Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurlaili

Nim : 06021281924064

Kelas : Indralaya

Awal 2020 tepatnya bulan Maret kita dihebohkan dengan munculnya virus covid-19 yang
hingga saat ini masih menjadi momok yang mematikan. Dunia pendidikan menjadi korban
utama adanya pandemi, sistem belajar yang tiba-tiba harus dialihkan membuat para pendidik
kesulitan beradaptasi. Pembelajaran daring dipilih menjadi solusi pencegahan penularan virus
covid-19 atau yang sering disebut korona. Banyak permasalahan yang terjadi dengan adanya
sistem pembelajaran daring ini, bukan hanya tenaga pendidik para siswa juga kesulitan
menerima pembelajaran.

Banyak kendala yang harus pendidik dan peserta didik hadapai. Dari segi pendidik ada beberapa
kendala utama yang hingga saat ini masih menjadi perbincangan hangat dunia pendidikan.
Pertama, kemampuan guru menggunakan teknologi. Banyak guru senior yang ternyata tiadak
ahli dalam mengoperasikan komputer dan handphone. Hal ini sangat menghambat proses
pembelajaran di kelas daring. Akhirnya kegiatan pembelajaran akan terhambat.

Kedua, fasilitas yang tidak memadai. Tidak semua orang memiliki ponsel ataupun komputer
untuk mengikuti belajar daring. Selain itu, banyak dari kita yang tinggal di daerah yang tidak
memiliki jaringan yang stabil. Terkhususnya di pedesaan baik pendidik dan peserta didik
kesulitan mencari jaringan. Hal ini tak kalah menghambat proses pembelajaran. Peserta didik
dan pendidik menjadi tidak fokus dan harus mencari jaringan ke tempat yang lebih stabil.
Akhirnya banyak dari mereka yang tidak mengikuti pembelajaran. Hal ini menyebabkan
pendidik kadang kala harus mengulang materi pembelajaran.

Ketiga, kejenuhan dalam menyampaikan pembelajaran. Biasanya saat kelas tatap muka
pendidik akan dengan mudah berinteraksi dengan peserta didik. Namun, dengan pembelajaran
daring ini komunikasi yang terjalin sangatlah pasif. Akhirnya guru akan meraka jenuh yang
berakibat pada penyampaian materi yang tidak maksimal.

Kompetensi guru dalam menggunakan teknologi akan mempengaruhi kualitas program belajar
mengajar oleh karena itu sebelum diadakan program belajar online para guru wajib untuk
diberikan pelatihan terlebih dahulu. Fasilitas ini sangat penting untuk kelancaran proses belajar
mengajar, untuk pembelajaran online di rumahnya seharusnya disediakan dulu fasilitasnya
seperti laptop, computer ataupun hand phone yang akan memudahkan guru untuk
memberikan materi belajar mengajar secara online.

Pembelajaran online memberikan kemudahan dalam memberikan transfer informasi pada


berbagai situasi dan kondisi. Ragam manfaat dari kemudahan pembelajaran online didukung
berbagai platform mulai dari diskusi hingga tatap muka secara virtual. Namun, hal ini perlu di
evaluasi dan disesuaikan dengan kondisi setempat, mengingat kemampuan orang tua
memberikan fasilitas pembelajaran online berbeda. Kuncinya adalah memaksimalkan
kemampua peserta didik belajar dalam kondisi pandemic seperti ini. Belum lagi pembelajaran
multikultural yang ada, pastinya ini membutuhkan perhatian khusus dari lembaga pendidikan.

Multikulturalisme adalah suatu gagasan yang bertujuan mengelola keberagaman dengan


prinsip kesetaraan dan pengakuan untuk tujuan bersama. Gagasan tersebut menyangkut
pengaturan relasi antara kelompok kultural yang ada. Fokus multikulturalisme terdapat pada
pemahaman terhadap kehidupan yang penuh dengan perbedaan kebudayaan secara individu
maupun kelompok.

Sebagai negara multikultural terbesar, Indonesia memiliki aset keanekaragaman budaya yang
melimpah. Keberagaman tersebut sejatinya dapat dilestarikan dan dikelola untuk menopang
kemajuan bangsanya. Pengelolaan multikultural tersebut tidak mungkin terjadi dengan baik
tanpa pendidikan multikultural. Untuk mewujudkan kesatuan Indonesia diperlukan
transformasi kesadaran multikulturalisme menjadi atribut nasional dengan bersandar pada
penghargaan terhadap keberagaman dan pluralitas masyarakatnya.
Konflik multikultural yang dewasa ini masih sering terjadi, menunjukan bahwa pendidikan
multikultural di Indonesia masih perlu perhatian. Hal tersebut diantaranya disebabkan oleh
belum meratanya layanan pendidikan yang diterima oleh masyarakat, serta implementasi
pendidikan multikultural yang masih dilakukan secara parsial.

Pemerataan kualitas layanan pendidikan dan implementasi pendidikan multikultural yang lebih
komprehensif dapat membantu meningkatkan performa capaian pendidikan multikultural itu
sendiri. Konflik antar pemeluk agama yang masih terjadi di Indonesia disebabkan oleh dua
factor; arogansi klaim kebenaran dan doktrin jihad yang pemaknaannya tidak tepat. Untuk
mengatasinya perlu pendidikan toleransi dan dialog antar umat beragama yang difasilitasi oleh
Lembaga keagamaan.

Sumber:

https://ejournal.umm.ac.id › p...PDF

https://journal.iainlangsa.ac.id › ...PDF

http://download.garuda.ristekdikti.go.id

https://jurnal.untan.ac.id

Anda mungkin juga menyukai