Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar atau mungkin saja salah. Hipotesis
akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.
Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil
penyelidikan terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai
konklusi, suatu konklusi yang bersifat sementara. Sebagai konklusi tentu hipotesis tidak dibuat
dengan semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu.
Hipotesis-hipotesis selalu merupakan petunjuk jalan bagi kegiatan-kegiatan dalam
perencanaan pola-pola researchnya, dimana data akan dikumpulkan, teknik analisis, dan arah
penyimpulannya. Pengetahuan ini sebagian diambil dari hasil-hasil serta dari problematik-
problematik yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari renungan-
renungan atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil
penyelidikan eksploratif yang dilakukan sendiri. Hipotesis kerja harus dinyatakan dalam
bentuk statemen, tidak boleh dalam bentuk pertanyaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hipotesisi ?
2. Apa fungsi dan tujuan hipotesis ?
3. Apa jenis-jenis hipotesis ?
4. Apa bentuk-bentuk hipotesis ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis
Setelah masalah dirumuskan, maka langkah berikutnya ialah merumuskan hipotesis.
Apakah hipotesis itu? ada banyak definisi hipotesis yang pada hakekatnya mengacu pada
pengertian yang sama. Diantaranya ialah hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
masalah yang sedang diteliti, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Dari arti katanya hipotesis memang berasal dari dua penggalan kata, “hypo” yang
artinya “dibawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara
menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembang
menjadi hipotesis. Menurut Prof. Dr. S. Nasution definisi hipotesis ialah “pernyataan tentatif
yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk
memahaminya”.1
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian belum
jawaban yang empirik dengan data.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis tetapi justru
diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.2
B. Fungsi dan Tujuan Hipotesis
Ada beberapa fungsi hipotesis dalam proses penelitian. Ashan, menjelaskan beberapa
fungsi hipotesis sebagai berikut:

1
Jonathan Sarwono. METODE PENELITIAN Kuantitatif & Kualitatif. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006).
hlm 37.
2
Sugiyono. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). (Bandung:
Alfabeta, 2016). hlm 96.

2
1. Hipotesis merupakan solusi sementara mengenai suatu masalah dengan beberapa
kebenaran yang memungkinkan seorang peneliti untuk memulai penelitian.
2. Hipotesis menawarkan dasar secara spesifik dalam membangun apa yang harus dipelajari
untuk memberikan solusi sebuah masalah.
3. Setiap hipotesis dapat mengakibatkan perumusan hipotesis yang lain.
4. Setiap hipotesis membantu peneliti dengan pernyataan yang dapat diuji secara objektif,
diterima atau ditolak dan mengantarkan peneliti untuk menafsirkan hasil dan menarik
kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan awal.
George J. Mouley menyatakan bahwa perumusan hipotesis memiliki tujuan-tujuan
sebagai berikut:
1. Hipotesis memberikan arahan dalam penelitian yang berguna untuk mencegah kajian
literatur dan pengumpulan data yang tidak relevan.
2. Hipotesis menambah kepekaan peneliti mengenai apek-aspek tertentu dari situasi yang
tidak relevan dari sudut pandang masalah yang dihadapi.
3. Hipotesis memungkinkan peneliti untuk memahami masalah yang diteliti dengan lebih
jelas.
4. Hipotesis digunakan sebagai sebuah kerangka untuk meyakinkan peneliti.3
C. Jenis – Jenis Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang tinggi kedudukannya dalam penelitian.
Oleh karena itulah, maka dari peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan
hipotesis ini dengan jelas. Seorang ahli bernama Borg yang dibantu temannya Gall
mengajukan adanya pernyataan untuk ibu tesis sebagai berikut:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih
variabel.
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian:

3
Nanang Martono. METODE PENELITIAN KUANTITATIF Analisis Isi dan Data Sekunder. (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011). hlm 64-66.

3
1. Hipotesis kerja atau disebut hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan
adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja:
a. Jika………………..………..maka…….…………………..
Contoh: Jika orang makan, banyak maka berat badannya akan naik.
b. Ada perbedaan antara………………..dan…………………
Contoh: Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara
berpakaian.
c. Ada pengaruh………………....terhadap…………………..
Contoh: Ada pengaruh makanan terhadap berat badan.
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis
statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan
perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel
atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Pemberian nama “hipotesis
nol” atau “hipotesis nihil” dapat dimengerti dengan mudah karena tidak ada perbedaan
antara dua variabel. Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua
adalah nol atau nihil.
Rumusan hipotesis nol:
a. Tidak ada perbedaan antara….……….dengan………….....
Contoh: Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat 1 dan mahasiswa tingkat 2
dalam disiplin kuliah.
b. Tidak ada pengaruh……………….terhadap………………
Contoh: Tidak ada pengaruh jarak dari rumah ke sekolah terhadap kerajinan mengikuti
kuliah.4
D. Bentuk – Bentuk Hipotesis
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian.
Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga
yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan

4
Suharsimi Arikunto. PROSEDUR PENELIYIAN Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006).
hlm 73-74.

4
asosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu
hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu
berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh:
a. Rumusan masalah deskriptif
Berapa lama daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK ?
b. Hipotesis deskriptif
Daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMK sama dengan 6 jam/hari (Ho). Ini
merupakan hipotesis nol, karena daya tahan berdiri karyawan lulusan SMK yang ada
pada sampel diharapkan tidak berbeda secara signifikan dengan daya tahan yang ada
pada populasi. (Angka 6 jam/hari merupakan angka hasil pengamatan sementara).
Hipotesis alternatif nya adalah : Daya tahan karyawan toko lulusan SMK tidak ≠ 6 jam.
“Tidak sama dengan” ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 6 jam.
c. Hipotesis statistik
Ho :  = 6 jam/hari
Ha :  ≠ 6 jam/hari
 : Adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan (ditaksirkan melalui sampel)
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya berbeda,
atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh:
a. Rumusan masalah komparatif
Bagaimanakah prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X bila dibandingkan
dengan Perguruan Tinggi Y ?
b. Hipotesis komparatif
Berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut dapat dikemukakan tiga model
hipotesis nol dan alternatif sebagai berikut:

5
Hipotesis nol:
1) Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X
dengan Perguruan Tinggi Y; atau terdapat persamaan prestasi belajar antara
mahasiswa Perguruan Tinggi X dan Y.
2) Ho : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih besar atau sama dengan
(≥) Perguruan Tinggi Y (“lebih besar atau sama dengan)” = paling sedikit).
3) Ho : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih kecil atau sama dengan
(≤) Perguruan Tinggi Y (“lebih kecil atau sama dengan)” = paling besar).
Hipotesis alternatif:
1) Ha : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih besar (atau lebih kecil)
dari Perguruan Tinggi Y.
2) Ha : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih kecil dari pada Perguruan
Tinggi Y. (<)
3) Ha : Prestasi belajar mahasiswa Perguruan Tinggi X lebih brsar dari pada Perguruan
Tinggi Y. (>)
c. Hipotesis Statistik
1) Ho : 1 = 2
Ha : 1 ≠ 2
2) Ho : 1 ≥ 2
Ha : 1 < 2
3) Ho : 1 ≤ 2
Ha : 1 > 2
1 = rata-rata (populasi) produktifitas mahasiswa PT. X
2 = rata-rata (populasi) produktifitas mahasiswa PT. Y
3. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif,
yaitu yang menanyakan hubungan anatara dua variabel atau lebih.
a. Rumusan masalah asosiatif
Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah
dengan iklim kerja sekolah.

6
b. Hipotesis penelitian
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah
dengan iklim kerja sekolah.
c. Hipotesis statistik
Ho :  = 0 ---- 0 berarti tidak ada hubungan.
Ha :  ≠ 0 ---- “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol
berarti ada hubungan.
 = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.5

5
Sugiyono. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). (Bandung:
Alfabeta, 2016). hlm 100-104.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sedang diteliti, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul. Dari arti katanya hipotesis memang berasal dari dua
penggalan kata, “hypo” yang artinya “dibawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”.
Menurut Prof. Dr. S. Nasution definisi hipotesis ialah “pernyataan tentatif yang merupakan
dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya”.
Fungsi hipotesis dalam proses penelitian yaitu setiap hipotesis membantu peneliti
dengan pernyataan yang dapat diuji secara objektif, diterima atau ditolak dan mengantarkan
peneliti untuk menafsirkan hasil dan menarik kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan
awal. Sedangkan tujuan hipotesis yaitu hipotesis memberikan arahan dalam penelitian yang
berguna untuk mencegah kajian literatur dan pengumpulan data yang tidak relevan. Hipotesis
memungkinkan peneliti untuk memahami masalah yang diteliti dengan lebih jelas.
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu pertama, hipotesis
kerja atau disebut hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya
hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Kedua,
hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya
perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu Pertama, hipotesis deskriptif yaitu
jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu berkenaan dengan variabel mandiri.
Kedua, hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Ketiga, hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan anatara dua variabel atau lebih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. PROSEDUR PENELIYIAN Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT


Rineka Cipta), 2006.
Martono, Nanang. METODE PENELITIAN KUANTITATIF Analisis Isi dan Data Sekunder.
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), 2011.
Sarwono, Jonathan. METODE PENELITIAN Kuantitatif & Kualitatif. (Yogyakarta: Graha
Ilmu), 2006.
Sugiyono. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). (Bandung: Alfabeta), 2016.

Anda mungkin juga menyukai