Anda di halaman 1dari 22

METODOLOGI PENELITIAN

Drs. H. Husni El Hilali, M.Pd


KELOMPOK VI

Putri Ayu Anggraini Ariwinawati Ikram Ramadhan Akbar Mulyawan Nugraha

208190019 208190051 208190042 208190099


HIPOTESIS

1 2 3

Pengertian Hipotesis Ragam Hipotesis Ciri-ciri Hipotesis


Konsep Hipotesis Yang Baik

Review Skripsi
HIPOTESIS
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu hypo yang berarti dibawah dan tesis artinya
pendirian,pendapat yang ditegakkan atau kepastian.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap
paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya . Secara teknik , hipotesis adalah pernyataan
mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya melalui data yang diperoleh dari sampel
penelitian. Secara statistik , hipotesis merupakan pernyataan keadaan parameter yang akan diuji
melalui statistik sampel.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan ,belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data . Jadi hipotesis juga bisa dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian , belum jawaban yang empirik (Sugiyono:63).
Hipotesis dibuat berdasarkan teori yang relevan. Hipotesis selanjutnya harus dibuktikan terlebih
dahulu dengan cara pengumpulan data. dan kemudian dianalisis untuk menemukan jawaban
sesungguhnya.
Penelitian yang menggunakan hipotesis adalah penelitian kuantitatif. Sementara pada penelitian
kualitatif tidak menggunakan hipotesis, melainkan diharapkan dapat menemukan hipotesis yang
selanjutnya dapat diuji dengan metode kuantitatif. Apakah hipotesisi statistik itu sama dengan
hipotesis penelitian pada umumnya ? “Jadi kalau kita lihat hipotesis maka sebenarnya sama, mereka
sama-sama merupakan jawaban sementara. Bedanya yaitu hipotesis statistika itu digunakan jika
penelitian menggunakan sample. Sebeliknya jika tidak ada sample maka hipotesisnya tidak perlu
menggunakan hipotesis statistika” .
Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang dibuat atau digunakan dalam suatu penelitian,
sedangkan hipotesis statistik adalah hipotesis yang dibuat atau digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian.
B. Konsep Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti
mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap
penelitian harus merumuskan hipotesis . Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak
perlu merumuskan hipotesis.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif .
Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis tetapi diharapkan dapat ditemukan hipotesis.
 Adapun pedoman yang digunakan untuk merumuskan hipotesis yaitu :
1. Hipotesis dinyatakan sebagai hubungan antara ubahan-ubahan.
2. Hipotesis dinyatakan dengan kalimat pernyataan.
3. Hipotesis dapat di uji kebenarannya atau dapat mengumpulkan data untuk menguji kebenarannya.
4. Hipotesis dirumuskan dengan jelas.
Menurut Borg and Gall (1979 : 61) ada persyaratan hipotesis diantaranya yaitu :
Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat dan jelas.
Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih variabel.
Hipotesis didukung oleh teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian relevan.
Ada 2 jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian , yaitu :
Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau korelasi
ubahan-ubahan penelitian atau menyatakan adanya perbedaan pada kelompok-kelompok yang berlainan dalam
penelitian. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja menyakan adanya hubungan antara variabel X dan Y ,
atau adanya perbedaan antara dua kelompok .
Rumusan hipotesis kerja :
a. Jika ... Maka ...
Contoh :
jika orang banyak belajar, maka prestasinya akan meningkat.
Jika orang banyak makan , maka berat badannya akan naik.
b. Ada perbedaan antara .... Dan ....
Contoh :
Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian.
c. Ada pengaruh .... Terhadap....
Contoh :
Ada pengaruh makanan terhadap berat badan.
Ada pengaruh belajat terhadap prestasi.
 Tahapan-tahapan Pembentukan Hipotesis
1. Penentuan masalah
Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa
yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan  berdasarkan  berdasarkan hukum atau hukum atau teori atau dali atau
dalil-dalil l-dalil ilmu yang sudah yang sudah diketahui. Dasar diketahui. Dasar penalaran penalaran  pun sebaiknya
sebaiknya dikerjakan dikerjakan dengan sadar dengan perumusan perumusan yang tepat. Dalam proses  penalaran ilmiah
tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah.  
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam
penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan
dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak
dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap
bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis
yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
3. Pengumpulan fakta.
Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu
hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan
pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.
4. Formulasi hipotesa.
Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak
dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara
sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas menggambarkan
sifat  penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh
dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan
seketika itu  pula dilihat hipotesanya, dikenal dengan hukum gravitasi
5. Pengujian hipotesa
Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini
disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut
konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam  pengujian hipotesa
 pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa. dengan hipotesa. Bilamana usaha Bilamana usaha
itu tidak berhasil, berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi
(corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori.
6. Aplikasi/penerapan.
Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi),
dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat
diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
C. Ragam Hipotesis

Kemungkinan- kemungkinan
Hipotesis deskriptif hipotesis :
Dari segi bentuk 1. Hipotesis penelitian (populasi)
rumusan masalah 2. Hipotesis statistik (Sampel)
3. Hipotesis kerja ( teori yang
digunakan dipandang handal )
Hipotesis koperatif 4. Hipotesis nol (teori yang
digunakan masih diragukan )

Hipotesis asosiatif
Ragam atau bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian
(deskriptif,komparatif, dan assosiatif). Berdasarkan tiga macam masalah penelitian , maka ada 3 bentuk
hipotesis penelitian yaitu :
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara untuk rumusan masalah deskriptif, yaitu berkaitan
dengan variabel mandiri. Hipotesis juga dapt didefinisikan sebagai dugaan tentang suatu nilai variabel
mandiri. Artinya penelitian ini biasanya hanya ada 1 variabel dan tidak terikat dengan variabel lainnya.
Hipotesis ini tidak membuat perbandingan atau hubungan dengan variabel lain. yang dimaksud dengan
variabel 1 adalah tidak adanya perbandingan atau hubungan antara variabel dalam hipotesis ini.
1.   1:
Contoh
1. Rumusan Masalah : Seberapa tinggi semangat kerja kariyawan di PT. X?
Hipotesis kerja bisa berbentuk berikut ini :
a. Semangat kerja kariyawan di PT X = 75% dari kriteria ideal yang ditetapkan.
b. Semangat kerja kariyawan di PT X paling sedikit 60% dari kriteria ideal yang ditetapkan.
c. Semangat kerja keriyawan di PT X paling banyak 60% dari kriteria yang ditetapkan.
Hipotesis yang kita tulis dalam penelitian kita hanya 1, tiga hipotesis yang ditulis diatas hanya sebagai alternatif. Kita
bisa memilih salah satu tentu yang paling sesuai dengan teori yang ada.
Hipotesis nol dapat kita tulis:
a. Semangat kerja kariyawan di PT X = 75%
b. Semangat kerja kariyawan di PT X > 75%
c. Semangat kerja kariyawan di PT X <75%
Kita juga dapat membuat hipotesis statistiknya jika dalam penelitian kita menggunakan sample.
Hipotesis Statistik :
Hipotesis statistik kita gunakan jika kita menggunakan sampel dalam penelitian kita.
d. Ho: = 75% b. Ho: 75% c. Ho: ≤ 75%
Ha: ≠ 75% Ha: < 75% Ha: > 75%
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif adalah hipotesisi yang digunakan untuk membandingkan pengaruh dari satu
variabel terhadap dua subjek yang berbeda. Jadi variabelnya satu di gunakan pada subjek
(populasi/sampel) yang berbeda, dan pada waktunya berbeda.
Contoh :
1. Rumusan Masalah Komperatif
Bagaimanakah produktifitas kinerja guru di SD X jika dibandingkan dengan kinerja guru di SD Y ?
2. Hipotesis Komparatif
Berdasarkan rumusan masalah komperatif tersebut dapat dikemukkan tiga model hipotesis nol dan
alternatif sebagai berikut :
Hipotesis Nol :
1. Tidak ada perbedaan kinerja guru di SD X dengan guru di SD Y; atau terdapat kesamaan kinerja
antara guru di SD X dan Guru di SD Y.
2. Kinerja guru di SD X lebih baik atau sama dengan guru di SD Y
3. Kinerja guru di SD X lebih buruk atau sama dengan guru di SD Y
Hipotesis kerja:
1. Ha : Kinerja guru di SD X lebih baik (atau lebih buru dari guru di SD Y )
2. Ha : Kinerja guru di SD X lebih buruk dari pada (<) guru di SD Y
3. Ha : Kinerja guru di SD X lebih baik dari pada (>) guru di SD Y
Hipotesis Statistik :
4. Ho : µ1 = µ2 2. Ho : µ1 ≥ µ2 3. Ha : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1 ≠ µ2 Ha : µ1 < µ2 Ho : µ1 > µ2

µ1 : Rata-rata (populas) kinerja guru di SD X


µ2 : Rata-rata (populasi)kinerja guru di SD Y
3. Hipotesis Assosiatif
Hipotesisi asosiatif adalah jawaban sementara untuk rumusan masalah pertanyaan yang berbentuk asosiatif.
Bentuk asosiatif yang dimaksud adalah ada pertanyaan tentang hubungan dua variabel atau lebih.
Contoh :
1. Rumusan Masalah :
Adakah hubungan yang siknifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan jumlah barang yang terjual?
2. Hipotesis Penelitian :
Terdapat hubungan yang positif dan siknifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan jumlah barang yang
terjual.
3. Hipotesis Statistik :
Ho: p = 0, 0 beratarti tidak ada hubungan. (jika hasilnya p = 0, maka tidak terdapat hubungan anatara tinggi
pelayan toko dengan jumlah barang yang terjual).
Ha: p ≠ 0, “jika p tidak sama dengan 0, maka p bisa lebih besar atau kurang dari 0. dan dapat didefinisikan
bahwa terdapat hubungan yang siknifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan jumlah barang yang terjual”
p = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotiskan.
1.   Review Skripsi

Contoh Hipotesis 1 :
Contoh hipotesis ini diambil dari skripsi yang di susun oleh Hajizah Ranari dengan judul “Hubungan Motivasi
Berprestasi dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Kota Jambi”
Rumusan Masalah :
1. Seberapa besar skor motivasi berprestasi siswa kelas X MIPA SMA Negeri 10 Kota Jambi ?
2. Seberapa besar skor hasil belajar ulangan tengah semester siswa kelas X MIPA SMA Negeri 10 Kota Jambi?
3. Apakah ada hubungan yang signifikansi hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar siswa
matematika siswa kelas X MIPA SMA Negeri 10 Kota Jambi?
Hipotesis alternatif dan Hipotesis nolnya :
: Ada korelasi positif yang signifikan antara motivasi
berprestasi dan hasil belajar matematika siswa.
: Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara motivasi berprestasi dan hasil belajar matematika siswa.
Hipotesis Statistik :
Adapun keterangannya sebagai berikut:
= Tidak ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan hasil ulangan tengah semester matematika
siswa .
= Terdapat hubungan yang positif atara motivasi berprestasi dengan hasil ulangan tengah semester matematika siswa.
= Nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan (Sugiyono, 2016:69)
Contoh Hipotesis 2 :
Contoh hipotesis ini diambil dari skripsi yang di susun oleh Titin Masturoh dengan judul skripsi : “HUBUNGAN
ANTARA BELIEFS MATEMATIKA DENGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 3 KOTA JAMBI ”
Rumusan Masalah :
1. Berapa besar skor beliefs matematika siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kota Jambi tentang
matematika?
2. Berapa besar skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kota
Jambi?
3. Apakah terdapat hubungan antara beliefs matematika dengan kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kota Jambi?
Hipotesis Penelitian :
jika beliefs matematika positif berhubungan dengan kemampuan pemahaman konsep matematika positif.
Hipotesis Statistika :
Hipotesis statistik diperlukan untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang diuji dengan data sampel itu dapat
diberlakukan untuk populasi atau tidak. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
𝐻0 : 𝜇𝐴1 ≤ 𝜇𝐴2
𝐻𝑎 : 𝜇𝐴1 > 𝜇𝐴2
𝜇𝐴1 = Skor rata-rata beliefs matematika
𝜇𝐴2 = Skor rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika
𝐻0 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beliefs matematika dan kemampuan pemahaman
konsep matematika.
𝐻𝑎 = Terdapat hubungan yang signifikan antar beliefs matematika dan kemampuan pemahaman konsep
matematika.
D. Ciri-ciri Hipotesis Yang Baik
1. Hipotesis merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri,
perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan
dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. (Pada umumnya
dipotesis deskriptif tidak di rumuskan ).
2. Hipotesis dinyatakan dalam kalimat yang jelas , sehingga tidak
menimbulkan berbagai penafsiran.
3. Hipotesis dapat di uji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-
metode ilmiah.
4. Hipotesis harus sesuai dengan fakta.
“Belajar di saat orang lain tidur,
Bekerja sementara yang lain
bermalas-malasan,
Mempersiapkan disaat orang lain
bermain,
Dan bermimpi sementara lainnya
sedang berharap.”
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai