat adalah benar.
4. Apabila kita menyatakan Ho ditolak, kemudian dibuktikan melalui
penelitian kita menerimanya, maka kesimpulan yang dibuat adalah
kesalahan Model II.
Kesimpulan dan model kesalahan dapat disajikan sebagai
berikut:
Keadaan Yang Sebenarnya
Kesimpulan
Ho Benar Ho Salah
Menerima Ho Kesimpulan Benar Kesalahan Model I
Menolak Ho Kesalahan Model I Kesimpulan Benar
E. Langkah-Langkah Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis “Suatu prosedur berdasarkan bukti sampel
dan teori probabilitas untuk menentukan apakah suatu hipotesis
merupakan pernyataan yang masuk akal”.
Terdapat suatu prosedur 5 langkah yang mensistematisasikan
pengujian hipotesis, ketika kita tiba pada langkah 5, kita siap untuk
menolak hipotesis tersebut.
Berikut langkah – langkah pengujian Hipotesis :
1. Menentukan Formulasi Hipotesis
Formulasi atau perumusan hipotesis statistik dapat di
bedakan atas dua jenis, yaitu sebagai berikut :
a. Hipotesis nol / nihil (HO)
Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai
suatu pernyataan yang akan di uji. Hipotesis nol tidak memiliki
perbedaan atau perbedaannya nol dengan hipotesis
sebenarnya.
b. Hipotesis alternatif/ tandingan (H1 / Ha)
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang di rumuskan
sebagai lawan atau tandingan dari hipotesis nol. Dalam
menyusun hipotesis alternatif, timbul 3 keadaan berikut :
1) H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari
pada harga yang di hipotesiskan. Pengujian itu disebut
pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi
atau arah kanan.
2) H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari
pada harga yang di hipotesiskan. Pengujian itu disebut
pengujian satu sisi atau satu arah, yaitu pengujian sisi
atau arah kiri.
3) H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama
dengan harga yang di hipotesiskan. Pengujian itu disebut
pengujian dua sisi atau dua arah, yaitu pengujian sisi atau
arah kanan dan kiri sekaligus.
Secara umum, formulasi hipotesis dapat di tuliskan :

Apabila hipotesis nol (H0) diterima (benar) maka hipotesis


alternatif (Ha) di tolak. Demikian pula sebaliknya, jika hipotesis
alternatif (Ha) di terima (benar) maka hipotesis nol (H0) ditolak.
2. Menentukan Taraf Nyata (α)
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam
menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter
populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang di gunakan, semakin
tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang di uji,
padahal hipotesis nol benar.
Besaran yang sering di gunakan untuk menentukan taraf
nyata dinyatakan dalam %, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1),
sehingga secara umum taraf nyata di tuliskan sebagai α 0,01, α0,05,
α0,1. Besarnya nilai α bergantung pada keberanian pembuat
keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan (yang
menyebabkan resiko) yang akan di tolerir. Besarnya kesalahan
tersebut di sebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of
a test) atau daerah penolakan ( region of rejection).
Nilai α yang dipakai sebagai taraf nyata di gunakan untuk
menentukan nilai distribusi yang di gunakan pada pengujian,
misalnya distribusi normal (Z), distribusi t, dan distribusi X². Nilai
itu sudah di sediakan dalam bentuk tabel di sebut nilai kritis.
3. Menentukan Kriteria Pengujian
Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan
dalam menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara
membandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai kritis) dengan nilai
uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya. Yang di
maksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau arah pengujian.
a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau
lebih besar daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau
nilai uji statistik berada di luar nilai kritis.
b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau
lebih kecil daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau
nilai uji statistik berada di luar nilai kritis.
Dalam bentuk gambar, kriteria pengujian seperti gambar di
bawah ini :

4. Menentukan Nilai Uji Statistik


Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan
dengan distribusi tertentu dalam pengujian hipotesis. Uji statistik
merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel
yang di ambil secara random dari sebuah populasi. Misalkan,
akan di uji parameter populasi (P), maka yang pertama-tama di
hitung adalah statistik sampel (S).
5. Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan
dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (H o) yang
sesuai dengan kriteria pengujiaanya. Pembuatan kesimpulan
dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α
tabel atau nilai kritis.
a. Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai
kritisnya.
b. Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai
kritisnya.
Kelima langkah pengujian hipotesis tersebut di atas dapat di
ringkas seperti berikut :
Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternatifnya (Ha)
Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai
tabel.
Langkah 3 : Membuat kriteria pengujian berupa penerimaan dan
penolakan H0.
Langkah 4 : Melakukan uji statistic
Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan
penolakan H0.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipotesis, sesuai dengan asal katanya (hypo berarti di bawah,
thesis berarti dalih, kaidah, hukum), adalah pernyataan tentang suatu
dalil atau kaidah, tetapi yang kebenarannya belum terujikan secara
empirik. Dengan demikian, dikaitkan dengan masalah penelitian,
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan
yang diajukan, yang kebenaran jawaban ini akan dibuktikan secara
emperik dengan penelitian yang akan dilakukan. Ada dua jenis
hipotesis yaitu Hipotesis Nihil (Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha).
Hipotesis yang dirumuskan memiliki kegunaan sebagai berikut:
memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala dan
memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang,
memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji
dalam penelitian, memberikan arah bagi penelitian, serta memberikan
kerangka untuk melaporkan kesimpulan dan hasil penelitian.
Lima langkah pengujian hipotesis:
Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternatifnya (Ha)
Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai
tabel.
Langkah 3 : Membuat kriteria pengujian berupa penerimaan dan
penolakan H0.
Langkah 4 : Melakukan uji statistic
Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan
penolakan H0.
Kesimpulan dan model kesalahan pengujian dapat disajikan
sebagai berikut:
Keadaan Yang Sebenarnya
Kesimpulan
Ho Benar Ho Salah
Menerima Ho Kesimpulan Benar Kesalahan Model I
Menolak Ho Kesalahan Model I Kesimpulan Benar

B. Saran
Mengingat pentingnya mengetahui tentang metode penelitian
dalam mempersiapkan diri untuk melakukan penelitian serta
penyusunan skripsi. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak baik dosen ataupun mahasiswa demi kesempurnaan
makalah yang kami buat.
DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata, Sumadi. 2016. Metodologi Penelitian. Depok: Rajawali Pers

Setyosari, Punaji. 2016. Metode penelitian pendidikan dan


pengembangan. Jakarta: Prenada media Grup.

Sigit, Nugroho. 2007. Dasar–Dasar Metode Statistika. Bengkulu:Grasindo

Hanief, Yulingga Nanda dan Himawanto Wasis. 2017. Statistik


Pendidikan. Yogyakarta : Deepublish

Bungin, Burhan. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Lind A. Douglas, dkk. 2007. Teknik teknik statistika dalam bisnis dan
ekonomi. Jakarta:Salemba Empat

Jr, Gilbert A. Churchill. 2005. Dasar Dasar Riset Pemasaran.


Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai