1. Pengertian Gambar
Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dsb) yg dibuat dng
coretan pensil dsb pd kertas dsb; lukisan; Pengertian gambar di sini mencakup foto,
grafik, diagram, peta, bagan, skema, lukisan, dan yang sejenis
2. Ukuran Bangunan
Setelah memahami bentuk bangunan yang akan dibangun maka
langkah selanjutnya adalah melihat berapa ukuranya. Setiap bidang perlu
dibangun dengan ukuran sesuai dengan gambar agar pekerjaan lain yang
berkaitan tidak mengalami kendala sehingga harus mendesain ulang pada
gambar bangunan, misalnya pemasangan dinding batu bata yang tidak
sesuai dengan ukuran akan berpengaruh pada perubahan desain pola lantai.
3. Skala Gambar Bangunan
Saat melihat sebuah gambar bangunan, kita akan membaca sebuah
keterangan yang memberitahukan adanya skala pada gambar bangunan atau
gambar rumah tersebut, seperti skala 1:100 pada gambar denah.
Gambar bangunan adalah gambar teknik yang dibuat dengan ukuran
sesuai dengan bentuk bangunan yang sesungguhnya bedanya adalah terjadi
pengecilan menyesuaikan ukuran kertas yang digunakan sebagai media
menggambar bangunan, atau pembesaran untuk memperlihatkan detail-detail
bangunan yang rumit. Untuk memperbesar dan memperkecil inilah kita
menemukan sebuah pedoman skala, dengan menetapkan sebuah skala yang
dipakai maka satu kesatuan gambar mengikuti aturan skala tersebut.
Skala adalah perbandingan antara ukuran pada gambar dengan ukuran
yang sebenarnya. Pembuatan ukuran gambar yang menggunakan skala
tertentu menjadikan bagian detail bangunan dapat tergambar dengan ukuran
proposional sesuai dengan kondisi sebenarnya. Adakalanya sebuah gambar
bangunan tidak menjelaskan ukuran pada bagian tertentu sehingga
digunakan skala gambar untuk mengetahui panjang bidang. Misalnya pada
gambar denah rumah yang menggunakan skala 1:100 berati setiap 1 cm
panjang pada gambar mewakili 100 cm pada kondisi panjang bangunan
sebenarnya. Sebuah ruangan yang pada gambar mempunyai panjang 2,5 cm
maka dapat dihitung ukuran bangunan sebenarnya yaitu 2,5×100 = 250 cm
atau 2,5 m.
Selain itu juga ada berbagai macam ukuran skala yang sering digunakan
pada gambar bangunan menyesuaikan ukuran kertas dan besarnya
bangunan yang didesain. Berikut ini macam-macam skala dan penggunaan
jenis gambar pemakaiannya.
a. Skala 1:100
Digunakan pada gambar denah, tampak depan atau samping rumah,
depan atap, denah pola lantai, denah pondasi, gambar shop drawing
pelaksanaan dan lain sebagainya
b. Skala 1:1000
Sering digunakan untuk menggambar obyek yang besar seperti peta
kuntor tanah, gedung bertingkat tinggi, dan lain sebagainya.
c. Skala 1:20
Digunakan pada gambar detail bangunan seperti gambar pondasi, detail
pintu dan jendela, detail sanitair, dan lain-lain.
d. Skala 1:5
Digunakan untuk gambar yang membutuhkan detail lebih teliti seperti
sambungan besi struktur detail, detail furniture, detail instalasi listrik, dan
lain-lain.
2. Tujuan Grafik
Tujuan pembuatan grafik yakni untuk menunjukkan perbandingan informasi
yang kualitatif dengan cepat dan sederhana. Data-data dalam bentuk uraian deskriptif
juga kompleks dapat disederhanakan dengan menggunakan grafik. Jadi apabila
sebuah grafik sulit dibaca atau dipahami berarti akan kehilangan manfaat yang
berharga.
3. Fungsi Grafik
a. Menggambarkan data kuantitatif dengan teliti.
b. Menjelaskan perkembangan, perbandingan suatu obyek ataupun peristiwa
yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Grafik disusun
berdasarkan pada prinsip matematika dengan menggunakan data yang
komparatif.
4. Jenis-Jenis Grafik
a. Batang
Grafik batang atau histogram adalah jenis grafik yang digunakan untuk
menekankan perbedaan tingkat nilai dan beberapa aspek. Grafik ini merupakan jenis
grafik yang paling sederhana, grafik ini juga sangat mudah untuk dipahami, selain itu
grafik ini juga hanya menggambarkan data dalam bentuk batang.
b. Garis
Grafik garis adalah jenis grafik yang umumnya digunakan untuk
menggambarkan suatu perkembangan atau perubahan dari waktu ke waktu. Berikut
contoh grafik garis:
c. Lingkaran
Grafik lingkaran adalah jenis grafik yang merupakan penyajian dari data
statistik dengan menggunakan gambar yang berbentuk lingkaran atau gambaran naik
turunnya data berupa lingkaran untuk menggambarkan persentase dari nilai total atau
nilai keseluruhan. Berikut contoh grafik lingkaran:
SKEMA
1. Pengertian Skema
Istilah “skema” sebenarnya bukan hal yang baru bagi kita. Kata ini sudah lama
milik bahasa Indonesia (merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Inggris
‘schema’). Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘skema’merupakan
padanan dari ‘bagan’, ‘rangka-rangka’, ‘rancangan’.
Ada beberapa sumber yang menjelaskan pengertian skema ini. Keterangan
yang cukup lengkap dikemukakan oleh Chaplin (1981) yang terdapat dalam
Dictionary of Psychology. Chaplin mengemukakan empat macam keterangan tentang
skema itu, ialah:
1. skema sebagai suatu peta kognitif yang terdiri atas sejumlah ide yang tersusun rapi;
2. skema sebagai kerangka referensi untuk merekam berbagai peristiwa atau data;
3. skema sebagai suatu model;
4. skema sebagai suatu kerangka referensi yang terdiri atas responsrespons yang
pernah diberikan, kemudian menjadi standar bagi responsrespons selanjutnya.
2. Makna Skema
Dalam kamus ‘A Dictionary of Reading’ (1981) dijelaskan tentang makna
skema sebagai berikut.
1. Skema adalah suatu pemberian yang digeneralisasikan, suatu rencana atau struktur,
seperti yang digunakan dalam kalimat “Skema proses membaca setiap orang boleh
dikatakan tidak pernah sama”.
2. Skema adalah suatu sistem yang konseptual yang perlu untuk memahami sesuatu.
Contoh, skema tentang kebudayaan yang dimiliki oleh si A dapat menolong
pemahamannya dalam bidang bahasa.
3. Skema adalah suatu cerita yang melahirkan kenyataan yang disimpan dalam
pikiran, tetapi tidak ditransformasikan lewat pikiran (Piaget).
Dari sejumlah pengertian skema di atas, kita dapat menangkap pengertian
yang sederhana tentang skema itu, yakni sebagai latar belakang atau asosiasi-asosiasi
yang dapat bangkit dan muncul/membayang kembali pada saat seseorang melihat atau
membaca kata, frasa, atau kalimat. Dengan demikian, skema sangat membantu
terhadap pemahaman sesuatu yang didengar atau dibaca. Banyak skema yang dapat
kita miliki tentang objek-objek tertentu, misalnya tempat (sekolah, rumah, pasar,
bioskop), berbagai kegiatan (sepak bola, pertunjukan sandiwara, pesta ulang tahun),
tentang peranan (ayah, ibu, guru, kakak), tentang perasaan (kasih, benci, sayang,
senang, bahagia). Waktu membaca atau mendengar kata “pantai”, pikiran kita
mungkin akan mengasosiasikan atau menghubungkan konsep pantai itu dengan
berbagai konsep lain yang dekat hubungannya dengan pantai, seperti gemuruh ombak,
orang yang riang bermain-main dengan air laut, pohon nyiur yang indah melambai-
lambai atau sinar lembayung saat matahari terbenam. Mungkin juga skema tentang
pantai dapat berasosiasi denga rencana berikutnya untuk pergi ke pantai yang lebih
mudah, berkemah di tepi pantai dan seterusnya. Dengan demikian, skema seseorang
tidak akan sama dengan yang lainnya. Dengan kata lain, skema seseorang sangat
bergantung pada pengalaman yang dimilikinya.
Berdasarkan uraian di atas, bolehlah kita mengatakan bahwa skema adalah
abstraksi pengalaman yang secara tetap mengalami pemantapan sesuai dengan
informasi baru yang diperoleh. Dengan demikian, semakin banyak pengalaman
seseorang semakin bertambah pulalah penyempurnaan skemanya.
Maka dapat disimpulkan skema adalah suatu bentuk atau kerangka secara garis
besar yang memuat umum tentang bagaimana suatu tujuan dapat dicapai. Skema tidak
menjelaskan rencana secara terperinci dan skema biasanya tidak berbentuk terlalu
formal.
Sumber:
Herrhyanto Nar dan H.M. Akib Hamid. 2007. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Alwi, Yusuf. 2014. Penulisan Tabel, Penyajian Gambar, Grafik, dan Skema.
http://yusufalwi24.blogspot.com/2018/06/tugas-9-jumat-19-mei-2018-nama-
muhammad_4.html?m=1. Diakses pada 27 Oktober 2021 pukul 16.33 WIB.
Siti Sulistianingsih, Lilis. Teori Skema. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1
(1) 1-9.